• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kerja bangku (benchwork) ialah aktivitas kerja yang dilakukan dengan tenaga dan keahlian dari manusia di meja kerja. Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan kerja bangku di dalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk materi teknik permesinan pada tingkat selanjutnya. Kegiatan kerja bangku lebih dititikberatkan pada pembuatan benda kerja dari material logam dengan perkakas tangan, dan dilakukan di bangku kerja.

Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan jobsheet atau perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi.

Aktivitas dalam kerja bangku meliputi : 1. Pengikiran (filling)

2. Penggergajian (sawing) 3. Penandaan (marking) 4. Pemahatan (chiselling)

Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa di dalam praktek maupun teori kerja bangku sehingga kelak dapat menunjang keterampilan dan kemampuan mahasiswa di dalam dunia teknik pemesinan.

(2)

2

B. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah mengikir, mengetap, menandai dan menggergaji yang benar pada praktek kerja bangku.

2. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan kendala yang terjadi selama proses praktikum kerja bangku.

3. Melaporkan hasil kerja praktik kerja bangku semester 3.

4. Memahami cara pengerjaan praktik kerja bangku dan teknik dalam membuat suatu alat sederhana.

5. Mengerti dan memahami alat dan bahan yang digunakan dalam praktik kerja bangku.

6. Memenuhi tugas dari mata kuliah praktik kerja bangku dan plat.

7. Mahasiswa mampu menerapkan kreatifitas berkarya dalam rangka peningkatan kompetensi praktik kerja bangku.

C. MANFAAT

Manfaat praktik kerja bangku adalah sebagai berikut

1. Melatih praktikan (mahasiswa) mampu melaksanakan kegiatan kerja bangku, sehingga terampil melaksanakannya.

2. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) tentang kegiatan kerja bangku sehingga mampu melaksanakan kerja bangku di dunia industry.

3. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) tentang kerja bangku sehingga saat menjadi tenaga pendidik mampu mengajarkan siswanya dengan baik. 4. Melatih kemampuan praktikan (mahasiswa) mampu menggunakan

(3)

3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. LANDASAN TEORI 1. Menggambar

Menggambar / melukis adalah kegiatan memberi batas-batas dan tanda-tanda ukuran dengan garis-garis dan titik-titik pada bidang benda kerja,sebelum benda kerja dikerjakan lebih lanjut misalnya : dikikir, digergaji,dibor, dan sebagainya.

a. Melabur

Beberapa permukaan pada benda kerja yang akan digambar sebelumnya dilabur dahulu dengan bahan pelabur. Sebagai bahan pelabur digunakan layout fluid, atau dapat dipergunakan sebagai bahan pelabur sederhana yaitu kapaur tulis dicampur air. Sebelum dilabur permukaan itu diratakan dahulu dengan kikir. Bila pada permukaan benda pekerjaan itu hanya ditarik satu garis saja,meleburhanya dilakukan pada sebagian tempat yang memerlukan saja.

b. Alat-alat gambar  Penggores ( scibar )

Penggores terbuat dari baja perkakas ( tool steel ). Penggores adalahalah yang digunakan untuk menarik garis-garis gambar bila menggambar pada permukaan benda kerja untuk dikerjakan selanjutnya. Kedua ujung penggores dibengkokkan (disepuh ) 15°-30°

 Siku-siku balok ( square )

Square adalah alat yang digunakan untuk melihat kesikuaan benda kerja

2. Mengikir

Mengikir adalah salah satu dari kerja bangku yang bertujuan untuk melakukan proses pemakanan tatal – tatal pada benda kerja yang proses pengerjaannya secara manual. Kikir dibedakan dua jenis kikir halus dan kikir kasar.

Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelahkiri ragum dengan kaki tetap tidak berubah. Kakiharus terbentang dengan menyesuaikan

(4)

4 panjangkikir. Sudut antara poros ragumdan kaki mendekati30o untuk kaki kiri dan 75o untuk kaki kanan.

Gerakan badan dan kaki Posisi badan berdiri tegak dan berlahan-lahan condong maju selama gerak pemotongan. Kaki sebelah kanan tetap lurus. Pandangan lurus selalu ditujukan pada benda kerja. Perhatikan Cara memegang kikir :

 Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari di atas  Pegangan dan jari lainnya di bawah pegangan.

 Tangan kiri :Tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jarijari yang lain  sedikit ditekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau

menggenggam.

 Menggunakan kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuatdan pegang kikir dengan tangan kanan dan ujung kikir dipegang olehibu jari dan jari-jari lainnya.

Cara kerja :

Pada usapan pertama yaitu usapan maju tekanan kedua tangan maksimum dan fungsi tubuh mendorong kedepan.dan pada saat usapan kedua yaitu kebelakang tekanan minimum.

Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikirdan benda kerja yang dikikir.

(5)

5

3. Menggraji

Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang selanjutn ya untuk dikerjakan kembali. Bingkai/Sengkang terbuat dari pipa baja

yang kuat dan kaku, Sengkang yang dapat diatur

digunakan untuk bermacam-macam panjang dari daun gergaji.

Daun gergaji terdiri dari dua macam letak gigi pemotong yaitu gigi pemotong satu sisi (single cut) dan dua sisi (double cut). Sedangkan bentuk gigi gergaji ada yang silang dan ada yang lurus

Gambar Gergaji

4. Mengebor

Mengebor adalah pekerjaan membuat lubang dengan menggunakan mesin bor. Pekerja logam pada bengkel - bengkel biasanya mempergun akan beberapa jenis mesin bor, seperti mesin bor bangku, mesin bor tiang dan menggunakan jenis mesin bor pistol atau mesin bor dada.

Agar pemakanan permulaan tidak miring atau meleset maka pada bagian yang akan dibor dibuat titik pusat. Sebelum mengebor benda kerja,harus diperhatikan:

a. Kelengkapan - kelengkapan mesin bor b. Pelumasan

c. Jenis bahan yang akan dibor d. garis tengah bor

e. Arah putaran dan kecepatan putaran mesin bor. f. Keselamatan kerja

Cara mengebor benda pekerjaan yang dijepit mempergunakan ragummesin bor. Untuk benda kerja yang telah rata dan mendatar, dengan ukurantebalnya lebih pendek daripada tinggi mulut ragum bor, dibagian

(6)

6 bawah benda kerja ditahan dengan bantalan yang rata dan sejajar (paralel). Agar ragum bor tidak turut bergerak, mengikat ragum tersebut dengan mur-baut pada meja-bor.

Untuk pengerjaan mengebor tembus pada benda-kerja yang diletakkan pada alas meja-bor, agar diperhatikan bahwa ketika bor telah menembus benda pekerjaan, maka mata pemotong bor jangan sampai menyayat permukaan dari pada meja-bor. Dalam hal yang demikian kedudukan pada waktu penjepitan benda kerja harus betul-betul presisi, sudut mata pemotong bor dengan titik pusat lubang yang akan dibor sepusat dengan titik lubang meja-bor. Pada pengeboran bahan yang memerlukan pendinginan. Fungsi dari pendingin ini adalah untuk menghindarkan agar bor tidak menjadi aus akibat panas yang timbul dari gesekan antara bor/ penggerek dengan benda pekerjaan.

5. Mengulir Dalam ( TAP )

Tap digunakan untuk membuat ulir dalam secara manual. Berbentuk batang berulir luar yang mempunyai sisi alur 3 atau 4. Satu set tap berisi 3 buah, yaitu nomer 1 untuk awal pembuatan ulir, nomer 2 untuk perluasan ulir dan nomer 3 untuk finishing. Dilengkapi dengan tangkai tap yang panjang lengan pemutar disesuaikan besar kecilnya diameter tap.

Untuk menentukan lubang bor yang akan ditap, maka kita harus tahu berapa diameter mata bor (twist drill) yang akan digunakan.

6. Menyenai

Senai digunakn untuk membuat ulir luar,ada 3 macam senai yaitu : 1. Snai Terpadu

Untuk memperbaiki atau membuang lagi ulir yang akan rusak 2. Snai Belah

Tujuan snai belah agar ukuran dapat dikecilkan atau dibesarkan dengan cara mengencangkan atau juga mengendorkan sekrup penyetel

3. Snai yang dapat diatur

Untuk memudahkan pemasangan masing-masing ditandai dengan nomor untuk ukurannya agar dapat dipasang dengan benar. Snai jenis ini erbentuk bulat atau segi empat .

(7)

7

7. Membengkok Dingin

Membengkok dingin adalah merubah bentuk bahan atau logam dari bentuk semula menjadi bentuk lain dalam keadaan dingin. Merubah bentuk dimaksud adalah pengerjaan membengkokkan atau melengkungkan bahanseperti balok logam pejal, batang bundar, pipa dan sebagainya dalamkeadaan dingin

8. Mengeling

Memgeling adalah pengerjaan menyambung beberapa potongan logamdengan jalan dikeling. Hal - hal yang harus diperhatikan saat mengeling a. Jenis bahan yang akan dikeling

b. Ukuran tebal bahan yang akan dikeling c. Jenis paku keelin

d. Ukuran - ukuran paku keeling

e. Ukuran garis tengah bor yang akan digunakanf f. Alat perkakas yang digunakan

9. Ragum

Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja.Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya.Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup,tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.

Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja.Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.

Dalam penjepitan benda kerja tidak diharapkan permukaan benda kerja mengalami kerusakan atau cacat karena jepitan rahang ragum.Guna mengatasi hal itu, maka pada saat melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum

(8)

8 hendaknya rahang ragum dilapisi dengan pelapis.Pelapis tersebut terbuat dari bahan yang lunak seperti baja lunak,pelat tembaga,karet pejal dan pelat seng yang tebal.

Batang ulir dan rumah ragum harus selalu diperiksa dari proses pelumasan.Pada ditinggalkan rahang ragum harus selalu dalam keadaan tertutup.Ragum bukanlah merupakan landasan sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan pemukulan benda kerja dengan dengan ragum sebagai landasan.Hal-hal yang pelu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:

1. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya.

2. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum. 3. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis

digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami kerusakan/berubah bentuk.

4. Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum

(9)

9 Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan.Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:

1. Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi,artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi 2. Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperti memahat,

menggergaji, mengikir,mengetap dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus serendah mungkin berada di atas rahang ragum.

3. Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang,dimana bentuk pelapis rahang tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah lingkaran.Bahan pelapis biasanya bisa dari kayu atau dari bahan yang lunak sehingga tidak akan merusak penampang pipa.

10. Palu

Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan memahat, mengeling, membengkok, dan sebagainya. Menurut bentuknya palu dibedakan dalam beberapa jenis yaitu palu pen mukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu konde bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu pen muka segi empat dan puncaknya lancip serta palu tembaga .

(10)

10

11. Penitik

Penitik atau Penanda adalah alat bantu kerja bangku yang digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja sebelum dilakukan pengeboran.

Gambar : Penitik

12. Siku Baja

Siku Baja adalah alat yang berfungsi untuk menguji kesikuan tepi dan melukis garis tegak lurus.

Gambar : Siku Baja

13. Jangka Sorong

Vernier caliper atau jangka sorong adalah alat ukur presisi, sehingga ia dapat digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi atau benda kerja dengan tingkat kepresisian 1/100 mm. ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 mm.

Vernier caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja, kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari vernier caliper tersebut mencukupi.

(11)

11

B. KESELAMATAN KERJA

1. Pada waktu praktek menggunakan baju kerja.Definisi baju kerja atau pakaian kerja adalah pakaian yang khusus dibuat untuk digunakan bekerja di dalam bengkel atau labotarium. Bahannya harus cukup kuat dan bentuknya harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan.Baju kerja harus dapat melindungi pekerja dari luka akibat beram,serpihan benda kerja,goresan-goresan dan panas. Pakaian harus benar-benar terikat atau pas dengan pemakainya.Sewaktu bekerja pakaian harus terkancing secara sempurna, sehingga tidak ada bagian dari anggota badan yang terbuka atau tidak terlindungi.

2. Tidak diperkenankan memakai perhiasan sewaktu bekerja di bengkel, seperti jam tangan ,gelang,kalung dan perhiasan-perhiasanlainnya.

3. Kondisi lingkungan harus rapi, bersih, aman, dan baik. Keadaan tempat kerja yang tidak rapi, misalnya banyak beram dan potongan- potongan bahan berserakan disekitar tempat bekerja dapat menyebabkan terpeleset dan jatuh.

4. Penggunaan peralatan secara baik dan benar. Misalnya pemakaiankikir yang tidak bertangkai dapat menimbulkan kecelakaan kerja,seperti tangan tertusuk oleh pemegang kikir, dll.

5. Pada penggunaan mesin bor yang harus diperhatikan:  Sistem pemasangan listrik harus benar

 Ground sudah terhubung

 Penutup mata bor sudah terpasang

 Pemakai menggunakan alat-alat keselamatan kerja ,seperti penutup rambut/kepala

 Apabila tidak memakai penutup rambut sebaiknya rambutyang panjang diikat terlebih dahulu

(12)

12

BAB III

LAPORAN PRAKTIKUM

A. Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan kegiatan praktik kerja bangku pembuatan benda kerja pertama hingga ke tiga dilaksanakan di bengkel Kerja Bangku Teknik Mesin FT Unnes pada setiap hari Senin. Dalam penulisan laporan ini penulis terlibat secara langsung dalam pengerjaan benda kerja pada praktik kerja bangku. Pada pembuatan laporan ini, penulis melakukan dan mengamati proses kerja tersebut. Tahapan praktik tersebut antara lain :

1. PRAKTIK PEMBUATAN PALU

a) Alat dan Bahan :

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:  Gergaji besi

 Kikir kasar dan halus

 Tanggem

 Alat Bor (mesin bor dan kelengkapannya)  Tangkai palu

 Penggaris

 Penggores

 Ragum

Bahan yang dibutuhkan :

 Besi ST 37 ukuran Panjang x Tinggi x Lebar (90mm x 20mm x 20mm)  Kayu sebagai tangkai palu

(13)

13 b) Visualisasi Gambar Kerja

c) Proses Pengerjaan

 Pembuatan profil ( bentuk ) benda kerja palu :

a. Siapkan benda kerja yang akan dipakai ( besi ST 37 )

b. Potong bahan dengan menggunakan gergaji tangan dengan ukuran panjang 90 mm.(ada baiknya dilebihi beberapa mm untuk toleransi dalam pengerjaanya)

c. Gambar/lukislah benda kerja menggunakan spidol / penggores dan bantuan penggaris sesuai jobsheet gambar sket diatas.

d. Jepit benda kerja pada ragum, gunakan pelapis untuk menghindari kerusakan benda kerja.

e. Bentuklah ujung palu yang berbentuk lancip terlebih dahulu dengan cara memotong sebagian bendakerja menggunakan gergaji besi sesuai garis yang telah dibuat sebelumnya.

f. Setelah benda kerja terpotong dengan gergaji langkah selanjutnya meratakannya dengan cara dikikir sampai dihasilkan bentuk lancip yang diinginkan sesuai garis yang telah dilukis sebelumnya.

g. Gunakan kikir bulat atau segitiga untuk membuat cekungan melingkar pada benda kerja sesuai dengan garis yang telah dibuat sebelumya.

(14)

14 h. Bentuklah ujung palu yang satunya menjadi bentuk lingkaran (berbentuk

tabung) menggunakan kikir biasa.

i. Perhalus benda kerja yang telah terbentuk menggunakan kikir halus agar terlihat lebih estetis.

 Pembuatan benda kerja tahap pengeboran

a. Agar palu dapat dipasangi gagang palu maka tahap selanjutnya adalah lubangi benda kerja pada tengahnya yang telah terbentuk tadi menggunakan mesin bor.

b. Lakukan penitikan pusat untuk membantu proses pengeboran. c. Setelah penitikan selesai, jepit benda kerja pada ragum mesin bor.

d. Setting mesin bor sehingga sesuai dengan bekas penitikan pada benda kerja, gunakan mata bor yang sesuai dengan profil pada gambar.

e. Pengeboran pada awal menggunakan bor berdiameter kecil yang dilanjutkan dengan bor berdiameter lebih besar untuk mencegah terjadinya aus pada mata bor

f. Selama proses mengebor sekali-kali dilakukan pemberian pendingin (cooler) pada mata bor untuk menjaga supaya mata bor tidak cepat rusak

g. Lakukan proses pengeboran dengan hati-hati dan utamakan keselamatan kerja

h. Lepas benda kerja setelah pengeboran selesai.

i. Selesaikan pembuatan lubang tangkai,selanjutnya finishing menggunakan kikir batang agar lebih baik hasilnya.

 Pembuatan gagang palu

a. Potonglah kayu dengan gergaji tangan dengan panjang sekitar 250mm. b. Bentuk kayu tersebut hingga membentuk pegangan bulat/ oval yang

nyaman untuk dipegang.

c. Pada salah satu ujungnya runcingkan hingga kayu tersebut dapat dipasangkan pada lubang yang ada ditengah palu.

(15)

15 d. Dalam pemasangan ini usahakan palu terpasang dengan kencang ( tidak ada renggangan ) supaya saat digunakan palu tidak lepas dari gagangnya.

 Pembuatan benda kerja tahap finishing

a. Bersihkan benda kerja dari bekas – bekas pengikiran yang tajam, kerak, dll

b. Buat champer pada sisi – sisi benda kerja yang mempunyai sudut 90odan bagian yang lancip dengan ukuran radius 5 mm.

c. Selain itu juga perlu pemberian pelumas pada benda kerja agar tidak mudah berkarat. Selain itu juga jangan lupa melapisi palu dan tangkainya dengan cat/pilox agar warnanya menarik.

(16)

16

2. PRAKTIK PEMBUATAN ENGSEL PINTU

a) Alat dan Bahan :

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :  Kikir

 Gergaji tangan

 Alat bor (mesin bor dan kelengkapannya)  Penggaris  Penggores  Ragum  Tang  Palu  Paku

Bahan yang dibutuhkan :

 Palat besi ( tebal = 2 mm, panjang = 75 mm, lebar = 56 mm ) b) Visualisasi Gambar Kerja

(17)

17 c) Proses Pengerjaan

 Pembuatan profil ( bentuk ) benda kerja Engsel Pintu : a. Siapkanalat dan bahan yangakan dipakai

b. Potong bahan dengan menggunakan gergaji tangan dengan ukuran panjang 75 mm, lebar 52 (ada baiknya dilebihi beberapa mm untuk toleransi dalam pengerjaanya).

c. Gambar/lukislah benda kerja menggunakan spidol / penggores dan bantuan penggaris sesuai jobsheet gambar sket diatas.

d. Jepit benda kerja pada ragum, gunakan pelapis untuk menghindari kerusakan benda kerja.

e. Kikir benda kerja sampai membentuk ukuran sesuai dengan gambar kerja dengan menggunakan kikir kasar, setelah mendekati ukuran yang diinginkan gunakanlah kikir halus.

 Pembuatan benda kerja tahap pengeboran

a. Setelah plat besi membentuk sesuai gambar sket tahap selanjutnya yaitu membuat lubang untuk rumah baut dengan cara mengebor.

b. Jepit benda kerja pada ragum mesin bor.

c. Lakukan penitikan pusat untuk membantu dalam membuat awalan lubang.

d. Setting mesin bor sehingga sesuai dengan bekas penitikan pada benda kerja, gunakan mata bor yang sesuai dengan gambar kerja.

e. Pengeboran pada awal menggunakan mata bor berdiameter 3 mm yang dilanjutkan dengan bor berdiameter 5 mm. Pada akhir pengeboran gunakanlah counter sink pada lubang yang telah dibor untuk dudukan kepala sekrup.

f. Selama proses mengebor sekali-kali dilakukan pemberian pendingin (cooler) pada mata bor untuk menjaga supaya mata bor tidak cepat aus.

(18)

18 kerja

h. Lepas benda kerja setelah pengeboran selesai.

 Pembuatan benda kerja tahap melipat

a. Jepit benda kerja pada ragum, gunakan pelapis untuk menghindari kerusakan benda kerja.

b. Lipat kedua plat sampai membentuk silinder sebagai tempat pasak dengan menggunakan palu.

c. Setelah tempat pasak terbentuk selanjutnya ikatkan kedua plat dengan menggunakan paku pada tempat pasak.

d. Keling ujung paku dengan memukul menggunakan palu hingga paku tidak bisa keluar dari tempat pasak.

 Pembuatan benda kerja tahap finishing

a. Bersihkan benda kerja dari bekas – bekas pengikiran yang tajam, kerak, dll

b. Berilah pelumas pada benda kerja agar tidak mudah berkarat. Selain itu juga jangan lupa melapisi engsel dengan cat/pilox agar warnanya menarik.

(19)

19

3. PRAKTIK PEMBUATAN MUR BAUT

a. Alat dan Bahan :

Alatyang digunakanpada praktikumkaliiniadalah :  kikir  Mesinbor  Tap  Snai  Jangka sorong  Siku -siku  Ragum  Gergaji tangan  Palu

 Mal segi enam

 Penitik

Bahan yang dibutuhkan :

 Besi Betoneser (d= 12 mm, panjang = 120 mm )  Pipa Besi (d= 25 mm)

(20)

20 c. Proses Pengerjaan

1. Menyiapkanalat dan bahan yangakan dipakai 2. Memotongbahan untukmembuatmur

3. Memotongbahan untukmembuatbaut 4. Mengikirpermukaanbenda kerja sampairata 5. Membuatpoladengan ukuran sepertipadagambar 6. Pembuatan Ulir Luar (Baut) :

a) Siapkan alat dan bahan, bahan yang digunakan adalah besi betoneiser diameter 12 mm dengan panjang 120 mm, alat yang digunakan adalah kikir, ragum, dan snei.

b) Jepit besi pada ragum.

c) Lakukan penguliran luar menggunakan snei ukuran M12 . 0,5 (ulir metris diameter 12mm dan kedalaman ulir 0,5mm). Pada saat penguliran benda kerja harus dalam keadaan tagak lurus pada ragum dan snei, hal ini bertujuan agar ulir yang dibuat tidak rusak, dan bisa dipakai ( cocok pada mur nya).

7. Pembuatan Ulir Dalam (Mur)

a) Siapkan alat dan bahan, bahan yang digunakan adalah besi dengan diameter 25mm, alat yang digunakan adalah ragum, kikir, mal segi enam, mesin bor, penitik dengan diameter bor 10 mm, dan tap M12. 0,5

b) Buat garis pada benda kerja dengan menggunakan mal segi enam.

c) Kikir benda kerja membentuk segi enam sesuai dengan garis yang ada pada benda kerja.

d) Setelah benda kerja membentuk segi enam, cari titik pusatnya, kemudian gunakan penitik untuk menitik titik tersebut (hal ini dilakukan agar pada saat pengeboran bor tidak melenceng dari titik yang sudah ditentukan).

(21)

21 e) Jepit benda kerja pada ragum mesin bor, kemudian bor benda kerja

dengan bor diameter 10mm.

f) Lakukan pengetapan benda kerja pada ragum dengan menggunakan tap M12.0,5. Pada saat pengetapan dilakukan dengan melalui 3 tahap yaitu mengetap dengan tap nomor 1 yang fungsinya untuk awalan, kemudian tap nomor 2 untuk pembentukan ulir, dan nomor 3 untuk tahap penyelesaian.

g) Pada saat pengetapan posisi benda kerja harus tegak lurus agar ulirnya terbentuk sempurna dan dapat dipasangkan dengan bautnya.

h) Terakhir camper pada keenam sisi mur agar tidak tajam.

8. Pembuatan Kepala Baut

a) Masukkan mur pada salah satu ujung baut yang telah disnai sepanjang 15mm.

b) Kencangkan mur dan keling ujung baut yang tersisa dengan cara dipukul dengan palu.

c) Kemudian kikir bekas keling sampai rata.

9 . Proses finishing:

a) Membersihkan dan mengikir bagian permukaan yang masih tajam b) Pemberian pelumas pada mur dan baut agar tidak mudah berkarat

c) Agar hasilnya terlihat menarik mur baut dapat diwarnai dengan di cat semprot

(22)

22

B. Hasil Pelaksanaan Praktikum

Pada praktikum kali ini telah menghasilkan barang yang diinginkan, dimana bendakerjatelahmencapaibentukyangtelahditentukanyaitu pada praktik pertama membuat palu, praktik kedua membuat engseldan praktik terakhir membuat murdan baut.

Gambar 2 : Hasil Praktik benda kerja Palu

(23)

23 Gambar 3 : Hasil Praktik Benda Kerja

(24)

24

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Perlu diketahui bahwa proses kerja bangku adalah proses kerja yang memiliki jiwa kesabaran ,keuletan dan kejelian dalam pengerjaanya.

b. Teknik kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.

a. Mahasiswa juga perlu menjaga kesehatan dan keselamatan kerja pada dirinya dan juga rekan kerjanya serta pada alat-alat yang digunakanya. Maka dari itu mahasiswa perlu mengenkan pakaian kerja untuk menghindari bahaya keselamatan kerja

B. Saran

a. Pada waktu melaksanakan pekerjaan, gambar kerja tidak bisa dipahami secara maksimal oleh mahasiswa.

b. Keadaan bengkel yang kurang tertata, seharusnya sebagai laboratorium permesinan harus bersih. Sehingga nyaman dan tidak mengganggu keselamatan pekerja.

c. Kurangnya peralatan kerja, seharusnya peralatan dapat dipenuhi karena kerja bangku merupakan dasar dari praktik permesinan lainnya. Juga mempengaruhi hasil dari pekerjaan.

d. sedikit,itu mengakibatkan keterlambatan menyelesaikan pekerjaan

e. Semua pekerjaan yang kita lakukan akan berhasil apabila disertai jiwa yang sabar,ulet,terampil dan mau bekerja keras.

(25)

25

DAFTAR PUSTAKA

 Sodjana, Abo. R. Suasdik. 1978. Petunjuk Kerja. Bangku. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

 http://www.docstoc.com/docs/20978986/Bab-V-Proses-Produksi-lar-manehpmd/

Gambar

Gambar Gergaji  4.  Mengebor
Gambar Cara Penjepitan Beberapa Benda Kerja
Gambar Palu
Gambar : Penitik   12.  Siku Baja
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa salah satu segi yang melatarbelakangi pernikahan adalah untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang sesuai dengan norma- norma

Beban pekerjaan yang berat, adanya persaingan antar sesama, kondisi lingkungan kerja yang kurang kondusif adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya

Ide-ide sekunder di sekeliling ide utama ditulis dalam bentuk kata-kata yang ditempatkan di atas garis-garis melengkung atau cabang-cabang membentuk sebuah rangkaian

 Mesin Frais adalah salah satu mesin perkakas yang prinsip kerjanya, pisau (pahat frais) berputar pada arbor sedangkan benda kerja dicekam pada rahum / chuck, kemudian

Perencanaan tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahandari bahan mentah menjadi barang jadi. Dengan

Untuk hal ini , entitas terdaftar yang tidak tepat waktu dalam penyampaian informasi keuangannya akan dikenakan hukuman administrasi serta dalam segi keuangan oleh BEI

Membentuk Panitia Sertifikasi Guru (PSG) tingkat provinsi/ kabupaten/kota yang bertugas, antara lain sebagai berikut. 1) Menerapkan semua ketentuan sesuai dengan isi buku

dikerjakan oleh pemangku jabatan menjadi hasil kerja. Uraian Perumusan uraian tugas disusun dengan memenuhi enam uraian tugas, yaitu: 1) Sistematis, yaitu bahwa uraian tugas