• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Repository UHN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Repository UHN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Padahal, hal tersebut tidak lebih dari sekedar alat pembenaran dan perlindungan bagi pejabat publik yang justru melakukan penyimpangan.6 Sebagaimana kita ketahui, tujuan Negara Republik Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 ayat 4 yang membaca Menurut Karen, kinerja lembaga pemerintah dan lembaga negara (termasuk pengadilan) diukur dengan melihat seberapa baik kualitas pelayanan publik yang diberikan masing-masing lembaga kepada masyarakat. Sebagaimana telah kita ketahui, birokrasi pemerintahan merupakan bentuk good governance yang paling tua. karena telah terlibat dalam praktik pemerintahan yang baik sejak lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Hardijanto, pengertian good governance mengandung makna yang lebih luas yaitu sebagai Ombudsman Republik Indonesia, suatu proses pemerintahan karena didalamnya terdapat mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang dalam perkembangan selanjutnya termasuk Komisi Ombudsman atau yang sekarang disebut dengan Komisi Ombudsman. Advokat Rakyat Republik Indonesia dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia, sehingga lembaga ini merupakan lembaga negara yang dibentuk dengan undang-undang.

Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik dengan adanya komisi ombudsman yang ada, namun belum banyak yang mengetahuinya, dan akan menyorotinya dalam karya ilmiah berjudul “Kedudukan dan Peran Ombudsman Republik Indonesia dalam Penegakan Hukum di Indonesia ". Bagaimana kedudukan Ombudsman Republik Indonesia dalam sistem ketatanegaraan mengenai pelaksanaan prinsip-prinsip good governance? Untuk mengetahui kedudukan Ombudsman Republik Indonesia dalam sistem ketatanegaraan dalam kaitannya dengan pelaksanaan prinsip-prinsip good governance.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran di bidang hukum ketatanegaraan, khususnya kaitannya dengan kedudukan dan peranan Ombudsman Republik Indonesia dalam penegakan hukum di Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang kedudukan dan peranan Ombudsman Republik Indonesia dalam penegakan hukum di Indonesia. Selain untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana hukum, juga untuk menentukan kedudukan Ombudsman Republik Indonesia dalam sistem ketatanegaraan dalam kaitannya dengan pelaksanaan prinsip-prinsip good governance.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Publik 1. Pengertian Pelayanan Publik

  • Unsur-Unsur Pelayanan Publik
  • Asas-Asas Pelayanan Publik

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mendefinisikan pelayanan publik sebagai suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk mengenai barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik menurut Roth (1926:1) adalah sebagai berikut: Pelayanan publik diartikan sebagai pelayanan yang tersedia untuk umum, secara umum (seperti di museum) atau secara khusus (seperti di restoran makanan). Masyarakat berharap pelayanan publik dapat dilayani dengan jujur ​​dan pengelolaan sumber pendapatan yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Sedangkan menurut Wikipedia, pelayanan publik adalah sebutan untuk pelayanan yang diberikan pemerintah kepada warganya, baik secara langsung (melalui sektor publik) maupun dengan membiayai penyediaan layanan swasta. Meskipun layanan publik ini umumnya tersedia atau didanai publik, namun karena alasan politik atau sosial, layanan tersebut tunduk pada peraturan/peraturan yang lebih tinggi dibandingkan yang berlaku pada sektor ekonomi. Petugas yang menangani perkara perizinan dari instansi pemberi pelayanan perizinan harus mampu berempati terhadap masyarakat pengguna jasa.

Kewenangan pegawai yang melayani masyarakat dengan menggunakan jasa harus dirumuskan sejelas mungkin dengan membuat peta tugas dan pembagian wewenang. Jadwal dan durasi pelayanan juga harus pasti, sehingga masyarakat mempunyai gambaran yang jelas dan tidak cemas. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah suatu bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berpedoman pada prinsip-prinsip. dan prinsip. layanan.

Tinjauan Umun Tentang Good Governance 1. Pengertian Good Governance

Oleh para ahli teori dan praktisi administrasi publik Indonesia, istilah “good governance” diterjemahkan sebagai penyelenggaraan pemerintahan yang andal, tata kelola pemerintahan yang baik, pengelolaan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab, dan ada juga yang mengartikan secara sempit sebagai clean governance. Peraturan Pemerintah nomor 101 tahun 2000 mendefinisikan Good Governance sebagai pemerintahan yang mengembangkan dan melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektifitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemerintahan yang baik adalah suatu negara, yaitu pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana peraturan yang dilaksanakan dalam negara tersebut tidak hanya mengikat masyarakat saja, tetapi juga berlaku bagi para pejabat. dari kepada pemerintah.

Penerapan good governance dalam kaitannya dengan konsep good governance adalah bahwa secara konseptual arti kata “baik” dalam istilah good governance mengandung dua makna, pertama, nilai-nilai yang mendukung keinginan/keinginan masyarakat dan nilai-nilai. yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencapai tujuan (nasional). ) kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Berkenaan dengan pengertian good governance di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: wujud good governance adalah terselenggaranya penyelenggaraan negara yang kokoh dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan tetap menjaga “sinergi”. Menyadari betapa pentingnya permasalahan tersebut, maka prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik diuraikan satu per satu sebagai berikut: 18.

Menurut Jeff dan Shah, good governance digunakan untuk melihat partisipasi melalui tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan daerah, tingkat kuantitas dan kualitas masukan (kritik dan saran) bagi pembangunan daerah dan perubahan-perubahan yang terjadi. sikap masyarakat agar lebih peduli terhadap setiap langkah pembangunan. . Penegakan hukum adalah pelaksanaan seluruh ketentuan hukum secara konsisten, apapun subjek hukumnya. Asas penegakan hukum mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa terkecuali, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan memperhatikan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

Dengan memperhatikan sembilan Prinsip Good Governance di atas, maka Ombudsman melalui pengawasan yang dilakukan berkewajiban memastikan prinsip-prinsip tersebut diterapkan oleh penyelenggara negara. Terlepas dari prinsip universal, Ombudsman Internasional dalam perjalanannya mengembangkan konsep baru untuk lebih memanfaatkan pelaksanaan pengawasan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara negara. Pengertian maladministrasi tidak hanya bersifat formal dalam arti tidak sesuai dengan kewajiban sebagaimana tertulis dalam peraturan perundang-undangan, tetapi juga mencakup kepatutan (fairness). Tidak hanya transparansi dan tindakan penolakan memberikan informasi (kurangnya transparansi dan penolakan akses informasi) yang dilakukan pejabat publik kini sudah menjadi bagian dari maladministrasi itu sendiri.

Keberadaan ORI sebagai lembaga negara yang fungsinya mengawasi kinerja aparatur pemerintah (baik aparatur pemerintah pusat maupun daerah) mempunyai peranan yang sangat strategis dalam membantu memulihkan hak-hak masyarakat jika terjadi penyalahgunaan kekuasaan atau kesalahan dalam pelayanan administrasi (pusat perbelanjaan). ). administrasi) yang dilaksanakan oleh pegawai negeri sipil. Definisi maladministrasi menurut laporan tahunan Ombudsman Eropa tahun 1997: “Maladministration terjadi ketika suatu badan publik gagal bertindak sesuai dengan aturan atau prinsip yang mengikatnya (maladministrasi terjadi ketika suatu lembaga publik gagal memenuhi kewajiban hukumnya untuk melaksanakan ).atau prinsip-prinsip yang mengikat pejabat publik terkait.

Tinjauan Umum Tentang Ombudsman Republik Indonesia 1. Sejarah Pembentukkan Ombudsman Republik Indonesia

  • Pedoman dasar dan Etika Ombudsman di Indonesia
  • Tujuan Ombudsman Republik Indonesia
  • Kewenangan Ombudsman Republik Indonesia

Salah satunya adalah dengan membentuk lembaga pengawasan penyelenggara negara yang disebut Komisi Ombudsman Nasional.Pada awal November 1999, Presiden Republik Indonesia K.H. Berdasarkan pembahasan keputusan tersebut, alasan perlunya dibentuknya lembaga ombudsman Indonesia adalah untuk lebih meningkatkan perlindungan hak-hak masyarakat dari penyelenggara negara yang tidak memenuhi kewajiban hukumnya dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang kurang beruntung. mengadu ke suatu lembaga, pihak independen yang disebut Ombudsman. Tugas utama tim pengkajian pembentukan lembaga ombudsman adalah menyusun rancangan undang-undang tentang ombudsman dan melakukan langkah-langkah persiapan serta menyebarkan pemahaman tentang lembaga ombudsman.

Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keputusan Presiden No. 44 Tahun 2000 tentang Komisi Nasional Ombudsman, sekaligus mengangkat 8 orang anggota Ombudsman yang diketuai oleh mantan ketua kelompok kajian pembentukan lembaga Ombudsman, Antonius Sujata, SH. Bersamaan dengan berdirinya lembaga ombudsman hak asasi manusia, Keputusan Presiden No. Pada tanggal 20 Maret 2000, Gus Dur melantik Presiden, Wakil Presiden dan anggota Komnas HAM di Istana Negara.

Dengan demikian, sejak ditetapkannya Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000 pada tanggal 10 Maret 2000, dibentuklah Lembaga Ombudsman RI dengan nama Komisi Ombudsman Nasional. Bahwa pemberdayaan masyarakat melalui partisipasinya dalam pengawasan akan semakin menjamin penyelenggaraan negara yang jujur, bersih, transparan, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; Kemudian, untuk lebih mengoptimalkan fungsi, tugas dan wewenang Komisi Ombudsman Nasional, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Ombudsman Republik Indonesia sebagai landasan hukum yang lebih jelas dan kuat.

Hal ini juga sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor/MPR/2001 tentang Rekomendasi Pedoman Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang salah satunya dengan undang-undang mengatur tentang pembentukan Badan Kemanusiaan. ombudsman hak asasi manusia. Akhirnya keinginan undang-undang ini terwujud pada tanggal 7 Oktober 2008 dengan lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia. Setelah berlakunya Undang-Undang Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Ombudsman Nasional berubah menjadi Ombudsman Republik Indonesia.

Perubahan nama tersebut menunjukkan bahwa Ombudsman tidak lagi berbentuk komisi negara yang bersifat sementara, melainkan merupakan lembaga negara yang bersifat tetap sebagaimana lembaga negara lainnya, dan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan pihak lain. Pengaturan ombudsman dalam undang-undang tidak hanya membawa konsekuensi pada posisi politik kelembagaan, namun juga memperluas kewenangan dan ruang lingkup kerja ombudsman hingga menjangkau wilayah daerah. Dalam melaksanakan tugasnya, Ombudsman Republik Indonesia senantiasa berpedoman pada prinsip-prinsip dasar dan etika Ombudsman yang dianutnya, sehingga menjadi identitas yang melekat pada setiap anggotanya.

Laporan pengaduan secara tertulis dapat dikirimkan melalui pos, disampaikan langsung ke kantor ORI atau melalui website www.ombudsman.go.id.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Ruang Lingkup Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Metode Pendekatan
  • Sumber Bahan Hukum
  • Metode Penelitian Hukum
  • Analisis Bahan Hukum

Hukum yang berlaku dalam hal ini adalah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data dari dua sumber bahan hukum yaitu bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yaitu. Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia. dikumpulkan berdasarkan kebutuhan penelitian ini, meliputi.

Peraturan Ombudsman Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2009 tentang Persyaratan, Tata Cara Pengangkatan, Pemberhentian serta Tugas dan Tanggung Jawab Asisten Ombudsman. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yang dapat berupa pendapat ahli, jurnal ilmiah, surat kabar, dan berita online. Survei literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan studi telaah terhadap buku, literatur, catatan dan laporan yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipecahkan.

Referensi

Dokumen terkait

I would like to thank you for your cooperation with Iranian Journal of Earth Sciences and pleased to inform you the paper entitled with Microtremor Analysis to Evaluate BMKG Region

malcen olthnjJ Alah Dian dan .ada leldlri d.arj 108 OOc.ll kLllas itJrlI.n jang lceljll teljll, Olth Icclna 3d.Jnj3 Itoe Pfrm.lcnan mtmbiletn 1~k.anlC 1Ot:Ie~n8 paRljlna Ibn I·lng