• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan akan material terutama logam sangatlah penting.

Besi dan baja merupakan salah satu kebutuhan mendasar untuk suatu kontruksi. Dengan berbagai macam kebutuhan sifat mekanik yang dibutuhkan suatu material ialah berbeda-beda. Sifat mekanik tersebut terutama meliputi kekerasan, keuletan, ketangguhan, sifat mampu las serta sifat mampu mesin yang baik. dengan sifat pada masing-masing matrial berbeda, maka banyak metode untuk menguji sifat apa sajakah yang dimilki oleh suatu matrial tersebut.

Uji impak merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kekuatan, kekerasan, serta keuletan suatu material. Oleh karna itu uji impak banyak dipakai dalam bidang menguji sifat mekanik yang dimiliki oleh suatu material tersebut (Handoyo, 2013).

Menurut Dieter, George E (1988) Uji impak digunakan dalam menentukan kecenderungan material untuk rapuh atau ulet berdasarkan sifat ketangguhannya. Hasil uji impak ini juga tidak dapat membaca secara langsung kondisi perpatahan batang uji, sebab tidak dapat mengukur komponen gaya- gaya tegangan tiga dimensi yang terjadi pada batang uji. Hasil yang diperoleh dari pengujian impak ini, juga tidak ada persetujuan umum mengenai interprestasi atau pemanfaatanya.

Dalam dunia permesinan ataupun di bidang teknik mesin, pasti kita melakukan praktek kerja melakukan penelitian, mengetahui kekuatan bahan dan sebagainya yang dimana hal tersebut ada hubunganya dengan teknik mesin.

Ada beberapa alat diciptakan sebagai alat untuk pengujian salah satunya yaitu alat uji impak. Pengujian impak (ketangguhan) adalah alat yang digunakan untuk mengetahui nilai ketahanan bahan terhadap adanya beban yang datang secara tiba-tiba (Huda, 2018)

(2)

2 Dalam pengujian impact ini dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

1. Metode izod

Metode izod adalah mempunyai penampang lintang bujur sangkar atau lingkaran yang bertarik V didekat ujung yang dijepit. Pada cara ini spesiment pada salah satu ujungnya sehingga taktik akan berada didekat permukaan jepitnya.

2. Metode charpy

Pada cara ini batang uji diletakan mendatar oleh penahan yang berjarak 40mm, kemudian bandul akan memukul spesiment dari arah yang bertaktik. Benda uji charpy mempunyai luas penampang lintang bujur sangkar ( 10 x10 mm ) dan mengandung taktik V-450, dengan jari-jari datar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm, kecepatan impact sekitar 10 ft/detik. Benda uji akan melengkung dan patah pada laju regangan yang tinggi kira-kira 103 detik.Menurut ATSM E23, Spesimen logam uji impak memiliki dimensi panjang, kedalaman dan takik standar. Ukuran standar yang digunakan untuk bentuk batang adalah luas penampang 10 x 10 mm dan panjang 75 mm, takik V dengan sudut 450 dan kedalaman takik 2 mm. takik –U atau takik lubang kunci (key-hule). Tetapi, tipe takik pada metode izod hanya berlaku pada model takik V. Tujuan pengujian impak adalah menguji ketahanan sebuah matrial terhadap beban kejut (Rapid load), besarnya harga impak menunjukan kemampuan material dalam menahan pembebanan (gaya) yang datang secara tiba-tiba. Prinsip kerja dari alat uji impak adalah memberi pembebanan yang cepat sehingga terjadi penyerapan energi yang besar ketika beban menumbuk benda uji, adanya penyerapan energi ini kemudian menyebabkan terjadinya kerusakan material berupa patah atau bengkok. Dengan mengacu pada jenis kerusakan yang terjadi maka kita dapat mendefinisikan ketahanan material tersebut. Dari latar belakang di atas yang melandasi penulis untuk “membuat dan menguji alat uji impak metode charpy dengan beban 10 kg”.

(3)

3 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, dapat dirumuskan beberapa masalah yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana desain dan cara kerja alat uji impak metode charpy dengan beban 10 kg ?

2. Bagaimana kinerja alat uji impak metode charpy dengan beban 10 kg ? C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dalam melakukan pengembangan ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

1. Mendapatkan sebuah alat uji dengan desain dan cara kerja yang sesuai dengan beban 10 kg.

2. Mengetahui kinerja alat dengan cara menggunakan 3 sampel spesiment yang berbeda bahan.

D. Batasan Masalah

Agar penelitian yang akan dilakukan tidak melebar dan keluar dari tujuan yang hendak di capai, maka ditentukan batasan masalah sebagai berikut:

1. Pemilihan bahan untuk pembuatan alat uji impak metode charpy dengan beban 10 kg

2. Menggunakan 3 sampel spesiment untuk menguji kinerja alat uji impak metode charpy dengan beban 10 kg.

3. Menggunakan beban pendulum 10 kg.

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam praktiknya sebagian besar penerima fidusia tidak membuat akta jaminan fidusia secara notariil, sehingga pembebanan benda dengan jaminan fidusia tidak

Kriteria yang digunakan untuk seleksi jenis-jenis kayu energi adalah kemudahan pengembangan, sifat pertumbuhan yang cepat dan dapat dipangkas, serta sifat kayu

Perencanaan besarnya energi listrik yang dibangkitkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dapat dilakukan baik dengan cara melakukan peramalan beban jangka pendek,

Renovasi terhadap museum keraton beserta benda-benda sejarahnya diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara sehingga Keraton

Bab tinjauan pustaka terdiri dari subbab energi angin, jenis-jenis turbin angin, prinsip konversi energi angin, merancang rotor, analisis aliran dengan Fluent, sistem transmisi daya,

Data yang digunakan adalah kasus penyebab tersering kematian akibat luka benda tajam maupun luka benda tumpul yang dikirim di Instalasi kedokteran Forensik Rumah Sakit

b) Buat garis pada benda kerja dengan menggunakan mal segi enam. c) Kikir benda kerja membentuk segi enam sesuai dengan garis yang ada pada benda kerja. d) Setelah

3 dengan Kaidah Bio-Engineering dan Perkuatan Ground Anchor akibat Beban Gempa tektonik“ hal yang diharapkan yakni dapat memberi jawaban dari masalah kestabilan lereng pada kawasan