• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... - Repository UHN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... - Repository UHN"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Penyampaian rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penyatuan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat. ikut serta dalam pembahasan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan penyatuan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; Pengendalian terhadap pelaksanaan undang-undang tentang otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penyatuan provinsi, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, perpajakan, pendidikan dan agama.1.

Dewan Perwakilan Daerah Provinsi dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah provinsi, pembentukan dan pemekaran serta penyatuan daerah provinsi, hubungan pusat dan lain-lain. Menyerahkan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penyatuan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan keuangan pusat dan daerah. Memastikan DPR mempertimbangkan rancangan undang-undang terkait pajak, pendidikan, dan agama.

Penyampaian rancangan undang-undang tentang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR. Ikut serta dalam pembahasan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan pemekaran dan. Pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, perpajakan, pendidikan dan agama.

DPR menyampaikan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penyatuan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Mengikuti perdebatan tingkat I mengenai rancangan undang-undang tentang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penyatuan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. daerah. DPR mempertimbangkan rancangan undang-undang terkait anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama.

Tinjauan Umum Mengenai Sistem Ketatanegaraan 1. Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Sistem Ketatanegaraan Berdasarkan Konstitusi RIS

Sebagaimana dijelaskan dalam Perubahan UUD 1945, hal ini didasarkan pada beberapa kelemahan UUD 1945. Ketentuan dalam UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa kedaulatan rakyat ada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR menjadi Dengan kata lain, tanpa adanya amandemen UUD 1945 tentang kewenangan DPD, diperkirakan nasib masyarakat dan daerah tidak akan mengalami perubahan signifikan ke arah yang lebih baik, sejahtera, dan kokohnya NKRI.

Dalam perkembangannya, Sistem Tata Negara Indonesia telah banyak mengalami perubahan mendasar sejak amandemen UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR pada tahun 1999 hingga tahun 2002. Salah satu hasil nyata dari Reformasi tersebut adalah perubahan sistem ketatanegaraan melalui serangkaian perubahan pada UUD 1945 yang dilaksanakan pada tahun 1999-2002. Struktur UUD 1945 menimbulkan gravitasi eksekutif karena menempatkan kekuasaan yang sangat besar dan memberikan pemegang kekuasaan eksekutif kekuasaan.

UUD 1945 memberikan wewenang kepada presiden sebagai kepala negara dan pemerintahan (kepala lembaga eksekutif). Pada masa sebelum terjadinya perubahan, UUD 1945 semakin memperkuat kedudukan Presiden dengan menambahkan kualifikasi kedudukan sebagai Wajib MPR. Ketentuan UUD 1945 belum cukup memberikan sistem checks and balances antar cabang pemerintahan untuk mencegah hal tersebut.

UUD 1945 memuat berbagai ketentuan yang kabur sehingga menimbulkan multitafsir sehingga membuka kemungkinan adanya penafsiran yang bertentangan dengan doktrin konstitusionalisme. Wujud sebenarnya dari amandemen UUD 1945 adalah perbedaan hakiki mengenai lembaga-lembaga negara, terutama mengenai kedudukan, tugas, wewenang, hubungan kerja dan operasional lembaga-lembaga tersebut. Fokus perubahannya adalah Pertama, menghormati prinsip pemisahan kekuasaan dengan prinsip pembagian kekuasaan yang diterapkan secara sistematis dalam UUD 1945.

Pergeseran lainnya adalah terbentuknya lembaga perwakilan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagai utusan daerah yang dipilih langsung melalui pemilihan umum. Pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (RPC) Republik Indonesia pada mulanya dimaksudkan untuk mempererat ikatan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan memperkokoh rasa kebangsaan seluruh daerah. Apabila perubahan UUD 1945 pada saat itu menganut sistem unikameral dengan menempatkan MPR RI sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam menjaga kedaulatan rakyat, maka Sidang Umum MPR tahun 2001 berhasil melakukan amandemen UUD 1945 dan keberadaan lembaga legislatif ke sistem bikameral.

Tinjauan Umum Mengenai Demokrasi

Keberadaan kedua kamar tersebut terlihat dari perubahan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi: 'Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas para anggota Majelis Rakyat dan para anggota Perwakilan Daerah. Dewan yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang”. DPD lahir dan hadir sebagai salah satu lembaga perwakilan rakyat yang menjembatani kesenjangan antara kebijakan dan peraturan dalam skala nasional oleh pemerintah (pusat) di satu sisi. dan daerah di sisi lain.Kata 'demokrasi' berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan.

Demokrasi langsung merupakan demokrasi yang derajat relatifnya paling tinggi dan dicirikan oleh fakta bahwa pembentukan undang-undang dan fungsi utama eksekutif dan yudikatif dilakukan oleh rakyat dalam rapat atau majelis besar sebagai mekanisme sistem pemerintahan nasional sebagai upaya untuk mencapai tujuan. untuk mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) negara yang dipimpin oleh pemerintah negara ini21. Serta ajaran para ahli terkenal sebelumnya seperti Montesquieu yaitu doktrin pemisahan kekuasaan yang kemudian dikenal dengan Trias Politika, karena doktrin inilah yang akan menentukan tipe demokrasi modern, dan doktrin Rousseau. Negara demokrasi atau pemerintahan perwakilan yang mewakili rakyat, dengan sistem pembagian kekuasaan yang ketat atau sistem presidensial.

Demokrasi atau pemerintahan perwakilan rakyat, dengan sistem pemisahan kekuasaan, namun antara lembaga legislatif dan lembaga eksekutif terdapat hubungan timbal balik, dapat saling mempengaruhi, atau sistem parlementer. Demokrasi, atau pemerintahan kerakyatan perwakilan, dengan sistem pemisahan kekuasaan dan pengendalian langsung oleh rakyat, disebut sistem referendum atau sistem badan buruh. William Andrews mengatakan, negara demokrasi modern didasarkan pada kesepakatan umum di antara mayoritas penduduk tentang struktur negara yang ideal, organisasi negara diperlukan agar kepentingan mereka dapat dilindungi atau dimajukan melalui pembentukan dan penggunaan mekanisme negara.

Penjelasan Abraham, demokrasi ada ciri-cirinya, yaitu kekuasaan ada di tangan rakyat, rakyatlah yang benar-benar penguasa, dimana pemerintahan diperoleh dari rakyat dan juga diserahkan kepada rakyat. Di sini akhirnya kita menemukan adanya ruang politik yang memungkinkan masyarakat untuk berkembang dan berpartisipasi dalam politik terbuka. Cara pengisian jabatan demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Yang dimaksud dengan demokrasi langsung adalah cara pengisian jabatan oleh rakyat yang secara langsung memilih seseorang untuk mengisi jabatan tertentu dalam pemerintahan, sedangkan demokrasi perwakilan adalah caranya pengisian jabatan oleh orang-orang yang memilih seseorang atau suatu partai. politik memilih seseorang untuk menduduki jabatan tertentu guna menjalankan tugas-tugas pemerintahan (kelembagaan) seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif.” Hal inilah yang kemudian akan mempengaruhi sistem di Indonesia. William Andrews mengatakan bahwa negara demokrasi modern didirikan atas dasar kesepakatan umum mayoritas penduduk mengenai pembangunan negara yang ideal.

William mengatakan, dalam perkembangan demokrasi modern, segala keputusan diserahkan kepada rakyat dalam pembangunan negara atau mengenai kebijakan negara yang bersangkutan. Ruang lingkup penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini hanya sebatas fokus pada topik penelitian. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya berfokus pada permasalahan yang ingin penulis teliti, yaitu bagaimana fungsi badan perwakilan daerah dalam sistem ketatanegaraan dan peranan badan perwakilan daerah dalam sistem ketatanegaraan.

Jenis Penelitian

Bahan Penelitian

Data penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder yang diperoleh dari penelitian kepustakaan yang bertujuan untuk memperoleh konsep, teori dan informasi serta pemikiran konseptual, baik berupa peraturan perundang-undangan maupun karya ilmiah lainnya.23. Kegunaan bahan hukum sekunder adalah untuk memberikan semacam petunjuk kepada peneliti kemana peneliti akan pergi, dan dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami bahan hukum primer seperti peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan, buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis, hukum. jurnal. , jurnal hukum, karya ilmiah dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Bahan Hukum Tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya internet dan kamus-kamus yang berkaitan dengan hukum, media massa, ensiklopedia, karya ilmiah, website resmi.

Metode Penelitian Data

Metode Analis Data

Referensi

Dokumen terkait

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkenaan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

Pasal 22D menyebutkan: (1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,

(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undangan yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan

1) Undang-undang Dasar 1945, Pasal 5 ayat (1) berkaitan dengan presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada dewan perwakilan rakyat. 2) Tap MPR No VIII/MPR/2001

(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undangan yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan