• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Indarsih Koreksi 1

N/A
N/A
Indarsih Sri utami

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Indarsih Koreksi 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang terjadi karena adanya gangguan kerja insulin, sekresi insulin, atau keduanya yang dapat menjadikan penderita hiperglikemia (Tanto, Chris et al, 2014). (cari terbaru 5 tahun terakhir)

(introduksi ini lihat judulnya kaitkan antara DM dengan IMT)

Pada akhir tahun 2021, International Diabetes Federation (IDF) dalam Atlas edisi ke-10 mengkonfirmasi bahwa diabetes termasuk salah satu di antara kegawatdaruratan kesehatan global dengan pertumbuhan paling cepat di abad ke-21 ini. Pada tahun 2021, lebih dari lebih dari setengah miliar manusia dari seluruh dunia hidup dengan diabetes, atau tepatnya 537 juta orang, dan jumlah ini diproyeksikan akan mencapai 643 juta pada tahun 2030, dan 783 juta pada tahun 2045. Selain jumlah penyandang diabetes yang besar, diperkirakan jumlah orang dengan kadar glukosa darah yang mulai meningkat atau pada fase prediabetes, yaitu toleransi glukosa terganggu pada tahun 2021 ini berjumlah sekitar 541 juta.

Diabetes pada populasi ini juga memberikan konsekuensi angka kematian yang tinggi terkait dengan diabetes, yaitu diperkirakan lebih dari 6,7 juta pada kelompok orang dewasa berusia antara 20–79 tahun.

Dalam Atlas IDF edisi ke-10 disebutkan bahwa di Indonesia, diperkirakan populasi diabetes dewasa yang berusia antara 20-79 tahun

(2)

adalah sebanyak 19.465.100 orang. Sementara itu, total populasi dewasa berusia 20-79 tahun adalah 179.720.500, sehingga bila dihitung dari kedua angka ini maka diketahui prevalensi diabetes pada usia antara 20-79 tahun adalah 10,6%. Dengan kata lain, kalau dihitung pada kelompok usia 20-79 tahun ini berarti 1 dari 9 orang dengan diabetes. Beban biaya kesehatan per tahun bagi penyandang diabetes yang berusia antara 20-79 tahun di Indonesia adalah sebesar 323,8 USD. USD per orang. Angka kematian terkait diabetes pada usia 20-79 tahun di Indonesia diperkirakan sebesar 236,711. Sementara itu, proporsi pasien diabetes pada kelompok usia 20-79 tahun yang tidak terdiagnosis adalah 73,7%.

Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan Diagnosa Dokter (delete) pada penduduk semua umur menurut Provinsi Kalimantan Tengah Riskesdas 2018 menempati urutan 25 di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 22.092 kasus , untuk Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 3.788 Kasus.

Diabetes adalah penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke dan amputasi ekstremitas bawah. Pada tahun 2012, secara langsung diabetes menyebabkan kematian sekitar 1,5 juta jiwa dan angka kematian 2,2 juta jiwa disebabkan karena gula darah yang tinggi (WHO, 2016). Penggolongan diabetes mellitus menurut PERKENI (2011) ada 4 yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain dan DM gestasional. DM tipe 2 dapat disebabkan karena terjadinya resistensi insulin (ADA, 2016).

Resistensi insulin ini mengakibatkan glukosa yang berada didalam darah

(3)

tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga dapat terjadi peningkatan kadar gula darah (Suyono, 2009).

Penyakit diabetes mellitus dapat ditentukan dengan pemeriksaan kadar gula darah sebagai indikatornya. Pemeriksaan dapat dilakukan sewaktu dan ketika puasa. Pemeriksaan gula sewaktu adalah pemeriksaan kadar gula darah seseorang diperiksa “sewaktu” artinya tanpa melakukan puasa, pemeriksaan kapan saja lalu memberikan hasil pembuluh darah vena antara 100-199 mg/dl atau pembuluh darah kapiler antara 90- 199 mg/dL (Marewa, 2015). Salah satu faktor resiko terjadinya diabetes mellitus terutama tipe 2 yaitu orang yang mengalami obesitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur derajad obesitas adalah dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT).

IMT adalah cara untuk mengukur status gizi. IMT didapatkan dari hasil perhitungan berat badan dalam kilogram (kg) dibanding dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (m)2 (Arisman, 2011). Menurut WHO (2006) mengklasifikasikan IMT berdasarkan kriteria asia pasifik yaitu underweight apabila IMT < 18,50, normal 18,5 - 24,99, overweight 25,00-29,99, obese tingkat 1 30,00-39,99, obese tingkat 2 35,00-39,99

dan obese tingkat 3 >40,00.

(Pada alinea 3 kronogis, tolong buatkan bagaimana kronogisnya DM terjadi berkaitan dengan IMT yaaa secara patofisiologis)

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 26 Oktober 2016 (data terbaru) di poli penyakit dalam di RSI Sultan Agung didapatkan data pada bulan september 2016 jumlah pasien yang menderita diabetes mellitus sebanyak 60 orang. Berdasarkan hasil pengukuran IMT dan kadar gula

(4)

darah sewaktu di poli penyakit dalam RSI Sultan agung didapatkan hasil 3 orang memiliki IMT yang termasuk kategori obesitas tingkat 1 dan 2 diantaranya memiliki IMT normal dengan kadar gula darah > 200 mg/dL.

Berdasarkan permasalahan latar belakang penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya pengaruh Indek Massa Tubuh dengan kadar gula darah sewaktu pada peserta Prolanis Puskesmas Ketapang 2.

(alinea 4 ini perhatikan cara penulisannya harus ada dampak dan solusinya yaaaa lihat lagi buku panduan)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan data dari latar belakang yang di uraikan dapat d identifikasi masalah yakni ;

1. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya Penyakit Diabetes Melitus terutama Tipe 2 yang termasuk orang yang mengalami Obesitas

2. Prevalensi diabetes Di Indonesia pada usia antara 20-79 tahun adalah 10,6%

3. Estimasi penderita Diabetes Melitus di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2021 sebanyak 3.471 orang dan jumlah yang dilayani sebanyak 2.597 penderita sehingga didapat capaiannya sebesar 74,8% Cakupan Pelayanan Diabetes Melitus Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2021 (Sumber : Bidang P2P Dinkes Kotim Tahun 2021 ) dengan prevalensi sebesar 1,6 % (Kemenkes, 2020)

4. Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan Diagnosa Dokter pada penduduk semua umur menurut Provinsi Kalimantan Tengah Riskesdas 2018 menempati urutan 25 di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 22.092 kasus , untuk Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 3.788 Kasus.

5.

Proporsi obesitas pada dewasa Usia lebih >18 thn Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 19 % dengan IMT lebih dr 27

6. Sampai Bulan november 2023 Jumlah Penderita Diabetes Melittus Type 2 di Puskesmas Ketapang 2 sebanyak 113 Pasien terdiri dari kasus lama Perempuan 6 ,Laki -laki 4 ,Kasus Lama 65 Perempuan dan 38 Laki-Laki , yang Melakukan Kunjungan Rutin Ke Puskesmas Ketapang 2

7. Setelah dilakukan observasi pada beberapa penderita diabetes melitus yang melakukan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu di program

(5)

PROLANIS Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang 2 sebanyak penderita diabetes melitus memiliki kadar gula darah sewaktu yang tinggi pada penderita diabetes dengan indeks massa tubuhnya overweight dan obesitas. (data belum dilengkapi )

8. Belum pernah dilakukannya penelitian tentang Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan kadar gula darah sewaktu pada peserta prolanis Puskesmas Ketapang 2.

1.3 Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas masalah yang dapat dirumuskan adalah Adakah Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar gula darah sewaktu pada peserta Prolanis Puskesmas Ketapang 2.

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar gula darah sewaktu pada peserta Prolanis Puskesmas Ketapang 2

1.4.2.

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi indeks massa tubuh (IMT) peserta prolanis Puskesmas Ketapang 2

2. Mengidentifikasi kadar gula darah sewaktu peserta prolanis Puskesmas Ketapang 2

3. Menganalisis Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar gula darah sewaktu peserta prolanis Puskesmas Ketapang 2 1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan praktis antara lain : 1.5.1 Manfaat teoritis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar gula darah sewaktu pada peserta prolanis Puskesmas Ketapang 2

1.5.2 Manfaat praktis

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain pihak institusi pendidikan, masyarakat, puskesmas dan peneliti.

(6)

1. Bagi Pihak Institusi Pendidikan

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan literatur serta digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan terutama di bidang kesehatan serta diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dalam hal meningkatkan kontrol berat badan yang berpengaruh terhadap kadar gula darah pada peserta Prolanis wilayah kerja Puskesmas Ketapang 2

b. Diharapkan mampu mengurangi angka mordibitas dan mortalitas komplikasi DM akibat obesitas dan hiperglikemi, serta menambah pengetahuan masyarakat mengenai faktor resiko penyebab kejadian diabetes melitus tipe 2.

3. Bagi Pihak Puskesmas

Diharapkan sebagai masukan terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya terhadap penyakit diabetes melitus.

4. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman belajar mengenai penelitian tentang hubungan Indeks massa tubuh dengan kadar gula darah pada peserta Prolanis wilayah kerja Puskesmas Ketapang 2 dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat khususnya ilmu keperawatan.

(manfaaat ini lihat buku panduan yaaaa)

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Dapat mengetahui indeks massa tubuh (IMT) dan tekanan darah yang dimiliki serta dapat dilakukan deteksi dini sehingga mencegah terjadinya penyakit yang berhubungan

tubuh (IMT) dengan kadar gula darah sewaktu penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Global Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.. Mengidentifikasi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar gula darah penderita DM tipe 2 rawat jalan di RS Tugurejo Semarang..

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan usia, lama kerja, masa kerja dan indeks massa tubuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar gula darah penderita DM tipe 2 rawat jalan di RS Tugurejo Semarang..

Tidak ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di Desa Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten

Mengetahui hubungan paparan intensitas getaran mesin, usia, masa kerja, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan jumlah rokok yang dikonsumsi dengan keluhan nyeri punggung bawah

Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi terutama tentang adekuasi hemodialisis dengan asupan energi dan cairan elektrolit serta indeks massa