1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Berkembangnya teknologi internet telah mendatangkan berbagai kemudahan pada kehidupan sehari – hari. Dalam dunia bisnis, teknologi internet juga memungkinkan bisnis untuk melakukan transaksi secara online dan melakukan pemasaran secara digital. Banyak manfaat dari teknologi internet, penting untuk mengikuti perkembangan teknologi agar dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994, e-commerce digunakan untuk promosi dan periklanan di website.
Perkembangan teknologi mempermudah segala aspek pekerjaan manusia.
Perkembangan teknologi internet ini mengedepankan kemudahan, dan transaksi melalui e-commerce telah menjadi solusi untuk kehidupan.
(Sumber : http://jakartawebs.com/sejarah-dan-perkembangan-ecommerce- di-indonesia/ diakses pada 10 Februari 2020)
Peralihan proses belanja offline menjadi online sudah tumbuh pesat yang tidak memungkinkan antara penjual dan pembeli untuk bertatap muka dalam bertransaksi. Kemunculan e-commerce mulai berkembang dan menjadi tren bagi masyarakat Indonesia untuk belanja online. Dampak dari perkembangan e-commerce semakin meluas, Indonesia merupakan pasar potensial bagi pemilik e-commerce, terlihat dari banyaknya iklan yang muncul di berbagai media. Peningkatan yang pesat terjadi di Indonesia pada
2
perkembangan e-commerce di beberapa tahun terakhir, seiring dengan penggunaan internet yang meningkat.
Gambar 1.1
(Sumber: https://indonesiabaik.id/infografis/orang-indonesia-makin-melek-internet diakses pada tanggal 24 Juni 2023)
Blibli.com adalah salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia. Didirikan pada tahun 2010 sebagai PT Global Digital Niaga, kemudian diluncurkan pada tahun 2011 dan saat ini merupakan anak perusahaan dari Grup Djarum Indonesia. Menginventasikan 10 juta dollar, Blibli hadir sebagai bentuk bisnis online yang serius. Banyak keuntungan yang ditawarkan Blibli.com seperti promosi, cicilan 0% untuk semua produk, bebas tarif pengiriman ke seluruh Indonesia dengan layanan pelanggan, fasilitas layanan pengembalian produk dan sistem pembayaran yang sederhana, aman, dan terjamin. Promo yang Blibli tawarkan sangat
3
beragam mulai dari fashion, kecantikan, elektronik, serta kebutuhan rumah tangga dengan harga yang kompetitif dan layanan pengiriman yang cepat.
(Sumber: https://www.blibli.com/faq/topic/tentang-blibli/ diakses pada 10 Februari 2020).
Dalam strateginya, Blibli telah mengembangkan kegiatan strategi marketing, salah satunya dengan beriklan. Belanja iklan TV e-commerce meningkat 13% sebesar Rp259 triliun.
(Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20220120/12/1491195/belanja-iklan- 2021-capai-rp259-triliun-sektor-online-service-mendominasi diakses pada 24 Juni 2023)
Menurut data yang diambil dari iPrice yang merupakan situs yang memberikan peringkat dan menghitung jumlah pengunjung pada sebuah aplikasi. Blibli.com masih tertinggal dari e-commerce lainnya seperti Shopee, Bukalapak, Lazada, dan Tokopedia.
Gambar 1.2
(Sumber: https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/ diakses pada tanggal 24 Juni 2023)
4
Gambar 1.3 Traffic and engagement
(Sumber: https://www.similarweb.com/website/blibli.com/vs/shopee.co.id/#ranking diakses pada 24 Juni 2023)
Dapat dilihat dari hasil peringkat yang diberikan iPrice, bahwa Blibli.com menempati posisi ke empat sebagai aplikasi yang memiliki pengguna pada posisi keempat dibawah aplikasi Tokopedia. Peringkat pertama diduduki oleh Shopee. Berdasar data di atas minat bertransaksi calon konsumen di aplikasi Blibli.com masih di bawah Shopee, Lazada, dan Tokopedia.
Persaingan pemasaran semakin ketat, sehingga diperlukan kegiatan promosi untuk meningkatkan awareness, agar calon konsumen mengenal dan mengetahui kejelasan produk dan keberadaan produk tersebut. Promosi merupakan bagian dari kegiatan pemasaran dan berperan penting dalam mempengaruhi pilihan dan pembelian produk oleh konsumen. Strategi promosi periklanan yaitu memasang iklan di berbagai media merupakan pilihan yang tepat bagi perusahaan. Periklanan dapat memberikan informasi untuk membantu konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian
Brand awareness adalah kesadaran akan merek yang diiklankan.
Calon konsumen yang tidak mengetahui keberadaan produk akan menjadi mengenal jika diberi informasi tentang merek tersebut. Salah satu sarana
5
munculnya kesadaran adalah promosi melalui iklan. Semakin banyak khalayak yang terpapar iklan, semakin tinggi kesadaran akan merek.
Pembentukan kesadaran merek pada khalayak merupakan dasar dalam mencapai tujuan dari pemasaran yaitu mempengaruhi khalayak bertransaksi pada suatu e-commerce. Ada berbagai faktor dalam menyajikan iklan untuk meningkatkan “brand awareness” khalayak seperti penggunaan slogan dan tagline yang menarik, dan jingle yang menarik untuk didengar. Hal ini menunjukkan bahwa iklan sebagai salah satu alat promosi pemasaran sangatlah penting dan meningkatkan kesadaran merek untuk khalayak sangatlah diperlukan dalam mengupayakan minat bertransaksi pada aplikasi e-commerce Blibli.com ke depannya.
1.2.Rumusan Masalah
Salah satu e-commerce terbesar Blibli.com, dengan belanja iklan sebesar Rp 527,68 miliar menempati peringkat kedua dan Shopee sebesar Rp 776,96 miliar. Meningkatnya belanja iklan TV dari Januari hingga September 2019 menjadi Rp 3,96 triliun dibandingkan dengan tahun 2018. Oleh karena itu Blibli seharusnya menjadi aplikasi paling populer untuk masalah berbelanja online.
(Sumber: https://www.indotelko.com/read/1573524514/ecommerce- belanja-iii diakses pada 23 Januari 2020)
Besarnya dana dan tingginya intesitas Blibli.com beriklan tidak sejalan dengan hasil yang seharusnya didapat. Jumlah pengguna Blibli.com
6
dalam Playstore berada di posisi empat dan di posisi pertama diraih oleh Shopee. Selain itu, sebagian masyarakat Indonesia masih mengandalkan e- commerce dan toko tradisional lain untuk berbelanja. Hal ini dibuktikan dalam peringkat pada iPrice, sebuah situs yang memberikan peringkat dan menghitung jumlah pengunjung suatu aplikasi. Blibli.com mendapat jumlah pengguna lebih sedikit dibandingkan e-commerce yang lain.
Gambar 1.4
Calon konsumen sebelum melakukan proses pembelian akan dipengaruhi beberapa faktor. Selain iklan yang menjadi pengaruh untuk calon konsumen dalam berbelanja, terdapat Brand Awareness, memiliki pengaruh terhadap perilaku calon konsumen dalam memilih e-commerce dimana calon konsumen akan bertransaksi.
Dengan melihat beberapa hal di atas, maka muncul ketidaksesuaian antara belanja iklan yang tinggi dengan jumlah pengguna yang bertransaksi pada aplikasi Blibli.com. Apakah terdapat pengaruh antara terpaan iklan dan
7
brand awareness Blibli.com terhadap minat bertransaksi di aplikasi Blibli.com.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh terpaan iklan Blibli.com dan Brand Awareness terhadap minat bertransaksi pada aplikasi Blibli.com.
1.4.Signifikansi
1.4.1. Secara Teoritis
Diharapkan penelitian ini akan berguna untuk bidang sosial dan akademik karena akan menjadi referensi untuk mengatasi masalah yang terikat dengan penelitian ini.
1.4.2. Secara Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat membantu Blibli.com sebagai tolak ukur keberhasilan strategi pemasaran mereka.
