• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S- 1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Sebagai tenaga profesional, guru diharapkan dapat meningkatkan martabat dan perannya sebagai agen pembelajaran dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional tersebut dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi.

Pelaksanaan sertifikasi guru dimulai pada tahun 2007 dan tahun 2012 merupakan tahun keenam. Mengacu pada hasil penelaahan terhadap pelaksanaan sertifikasi guru dan didukung dengan adanya beberapa kajian/studi tentang penyelenggaraan sertifikasi guru sebelumnya, pelaksanaan sertifikasi guru pada tahun 2012 dilakukan beberapa perubahan, antara lain perubahan yang mendasar yaitu pola penetapan peserta dan pelaksanaan uji kompetensi awal sebelum PLPG.

Pelaksanaan kegiatan sertifikasi guru dalam jabatan melibatkan banyak instansi yang terkait. Agar dapat dilakukan penjaminan mutu terhadap mekanisme dan prosedur

(2)

pelaksanaan sertifikasi guru, maka diperlukan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

7. Keputusan MendiknasNomor 76/P/2011tentang Pembentukan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).

8. Keputusan Mendiknas Nomor 75/P/2011tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

C. Tujuan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan kepada instansi terkait penyelenggaraan sertifikasi guru, yaitu Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru/Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)1, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota agar memperoleh kesamaan persepsi dan prosedur penyelenggaraannya di lapangan.

1 Untuk selanjutnya dalam buku ini Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru disebut LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru atau Rayon LPTK.

(3)

D. Sasaran

Pedoman ini diperuntukkan bagi pihak yang terkait dengan penyelenggaraan sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang meliputi: (1) LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan, (2) dinas pendidikan provinsi, (3) LPMP, (4) dinas pendidikan kabupaten/kota, (5) asesor/instruktur, (6) guru peserta sertifikasi, dan (7) pihak-pihak lain yang terkait.

(4)
(5)

BAB II

ALUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 5 tahun 2012, guru dalam jabatan yang telah memenuhi persyaratan dapat mengikuti sertifikasi melalui: (1) Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL), (2) Portofolio (PF), (3) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), atau (4) Pendidikan Profesi Guru (PPG). Khusus sertifikasi guru dalam jabatan melalui PPG diatur dalam buku panduan tersendiri.

A. Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (Pola PSPL)

Sertifikasi guru pola PSPL didahului dengan verifikasi dokumen. Peserta sertifikasi guru pola PSPL sebagai berikut.

1. Guru yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya dengan golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.

2. Guru kelas yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas yang diampunya dengan golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.

3. Guru bimbingan dan konseling atau konselor yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas bimbingan dan konseling dengan golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.

4. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas pada satuan pendidikan yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas

(6)

kepengawasan dengan golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau

5. Guru yang sudah mempunyai golongan paling rendah IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c (melalui in passing).

B. Penilaian Portofolio (Pola PF)

Sertifikasi guru pola PF dilakukan melalui penilaian dan verifikasi terhadap kumpulan berkas yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Peserta Sertifikasi pola PF adalah guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang telah memenuhi persyaratan akademik dan administrasi serta memiliki prestasi dan kesiapan diri. Sementara itu, bagi guru yang telah memenuhi persyaratan akademik dan administrasi namun tidak memiliki kesiapan diri untuk mengikuti sertifikasi melalui pola PF, dibolehkan mengikuti sertifikasi pola PLPG setelah lulus Uji Kompetensi Awal (UKA).

C. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan pola sertifikasi dalam bentuk pelatihan yang diselenggarakan oleh Rayon LPTK untuk memfasilitasi terpenuhinya standar kompetensi guru peserta sertifikasi. Beban belajar PLPG sebanyak 90 jam pembelajaran selama 10 hari dan dilaksanakan dalam bentuk perkuliahan dan workshop menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Perkuliahan dilaksanakan untuk penguatan materi bidang studi, model-model pembelajaran, dan karya ilmiah.

Workshop dilaksanakan untuk mengembangkan, mengemas perangkat pembelajaran dan penulisan karya ilmiah. Pada akhir PLPG dilaksanakan uji kompetensi.

(7)

Peserta sertifikasi pola PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselor, serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memilih: (1) sertifikasi pola PLPG, (2) pola PF yang berstatus tidak mencapai passing grade penilaian portofolio atau tidak lulus verifikasi portofolio (TLVPF), dan (3) PSPL tetapi berstatus tidak memenuhi persyaratan (TMP) yang lulus UKA.

Sertifikasi guru Pola PSPL, PF dan PLPG dilakukan oleh Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru yang ditunjuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Rayon LPTK Penyelenggara terdiri atas LPTK Induk dan LPTK Mitra. Bagi Rayon LPTK yang ditugasi oleh KSG untuk mensertifikasi mata pelajaran khusus dapat didukung oleh perguruan tinggi yang memiliki program studi yang relevan dengan mata pelajaran yang disertifikasi. Penyelenggaraan sertifikasi guru dikoordinasikan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Secara umum, alur pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012 disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Alur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan

Penjelasan alur sertifikasi guru dalam jabatan yang disajikan pada Gambar 1 sebagai berikut.

(8)

1. Guru berkualifikasi akademik S-2/S-3 dan sekurang-kurangnya golongan IV/b atau guru yang memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c, mengumpulkan dokumen1 untuk diverifikasi asesor Rayon LPTK sebagai persyaratan untuk menerima sertifikat pendidik secara langsung. Penyusunan dokumen mengacu pada Pedoman Penyusunan Portofolio (Buku 3). LPTK penyelenggara sertifikasi guru melakukan verifikasi dokumen. Apabila hasil verifikasi dokumen, peserta dinyatakan memenuhi persyaratan (MP) maka yang bersangkutan memperoleh sertifikat pendidik. Sebaliknya, apabila tidak memenuhi persyaratan (TMP), maka guru menjadi peserta sertifikasi pola PLPG.

2. Guru berkualifikasi S-1/D-IV; atau belum S-1/D-IV tetapi sudah berusia minimal 50 tahun dan memiliki masa kerja minimal 20 tahun, atau sudah mencapai golongan IV/a; dapat memilih pola PF2 atau PLPG sesuai dengan kesiapannya melalui mekanisme pada SIM NUPTK.

3. Bagi guru yang memilih pola PF, mengikuti prosedur sebagai berikut.

a. Portofolio yang telah disusun diserahkan kepada Rayon LPTK melalui LPMP untuk dinilai oleh asesor.

1) Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dapat mencapai passing grade, dilakukan verifikasi terhadap portofolio yang disusun. Sebaliknya, jika hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru tidak mencapai passing grade, guru yang bersangkutan menjadi peserta pola PLPG setelah lulus UKA.

2) Apabila skor hasil penilaian portofolio mencapai passing grade, namun secara administrasi masih ada kekurangan maka peserta harus melengkapi kekurangan tersebut (melengkapi administrasi atau MA3)

1Dokumen berupa: (1) fotokopi ijazah, (2) surat tugas atau surat izin belajar, (3) surat keputusan pangkat/golongan terakhir, (4) surat keputusan tugas mengajar, (5) surat rekomendasi sebagai peserta sertifikasi pola PSPL dari dinas pendidikan. Untuk selanjutnya berkas yang disusun oleh peserta sertifikasi pola PSPL disebut dokumen.

2Untuk menyederhanakan terminologi, selanjutnya dalam buku ini disebut penilaian portofolio.

Portofolio adalah bukti fisik yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu.

3Misalnya ijazah belum dilegalisasi, pernyataan peserta pada portofolio sudah ditandatangani tanpa dibubuhi materai, dan sebagainya.

(9)

untuk selanjutnya dilakukan verifikasi terhadap portofolio yang disusun.

