BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia termasuk ke dalam kelompok umur manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Batasan usia manusia dikatakan lansia menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dimulai dari pra lanjut usia (45-59 tahun), lanjut usia (60-69 tahun), dan lanjut usia risiko tinggi (lanjut usia >70 tahun atau usia >= 60 tahun dengan masalah kesehatan). Terdapat 29,3 juta penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia pada tahun 2021. Angka ini setara dengan 10,82% dari total penduduk di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2021). Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan kondisi fisik ataupun fungsi jaringan atau organ pada lansia sehingga diperlukan perhatian khusus terutama pada kesehatannya. Dengan mudah penyakit degeneratif menyerang lansia. Penyakit degeneratif adalah penurunan fungsi sel yang terjadi sebelum waktunya. Salah satu penyakit degeneratif yaitu asam urat (Suiraoka, 2012).
Berdasarkan data WHO, penderita asam urat pada tahun 2016 diperkirakan mencapai angka 310 juta orang. Prevalensi asam urat didunia sangat bervariasi, peneliti menunjukan peningkatan kejadian asam urat, terutama dinegara-negara maju seperti di
Amerika Serikat, dikarenakan penduduk sering mengkonsumsi makanan yang berlemak dan mengandung kadar purin tinggi.
Menurut RISKESDAS 2018 jumlah kasus asam urat di Indonesia dengan jumlah 731.783 kasus, pravelensi berdasarkan diagnosis nakes jumlah kasus di Provinsi Jawa Barat yaitu 52.311 kasus, sedangkan di kota Bandung berjumlah 3.906 kasus yang terkena penyakit asam urat. (prevelensi 2018). Data dari Puskesmas Pasawahan Kota Bandung tercatat 65 kasus yang menderita asam urat pada Bulan Desember 2021 sedangkan 50 kasus asam urat pada Bulan Januari dan 45 kasus asam urat pada bulan Febuari 2022.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2018) penyakit sendi di Provinsi Jawa Barat dari usia 15 tahun keatas mencapai 74,3%. Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal yang merupakan hasil metabolisme purin. Metabolisme purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti-inti sel tubuh. Sedangkan purin adalah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel.
Asam urat termasuk ke dalam penyakit tidak menular (PTM) yang banyak di derita oleh masyarakat baik kalangan remaja, dewasa, ataupun lansia. Jika tidak di obati asam urat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Asam urat atau yang di kenal dengan nama Gouth arthritis adalah penyakit yang ditandai dengan rasa nyeri yang tidak tertahankan
pada persendian yang disebabkan oleh endapan kristal monosodium urat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya (Eggebeen, 2007 dalam Lusiana dkk, 2022).
Pada umumnya penyakit asam urat sering terjadi pada laki-laki, dari usia pubertas sampai pada usia 40-50 tahun. Berbeda dengan perempuan, asam urat mulai terlihat atau
muncul setelah perempuan memasuki usia lanjut atau masa menopause. Pravelensi penyakit asam urat pada perempuan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan laki- laki, hal ini dikarenakan perempuan memiliki hormone estrogen yang dapat membantu pembuangan asam urat melalui urine (Mattiuzzi et al., 2020 dalam Lusiana dkk, 2022).
Penyakit asam urat (gout artritis) dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling berperan terhadap terjadinya asam urat adalah faktor keturunan atau adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit asam urat. Faktor lain yang dapat memicu asam urat yaitu mengkonsumsi alkohol berlebih, penggunaan obat-obatan yang dapat memicu asam urat, stres, obesitas, dan lainnya (Suiraoka, 2012 dalam Fadlilah dkk, 2018). Selain itu pola makan yang tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, mengakibatkan kadar asam urat dalam darah meningkat (Anies, 2018 dalam Songgigilan dkk, 2019).
Pada dasarnya asam urat (gout artritis) termasuk ke dalam penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif merupakan kondisi organ atau jaringan yang terus menurun seiring waktu. Karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada sel-sel tubuh yang akhirnya mempengaruhi fungsi organ secara menyeluruh (Swari, 2020 dalam Amila dkk, 2021). Oleh karena itu harus dilakukan pengobatan pada penyakit asam urat, karena jika tidak diobati maka berdampak pada menurunnya fungsi fisik terutama pada ekstremitas bawah, menurunnya kualitas hidup, dan produktifitas kerja, serta memiliki risiko tinggi adanya penyakit jantung, ginjal, bahkan kematian (Limetal, 2013 dalam Indrayani dkk, 2021).
Salah satu cara yang harus disikapi oleh penderita penyakit asam urat yaitu dengan cara melakukan tata laksana diet rendah purin guna mengontrol kondisi hiperurisemia.
Kepatuhan diet rendah purin ini dipengaruhi oleh faktor intrapersonal penderitanya, salah satunya sikap masyarakat, karena terdapat hubungan yang sangat signifikan antara sikap masyarakat terhadap penyakit asam urat dan tatalaksana diet purin.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia dimulai dari indera pendengaran, indera penglihatan, indera penciuman, indera perasaan, dan indera perabaan. Sebagian besar pengetahuan manusia didapat melalui indera mata, dan indera pendengaran (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan masyarakat mengenai asam urat dan berbagai hal yang berkaitan dengan asam urat akan memberikan dampak negative terhadap Kesehatan lansia, keluarga dan masyarakat. Salah satu yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan memberikan Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit asam urat. Target dari pelaksanaan acara tersebut adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala asam urat, dan pemeliharaan makanan yang boleh dan yang tidak dianjurkan untuk dimakan. Selain dari pengetahuan, masyarakat juga harus mengetahui bagaimana cara menyikapi penyakit asam urat.
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, suka-tidak suka, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Keluarga harus berperan secara aktif dalam menjaga kesehatan dan keselamatan pasien di pelayanan kesehatan dengan memberikan informasi mengenai pasien yang benar, jelas, lengkap, jujur, serta mengetahui dan melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab pasien maupun keluarga. Keluarga juga berperan dalam mengingatkan pasien untuk menjaga asupan makanan, olahraga, istirahat teratur, serta mengkonsumsi obat.
Berdasarkan studi pendahuluan peneliti pada tanggal 25 April 2022 pasien yang menderita asam urat di Puskesmas Pasawahan sebanyak 60 kasus sedangkan di Puskesmas Pasirlayung sebanyak 456 kasus penderita asam urat. Perbedaan yang sangat jauh antara kasus di Puskesmas Pasawahan dan Puskesmas Pasirlayung dikarenakan sasaran kerja Puskesmas Pasawahan hanya 1 kelurahan yang terdiri dari 7 RW dan 32 RT dimana penduduknya sangat sedikit jauh berbeda dengan sasaran Puskesmas Pasirlayung. Peneliti mengambil responden di RW 002, merupakan wilayah tempat tinggal peneliti dan sering mendengar kelompok masyarakat yang selalu mengeluh dengan keluhan nyeri sendi.
Dari 5 responden yang berobat ke Puskesmas Pasawahan mengeluhkan nyeri sendi di bagian lutut atau jari-jari tangan dan kaki. Terdapat 3 responden yang belum memahami lebih jauh mengenai asam urat dan rasa nyeri yang di deritanya. Yang responden ketahui, jika mengalami nyeri pada bagian lutut besar kemungkinan terkena asam urat. Sedangkan untuk lebih memastikan kembali harus dilakukan pengecekan kadar asam urat. Hampir keseluruhan masyarakat mendiagnosa sendiri, sehingga responden langsung mengkonsumsi obat pereda
nyeri yang di beli di Apotek tanpa konsultasi terlebih dahulu ke Fasilitas Kesehatan terdekat (Puskesmas). Responden akan berobat ke puskesmas jika dirasa obat yang di konsumsi tidak menimbulkan efek. Kemudian 2 responden lainnya telah mengetahui dan memahami mengenai penyakit asam urat, tetapi sikap nya masih acuh terhadap penyakit tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dirasa penting untuk dilakukan.
Mengingat tingginya masyarakat yang mengeluhkan rasa nyeri pada sendi di Wilayah Puskesmas Pasawahan Kota Bandung. Maka Informasi mengenai pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap penyakit asam urat perlu diteliti, sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk memberikan motivasi yang tepat bagi masyarakat mengenai penyakit asam urat di wilayah Puskesmas Pasawahan Kota Bandung sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah diatas yang tercantum pada latar belakang maka rumusan penelitian adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan, dan Sikap Keluarga Pada Penyakit Asam Urat di RW 02 Kelurahan Wates Wilayah Kerja Puskesmas Pasawahan Kota Bandung?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Pengetahuan, dan Sikap Keluarga Pada Penyakit Asam Urat di RW 02 Kelurahan Wates di Wilayah Puskesmas Pasawahan Kota Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, dan pekerjaan pada penyakit asam urat di RW 02 Kelurahan Wates Di Wilayah Puskesmas Pasawahan Kota Bandung.
b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan keluarga pada penyakit asam urat di RW 02 Kelurahan Wates Di Wilayah Puskesmas Pasawahan Kota Bandung.
c. Mengetahui gambaran sikap keluarga pada penyakit asam urat di RW 02 Kelurahan Wates Di Wilayah Puskesmas Pasawahan Kota Bandung.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Peneliti
Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, sehingga peneliti dapat meningkatkan peran serta dalam memberikan penyuluhan sehingga dapat memicu keluarga di RW 02 menjadi lebih peduli dalam mencegah, dan menangani penyakit.
Karya tulis ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai gambaran pengetahuan, dan sikap keluarga pada penyakit asam urat di RW 02 Wilayah Puskesmas Pasawahan Kota Bandung.
2. Manfaat Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai bahan informasi bagi petugas Puskesmas Pasawahan Kota Bandung tentang gambaran pengetahuan, dan sikap keluarga penyakit asam urat.
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa/mahasiswi STIKes Dharma Husada Bandung tentang gambaran pengetahuan, dan sikap keluarga pada penyakit asam urat di RW 02 Kelurahan Wates Wilayah Kerja Puskesmas Pasawahan Kota Bandung.
4. Manfaat Bagi Pasien
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, dan sikap keluarga pada penyakit asam urat.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian lapangan yaitu dilakukan dengan melakukan survei langsung terhadap keluarga di RW 02 Wilayah Puskesmas Pasawahan Kota Bandung. Penelitian ini hanya mencakup gambaran pengetahuan, dan sikap keluarga terhadap penyakit asam urat. Metode penelitian pada penelitian ini adalah menggunakan metode survei desktriptif dengan sampel pasien dengan keluhan nyeri sendi yang berkunjung ke Puskesmas Pasawahan pada bulan Mei 2022.