1.5.Kerangka Teori
1.5.1. Paradigma Penelitian
Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode positivisme, didasarkan pada gagasan sesungguhnya gejala dapat diklasifikasikan serta hubungan antar gejala sifatnya kausal (sebab akibat). Maka dari itu, foku penelitian ini hanya pada beberapa variabel saja. Dalam
8
penelitian ini terdapat tiga variabel, diantaranya dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Dengan menerapkan paradigm positivisme, peneliti mendapatkan hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat.
1.5.2. State of The Art
“The influence of brand awareness, brand association, and product quality on brand loyalty and repurchase intention: a case of male consumer for cosmetic brands in South Africa” ditulis oleh Richard Chinomona dan Eugene Tafadza Mazariri (Richard C; Eugine M, 2017:143-154). Minat pembelian kembali / repurchase intention yang melibatkan penilaian individu untuk membeli kembali pada produk yang sama mungkin terjadi. Fokus penelitian ini adalah mendalami hubungan antara brand awareness, brand association, dan kualitas produk memengaruhi loyalitas merek pada pria di Afrika Selatan untuk membeli kembali merek kosmetik. Theory of planned behavior (TBP), digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia, termasuk perilaku pembelian dan minat pembelian kembali / repurchase intention. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 150 responden yang berusia 18 dan 65 tahun di wilayah Gauteng, Africa Selatan yang merupakan calon pengguna produk kosmetik pria. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor – faktor seperti brand awareness, brand association, and product quality berpengaruh dan berperan penting dalam menstimulasi brand loyalty serta minat pembelian kembali di
9
Afrika Selatan. Keterbatasan dalam penelitian adalah penelitian ini hanya menggunakan 150 responden yang mana bukan sampel besar, ini mempersulit dalam mengeneralisasi hasil karena Afrika Selatan memilik 9 provinsi. Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan sampel besar agar bisa melihat beberapa pandangan representative.
Penelitian kedua diteliti oleh Angel Hsing-Chi Hwang dan Jeeyum Oh yang berjudul “Interacting with background music engages E-customers: The impact of interactive music on consumer perception and behavioral intention”(A. Hwang; J. Oh, 2020:101928). Dasar dari penelitian ini adalah mengenai potensi untuk menerapkan music interaktif pada toko retail untuk meningkatkan keterlibatan konsumen yang merupakan aspek penting dalam minat perilakunya. Tujuan dari studi ini adalah mengevaluasi efek psikologis dari latar belakang musik interaktif pada keterlibatan penggunan serta efek pada konsumen dan minat perilaku terhadap situs web belanja. Penelitian ini menggunakan teori efek media interaktif / theory of interactive media effects (TIME) dan menempatkan efek music interaktif pada konsumen melalui 2 jalur psikologis (rute isyarat dan rute aksi). Penelitian ini melibatkan 248 responden mahasiswa daru universitas negeri di Amerika Serikat menggunakan online experiment dan kuesioner. Hasil dari penelitian mengungkapkan bahwa menerapkan musik interaktif pada e-commerce mendorong dan mempengaruhi perilaku konsumen dalam e-commerce.
Saran untuk penelitian selanjutnya yang memanfaatkan data lapangan
10
untuk meneliti perilaku konsumen dapat menjadi asset berharga untuk diskusi teoritis dan praktis tentang aplikasi music interaktif e- commerce, mengambil sampel yang lebih besar dengan berbagai demografis untuk mempermudah menggeneralisasi efek music interaktif.
Penelitian ketiga diteliti oleh Abdelbaset M. Alkhawaldeh, Marwan Al-Salaymeh, Fathi Alshare, dan Bilal Mohammad Eneizan dengan judul “The effect of Brand Awareness on Brand Loyalty:
Mediating Role of Brand Commitmen”(Alkhawaldeh et al,. A. 2017:
38-47). Penelitian ini menganalisis pengaruh antara kesadaran merek dan loyalitas merek, serta meneliti peran mediasi atas komitmen merek untuk meminimalisir temuan yang berbeda di penelitian sebelumnya.
Dalam penelitian ini terdapat hubungan teoritis antara kesadaran merek, komitmen pada merek dan loyalitas pada merek. Konsumen yang memiliki kesadaran merek yang baik kemungkinan besar akan sangat loyal, selain itu diasumsikan bahwa semakin tinggi komitmen pada merek maka semakin rendah kesadaran merek terhadap loyalitas merek.
Penelitian ini menggunakan systematic random sampling dengan 90 responden pelanggan Bank Syariah di Mafraq Governorate Yordania.
Penelitian ini menyoroti pentingnya membangun komitmen merek sebagai faktor dalam meningkatkan loyalitas merek dan ditemukan hubungan yang berpengaruh antara kesadaran merek dan loyalitas merek. Komitmen pada merek pula dapat membantu menghubungkan
11
brand awareness dengan loyalitas. Keterbatasan dari penelitian ini adalah dalam hal ukuran dan konteks pada sampel, untuk penelitian selanjutnya bisa menambah elemen – elemen / variabek lain seperti ekuitas merek dan hubungan pemasaran luar dan dalam yang masih berhubugan dengan konteks penelitian.
Penelitian keempat diteliti oleh Ayu Prabeng Ningrum Satyeng Ningrat dan Ni Nyoman Kerti Yasa yang berjudul “The effect of Advertising and Celebrity Endorsement on Purchase Intention with Brand Awareness as Interving Variable”(A. Prabeng; N. Nyoman, 2019:221-231). Minat beli menciptakan minat konsumen untuk membeli produk merek tertentu di masa datang. Untuk meningkatkan minat beli, perusahaan dapat mengiklankan produk mereka dan menggunakan dukungan dari selebriti dan itu juga dapat meningkatkan kesadaran merek / brand awareness. Penelitian ini bertujujan untuk mengevaluasi hubungan antara ikldan dan celebrity endorsement terhadap minat beli, dan pengaruh brand awareness sebagai variabel intervening. Menggunakan 150 responden penelitian ini, di Denpasar Bali dan menggunakan metode purposive sampling. Hasilnya menunjukkan bahwa iklan, celebrity endorsement, dan brand awareness memiliki dampak positif dan signifikan terhadap minat beli.
Penelitian ini menciptakan pula bahwa brand awareness mampu membantu hubungan antara dampak iklan dan celebrity endorsement pada minat beli. Namun keterbatasan dari penelitian ini antara lain
12
terbatas pada pengaruh iklan, celebrity endorsement, brand awareness, dan minat beli di Kota Denpasar, sehingga penelitian selanjutnya dapat menambah variabel dan memperluas daerah penelitian.
1.5.3. Terpaan Iklan
Iklan tidak akan terlepas dari konsumen. Iklan yang efektif adalah iklan yang bukan hanya disukai oleh masyarakat melainkan juga dapat meningkatkan penjualan (Siti Aisyah, 2021).
Definisi sederhana Shimp tentang terpaan, mengacu pada interaksi informasi antara pelanggan dan pemasar. Terjadi ketika pelanggan melihat iklan majalah, mendengarkan iklan radio, menonton iklan TV, atau ikut terlibat dalam bentuk komunikasi pemasaran lainnya.(Shimp, 2003:182).
Exposure atau terpaan merupakan langkah pertama dalam pemrosesan informasi. Eksposisi informasi merangsang konsumen untuk memulai pemrosesan informasi dapat dimulai. Pemasar harus menyampaikan informasi ini kepada konsumen melalui iklan mereka.
(Mower & Minor, 2002: 87)
Iklan adalah pesan penting dari produsen ke konsumen. Iklan yang disampaikan oleh pengiklan atau pemasar pada konsumen bertujuan untuk mempengaruhi konsumen. Pesan dalam iklan dapat berupa informasi produk yang mampu mendorong konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian. Dampak atau kesan dari pesan iklan
13
dapat bervariasi pada setiap konsumen, tergantung pada faktor pengalaman dan kepercayaan individu.