3) Apabila hasil verifikasi mencapai batas kelulusan dan dinyatakan lulus, guru yang bersangkutan memperoleh sertifikat pendidik. Sebaliknya, apabila hasil verifikasi portofolio tidak mencapai passing grade, guru menjadi peserta sertifikasi pola PLPG.

b. Peserta PLPG terdiri atas guru yang memilih (1) sertifikasi pola PLPG, (2) pola PF tetapi tidak mencapai passing grade penilaian portofolio atau tidak lulus verifikasi portofolio (TLVPF), dan (3) PSPL tetapi berstatus tidak memenuhi persyaratan (TMP) yang lulus UKA. Waktu pelaksanaan PLPG ditentukan oleh Rayon LPTK sesuai ketentuan yang tertuang dalam Rambu-Rambu Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Buku 4).

(10)
(11)

BAB III

MEKANISME, ALUR KERJA DAN AKTIVITAS INSTITUSI

A. Mekanisme dan Alur Kerja Antar Institusi

Gambar 2. Mekanisme Sertifikasi Guru Tahun 2012

1. Pusbangprodik BPSDMP-PMP mengunggah (meng-upload) daftar bakal calon sertifikasi tahun 2012 pada laman (website) http://www.sergur.

pusbangprodik.org (http://sergur.kemdiknas.go.id).

2. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota menetapkan bakal calon peserta sertifikasi guru sesuai dengan kuota kabupaten/kota tahun 2012 dan mencetak Format A0(Lampiran 1) dari Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (AP2SG), serta memberikannya kepada bakal calon peserta sertifikasi guru.

3. Bakal calon peserta sertifikasi guru 2012 mengembalikan Format A0 yang telah diperbaiki ke dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota disertai dengan bukti fisik. Selanjutnya dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota meng-update data berdasarkan Format A0 yang telah diperbaiki.

(12)

4. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota berkoordinasi dengan LPMP dan mengusulkan penghapusan data calon peserta dari AP2SG apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut.

a. Meninggal dunia.

b. Sakit permanen.

c. Melakukan pelanggaran disiplin.

d. Mutasi ke jabatan selain guru.

e. Mutasi ke kabupaten/kota lain.

f. Mengajar sebagai guru tetap di Kementerian lain.

g. Pensiun.

h. Mengundurkan diri dari calon peserta (dilengkapi surat pengunduran diri dari yang bersangkutan).

i. Sudah memiliki sertifikasi pendidik (guru atau dosen) baik di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun di Kementerian lain.

5. LPMP memberikan persetujuan peserta sertifikasi guru tahun 2012, mencetak Formulir Pendaftaran Calon Peserta Sertifikasi Guru (Format A1) dua rangkap dari AP2SG dan menandatanganinya, serta memberikan kepada dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.

6. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota menerima Format A1(Lampiran 2 dan Lampiran 3) dari LPMP untuk diberikan kepada calon peserta sertifikasi guru untuk diselipkan pada dokumen atau portofolio atau berkas PLPG.

7. Calon peserta sertifikasi guru menyiapkan dokumen atau portofolio atau berkas PLPG sesuai dengan ketentuan dan menyerahkannya kepada dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.

8. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota menyerahkan dokumen atau portofolio atau berkas PLPG kepada LPMP untuk diverifikasi.

9. Calon peserta sertifikasi guru pola PLPG yang terdaftar pada AP2SG, peserta pola PSPL yang berstatus TMP, peserta pola portofolio yang tidak mencapai passing

(13)

grade penilaian portofolio dan atau tidak lulus verifikasi portofolio; mengikuti Uji Kompetensi Awal (UKA) yang dilaksanakan oleh BPSDMP-PMP.

10. BPSDMP-PMP mengolah data hasil UKA dan menyerahkan data peserta sertifikasi guru yang lulus UKA kepada Rayon LPTK dengan cara mengunggah data tersebut melalui Aplikasi Sertifikasi Guru online Ditjen Dikti (ASG online).

11. Rayon LPTK menerima data peserta sertifikasi guru dari ASG online sesuai dengan program studi yang ada.

12. LPMP menyerahkan dokumen, portofolio, dan berkas PLPG yang telah diverifikasi kepada Rayon LPTK sesuai dengan data peserta sertifikasi guru.

13. Rayon LPTK melaksanakan sertifikasi guru dengan cara verifikasi dokumen, penilaian portofolio, verifikasi portofolio, dan PLPG sesuai dengan ketentuan;

serta menyerahkan hasilnya kepada KSG melalui ASG online.

14. KSG Ditjen Dikti menyerahkan data hasil sertifikasi kepada BPSDMP-PMP guna penerbitan Nomor Registrasi Guru (NRG).

15. Rayon LPTK menyerahkan sertifikat pendidik kepada guru yang lulus sertifikasi.

B. Aktivitas Institusi dan Peserta

1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)

Mendikbud menetapkan kebijakan tentang sertifikasi guru, antara lain sebagai berikut.

a. Peraturan Mendikbud tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan.

b. Keputusan Mendikbud tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.

c. Keputusan Mendikbud tentang Pembentukan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).

2. Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG)

KSG melakukan hal-hal, antara lain sebagai berikut.

a. Merumuskan standar mutu, proses dan hasil sertifikasi guru.

b. Melaksanakanharmonisasi dan sinkronisasi kebijakan sertifikasi guru.

(14)

c. Melakukan koordinasi antar Rayon LPTK Penyelenggara dengan dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan LPMP.

d. Mengumpulkan, mengolah, dan mempublikasikan informasi sertifikasi guru.

e. Mengembangkan dan mengelola sistem informasi sertifikasi guru.

f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan sertifikasi guru serta merumuskan rekomendasi dalam rangka pengendalian proses dan standar mutu hasil sertifikasi guru.

g. Memfasilitasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang dilakukan tim independent.

h. Menampung, menganalisis, dan menindaklanjuti masukan masyarakat.

i. Melaksanakan penjaminan mutu penyelenggaraan sertifikasi guru.

3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Ditjen Dikti melakukan hal-hal, antara lain sebagai berikut.

a. Melaksanakan seleksi LPTK penyelenggara sertifikasi guru dan pendidikan profesi guru.

b. Merancang rayonisasi LPTK penyelenggara sertifikasi guru.

c. Memfasilitasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh tim internal.

d. Mengembangkan sistem dan mekanisme sertifikasi guru.

e. Mengembangkan dan menetapkan Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, mencakup tiga buku pedoman sebagai berikut.

1) Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi.

2) Pedoman Penyusunan Portofolio.

3) Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

f. Memetakan kemampuan Rayon LPTK penyelenggara sertifikasi guru sebagai dasar penetapan kuota.

(15)

g. Melaksanakan sosialisasi mekanisme dan pelaksanaan sertifikasi guru kepada Rayon LPTK penyelenggara sertifikasi guru.

h. Menetapkan kriteria asesor, memberikan rekomendasi kepada Rayon LPTK tentang instruktur/narasumber dalam proses rekrutmen asesor sertifikasi guru di Rayon LPTK.

i. Menyiapkan instrumen untuk rekrutmen asesor di Rayon LPTK dan memberikan rekomendasi kepada Rayon LPTK tentang instruktur/nara sumber yang bertugas melaksanakan rekrutmen asesor di Rayon LPTK.

j. Memberikan Nomor Induk Asesor (NIA) bagi asesor yang lulus rekrutmen, dan mengirimkan daftar asesor kepada Rayon LPTK.

k. Bekerja sama dengan BSDMP dan PMP memfasilitasi pengembangan soal uji kompetensi guru.

l. Memfasilitasi pengembangan sistem informasi dan perangkat keras penilaian sertifikasi guru (ASG).

4. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP dan PMP)

BPSDMP danPMP melakukan kegiatan, antara lain sebagai berikut.

a. Mengembangkan sistem dan mekanisme penetapan peserta (Buku 1) sertifikasi guru yang dituangkan dalam buku Pedoman Penetapan Peserta.

b. Mengidentifikasi dan mengolah data untuk menetapkan kuota peserta sertifikasi guru di setiap provinsi dan kabupaten/kota.

c. Mengalokasikan biaya pelaksanaan sertifikasi untuk penyelenggaraan sertifikasi guru dalam jabatan.

d. Mengembangkan manajemen sistem informasi penetapan peserta sertifikasi guru menggunakan sistem NUPTK online dan Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (AP2SG).

e. Memfasilitasi penyelenggaraan Uji Kompetensi Awal (UKA) bagi calon peserta sertifikasi guru dan mengembangkan serta menetapkan pedoman UKA.

