• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Repository ITK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Repository ITK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring bertambahnya umur suatu bangunan maka kerusakan yang terjadi pada bangunan pun tak dapat dihindari. Bangunan khususnya gedung bertingkat memiliki beberapa komponen, seperti komponen struktur, arsitektur, dan utilitas.

Kompleksnya elemen dan sub elemen pada suatu bangunan gedung bertingkat menyebabkan perlu adanya mekanisme untuk menentukan prioritas dalam perawatan gedung. Penentuan prioritas perawatan bangunan gedung dilakukan berdasarkan kondisi elemen bangunan. Penilaian kondisi bangunan dapat diperoleh dari perhitungan nilai indeks kondisi bangunan (Kusnadi, 2011). Dengan hal ini, penentuan prioritas perawatan gedung dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat dan tepat sasaran.

Pada penelitian sebelumnya telah dibahas mengenai sistem pengambilan keputusan penentuan prioritas perawatan pada masing-masing elemen bangunan.

Salah satu yang dilakukan oleh Hartono dkk. (2017) dalam penelitiannya menggunakan metode AHP dan Profile Matching, dimana penentuan prioritas pemeliharaan ditentukan berdasarkan komponen yang dikaji seperti arsitektur, struktur, utilitas, dan tata lingkungan. Hamka dan Harjono (2019) menggunakan metode AHP dengan bantuan Software Expert Choice V.11, dimana dalam menentukan prioritas perbaikan gedung dilakukan berdasarkan aspek kerusakan pada sub elemen, elemen, dan komponen bangunan. Sedangkan Wijayanti dkk.

(2015) menggunakan Composite Condition Index dan Analytical Hierarchy Process(AHP), dimana kondisi fisik bangunan gedung akan dinilai dan selanjutnya dilakukan penentuan skala prioritas perbaikan komponen bangunan yang rusak.

Pengambilan keputusan dengan menerapkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat memudahkan dalam menentukan prioritas perawatan bangunan gedung khususnya untuk gedung bertingkat. Maka pada penelitian ini digunakan salah satu metode dalam SPK yaitu dengan menggunakan metode Profile Matching.

Dimana analisa dilakukan dengan menggunakan bantuan Composite Condition Index (CCI) untuk menghitung nilai gap antar profil pada elemen bangunan, jika

(2)

2 semakin kecil nilai gap yang didapatkan maka bobot nilainya akan semakin besar pula (Handojo dan Setiabudi, 2010). Analisa pencocokan profil juga terdapat tingkat ideal variabel prediktor yang harus dipenuhi sebagai hasil penilaian kondisi bangunan gedung (Diana, 2018). Nilai prediktor ini didapatkan dengan melakukan pembobotan pada tiap elemen dan sub elemen bangunan gedung.

Nilai skala prioritas perbaikan yang didapatkan sebelumnya kemudian digunakan sebagai acuan dalam menentukan estimasi biaya perawatan yang akan dikeluarkan. Dikarenakan biaya perawatan yang akan terus meningkat dari waktu ke waktu, maka penentuan biaya perawatan harus dilakukan secara akurat dan tepat sasaran (Chong, 2018). Karena pada dasarnya kualitas kegiatan perawatan dipengaruhi oleh besarnya jumlah anggaran yang dialokasikan. Dalam tujuan untuk mencapai hasil perawatan yang baik dan meningkatkan kualitas bangunan, hal-hal yang menjadi perhatian ialah adanya sumber daya yang memadai seperti staf dan alokasi dana (Ali, 2009).

Ihsan (2015) melakukan perhitungan estimasi biaya operasional dan biaya pemeliharaan bangunan dengan menggunakan metode Approximate Estimate dan survey kuisioner. Dimana perhitungannya dilakukan dengan menghitung volume kerusakan bangunan dan inflasi yang terjadi, serta biaya yang diperhitungkan akan dibagi berdasarkan persentase tingkat kerusakan, biaya operasional dan biaya pemeliharaan bangunan. Sedangkan Iriana dan Riana (2012) menggunakan metode Approximate Estimate dan melakukan analisa tingkat kerusakan bangunan yang ada. Dimana besar biaya perbaikan yang dilakukan dinilai berdasarkan luas bangunan gedung, jumlah kelas, harga tertinggi per-m2yang telah ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, serta volume kerusakan yang terdapat di lapangan.

Oleh karena itu, penilitian ini mengusulkan penggunaan model Profile Matching dan Approximate Estimate sebagai alternatif cara dalam menentukan prioritas perbaikan bangunan gedung, serta acuan dalam melakukan perhitungan estimasi biaya perbaikan gedung. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan bangunan gedung Institut Teknologi Kalimantan sebagai bahan studi kasus. Institut Teknologi Kalimantan sendiri merupakan salah satu kampus besar yang terletak di Jl. Soekarno Hatta KM 15, Balikpapan, Kalimantan Timur. Bangunan gedung di Institut Teknologi Kalimantan tercatat hingga tahun 2021 telah memiliki 8

(3)

3 bangunan gedung dengan umur bangunan yang beragam. Sehingga pada penelitian ini peninjauan kerusakan bangunan gedung dilakukan hanya pada bangunan gedung A dan B. Hal ini dikarenakan kedua bangunan tersebut telah digunakan selama minimal 5 tahun sejak tahun 2015. Dengan mengadopsi dari penelitian-penelitian sebelumnya diharapkan model ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengatasi permasalahan dari pengalaman sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas perbaikan gedung yang kemudian dapat dijadikan acuan dalam menghitung biaya perawatan yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan perawatan bangunan gedung. Sehingga harapannya didapatkan hasil penelitian yang lebih sesuai dengan kondisi yang dialami oleh praktisi serta memberikan pengaruh dalam proses pengambilan keputusan nantinya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada subbab sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi bangunan gedung A dan B di Institut Teknologi Kalimantan terkait perawatan yang telah dilakukan sebelumnya?

2. Elemen bangunan gedung manakah yang masuk kedalam skala prioritas dalam proses perawatan bangunan gedung di Institut Teknologi Kalimantan?

3. Berapa perkiraan biaya yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan perawatan bangunan di Institut Teknologi Kalimantan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kondisi bangunan gedung A dan B di Institut Teknologi Kalimantan terkait hasil perawatan yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Mengetahui elemen gedung mana yang menjadi prioritas dalam proses perawatan bangunan gedung di Institut Teknologi Kalimantan.

3. Mengetahui perkiraan biaya yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan perawatan bangunan di Institut Teknologi Kalimantan.

(4)

4

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, model pengambilan keputusan dalam menentukan urutan prioritas perawatan bangunan gedung dan perkiraan biaya perawatan yang akan dikeluarkan dapat memberikan kontribusi pada bidang manajemen konstruksi dan pengambilan keputusan perawatan bangunan.

2. Bagi praktisi, model pengambilan keputusan dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan akurasi prediksi terkait urutan prioritas perawatan di lapangan dan dapat dijadikan sebagai acuan ataupun pertimbangan dalam menghitung perkiraan biaya perawatan yang akan dikeluarkan berdasarkan pengaruh inflasi yang ada.

1.5 Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian tidak melebar dan memudahkan dalam pengerjaan. Penelitian yang dilakukan ini memiliki batasan- batasan antara lain.

1. Sasaran kajian adalah elemen bangunan gedung di Institut Teknologi Kalimantan yang menjadi prioritas dalam perawatan bangunan khususnya pada bagian arsitektural bangunan dan estimasi biaya perawatan yang akan dikeluarkan pada tahun 2022.

2. Ruang Lingkup kajian adalah perawatan bangunan gedung untuk gedung A dan B Institut Teknologi Kalimantan khususnya pada bagian arsitektural.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Al-Rāză’s Metaphysics The Metaphysical thought of al-Rāzī poses five eternal principles: 1 God al-Bārī Subh\ānah, 2 universal soul al-nafs al-kulliyah, 3 primeval matter al-hayūla

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG 1.Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu