BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Industri kreatif adalah industri yang mengandalkan keterampilan, talenta dan kreativitas yang berpotensi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) 2019 dalam sektor industri kreatif ini sudah menyerap sekitar 17 juta tenaga kerja, dengan kontribusi 1.200 trilyun pada Produk Domestik Bruto (PDB). Industri kreatif sudah termasuk ke dalam sektor ekonomi yang paling inovatif.
Peningkatan kualitas hidup dari masyarakat yang terjun langsung dalam industri kreatif bukan hal yang tidak mungkin, karena sektor industri kreatif sendiri bisa menjadi andalan untuk memberikan dampak yang besar terhadap ekonomi masyarakat sekitar. Ada 17 subsektor dalam industri kreatif, subsektor tersebut meliputi aplikasi, pengembangan permainan, arsitektur, desain interior, Desain Komunikasi Visual (DKV), desain produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kerajinan tangan (Kriya), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukkan, seni rupa serta, TV dan radio (Kemenparekraf.go.id).
Potensi industri kreatif di Indonesia cukup besar, terutama yang berkaitan dengan kultur dan kebudayaan Indonesia yang tersebar di segenap penjuru negeri. Beragamnya kebudayaan yang dimiliki Indonesia merupakan kekayaan yang tak ternilai dan tidak dibatasi waktu. Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai etnik budaya, tradisi, desain khas daerah, serta berbagai seni baik rupa dan gerak. Selain itu banyak juga kearifan lokal yang dapat dikembangkan menjadi suatu karya yang bernilai tinggi seperti seni tenun, pahat, lukis, kerajinan dan sebagainya. Keseluruhan kekayaan budaya itu menjadi source industri kreatif yang tidak habis-habisnya, terutama yang berkaitan dengan seni dan budaya dengan beragam nilai etnik dan kerajinan yang menyertainya.
Sumatera Selatan adalah salah satu daerah yang memiliki potensi dan kekayaan dalam seni dan budaya. Sumatera Selatan memiliki banyak hasil kerajinan tangan yang beragam dari berbagai daerah yang ada didalamnya seperti kain songket dari Palembang, batik kujur dari Muara Enim, kerajinan anyaman akar keladi air dari Banyuasin, dan masih banyak kerajinan lainnya yang tidak hanya berbentuk kain, namun juga ada yang berbentuk tas, dan pernak-pernik lainnya yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan dipasarkan. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sangat menyadari potensi tersebut, Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk memaksimalkan potensi tersebut adalah dengan membangun gedung Kriya Sriwijaya yang menjadi tempat memberdayakan, mengembangkan serta memasarkan produk kerajinan tangan khas Sumatera Selatan yang merupakan hasil keterampilan dan kreativitas masyarakat dari berbagai daerah di Provinsi Sumatera Selatan. Sehingga kedepannya, diharapkan Kriya Sriwijaya dapat menjadi objek wisata belanja dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkunjung untuk melihat dan membeli produk kerajinan tangan khas Sumatera Selatan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meresmikan gedung Kriya Sriwijaya pada tanggal 12 Agustus 2020, Kriya Sriwijaya diharapkan dapat menjadi pusat edukasi, pengembangan dan penjualan produk kerajinan tangan khas Sumatera Selatan dengan mempertahankan kearifan lokal. Kriya Sriwijaya menjual berbagai produk kerajinan lokal Sumatera Selatan, Kriya Sriwijaya teletak di lokasi yang sangat strategis, berada di tengah kota, dekat dengan mall, dekat dengan hotel, dan dekat dengan gedung pemerintahan, maka target pasar Kriya Sriwijaya adalah kalangan menengah keatas sesuai dengan segmentasi geografisnya.
Target pasar Kriya Siriwijaya dapat memilih produk Kriya Sriwijaya yang berasal dari pengrajin di kabupaten/kota yang menghasilkan kerajinan khas Sumatera Selatan, sejak di resmikan sampai saat ini Kriya Sriwijaya telah membina 17 kabupaten/kota di Sumatera selatan, pembinaan tersebut menghasilkan kerajinan khas Palembang seperti kain songket Palembang, tapi
juga ada kain songket motif perahu kajang yang berasal dari OKI, motif nanas dari Prabumulih, hingga motif sawit dari Banyuasin, kain kawai kanduk dari Ogan Komering Ulu Selatan dengan motif kayu ara bakar.
Adapula kain angkinan, yakni perpaduan antara budaya Komering dan Palembang dengan sulaman benang emas, perak, dan payet di kain beludru.
Tak terkecuali, kain blongsong, jumputan, hingga kerajinan anyaman akar keladi air dari Banyuasin, dan masih banyak kerajinan lainnya yang tidak hanya berbentuk kain, namun ada tas, serta pernak-pernik indah khas Sumatera Selatan, semua hasil daerah ada di Kriya Sriwijaya.
Kriya Sriwijaya menjadi objek wisata belanja sekaligus pusat berkumpulnya kerajinan tangan khas Sumatera Selatan, di Kriya Sriwijaya pengunjung dapat melihat dan membeli beragam produk kerajinan khas dan unggulan setiap daerah, selain itu pengunjung juga dapat melihat dan mengamati lebih dekat cara pembuatan kain tenun ataupun jumputan, pengunjung dapat menemukan banyak inspirasi untuk home decor, sekaligus dapat berburu souvenir. Setelah puas melihat-lihat dan berbelanja pengunjung juga dapat berfoto dengan background spot foto unik yang berpadu dengan sentuhan tradisional. Seperti wall of fame songket, pojok angkinan, pojok kain, termasuk ruang edukasi dan koleksi hasil kerajinan yang khas. Sebagai pusat pengembangan dan penjualan produk kerajinan khas Sumatera Selatan, Kriya Sriwijaya harus menerapkan strategi yang tepat dalam mempertahankan kualitas produk dan melakukan upaya promosi agar dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan membeli produk di Kriya Sriwijaya sehingga jumlah produk terjual diharapkan dapat meningkat.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen, produk yang ditawarkan harus menarik dan memiliki ciri khas tersendiri sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk yang dijual, sehingga dengan begitu jumlah produk terjual akan meningkat. Produk yang dijual di Kriya Sriwijaya adalah berupa kerajinan tangan khas Sumatera Selatan yang diproduksi oleh para pengrajin
yang berasal dari kabupaten/kota yang ada di Sumatera Selatan. Sangat banyak jenis produk kerajinan yang dijual di Kriya Sriwijaya mulai dari masker rajut, beragam jenis kain, batik, kalung, gantungan kunci, batu hiasan, taplak meja dan banyak lagi produk lainnya yang mana produk-produk tersebut berasal dari 17 kabupaten/kota yang ada di Sumatera Selatan, tentunya produk-produk tersebut perlu dipromosikan agar lebih diminati oleh wisatawan.
Kriya Sriwijaya telah banyak melakukan upaya promosi seperti menyediakan etalase khusus di gedung Kriya Sriwijaya untuk mempromosikan produk kerajinan dari berbagai kota dan kabupaten di Sumatera Selatan sehingga dapat dikenal dan dinikmati masyarakat luas.
Upaya promosi dan pengenalan produk lokal bukan hanya melalui etalase yang dipajang di gedung Kriya Sriwijaya namun juga dipamerkan melalui berbagai event, seperti event yang telah digelar di Palembang Indah Mall pada tanggal 7 november 2020 dengan tema Malam Kriya Palembang Fashion Food Festival (PF3) 2020, event ini merupakan salah satu event tahunan yang diharapkan dapat memberikan edukasi secara langsung kepada desainer, talent, fashion untuk bangkit di masa pandemi saat ini, sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang mengingat pemulihan tidak hanya berupa teori, namun juga harus dibuktikan dengan langkah konkrit salah satunya dimulai dari mulai pengrajin, desainer, peragawan dan peragawati yang mampu membalut hasil kebudayaan dan kerajinan khas sumsel dalam sebuah event, menampilkan seni dengan kesan modern dan sesuai dengan tren masa kini namun tetap memegang kaidah-kaidah indahnya kebudayaan dan kerajinan yang dimiliki Sumatera Selatan.
Tahun 2021 Kriya Sriwijaya kembali melakukan upaya promosi dengan mengadakan event fashion show dengan tema Sewet Karya Kriya Sriwijaya sekaligus Rakerda (Rapat Kerja Daerah) Dekranasda dan Rakon (Rapat Konsolidasi) PKK Sumsel selama dua hari 4-5 Maret 2021 di Hotel Aryaduta Palembang. Fashion show menampilkan model wanita dan pria yang
memperagakan busana rancangan desainer Sumatera Selatan dengan berbahan kain khas dari kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Selatan, event ini diharapkan membawa kain khas Sumatera Selatan terus menjadi produk unggulan dan kebanggaan masyarakat dengan memperkenalkan berbagai busana wanita dan berbagai busana pria yang dapat menggambarkan bahwa kain (sewet) khas daerah bukan hanya dapat digunakan kaum wanita namun juga dapat digunakan kaum pria.
Selain kegiatan Rakerda Dekranasda, Rakon TP PKK, dan fashion show, pada ajang ini terdapat pemberian Award 2021 dari Dekranasda Sumatra Selatan kepada tokoh, pengrajin, dan daerah yang dinilai berkontribusi positif terhadap pelestarian dan perkembangan kain daerah asal Sumatra Selatan. Penghargaan itu juga merupakan bentuk dukungan kepada masyarakat agar masyarakat lebih semangat berkarya dan tidak bingung akan meletakkan hasil karyanya dimana, karena Kriya Sriwijaya siap menampung produk kerajinan tangan yang mereka hasilkan. Selain dengan menyediakan etalase dan mengadakan berbagai event, Kriya Sriwijaya juga mempromosikan produk mereka melalui media sosial seperti Website, Facebook dan Instagram. Dari upaya yang telah dilakukan Kriya Sriwijaya dalam menerapkan strategi produk dan promosi, perkembangan Kriya Sriwijaya dapat dilihat melalui total penjualan Kriya Sriwijaya sebagai berikut.
Tabel 1.1
Produk Terjual, Hasil dan Target Penjualan Kriya Sriwijaya Agustus 2020 s.d Mei 2021
No. Bulan Produk Terjual (Unit)
Hasil
Penjualan (Rp)
Target Penjualan (Rp)
Hasil Penjualan (%) 1. Agustus
(2020)
433 52.389.600 150.000.000 34,92 2. September
(2020)
542 92.013.000 150.000.000 61,34
Sumber: Data Kriya Sriwijaya 2021
Dari tabel 1.1, dapat dilihat dalam 10 bulan terakhir Kriya Sriwijaya mampu menjual sebanyak 5.624 produk dengan hasil penjualan sebesar 1,3 Milyar. Namun dari tabel tersebut terdapat beberapa bulan dimana Kriya Sriwijaya tidak mampu mencapai target penjualan yaitu pada Bulan Agustus, September, Oktober, Desember 2020 dan Januari 2021. Sedangkan dalam 4 bulan terakhir, Kriya Sriwijaya telah berhasil melampaui target penjualannya.
Meskipun melampaui target penjualan, dari tabel tersebut penurunan penjualan yang signifikan terjadi pada 3 bulan terakhir. Penurunan penjualan tersebut disebabkan berbagai macam faktor, diantaranya yaitu berkaitan dengan Strategi Produk dan Promosi yang diterapkan oleh Kriya Sriwijaya.
Dari peninjauan yang penulis lakukan, penulis melihat fenomena yang mana Kriya Sriwijaya hanya ramai dikunjungi hanya pada saat event tertentu saja 3. Oktober
(2020)
557 107.531,400 150.000.000 71,68 4. November
(2020)
661 186.477.100 150.000.000 124,31 (Melampaui Target) 5. Desember
(2020)
375 91.169.000 150.000.000 60,77 6. Januari
(2021)
263 83.469.000 150.000.000 55,64 7. Februari
(2021)
804 191.898.300 150.000.000 127,93 (Melampaui Target) 8. Maret
(2021)
914 188.237.000 150.000.000 125,49 (Melampaui Target) 9. April (2021) 674 183.136.600 150.000.000 122,09
(Melampaui Target) 10. Mei (2021) 401 162.122.900 150.000.000 108,08
(Melampaui Target) Jumlah 5.624 1.338.443.900
dan yang berkunjung dan membeli produk Kriya Sriwijaya kebanyakan dari orang yang berasal instansi pemerintah, padahal Kriya Sriwijaya dibuka untuk umum, namun masih sedikit masyarakat dan wisatawan yang mengenal dan mengetahui keberadaan Kriya Sriwijaya, ini menandakan bahwa strategi promosi yang diterapkan Kriya Sriwijaya belum maksimal.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih baik dalam menerapkan strategi produk dan promosi dalam rangka memperkenalkan produk-produk yang ada di Kriya Sriwijaya sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat beli wisatawan yang berkunjung ke Kriya Sriwijaya untuk membeli berbagai produk kerajinan tangan khas Sumatera Selatan yang ada didalamnya. Berdasarkan Latar Belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti “Analisis Strategi Produk dan Promosi dalam Meningkatkan Minat Beli Wisatawan Pada Objek Wisata Belanja Kriya Sriwijaya Palembang.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana penerapan strategi produk Kriya Sriwijaya dalam meningkatkan minat beli wisatawan ditinjau dari teori 5 bauran produk?
2. Bagaimana penerapan strategi promosi yang dilakukan Kriya Sriwijaya dalam meningkatkan minat beli wisatawan ditinjau dari teori 5 bauran promosi?
1.3 Batasan Masalah
Dikarenakan adanya banyak keterbatasan Penulis baik dalam bentuk wawasan dan waktu, penulis memberikan titik fokus dari banyaknya masalah yang telah di identifikasi pada Analisis Strategi Produk dan Promosi dalam meningkatkan Minat Beli Wisatawan Pada Objek Wisata Belanja Kriya Sriwijaya Palembang.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan strategi produk Kriya Sriwijaya dalam meningkatkan minat beli wisatawan ditinjau dari teori 5 bauran produk.
2. Untuk mengetahui penerapan strategi promosi yang dilakukan Kriya Sriwijaya dalam meningkatkan minat beli wisatawan ditinjau dari teori 5 bauran promosi.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis
Secara praktis bagi Kriya Sriwijaya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan masukan bagi manajemen perusahaan khususnya pada bagian pemasaran untuk mengembangkan strategi Produk dan promosi pada Kriya Sriwijaya Palembang.
2. Manfaat Teoritis
Manfaat yang diharapkan penulis adalah penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sebagai bahan rujukan dan pustaka bagi para mahasiswa maupun kalangan akademisi dalam keperluan melakukan penelitian selanjutnya.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dimaksud untuk memberikan garis besar mengenai isi skripsi secara jelas, sehingga dapat menggambarkan pembagian bab kedalam sub-sub secara keseluruhan. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain:
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab Landasan Teori ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang menguraikan tentang:
2.1 Analisis Strategi
2.1.1 Pengertian Analisis 2.1.2 Pengertian Strategi 2.2 Produk
2.2.1 Pengertian Produk 2.2.2 Tingkatan Produk 2.2.3 Klasifikasi Produk 2.2.4 Strategi Bauran Produk 2.3 Promosi
2.3.1 Pengertian Promosi 2.3.2 Tujuan Promosi
2.3.3 Dimensi dan Indikator Promosi 2.4 Minat Beli Wisatawan
2.4.1 Pengertian Minat Beli
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli 2.4.3 Indikator Minat Beli
2.4.4 Wisatawan 2.5 Objek Wisata Belanja
2.5.1 Pengertian Objek Wisata 2.5.2 Wisata Belanja
2.6 Industri Kreatif
2.6.1 Pengertian Industri Kreatif 2.6.2 Kerajinan Tangan (Kriya)
2.7 Penelitian Terdahulu
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab Metode Penelitian ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang menjelaskan tentang:
3.1 Jenis Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian 3.3 Data dan Sumber Data
3.3.1 Data Primer 3.3.2 Data Sekunder 3.4 Teknik Pengumpulan data
3.4.1 Wawancara 3.4.2 Dokumentasi 3.4.3 Studi Literatur 3.5 Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab Hasil dan Pembahasan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang membahas tentang:
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.2 Hasil dan Pembahasan
BAB V PENUTUP
Pada Bab Penutup ini terdiri dari 2 sub pokok bab yang meliputi antara lain:
5.1 Kesimpulan 5.2 Penutup