(16)

f. Mengembangkan dan menetapkan pedoman penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan.

g. Menetapkan kuota sertifikasi guru.

h. Mensosialisasikan kebijakan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan kepada dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan LPMP.

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan dengan dinas pendidikan provinsi, LPMP, dan dinas pendidikan kabupaten/kota.

j. Memfasilitasi dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan LPMP dalam memahami buku Pedoman Penetapan Peserta.

k. Menyusun buku Pedoman Penyaluran dan Penggunaan Dana Sertifikasi Guru Dalam Jabatan untuk LPMP dan Rayon LPTK.

l. Menerima data hasil sertifikasi guru, mengolah, menganalisis data hasil sertifikasi guru, dan menerbitkan NRG.

5. Ditjen PAUDNI, Ditjen Dikdas, dan Ditjen Dikmen

a. Mengikuti perkembangan pelaksanaan sertifikasi guru untuk merencanakan penganggaran pembayaran tunjangan profesi guru.

b. Menerima data hasil sertifikasi guru untuk penerbitan surat keputusan penerima tunjangan profesi pendidik bagi guru yang telah lulus sertifikasi dan memiliki nomor registrasi guru (NRG).

6. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

LPMP melakukan kegiatan antara lain hal-hal sebagai berikut.

a. Menerapkan semua ketentuan sesuai dengan isi buku pedoman sertifikasi guru tahun 2012 secara taat azas terkait dengan bidang tugasnya.

b. MembentukPanitia Sertifikasi Guru (PSG) di LPMP dengan tugas antara lain sebagai berikut.

1) Memantau pelaksanaan penetapan peserta melalui AP2SG untuk wilayahnya masing-masing,

(17)

2) Memindahkan kuota antar kabupaten/kota atas persetujuan kabupaten/kota.

3) Menerima berkas/dokumen/portofolio dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

4) Mencetak pra Format A1 sebagai bahan untuk memverifikasi data perbaikan Format A0.

5) Meneliti usulan penghapusan dan menyetujui penghapusan peserta.

6) Memverifikasi kelengkapan berkas/dokumen/portofolio peserta dan ketepatan data peserta.

7) Menyetujui (aproval) calon peserta sertifikasi guru setelah data calon peserta valid.

8) Mencetak dan menandatangani Format A1

9) Mengirimkan fotokopi Format A1 kepada Dinas Pendidikan provinsi/

kabupaten/kota untuk diberikan kepada peserta sertifikasi guru.

10) Menyisipkan Format A1 dalam berkas/dokumen/portofolio peserta.

11) Mengirimkan berkas/dokumen/portofolio peserta kepada LPTK sesuai program studi yang menjadi kewenangannya.

12) Menindaklanjuti berkas/dokumen peserta yang dikembalikan oleh Rayon LPTK dan informasi lainnya terkait.

c. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan UKA di tingkat provinsi.

7. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Dinas pendidikan provinsi dan dinas pendidikan kabupaten/kota bertugas sebagai berikut.

a. Membentuk Panitia Sertifikasi Guru (PSG) tingkat provinsi/ kabupaten/kota yang bertugas, antara lain sebagai berikut.

1) Menerapkan semua ketentuan sesuai dengan isi buku pedoman sertifikasi guru tahun 2012 secara taat azas terkait dengan bidang tugasnya.

(18)

2) Melaksanakan sosialisasi sertifikasi kepada guru, dengan materi antara lain sebagai berikut.

a) Prosedur dan tatacara sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2012.

b) Prosedur pemilihan pola sertifikasi yang akan diikuti (PSPL, PF, atau PLPG) dan/atau perubahan biodata sesuai keadaan terkini.

c) Waktu dan tempat pelaksanaan UKA.

d) Teknis penyusunan portofolio bagi peserta sertifikasi yang memilih pola PF sesuai dengan Buku 3 (Panduan Penyusunan Portofolio).

e) Teknis penyusunan dokumen bagi peserta sertifikasi yang memilih pola PSPL sesuai dengan Buku 3 (Panduan Penyusunan Portofolio).

a) Penjelasan tentang rubrik dokumen.

b) Teknik pelaksanaan verifikasi dokumen.

c) Penyiapanpassphoto terbaru (6 bulan terakhir, berukuran 3 x 4 berwarna, bukan polaroid, sebanyak 4 lembar, di belakang setiap passphoto dituliskan nama dan nomor peserta). Nomor peserta ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Tata cara pemberian nomor peserta merujuk ke Lampiran 4, 5 dan 6.

3) Melakukan kegiatan rekrutmen peserta sertifikasi dalam jabatan dengan taat azas sesuai dengan Buku 1 (Pedoman Penetapan Peserta), antara lain sebagai berikut.

a) Mengumpulkan Format A0 yang telah diperbaiki calon peserta sekaligus dengan berkas/dokumen/portofolio dari calon peserta.

b) Memperbaiki data calon peserta melalui AP2SG sesuai dengan Format A0 yang telah diperbaiki.

c) Memverifikasi kelengkapan berkas calon peserta menggunakan format verifikasi yang dapat dicetak dari AP2SG.

d) Menerima Format A1 dari LPMP yang telah ditandatangani untuk diberikan kepada peserta sertifikasi guru.

8. Peserta Sertifikasi

Guru peserta sertifikasi melaksanakan aktivitas sebagai berikut.

(19)

a. Mengikuti sosialisasi sertifikasi guru yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.

b. Mempelajari berbagai persyaratan peserta sertifikasi sebagaimana tertuang pada Buku 1 (Pedoman Penetapan Peserta).

c. Menerima cetakan Format A0 dari dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dan melakukan verifikasi data yang tertulis pada Format A0.

d. Menyerahkan kembali Format A0 yang telah diperbaiki ke dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi (guru SLB) sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

e. Menyiapkanpassphototerbaru (6 bulan terakhir, berukuran 3 x 4 berwarna, bukan polaroid, sebanyak 4 lembar, di belakang setiap passphoto dituliskan nama dan nomor peserta).

f. Peserta sertifikasi pola PF, mengikuti aktivitas sebagai berikut.

1) Menyusun portofolio1 sebanyak dua rangkap2 kemudian menyerahkan ke dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi bagi peserta guru SLB. Teknis penyusunan portofolio termuat pada Buku 3 (Pedoman Penyusunan Portofolio). Di bagian depan portofolio (di belakang cover) disertakan Format A1 yang telah ditandatangani LPMP.

2) Peserta sertifikasi pola PF yang tidak mencapai passing grade penilaian portofolio atau berstatus tidak lulus verifikasi portofolio (TLVP) dan peserta sertifikasi pola PSPL yang berstatus tidak memenuhi persyaratan (TMP) menjadi peserta pola PLPG setelah lulus UKA.

3) Peserta yang portofolionya perlu diklarifikasi oleh Rayon LPTK, harus mengikuti prosedur klarifikasi yang dilakukan Rayon LPTK.

4) Peserta yang dinyatakan tidak lulus karena terbukti melakukan pemalsuan portofolio/dokumen dan melakukan usaha penyuapan, serta peserta yang tidak lulus ujian ulang PLPG diserahkan kembali ke dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.

1 Mencakup sepuluh komponen sebagaimana tertuang pada Buku 3.

2 Bukti fisik (sertifikat/piagam) untuk komponen 2 dan 8 dalam bendel pertama harus ASLI.

(20)

g. Peserta sertifikasi pola PSPL, menyusun dokumen sebanyak dua rangkap, sebagai berikut.

1) Guru yang berkualifikasi akademik S-2/S-3 dan sekurang-kurangnya golongan IV/b, menyiapkan dan mengumpulkan dokumen sebagai berikut.

a) Fotokopiijazah S-1/D-IV, fotokopi ijazah dan transkrip nilai S-2 dan/atau S-3 yang telah dilegalisasi (kecuali Ijazah S-3 by research). Ijazah dari perguruan tinggi negeri dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan, untuk ijazah dari perguruan tinggi swasta dilegalisasi oleh kopertis wilayah perguruan tinggi yang mengeluarkan ijazah, dan untuk ijazah dari luar negeri dilampiri fotokopi surat keteranganakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dilegalisasi oleh atasan langsung1.

b) Fotokopi tugas belajar/izin belajar atau surat keterangan tugas belajar dari pejabat berwenang yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung.

c) Fotokopi SK pangkat/golongan terakhir (minimal IV/b) yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung.

d) Fotokopi SK mengajar (SK pembagian tugas mengajar) terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung.

e) Surat rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk guru PLB.

f) Format A1yang telah ditandatangani oleh LPMP.

2) Bagiguruyang sudah memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c, melakukan aktivitas sebagai berikut.

a) Menyiapkan dokumen sebagai berikut.

1Dalam kasus tertentu jika seorang guru bertugas di daerah yang jauh (di luar provinsi) dari lembaga pendidikan yang mengeluarkan ijazah, fotokopi ijazah dapat dilegalisasi oleh kepala sekolah dan kepala dinas kabupaten/kota.

(21)

(1) Fotokopi ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisasi. Fotokopi ijazah dari perguruan tinggi dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan, fotokopi ijazah dari perguruan tinggi swasta yang sudah tidak beroperasi dilegalisasi oleh kopertis, dan fotokopi ijazah dari luar negeri dilampiri fotokopi surat keterangan akreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dilegalisasi oleh atasan.

Ijazah SLTA dilegalisasi oleh sekolah yang mengeluarkan ijazah.

(2) Fotokopi SK pangkat/golongan terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan.

(3) Fotokopi SK mengajar (SK pembagian tugas mengajar) terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan.

(4) Surat rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas provinsi khusus untuk guru PLB.

(5) Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP.

b) Menunggu hasil penilaian portofolio/verifikasi dokumen.

c) Memperoleh Sertifikat Pendidikbagi yang berstatus MP dan mengikuti UKA bagi yang berstatus TMP.

h. Peserta sertifikasi pola PLPG,mengikuti ketentuan berikut.

1) Mengikuti UKA dan apabila lulus UKA menyiapkan berkas PLPG berupa:

a) fotokopi Ijazah S-1 atau D-IV, serta Ijazah S-2 danatau S-3 (bagi yang memiliki) dan disahkan oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan, b) fotokopi SK sebagai guru, mulai SK pengangkatan pertama hingga SK

terakhir yang disahkan oleh atasan langsung/pejabat terkait,

c) fotokopi SK mengajar dari kepala sekolah yang disahkan oleh atasan, d) SK pangkat terakhir (bagi guru PNS) yang disahkan oleh atasan

langsung/pejabat terkait, dan

e) Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP.

(22)

2) Mengikuti PLPG yang dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dan diakhiri dengan uji kompetensi.

3) Mengikuti satu kali ujian ulang bagi peserta yang belum lulus uji kompetensi.

Apabila tidak lulus ujian ulang, peserta diserahkan kembali ke dinas pendidikan kabupaten/kota, khusus untuk guru SLB ke dinas pendidikan provinsi.

4) Peserta PLPG yang tidak memenuhi panggilan karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG pada panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama PLPG masih dilaksanakan.

5) Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri. Apabila sampai akhir masa pelaksanaan PLPG peserta masih tidak dapat memenuhi panggilan karena alasan yang dapatdipertanggungjawabkan, peserta tersebut diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG hanya pada tahun berikutnya tanpa merubah nomor peserta. Bagi peserta yang tidak dapat menyelesaikan PLPG pada tahun sebelumnya dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dapat melanjutkan PLPG hanya pada tahun berikutnya apabila persyaratan yang ditentukan dipenuhi.

(23)

BAB IV

TEKNIS PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

A. Rayonisasi LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru

1. Rasional

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaanpelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan dengan rayonisasi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut.

a. Penyebaran informasi yang terkait dengan sistem penyelenggaraan sertifikasi guru dari berbagai pihak antara lain Kemdikbud, Ditjen Dikti, BPSDMP & PMP, dan KSG ke Rayon LPTK penyelenggara dapat dilakukan lebih mudah, efektif, dan efisien.

b. Pengimplementasian kebijakan sertifikasi guru berbasis program studi, mulai tahun 2012, Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru terdiri atas LPTK Induk dan LPTK Mitra, dan didukung oleh perguruan tinggi yang memiliki program studi yang relevanyang ada pada rayon tersebut. Nama program studi kependidikan dan Rayon LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2012 tertera pada Lampiran 8.

2. Prinsip Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Sesuai denganPermendikbud Nomor 5 tahun 2012 sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2012 dilaksanakan berbasis program studi.Berdasarkan ketentuan itu maka prinsip sertifikasi guru tahun 2012 dilaksanakan sebagai berikut.

a. Sertifikasi guru dilaksanakan oleh program studi yang relevan dengan mata pelajaran guru.

b. Apabila Rayon LPTK tidak memiliki program studi yang relevan dengan mata pelajaran guru yang disertifikasi tetapi ditugasi melaksanakan sertifikasi guru dari mata pelajaran tersebut, harus melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi pendukung (PT Pendukung) yang memiliki program studi nonkependidikanyang relevan.

(24)

c. Kerjasama antara Rayon LPTK dengan PT Pendukung lebih lanjut diatur dalam Buku 4 Pedoman Sertifikasi Guru Tahun 2012: Rambu-rambu Pelaksanaan PLPG.

3. Mekanisme Kerja

Bagan organisasi Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru, disajikan pada Gambar 3. LPTK Induk dan mitra berkolaborasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penyelenggaraan sertifikasi guru dalam jabatan. Mekanisme kerja Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru diuraikan sebagai berikut.

a. Rayon LPTK (terdiri atas LPTK Induk dan LPTK Mitra dalam satu rayon) membentuk Panitia Sertifikasi Guru (PSG) tingkat rayon secara kolaboratif.

b. PSG merencanakan pelaksanaan verifikasi dokumen, penilaian portofolio, verifikasi portofolio, dan penyelenggaraanPLPG.

c. Guru peserta sertifikasi menyerahkan dokumen, portofolio, dan berkas PLPG kepada dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota1. Selanjutnya diteruskan kepada LPMP untuk diadministrasikan dan diverifikasi kelengkapan, keabsahan, dan kebenarannya.

d. LPMP menyerahkan dokumen, portofolio, dan berkas PLPG yang dibuat guru kepada Rayon LPTK melalui LPTK Induk.

1Atau dinas pendidikan provinsi bagi guru SLB.

(25)

Gambar 3. Bagan Rayonisasi LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru

e. Rayon LPTK melaksanakan penilaian portofolio, verifikasi portofolio, verifikasi dokumen secara konsinyasi.

f. Penilaian portofolio, verifikasi portofolio, verifikasi dokumen dilakukan lebih awal guna memberi kesempatan kepada peserta pola portofolio yang tidak mencapai passing grade penilaian portofolio, atau tidak lulus verifikasi portofolio, atau peserta pola PSPL yang berstatus TMP dapat segera mengikuti UKA.

g. Rayon LPTK menyelenggarakan PLPG bagi peserta yang telah lulus UKA, baik peserta yangmemilih: (1) pola PLPG, (2) memilih pola portofolio tetapi tidak lulus penilaian portofolio, atau tidak lulus verifikasi berkas portofolio, maupun peserta yang memilih (3) PSPL tetapi berstatus tidak memenuhi persyaratan.

h. Rayon LPTK membuat keputusan bersama tentang penyelenggaraan penilaian/verifikasi portofolio, verifikasi dokumen, dan PLPG.

(26)

B. Kepanitiaan Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru

Rayon LPTK membentuk Panitia Sertifikasi Guru (PSG) melalui Surat Keputusan Ketua Rayon LPTK, minimal mengikuti susunan kepanitiaan seperti tertera pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1

Rambu-rambu PSG di Rayon LPTK No. Unsur

Kepanitiaan Kriteria Personalia

1. Ketua Rayon Pimpinan LPTK Induk Penyelenggara Sertifikasi.

2. Wakil Ketua Rayon

Pimpinan LPTK Mitra Penyelenggara Sertifikasi.

3. Sekretaris dan Wakil Sekretaris Rayon

Memiliki wawasan tentang sertifikasi guru, kesekretariatan, komitmen tinggi terhadap tugas, jujur, dan memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.

4. Tim Ahli Memahami dasar hukum dan ketentuan teknis pelaksanaan sertifikasi guru, diprioritaskan memahami perkembangan pelaksanaan sertifikasi guru secara nasional.

5. Bendahara dan Wakil

Bendahara Rayon

Memiliki komitmen tinggi terhadap tugas, jujur, dan memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas; serta mampu mengelola keuangan negara dan pertanggungjawaban keuangan penyelenggaraan sertifikasi guru sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Ketua Pelaksana

Memiliki wawasan tentang sertifikasi guru dan asesmen, komitmen tinggi terhadap tugas, serta waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.

7. Sekretariat Memiliki komitmen tinggi terhadap tugas, serta waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.

8. Divisi Penilaian Portofolio/Veri fikasi dokumen

Memiliki wawasan tentang sertifikasi guru dan asesmen, komitmen tinggi terhadap tugas, serta waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.

9. Divisi Diklat Profesi Guru (PLPG)

Memiliki wawasan tentang sertifikasi guru dan manajemen diklat, komitmen tinggi terhadap tugas, serta waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.

10. Divisi Data dan Informasi

Memiliki wawasan tentang sertifikasi guru, kemampuan mengelola data dan informasi terutama ICT, komitmen tinggi terhadap tugas, serta waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.

11. Divisi Memiliki wawasan tentang mekanisme sertifikasi guru,

(27)

No. Unsur

Kepanitiaan Kriteria Personalia

Pengendalian Mutu

kompetensi dan komitmen tinggi terhadap tugas pengendalian mutu, serta waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.

12. Divisi Lain Sesuai kebutuhan.

Pada tahap persiapan penilaian portofolio/verifikasi dokumen, pelaksanaan PLPG; PSG Rayon LPTK melaksanakan kegiatan sebagai berikut.

a. Menyusun deskripsi tugas tiap unsur kepanitiaan.

b. Melaksanakan rapat koordinasi persiapan pelaksanaan sertifikasi guru antar-LPTK dalam satu rayon, dengan agenda antara lain sebagai berikut.

1) Evaluasi penyelenggaraan sertifikasi guru yang telah dilakukan dan merumuskan alternatif perbaikan untuk mengatasi kendala yang terjadi sebelumnya.

2) Penentuan sekretariat dan tempat pelaksanaan sertifikasi guru.

3) Penyusunan jadwal persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut hasil pelaksanaan penilaian portofolio, verifikasi portofolio, dan verifikasi dokumen.

4) Penentuan tempat dan jadwal PLPG.

c. Menyiapkan sarana dan prasarana pengolahan data (hardware), brainware, dan ATK untuk keperluan penilaian/verifikasi portofolio, verifikasi dokumen, PLPG sesuai kesepakatan rapat.

d. Melakukan evaluasi kinerja asesor/instruktur tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2011; serta perencanaan kebutuhan asesor/instruktur tahun 20121.

e. Melaksanakan kegiatan perekrutan asesor/instruktur baru apabila asesor/instruktur atau instruktur yang ada kurang mencukupi.

1) Kriteria calon instruktur1)

1Rayon LPTK dapat memberikan sanksi kepada asesor/instruktur yang melanggar kode etik dan/atau memiliki kinerja tidak baik. Jenis sanksi ditentukan Rayon LPTK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(28)

a) Warga negara Indonesia yang berstatus sebagai dosen tetap LPTK Induk, Mitra, dan PT Pendukung yang memenuhi persyaratan dan ditugaskan oleh Ketua Rayon LPTK.

b) Sehat jasmani dan rohani, sehingga mampu melaksanakan tugas dalam menilai/memverifikasi portofolio, memverifikasi dokumendan/atau mampu melaksanakan tugas sebagai instruktur PLPG.

c) Berpendidikan minimal S-2 (dapat S-1 kependidikan dan S-2 kependidikan; atau S-1 kependidikan dan S-2 nonkependidikan; atau S-1 nonkependidikan dan S-2 kependidikan, atau S-1 dan S-2 nonkependidikan yang sudah memiliki Akta Mengajar (Akta V/Akta IV/sertifikat AA/Pekerti).

d) Memiliki kinerja yang baik, komitmen, dan sanggup melaksanakan penilaian portofolio, verifikasi portofolio, verifikasi dokumen, menjadi instruktur PLPG secara profesional, jujur, dan objektif.

e) Calon asesor/instruktur dari dosen perguruan tinggi minimal memiliki jabatan fungsional lektor.

f) Tidak sedang menjalani tugas belajar atau izin belajar.

2) Prosedur penyelenggaraan rekrutmen

a) Rayon LPTK mengajukan usulan ke Ditjen Dikti disertai daftar calon asesor/instruktur yang akan direkrut2.

b) Calon asesor/instruktur menyiapkan berkas: fotokopi ijazah, daftar riwayat hidup, dan fotokopi sertifikat Akta Mengajar (Akta V/Akta IV/sertifikat AA/Pekerti) bagi calon asesor yang memiliki latar belakang nonkependidikan.

c) Rayon LPTK mengumpulkan fotokopi ijazah, daftar riwayat hidup, dan Akta Mengajar (Akta V/Akta IV/sertifikat AA/Pekerti)3 dan menyerahkan kepada nara sumber Ditjen Dikti ketika proses rekrutmen.

1 Rayon LPTK dapat menentukan kriteria tambahan selama tidak bertentangan dengan buku panduan ini.

2PSG harus memperhatikan latar belakang kualifikasi, kompetensi, dan pengalaman calon asesor dalam pengajuan mapel yang akan menjadi kewenangan asesor. Khusus untuk asesor bahasa daerah, berasal dari dosen pendidikan bahasa dan memiliki pengalaman dalam pembelajaran bahasa daerah terkait.

3 Bagi calon asesor yang berlatar pendidikan S-1 dan S-2 nonkependidikan.

(29)

d) Rayon LPTK mengundang calon asesor/instruktur untuk memperoleh pembekalan dan mengikuti uji petik yang dilakukan oleh nara sumber yang direkomendasikan Ditjen Dikti.

e) Ditjen Dikti menetapkan kelulusan asesor/instruktur, memberikan nomor induk (NIA) bagi asesor/instruktur yang lulus rekrutmen, mengirimkan hasilnya kepada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru.

f) Ditjen Diktimeng-upload asesor/instruktur yang lulus rekrutmen ke Website KSG sehingga siap di-download untuk dilakukan plotting asesor oleh PSG Rayon LPTK.

3) Kriteria kelulusan

Calon asesor/instruktur dinyatakan lulus seleksi asesor/instruktur apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.

a) Masuk dalam daftar usulan dari Rayon LPTK.

b) Untuk lingkungan Kemdikbud, memenuhi persyaratan kualifikasi akademik. Pendidikan minimal S2 dengan salah satu jenjang program studi kependidikan. Alternatif antara lain sebagai berikut.

(1) S1 kependidikan dan S2 kependidikan, atau (2) S1 kependidikan dan S2 nonkependidikan, atau (3) S1 nonkependidikan dan S2 kependidikan, atau

(4) S1 dan S2 nonkependidikan memiliki Akta Mengajar (Akta V/Akta IV/sertifikat AA/Pekerti).

c) Untuk lingkungan Kemenag, memenuhi persyaratan kualifikasi akademik Pendidikan minimal S2 dengan salah satu jenjang program studi kependidikan keagamaan. Alternatif antara lain sebagai berikut.

(1) S1 dan S2 kependidikan keagamaan terkait.

(2) S1 kependidikan keagamaan terkait dan S2 nonkependidikan.

(3) S1 nonkependidikan dan S2 kependidikan keagamaan terkait.

(30)

(4) S1 dan S2 nonkependidikan keagamaan terkait memiliki Akta Mengajar (Akta V/Akta IV/sertifikat AA/Pekerti).

(5) Salah satu diantaranya harus relevan dengan bidang studi.

d) Mengikuti tata urutan seleksi asesor/instruktur secara lengkap (datang mulai awal dan mengikuti proses seleksi sampai akhir).

e) Melengkapi persyaratan administratif (daftar riwayat hidup, fotokopi ijazah, fotokopi sertifikat Akta Mengajar (Akta V/Akta IV/sertifikat AA/Pekerti) bagi calon asesor/instruktur berlatarbelakang nonkependidikan).

f) Hasil uji petik mencapai passing grade yang ditetapkan KSG.

f. Melakukan penyegaran asesor dan instruktur dalam penilaian portofolio/verifikasi portofolio/verifikasi dokumen dan pelaksanaan PLPG dengan nara sumber dari Ditjen Dikti1.

g. Melakukan akses data peserta sertifikasi guru tahun 2012 secara online dari Website KSG (http://ksg.dikti.go.id).

h. Melakukan akses data asesor/instruktur dari Website KSG (http://ksg.dikti.go.id).

i. Menerima berkas dari LPMP sebagai berikut.

1) Portofolio (untuk peserta pola PF), masing-masing peserta rangkap dua.

Bendel pertama portofolio memuat bukti fisik asli untuk komponen 2 dan 8.

Bendel kedua berupa fotokopi yang telah memperoleh pengesahan.

Penyerahan disertai dengan daftar peserta sertifikasi guru Pola PF (Format B1.1) cetakan AP2SG (Lampiran 9).

2) Dokumen (peserta pola PSPL), masing-masing peserta rangkap 2 (dua).

Penyerahan disertai dengan daftar peserta sertifikasi guru PSPL (Format B1.2) cetakan AP2SG (Lampiran 10).

3) BerkasPLPG, berupa: (1) Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP, (2) Fotokopi Ijazah S-1 atau D-IV, serta Ijazah S-2 dan atau S-3 (bagi yang memiliki) dan disahkan oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan, (3)

1 Asesor tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2011 yang akan diberi tugas pada pelaksanaan Sergur Tahun 2012diwajibkan mengikuti penyegaran.

(31)

Fotokopi SK pangkat/golongan terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung (bagi PNS), (4) Fotokopi SK pengangkatan sebagai guru sejak pertama menjadi guru sampai dengan SK terakhir yang disahkan oleh pejabat terkait, (5) Fotokopi SK mengajar dari Kepala Sekolah yang disahkan oleh atasan, dan (6) Pasfoto terbaru berwarna (enam bulan terakhir dan bukan polaroid) ukuran 3x4 cm sebanyak 4 lembar, di bagian belakang setiap pasfoto ditulis identitas peserta (nama, nomor peserta, dan satminkal). Penyerahan disertai dengan Daftar peserta sertifikasi guru pola PLPG (Format B1.3) cetakan AP2SG (Lampiran 11).

4) Pass photo terbaru peserta (berwarna, bukan polaroid, ukuran 3 x 4 cm, sebanyak 4 lembar, di bagian belakang setiap pass photodituliskan identitas peserta: nama, nomor peserta, satminkal).

Penerimaan Berkas tersebut disertai dengan Berita Acara Serah Terima Berkas (BA-PF: 2; Lampiran 27)1.

j. Mencetak Daftar Peserta Sertifikasi Guru Pola PF, Pola PSPL dan PLPG (Format B1.1, Format B 1.2, dan Format B 1.3 dari ASG-Online.

k. Melakukan pengecekan portofolio/dokumen peserta sertifikasi. Aspek yang dicek dan prosedur pengecekan sebagai berikut.

1) Pengecekan portofolio/dokumen tiap peserta (dua bendel tiap peserta dengan satu bendel terdapat bukti fisik asli untuk komponen 2 dan 8).

2) Pengecekan kelengkapan portofolio/dokumen, terutama jenis dan jumlah bukti fisik aslinya.

3) Pengecekan tentang kesesuaian antara portofolio/dokumen dengan daftar peserta sertifikasi guru Pola PF/PSPL (Format B1.1/Format B1.2).

Portofolio/dokumen yang tidak masuk dalam Format B1.1/Format B1.2 dan/atau tidak dilengkapi dengan Format A1.1/Format A1.2 yang telah disahkan LPMP, maka tidak dinilai (dikembalikan ke LPMP/dinas pendidikan kabupaten/kota).

4) Pengecekanpassphotopeserta dengan ketentuan yang ada1.

1 BA-PF-2 disiapkan oleh LMPP.

(32)

5) Pengecekan dilakukan oleh PSG Rayon LPTK.

6) Apabila berkas telah sesuai dengan ketentuan, maka BA-PF: 22ditandatangani oleh PSG Rayon LPTK. Jika masih ada ketidaksesuaian berkas dengan ketentuan, pihak PSG meminta klarifikasi kepada pihak terkait.

l. Mencocokkan kesesuaian dan ketersediaan asesor/instruktur dengan mata pelajaran peserta sertifikasi guru.

m. Berdasarkan daftar asesor/instruktur Ditjen Dikti dan daftar peserta sertifikasi, PSG melakukan plotting asesor/instruktur yang akan ditugasi untuk menilai portofolio/memverifikasi dokumen/melaksanakan tugas sebagai instruktur PLPG pada Program Aplikasi Sertifikasi Guru online (ASG online) dengan memperhatikan kewenangan asesor sesuai dengan mapel/bidang studi guru.

Satu portofolio/dokumen dinilai oleh 2 (dua) orang asesor yang relevan dengan kewenangannya3. Dalam satu hari, asesor dibolehkan menilai/memverifikasi sebanyak-banyaknya 10 portofolio/dokumen.

Catatan: khusus di lingkungan Kemenag perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan penilaian portofolio, verifikasi dokumen, dan PLPG sebagai berikut.

1) Portofolio/dokumen Guru Kelas MI/RA diases/diverifikasi oleh asesor yang memiliki NIA Guru Kelas MI/RA dan berasal dari dosen PGMI di Fakultas Tarbiyah STAIN/IAIN/UIN.

2) PLPG bagi Guru Kelas MI/RA dilaksanakan oleh instruktur yang memiliki NIA Guru Kelas MI/RA dan berasal dari dosen PGMI di Fakultas Tarbiyah STAIN/IAIN/UIN.

3) Dosen dari program studi nonkependidikan pada perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru dapat ditugasi sebagai asesor sepanjang memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam pedoman sertifikasi guru.

1 Pasphoto berwarna, enam bulan terakhir, bukan polaroid, ukuran 3 x 4 cm, setiap peserta sebanyak 4 lembar, dan di bagian belakang setiap pasphoto dituliskan identitas peserta (nama, nomor peserta, satminkal).

2 BA-PF: 2 disiapkan oleh LPMP.

3 Penugasan berdasarkan daftar asesor yang ber-NIA dari Ditjen Dikti/KSG. Penentuan asesor portofolio dari peserta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, di samping mempertimbangkan relevansi dengan kompetensi rumpun bidang kepengawasannya juga perlu memperhatikan kemampuannya dalam menilaian kompetensi manajerial.

(33)

n. Mencetak daftar portofolio/dokumen tiap asesor dari program ASG (Format D1) yang dilengkapi dengan nama Rayon LPTK, bidang studi/mata pelajaran sertifikasi guru, jenjang pendidikan, dan nama asesor. Tiap format maksimum memuat 10 (sepuluh) peserta (Lampiran 12).

o. Mengidentifikasikan dan melakukan pengemasan portofolio/dokumen tiap asesor sesuai dengan Format D1 yang tercetak. Hal ini berarti satu kemasan terdiri atas maksimal sepuluh bendel portofolio peserta1.

p. Mencetak daftar penilaian portofolio individual (Format D2.1; Lampiran 13), verifikasi portofolio (Format D.3.1; Lampiran 15), dan verifikasi dokumen individual (Format D4.1; Lampiran 17/Format D5.1; Lampiran 19) dari ASG yang telah dilengkapi dengan nama Rayon LPTK, bidang studi/mata pelajaran sertifikasi guru, jenjang pendidikan, nama peserta, nomor peserta, dan nama asesor; dan mencetak sesuai dengan jumlah asesor.

q. Menyiapkan berita acara serah terima berkas dari PSG kepada asesor (BA-PF: 4;

Lampiran 28).

r. Menyiapkan berita acara serah terima berkas dari asesor kepada PSG setelah dinilai/diverifikasi (BA-PF: 5; Lampiran 29).

s. Menyiapkan berita acara pelaksanaan penilaian/verifikasi portofolio dan verifikasi dokumen (BA-PF: 6; Lampiran 30) dan menggandakan sesuai kebutuhan.

t. Menyiapkan daftar hadir asesor (Lampiran 32).

u. Menyiapkan tanda pengenal asesor (Lampiran 33).

v. Membawa portofolio/dokumen tiap asesor yang telah dikemas2 ke tempat penilaian portofolio/verifikasi dokumen, disertai dengan format sebagai berikut.

1) Daftar portofolio/dokumentiap asesor (Format D1).

1 Jika bidang studi/mata pelajaran tertentu berjumlah 15 portofolio, pengikatan dapat dibuat menjadi dua bendel, yaitu satu bendel terdiri atas 10 portofolio dan bendel berikutnya adalah lima portofolio.

2 Dapat diikat dengan tali.

(34)

2) Mekanisme verifikasi portofolio.

3) Penilaian portofolio individual (Format D2.1) dan/atau verifikasi dokumen individual (Format D4.1/Format D5.1).

w. Mengadakan pertemuan teknis (technical meeting) persiapan penilaian portofolio/verifikasi dokumen dengan para asesor dan instruktur dengan menyertakan tim ahli dan divisi-divisi dalam PSG yang berkompeten sebagai pemandu/nara sumber. Informasi yang diberikan antara lain sebagai berikut1. 1) Mekanisme penilaian portofolio, verifikasi portofolio, verifikasi dokumen, dan

PLPG secara umum, terutama tentang prinsip penilaian portofolio, verifikasi dokumen individual secara konsinyasi, dan PLPG.

2) Mekanisme penilaian portofolio individual dan penentuan peserta dengan rekomendasi: MVPF, MA, MPLPG, K, dan D.

3) Mekanisme verifikasi portofolio dan penentuan peserta dengan rekomendasi: LVPF, MPLPG, dan D.

4) Mekanisme verifikasi dokumen individual dan penentuan peserta dengan rekomendasi: MP, K, dan TMP.

5) Mekanisme entri data hasil penilaian portofolio/verifikasi dokumen individual.

6) Mekanisme verifikasi skor yang berbeda antara dua asesor penilai portofolio2/verifikasi dokumen yang sama.

7) Mekanisme entri data perbaikan skor setelah dilakukan verifikasi antar dua asesor penilai portofolio yang sama.

8) Mekanisme penandatanganan berita acara serah terima berkas dari PSG kepada asesor.

1 Dapat dikembangkan sesuai kebutuhan selama tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada.

2Di luar batas toleransi.

(35)

9) Mekanisme penandatanganan berita acara serah terima berkas dari asesor kepada PSG setelah proses penilaian portofolio/pemeriksaan berkas telah selesai.

10) Kode etik asesor dan instruktur PLPG (Lampiran 34).

11) Informasi lain yang dianggap perlu.

C. Sertifikat Pendidik

Pemberian sertifikat pendidik bagi peserta yang lulus sertifikasi guru dikeluarkan oleh Rayon LPTK dengan berpedoman pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 001/KSG-DIKTI/2010 tanggal 26 Maret 2010.

Ketentuan penulisan nomor sertifikat pendidik sebagai berikut.

1. Nomor Sertifikat Pendidik

Nomor sertifikat pendidik terdiri atas 13 digit yang mencerminkan beberapa informasi sebagai berikut.

(1) Rayon perguruan tinggi (digit 1, 1 dan 2) (2) Tahun sertifikat (digit 3 dan 4)

(3) Bidang studi (digit 5,6, dan 7) (4) Kementerian (digit 8)

(5) Nomor urut sertifikat (digit 9, 10, 11, dan 12)

Formulasi Nomor Sertifikat Pendidik adalah sebagai berikut.

(36)

2. Ketentuan Pemberian Nomor Sertifikat

a. Rayon perguruan tinggi, digit 1, 1 dan 2 terdiri dari 3 angka, sebagai identitas perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru yang mengeluarkan sertifikat pendidik. Kode rayon perguruan tinggi sesuai dengan nomor urut rayon sebagaimana tercantum pada Lampiran SK Mendiknas Nomor: 75/P/2011.

Misalnya:

Nomor rayon untuk Universitas Negeri Medan adalah 102

b. Tahun sertifikat, digit 3 dan 4 terdiri dari 2 angka, sebagai identitas tahun dikeluarkannya sertifikat pendidik.

Misalnya:

Sertifikat yang dikeluarkan tahun 2012 diberi kode tahun “12”

c. Bidang studi, digit 5,6, dan 7 terdiri dari 3 angka, sebagai identitas bidang studi yang diampu oleh guru peserta sertifikasi. Kode bidang studi menggunakan kode yang telah ditentukan dalam buku pedoman sertifikasi guru.

Misalnya:

Guru bidang studi matematika diberi kode “094”

d. Kementerian, digit 8 menunjukkan identitas kementerian yang bertanggung jawab terhadap guru yang disertifikasi.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tahun Sertifikat Rayon LPTK

Bidang Studi

11 12

Nomor Urut

Kementerian 1

(37)

Misalnya:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diberi kode 1 Kementerian Agama diberi kode 2

Kementerian Kelautan dan Perikanan diberi kode 3

e. Nomor urut sertifikat, digit 9, 10, 11, dan 12 terdiri dari 5 angka, sebagai identitas nomor urut sertifikat pendidik. Ketentuan pemberian nomor urut sertifikat ini dimulai dari nomor “00001” sampai dengan jumlah peserta yang disertifikasi.

Misalnya:

Universitas Negeri Medan memiliki kuota 11.539, nomor urut sertifikat dimulai dari “00001” sampai dengan “11539”. Nomor urut sertifikat ini setiap tahun dimulai dari nomor “00001” lagi.

f. Contoh:

Universitas Negeri Medan tahun 2012 mengeluarkan sertifikat pendidik bagi peserta sertifikasi guru bidang studi matematika yang berada di bawah tanggung jawab kementerian pendidikan nasional dan diberi nomor urut pertama, maka penulisan nomor sertifikatnya sebagai berikut:

Nomor: 1021209410001

D. Pengadministrasian Portofolio, Dokumen, dan Hasil Penilaian

Berkas portofolio dan dokumen peserta sertifikasi guru dikelola dengan baik agar jika ingin dipergunakan kembali dapat dengan mudah ditemukan. Untuk itu PSG melakukan beberapa hal sebagai berikut.

1. Mengadministrasikan portofolio yang terdapat berkas asli (komponen 2 dan 8) untuk memudahkan proses pengambilan portofolio oleh LPMP.

2. Memberikan layanan kepada LPMP dalam proses pengambilan bendel pertama portofolio yang memuat bukti fisik asli untuk komponen 2 dan 8, minimal 2

(38)

minggu setelah pengumuman kelulusan1. Jika dalam kurun waktu lebih dari 3 bulan, portofolio tersebut tidak diambil, maka di luar tanggung jawab Rayon LPTK. Penyerahan dokumen dilengkapi dengan bukti serah terima secara tertulis2.

3. Mengadministrasikan portofolio (bendel ke-2) setelah selesai dinilai oleh asesor sebagai arsip.

4. Mengadministrasikan hasil penilaian individual (sebelum kesepakatan dan mungkin ada perbaikan skor) sebagai arsip.

E. Pelaporan Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Rayon LPTK membuat laporan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan kepada KSG/BPSDMP & PMP dengan sistematika, substansi, waktu pelaporan yang ditetapkan oleh KSG/BPSDMP & PMP.

F. Penyimpangan dan Sanksi

Rayon LPTK bertanggung jawab dan menjamin bahwa guru yang lulus sertifikasi memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005. Jika pada saat sertifikasi dan atau di kemudian hari diperoleh informasi tentang penyimpangan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan (oleh guru, dinas pendidikan kabupaten/kota, asesor, atau PSG), Rayon LPTK menindaklanjutinya dengan melakukan verifikasi dan mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Guru yang terbukti memperoleh kualifikasi akademik dan/atau sertifikat pendidik dengan cara melawan hukum diberhentikan sebagai guru dan wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan penghargaan sebagai guru yang pernah diterima (Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, Pasal 63, Ayat 5).

1Atau sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh Rayon LPTK.

2 Bukti serah terima dibuat PSG Rayon LPTK.

(39)

Sesuai Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi/Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru Nomor 1876/D/T/2009 tanggal 19 Oktober 2009 Rayon LPTK tidak dibenarkan melakukan pemungutan dana dari guru peserta sertifikasi untuk tujuan apapun, termasuk acara pemberian sertifikat pendidik.

G. Jadwal Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2012

Jadwal pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2012 terdapat pada Lampiran 36.

(40)
(41)

BAB V

TEKNIS PENILAIAN PORTOFOLIO, VERIFIKASI PORTOFOLIO, VERIFIKASI DOKUMEN, DAN PLPG

A. Teknis Pelaksanaan Verifikasi Dokumen pada Pola PSPL

1. Persiapan

a. Menerima dokumen dari LPMP, masing-masing peserta 2 (dua) rangkap.

b. Mengecek kelengkapan dokumen yang diterima dari LPMP.

1) Guru yang berkualifikasi akademik S-2/S-3 dan sekurang-kurangnya golongan IV/b.

a) Fotokopi ijazah S-1/D-IV, fotokopi ijazah dan transkrip nilai S-2 dan/atau S-3 yang telah dilegalisasi (kecuali Ijazah S-3 by research).

(1) Ijazah dari perguruan tinggi negeri dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan,

(2) ijazah dari perguruan tinggi swasta dilegalisasi oleh kopertis wilayah perguruan tinggi yang mengeluarkan ijazah, dan (3) ijazah dari luar negeri dilampiri fotokopi surat keterangan

akreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dilegalisasi oleh atasan langsung1.

b) Fotokopi tugas belajar/izin belajar atau surat keterangan tugas belajar dari pejabat berwenang yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung.

1Dalam kasus tertentu jika seorang guru bertugas di daerah yang jauh (di luar provinsi) dari lembaga pendidikan yang mengeluarkan ijazah, fotokopi ijazah dapat dilegalisasi oleh kepala sekolah dan kepala dinas kabupaten/kota.

(42)

c) Fotokopi SK pangkat/golongan terakhir (minimal IV/b) yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung.

d) Fotokopi SK mengajar (SK pembagian tugas mengajar) terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan langsung.

e) Surat rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk guru PLB.

f) Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP.

g) Passphototerbaru (6 bulan terakhir, berukuran 3 x 4 berwarna, bukan polaroid, sebanyak 4 lembar, di belakang setiap passphotodituliskan nama dan nomor peserta).

2) Guru yang sudah memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.

a) Fotokopi ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisasi.

(1) ijazah dari perguruan tinggi negeri dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkan,

(2) ijazah dari perguruan tinggi swasta dilegalisasi oleh kopertis, dan

(3) ijazah dari luar negeri dilampiri fotokopi surat keterangan akreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dilegalisasi oleh atasan.

(4) Ijazah SLTA dilegalisasi oleh sekolah yang mengeluarkan ijazah.

b) Fotokopi SK pangkat/golongan terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan.

c) Fotokopi SK mengajar (SK pembagian tugas mengajar) terakhir yang telah dilegalisasi oleh atasan.

d) Surat rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas provinsi khusus untuk guru PLB.

e) Format A1 yang telah ditandatangani oleh LPMP.

(43)

f) Passphototerbaru (6 bulan terakhir, berukuran 3 x 4 berwarna, bukan polaroid, sebanyak 4 lembar, di belakang setiap passphotodituliskan nama dan nomor peserta).

c. Memilah dan mengelompokkan dokumen berdasarkan bidang studi d. Melakukan penyegaran asesor.

e. Mengidentifikasi kebutuhan asesor f. Mempersiapkan format-format penilaian 2. Pelaksanaan

a. Mengundang asesor dan menyerahkan dokumen yang telah diikat/dikemas kepada asesor disertai dengan berkas sebagai berikut.

1) Daftar berkas tiap asesor (Format D1).

2) Format verifikasi dokumen individual (Format D4.1/Format D5.1) dalam keadaan kosong/belum ada hasil pemeriksaan.

Penyerahan berkas disertai dengan berita acara serah terima berkas dari PSG kepada asesor (BA-PF: 4).

b. Mengalokasikan waktu kepada asesor untuk melaksanakan tugas verifikasi dokumen.

c. Mengecek apakah isian data pada Format D1 (cetakan ASG) sudah sesuai dengan dokumen atau belum.

1) Jika sudah sesuai, maka asesor dapat langsung melaksanakan tugas verifikasi dokumen.

2) Jika belum sesuai, maka PSG meminta kepada asesor menghubungi PSG untuk klarifikasi data.

d. Asesor melakukan verifikasi dokumen secara profesional, independen, objektif, dan jujur; sesuai dengan rambu-rambu verifikasi dokumen pada Buku 3. Verifikasi dokumen menyangkut aspek:

1) kelengkapan dokumen, 2) keabsahandokumen, 3) kebenaran dokumen, dan

(44)

4) relevansi ijazah S-2/S-3 dengan bidang studi/mapel/rumpun bidang studi/mapel/bidang keahlian/bidang kepengawasan.

Khusus untuk guru dalam jabatan yang telah mencapai serendah-rendahnya golongan IV/c diverifikasi aspek kebenaran dan keabsahan SK pangkat/golongan dan surat rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota.

e. Asesor memastikan bahwa peserta telah memenuhi persyaratan sebagaimana tertera pada Buku 1.

f. Asesor memberikan rekomendasi yang dituangkan pada Format D4.1/Format D5.1 dan Format D4.1/D5.1. untuk dokumen sebagai berikut

a) Ijazah

Kategori Kriteria

Keabsahan

Memenuhi persyaratan (MP) apabila foto kopi ijazah yang dilampirkan telah dilegalisasi oleh yang berwenang dengan tanda tangan basah dan distempel.

Klarifikasi (K) apabila legalisasi foto kopi ijazah tidak lengkap (kurang tanda tangan atau kurang stempel) atau diragukan (ditandatangani oleh pejabat yang tidak berwenang).

Kebenaran

Memenuhi persyaratan (MP) apabila masa studi, proses studi termasuk jarak tempat tugas peserta dengan tempat studi memenuhi kriteria kewajaran serta kebenaran fisik dokumen tidak diragukan.

Klarifikasi (K) apabila masa studi, proses studi termasuk jarak tempat tugas peserta dengan tempat studi tidak memenuhi kriteria kewajaran atau kebenaran fisik dokumen diragukan.

Relevansi

Memenuhi persyaratan (MP) apabila: (1) berasal dari program studi kependidikan bidang studi atau diakui serumpun dalam bidang kependidikannya; (2) berasal dari program studi non-kependidikan yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran/bidang keahlian yang diampu(penjelasan relevansi rumpun mata pelajaran/bidang keahlian dapat dilihat pada Rambu-rambu yang termuat dalam Lampiran Buku 3).

Tidak memenuhi persyaratan (TMP) apabila berasal dari

Gambar

Gambar 1. Alur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
Gambar 2. Mekanisme Sertifikasi Guru  Tahun 2012
Gambar 3.  Bagan Rayonisasi LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Mayoritas warga kampung nelayan pesisir Muara Angke memiliki keberanian menjadi wirausahawan karena tekanan ekonomi yang mendesak. Selain itu, mereka memiliki minat

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7

Tujuan dari isi paper ini adalah untuk menganalisa unjuk kerja sistem kompresi citra grayscale asli, apakah informasi data citra hasil rekonstruksi benar-benar dapat

Menurut Kotler (2001:298) kepuasan pelanggan adalah sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk sepadan dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk kurang dari

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau