• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar.

Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalam 4 subtipe tergantung gejala yang digambarkan oleh pasien (Sura, 2010).

Terdapat empat tipe dizziness yaitu vertigo, lightheadedness, presyncope, dan disequilibrium. Yang paling sering adalah vertigo yaitu sekitar 54% dari keluhan dizziness yang dilaporkan pada primary care (Lempert, 2009).

Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu dengan prevalensi sebesar 7 %. Beberapa studi telah mencoba untuk menyelidiki epidemiologi dizziness, yang meliputi vertigo dan nonvestibular dizziness. Dizziness telah ditemukan menjadi keluhan yang paling sering diutarakan oleh pasien, yaitu sebesar 20-30% dari populasi umum. Dari keempat jenis dizziness, vertigo merupakan yang paling sering yaitu sekitar 54%. Pada sebuah studi mengemukakan vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (2:1), sekitar 88% pasien mengalami episode rekuren (Lempert, 2009).

(2)

Vertigo disebabkan oleh gangguan atau kelainan atau penyakit pada sistem vestibular. Vertigo merupakan suatu gejala, yang disebabkan antara lain akibat kecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang ada di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri (Sura, 2010).

Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan pengobatan simptomatik. Beberapa golongan yang sering digunakan adalah anti histamin, antagonis kalsium, fenotiazin, obat simtomimetik, dan obat antikolinergik (Benson, 2012).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Albera et al pada tahun 2003, flunarizine dapat mengurangi gejala pada sindrom meniere dan vertigo vestibular. Flunarizine merupakan penghambat kanal kalsium di dalam sistem vestibuler, sehingga akan mengurangi jumlah ion kalsium intrasel. Flunarizin merupakan penghambat kanal kalsium yang diindikasikan untuk penatalaksanaan vertigo. Flunarizine menghambat kelebihan kalsium sel dengan mengurangi masuknya kalsium transmembran, selain itu flunarizine juga memiliki sifat antihistamin (Albera, 2003).

(3)

3 Dalam Islam penyakit dimaknai sebagai sebuah “pemberian”. Penyakit dapat diartikan seperti sebuah masalah. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, asalkan dengan prosedur dan aturan yang benar. Begitupun dengan penyakit, tidak ada penyakit yang tidak memiliki obat. Allah SWT menurunkan keduanya secara bersamaan (Syadza, 2013).

Dalam Islam telah ditekankan pentingnya mencari pengobatan sebagai bentuk tawakal kepada Allah SWT. Dengan demikian, orang yang mengabaikan dan tidak berupaya sama dengan menentang perintah Allah. Karena itu wajib dicari pengobatan yang terbaik. Dalam mengobati pun penderita harus memandang kandungan dari obat yang mereka terima. Berdasarkan hadits Rasulullah SAW, obat digunakan harus mengandung unsur yang dihalalkan dan bermanfaat (Zuhroni, 2008).

Untuk menjaga kesehatan pada pasien vertigo maka diperlukan pengobatan yang tepat. Sehingga pasien vertigo yang diberi terapi Flunarizine ibadahnya tidak terganggu, dapat memanfaatkan kehidupan dengan baik, dan juga selalu mengasah otak dengan menambahkan informasi. Sesungguhnya ajaran Islam sangat mengatur tuntunan untuk hidup sehat karena tujuan dari kehadiran Islam itu sendiri adalah untuk memelihara agama, akal, jiwa, jasmani, harta, dan keturunan umat manusia (Mashadi, 2014).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengangkat masalah tersebut dalam penulisan skripsi yang berjudul “Efektivitas Terapi Flunarizine Pada Vertigo Ditinjau Dari Kedokteran dan Islam”.

(4)

4 1.2. Permasalahan

1. Bagaimana mekanisme terjadinya Vertigo?

2. Bagaimana farmakologi Flunarizine?

3. Bagaimana efektivitas Flunarizine pada Vertigo?

4. Bagaimana pandangan Islam mengenai terapi Flunarizine pada Vertigo?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui dan dapat menjelaskan evektivitas terapi Flunarizine pada Vertigo ditinjau dari kedokteran dan Islam.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan dapat menjelaskan mekanisme terjadinya Vertigo.

2. Mengetahui dan dapat menjelaskan farmakologi Flunarizine.

3. Mengetahui dan dapat menjelaskan efektivitas terapi Flunarizine pada Vertigo.

4. Mengetahui dan dapat menjelaskan pandangan islam mengenai terapi Flunarizine pada Vertigo.

(5)

5 1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penulis berharap dapat menambah pengetahuan mengenai efektivitas terapi Flunarizine pada Vertigo ditinjau dari kedokteran dan Islam dan menambah pengalaman dalam menyusun karya ilmiah yang baik dan benar, serta menemukan titik temu antara pandangan Islam dengan ilmu kedokteran mengenai topik yang dibahas.

2. Bagi Universitas YARSI

Diharapkan skripsi ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi civitas akademika Universitas YARSI, dapat menjadi tambahan kepustakaan mengenai efektivitas terapi Flunarizine pada Vertigo ditinjau dari kedokteran dan Islam.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan skripsi ini dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan masyarakat mengenai efektivitas terapi Flunarizine pada Vertigo ditinjau dari kedokteran dan Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penatalaksanaan pencegahan inkontinensia urin pada pasien Benigna Prostat

Menambah pengetahuan orangtua terutama ibu terhadap pijat bayi, menambah pengalaman ibu dalam memijat bayi, menambah rasa peduli orangtua terhadap pertumbuhan dan

Bagi Penulis Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai manfaat suplementasi probiotik pada gangguan depresi ditinjau dari sudut pandang kedokteran dan Islam, serta menambah pengetahuan

1.5 Manfaat 1.5.1 Penulis Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan asuhan kebidanan dalam batas Continuity of Care, terhadap ibu hamil, bersalin,

Bagi Penulis Penulis berharap agar dapat menambah wawasan pengetahuan penatalaksanaan sleeve gastrectomy untuk menurunkan berat badan penderita obesitas morbid ditinjau dari aspek

Untuk mengetahui dan mampu menjelaskan hubungan infeksi bakterial pada penggunaan softlens dengan terjadinya keratokonjungitivitis ditinjau dari kedokteran dan Islam 1.3.2 Khusus

Bagi Penulis Diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai risiko syok anafilaktik sebagai kejadian ikutan paska imunisasi pada anak ditinjau dari Kedokteran dan Islam, serta

Bagi Penulis Penulis berharap dapat menambah pengetahuan mengenai efektivitas Resveratrol dalam mengatur kadar gula darah dan sensitivitas insulin pada penderita Diabetes Melitus tipe