Iklan adalah penyajian informasi nin-pribadi tentang produk, merek, perusahaan atau toko dengan biaya tertentu. Periklanan bertujuan untuk memengaruhi persepsi dan pemahaman konsumen, penilaian, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan gambaran konsumen tentang produk dan merek. (Peter & Olson, 1999: 181)
Periklanan memiliki peran penting saat mempengaruhi persepsi konsumen dan keputusan pembelian. Terpaan iklan merepresentasikan interaksi antara konsumen ketika mereka melihat, medengar, dan memperhatikan pesan yang disampaikan pemasar. Namun, efektitifitas iklan bisa berbeda – beda tergantung beberapa faktor, seperti target audiens, pesan yang disampaikan, dan media yang digunakan.
1.5.4. Brand Awareness
Kesadaran merek mengacu pada kekuatan merek untuk menarik perhatian pembeli ketika mereka mempertimbangkan jenis produk tertentu, dan kemudahan nama merek tersebut muncul di benak.
(Shimp, 2003: 11)
Kesadaran merek adalah penguasaan calon pembeli untuk mengenali dan mengingat suatu merek. Respon konsumen terhadap suatu merek juga dapat menjadi ukuran seberapa besar mereka peduli terhadap keberadaan merek tersebut. (Surachman, 2008: 7-8)
14
Kesadaran merek merujuk pada kemampuan pembeli untuk mengenali dan mengingat merek menjadi bagian dari kategori produk berdasarkan pertimbangan tertentu seperti kenyamanan dan keamanan.
Mempertahankan kesadaran merek yang tinggi sangat penting bagi produsen untuk tetap kompetitif di pasar. Melalui periklanan dan branding yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan kesadaran merek dan membuat merek lebih dikenal oleh konsumen. Namun, kesadaran merek tidah hanya diukur dengan respon terhadap iklan saja.
Faktor lain seperti pengalan pelanggan, kualitas produk, dan reputasi merek juga berperan penting dalam membentuk persepsi konsumen dan membangun kesadaran akan merek.
Iklan dapat berkontribusi dalam membangun kesadaran merek.
Pemilihan biasanya didasarkan pada merek yang diakui, dan iklan harus mampu menggambarkan merek dan menarik perhatian khalayak tanpa pilihan lain. Sasarannya adalah untuk meningkatkan kesadaran merek bagi audiens yang pertama kali disuguhi iklan merek dan dapat mengingat merek tersebut. (Aaker, 1987: 97)
Kesadaran merek dapat diukur dengan mengamati seberapa mudah suatu merek dikenali dan diingat oleh konsumen.
Menurut Kevin L. Keller (2013: 74), ada tingkatan brand awareness:
1. Brand Recognition: kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi merek berdasarkan paparan sebelumnya.
15
2. Brand Memorization: kemampuan konsumen dalam mengingat merek atas ingatan konsumen.
Jika komunikator berhasil membangun kesadaran konsumen terhadap mereknya, maka konsumen mempertimbangkan saat membuat keputusan pembelian. menciptakan sikap positif dengan merek akan meningkatkan kemungkinan bahwa konsumen akan memiliki sikap yang baik terhadap merek dan mengembangkan niat untuk membeli produk.
1.5.5. Minat Bertransaksi
Memahami perilaku konsumen sangat penting untuk perusahaan agar dapat menciptakan produk dan layanan yang memebuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Memahami segala sesuatu yang memotivasi konsumen atas pengambilan keputusan pembelian, serta dapat menyesuaikan strategi pemasaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen.
Minat merupakan istilah yang mengacu pada keinginan (niat perilaku) seseorang untuk memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau layanan tertentu dengan cara tertentu. Konsumen mungkin ingin meneliti produk, berbagi pengalaman mereka dengan produk, atau membeli produk atau layanan tertentu. Partisipasi yang tinggi biasanya menimbulkan penentuan dalam berperilaku. (Mowen & Minor, 2002:
322)
16
Menurut Ferdinand (2002: 129) indikator – indikator yang dapat menentukan minat beli sebagai berikut:
a. Minat transaksional: mengacu pada keinginan seseorang untuk membeli suatu produk, didorong oleh kebutuhan dan keinginan.
b. Minat referensial: kecenderungan seseorang akan merekomendasikan produk kepada orang lain untuk membeli produk tersebut.
c. Minat preferensial: preferensi dan selera pridani seseorang untuk produk tertentu.
d. Minat eksploratif: perilaku seseorang secara aktif mencari informasi tentang suatu produk atau layanan sebelum membuat keputusan pembelian.
Minat konsumen dikatakan tinggi jika konsumen berminat bertransaksi, melakukan pembelian menggunakan aplikasi, dan berminat melakukan pembelian kembali di masa datang. Sebaliknya minat konsumen rendah apabila konsumen tidak berminat melakukan transaksi melalui aplikasi marketplace, dan tidak berminat untuk melakukan pembelian kembali di masa mendatang.
1.5.6. Pengaruh Terpaan Iklan dan Minat Bertransaksi
Iklan adalah salah satu dari banyak informasi dan tayangan yang disajikan oleh media, dan khalayak yang mengkonsumsi media akan terpengaruh oleh iklan. Iklan selalu menarik perhatian khalayak,
17
membuat mereka memiliki perasaan atau sikap tertentu terhadap pesan yang terdapat dalam iklan tersebut kemudian membuat konsumen membeli atau menggunakan produk iklan tersebut.
Menurut Advertising Theory (Batra, 1996: 47-48), teori tersebut menunjukkan bahwa ketika konsumen dihadapkan pada sebuah iklan, mereka akan memiliki perasaan dan sikap terhadap merek, yang dapat memperngaruhi minat konsumen agar membeli atau menggunakan produk tersebut. Iklan juga berpotensi mempengaruhi kesadaran dan kepercayaan konsumen, yang dapat berdampak signifikan pada perilaku konsumen.
Proses konsumen mendapatkan terpaan iklan yaitu:
1. Terpaan iklan dapat membangun kesadaran merek di benak konsumen.
2. Informasi merek juga dapat menciptakan citra merek.
3. Terpaan iklan juga dapat dikaitkan dengan merek.
4. Terpaan iklan juga dapat menciptakan kesan dari segi brand atau brand personality.
5. Terpaan iklan dapat memberi konsumen kesan bahwa merek tersebut disukai.
Terpaan iklan yang terus menerus mendorong pelanggan untuk membeli produk yang diiklankan, seperti iklan di e-commerce, mendorong konsumen yang terterpa iklan untuk menanggapi pesan tersebut.Ketika konsumen menerima pesan iklan dan tertarik untuk
18
melakukan transaksi, konsumen mungkin juga menolaknya. Dengan semakin tingginya konsumen terterpa iklan sehingga dapat membentuk minat bertransaksi di aplikasi Blibli.com.
1.5.7. Pengaruh Brand Awareness dan Minat Bertransaksi
Salah satu tujuan urtama perusahaan adalah membangun, mengembangkan, dan memelihara brand awareness konsumen, karena mempengaruhi minat bertransaksi. Brand awareness sangat penting karena tanpa brand awareness tidak ada transaksi dan pertukaran.
Pemasar akan menerima keuntungan karena pelanggan yang telah membentuk kesadaran merek akan lebih dekat dengan merek yang telah diiklankan.
Menurut Dodds, Monroe, dan Grewal (1991) tingkat brand awareness yang tinggi dapat mempengaruhi minat bertransaksi pada konsumen. Kesadaran merek adalah aspek penting dalam membangun merek, karena dapat mendorong perilaku konsumen dan keputusan pembelian. tanpa kesadaran merek, konsumen mungkin tidak mengetahui keberadaan merek atau produk tertentu. dengan meningkatkan kesadaran merek, dapat meningkatkan kemungkinan konsumen dalam mempertimbangkan merek saat membuat keputusan pembelian, dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.
Peneltian ini menggunakan associative network models (Anderson 1983;Bowe et al.2013; Teicher and Schontag 2010) adalah
19
paradigma konseptual yang berpendapat bahwa memori terdiri dari sekumpulan node dan tautan yang terhubung. Node mewaikili informasi, seperti informasi tentang produk atau merek, sedangkan tautan menunjukkan kekuatan asosiasi antara informasi tersebut.
Seperti orang mengingat nama merek lebih baik jika ada hubungan antara nama merek dan informasi visualnya daripada jika nama merek dan gambarnya tidak berhubungan. Merek dan informasi lebih diingat ketika iklan berisi gambar, dimana pesan verbal mengaitkan gambar dengan merek. Pemasaran sering menggunakan model ini untuk menjelaskan struktur memori dan asosiasi merek konsumen. Model ini membantu pengingatan akan memori konsumen yang jika positif akan berpengaruh dalam minat bertransaksi.
Brand awareness akan berdampak kepada peningkatan minat bertransaksi yang dibangun sehingga memiliki keunggulan kompetitif dibanding pesaing, sehingga akan mengurangi pengaruh konsumen bertransakasi terhadap e-commerce lain, dan dapat meningkatkan minat bertransaksi. Dengan pengetahuan dan kesadaran merek dalam memori yang tinggi akan dapat meningkatkan minat dalam bertransaksi.
20 1.6.Hipotesis
Hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh terpaan iklan terhadap minat bertransaksi di aplikasi Blibli.com.
H2 : Terdapat pengaruh brand awareness Blibli.com terhadap minat bertransaksi di aplikasi Blibli.com.
1.7.Definisi Konspetual
1.7.1. Terpaan Iklan
Menurut Shimp (2003 : 182) interaksi informasi antara konsumen dan pemasar adalah terpaan. Dengan konsumen melihat iklan di majalah, mendengar iklan di radio, menonton iklan TV, atau ikut terlibat dalam bentuk komunikasi pemasaran lainnya.
TERPAAN IKLAN (X1)
MINAT
BERTRANSAKSI (Y)
BRAND AWARENESS (X2)
21 1.7.2. Brand Awareness
Menurut Shimp (2003 : 11) Kesadaran merek yaitu kemampuan merek dalam menarik perhatian pelanggan saat mereka mempertimbangkan jenis produk tertentu, dan kemudahan dalam mengingat nama merek tersebut sehingga muncul dalam benak.
1.7.3. Minat Bertransaksi
Minat merupakan istilah yang mengacu pada keinginan (niat perilaku) seseorang untuk memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau layanan tertentu dengan cara tertentu. Konsumen mungkin ingin meneliti produk, berbagi pengalaman mereka dengan produk, atau membeli produk atau layanan tertentu. Partisipasi yang tinggi biasanya menimbulkan penentuan dalam berperilaku.(Mowen & Minor, 2002:
322)
1.8.Definisi Operasional
1.8.1. Terpaan Iklan
Indikator – indikator tepaan iklan:
1. Kemampuan responden dalam megidentifikasi isi iklan Blibli.com 2. Kemampuan responden dalam mengingat dan menyebutkan slogan
Blibli.com
3. Kemampuan responden untuk mengingat dan mengetahui warna brand pada iklan e-commerce Blibli.com
22
4. Kemampuan responden untuk mengenali dan mengetahui visual pada iklan e-commerce Blibli.com
1.8.2. Brand Awareness
Indikator – indikator brand awareness:
1. Responden tidak mengenali e-commerce Blibli.com.
2. Responden mengenali e-commerce Blilbli.com
3. Responden mampu mengingat e-commerce Blibli.com tanpa bantuan
4. Responden mampu menyebutkan Blibli.com yang pertama kali muncul dalam benak konsumen
1.8.3. Minat Bertransaksi Indikatornya adalah:
1. Mempertimbangkan untuk bertransaksi di Blibli.com
2. Merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan Blibli.com
3. Menjadikan Blibli.com sebagai preferensi utama 4. Tertarik mencari informasi mengenai Blibli.com 1.9.Metoda Penelitian
1.9.1. Tipe Penelitian
Jenis penelitian memakai kuantitatif eksplanatori, menjelaskan bagaimana variabel berinteraksi satu sama lain. Penelitian bertujuan
23
dalam memahami pengaruh terpaan iklan (X1) dan brand awarenesss (X2) terhadap minat bertransaksi di aplikasi Blibli.com(Y). Terpaan iklan dan brand awareness dalam penelitian ini sebagai variabel independen. Dalam penelitian ini adalah minat bertransaksi di aplikasi Blibli.com sebagai variabel terikat.
1.9.2. Populasi dan sampel 1.9.1.1.Populasi
Populasi adalah area umum, yanag terdiri dari objek/tema dengan kualitas dan karakteristik tertentu, yang dipilih untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 80). Penelitian ini populasi melibatkan laki – laki dan perempuan di Semarang yang berusia 18-35 tahun, jumlah populasi tidak diketahui.
1.9.1.2. Sampel
a. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel non-probabilistik. Pengambilan sampel non-probabiliti tidak memberi kesempatan yang sama kepada individu yang telah dipilih sebagai sampel (Sugiyono, 2015: 84).
b. Jumlah Sampel
Dalam penelitian ini populasi tidak diketahui, oleh karena itu diperlukan keputusan berapa banyak sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Memerlukan 100 orang untuk
24
penelitian, karena standar sampel antara 30 sampai 500, dan minimal 30 responden dianggap stabil (Sugiyono, 2015: 91).
1.9.3. Jenis dan Sumber Data 1.9.1.3. Jenis Data
Penggunaan data kuantitatif dalan penelitian ini, berarti data yang dapat diukur, dihitung, dan diinterpretasikan ke dalam bentuk angka.
1.9.1.4. Sumber Data
Data kuantitatif digunakan untuk menunjukkan besarnya variabel. Terdapat sumber data yang dibedakan menjadi dua yaitu sumber data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber aslinya yang berupa hasil kuesioner.
2. Data Sekunder
Data penelitian diperoleh dan memiliki keterkaitan penelitian secara tidak langsung dapat mendukung dan melengkapi data primer.
Penggunaan data sekunder dalam penelitian ini berasal dari buku – buku terkait penelitian, berbagai jurnal penelitian serta artikel online terkait penelitian.
25 1.9.4. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis pada responden yang berkaitan dengan topik penelitian.
1.9.5. Teknik Pengolahan Data 1. Editing
Konfirmasi serta koreksi dilakukan setelah data terkumpul, karena memungkinkan data terkumpul itu tidak logis atau meragukan.
2. Koding
Penetapan dan pembuatan kode pada data yang kategori termasuk sama. Pengelompokan data ini didasarkan pada data yang tanggapannya berupa angka atau jawaban dari kuesioner yang sifatnya terbuka.
3. Tabulasi
Pengolahan data menggunakan cara dengan memasukkan data ke dalam tabel atau tabulasi, sebagai penyajian data ke dalam bentuk tabel agar memudahkan pengamatan serta evaluasi.
1.9.6. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
26
Penggunaan uji validitas bertujuan untuk mengukur kuesioner secara akurat. Jika pengungkapan isi pertanyaan dalam kuesioner dapat diukur oleh kuesioner, maka kuesioner dinyatakan valid. Jika instrument tersebut sangat efektif, maka dapat dikatakan efektif.
Sebaliknya jika efektivitasnya rendah maka instrument tersebut dikatakan rendah. Metode pengujian keefektifan diukur dengan skor item dan skor total. (Ghozali, 2010: 49)
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan mengukur kuesioner selaku indikator variabel. Memastikan bahwa data yang dikumpulkan konsisten dan stabil. Reliabilitas diukur dengan menilai konsistensi jawaban responden terhadap pertanyaan. Jika kuesioner menghasilkan hasil yang konsisten maka dianggap dapat diandalkan.
1.9.7. Analisis Data
Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini, yang bermaksud memprediksi pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen bertujuan menunjukkan apakah dua atau lebih variabel independen (X) memiliki hubungan fungsional atau hubungan kausal dengan variabel dependen (Y) (Sugiyono, 2017:
275). Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan dibantu dengan menggunakan SPSS (Statistical Products and Service Solutions).