• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab i pendahuluan - Repository ITK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "bab i pendahuluan - Repository ITK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya zaman dan juga teknologi, sarana dan prasarana juga semakin maju. Tentunya sarana dan prasarana akan membantu manusia dalam melakukan suatu pekerjaan menjadi lebih mudah. Hal ini menjadikan para petugas sarana dan prasarana dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana harus tetap memadai. Pekerjaan tersebut tidak mudah dilakukan, tentunya dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana, pekerjaan tersebut tetap memilki risiko (Hati, 2015).

Saat ini, keselamatan sama pentingnya dengan produksi dan juga telah berkembang menjadi suatu ilmu yang mencakup banyak teori dan praktik secara teknis dan kompleks (Laird, 2012). Keselamatan dalam bekerja yang dilakukan menjadi kebutuhan setiap seseorang. Pekerjaan yang dilakukan oleh petugas sarana dan prasarana tentunya memiliki tingakatan risiko keselamatan yang ada, mulai dari tingkatan risiko rendah sampai tingkatan tinggi. Misalnya kegiatan pemeiliharaan gedung yaitu mengganti lampu ruang suatu gedung, pekerjaan ini sangat berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan kerja dari pekerjaan tersebut. Mulai dari risiko cedera ringan hingga cedera berat. Hal ini sangat bergantung dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, dalam melihat risiko pekerjaan yang dapat terjadi, dan dari berbagai faktor yang ada (Widiastuti dkk., 2019)

Data BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan, banyaknya kasus-kasus kecelakaan kerja yang terjadi. Pada tahun 2017 insiden kecelakaan kerja terdapat 123.041 kasus. Selanjutnya pada tahun 2018, terjadi peningkatan kasus kecelakaan kerja yang mencapai 173.105 kasus yang terjadi (bpjsketenagakerjaan, 2019). Dari data tersebut, bahwa sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu instansi terkait untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam hal ini, para pekerja harus mendapat perhatian lebih dalam keselamatan dan kesehatan kerja mereka, agar

(2)

pekerjaan yang dilakukan bisa mencapai tujuan dari suatu perusahaan maupun organisasi (Wahyuni dkk., 2018)

Menurut Undang-undang No 1 Tahun 1970 ayat 1 menunjukkan bahwa, dengan perumusan ini ruang lingkup bagi berlakunya undang-undang tersebut, jelas ditentukan berdasarkan tiga unsur yaitu tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha, adanya tenaga kerja yang bekerja disana, adanya suatu bahaya di tempat kerja tersebut. Tempat kerja atau usaha yang dimaksud pada undang-undang tidak harus selalu mempunyai motif ekonomi ataupun motif keuntungan, tetapi dapat merupakan usaha-usaha soial seperti sekolah kejuruan, usaha rekreasi, dan di rumah sakit, yang mempergunakan instalasi- instalasi listrik dan mekanik yang berbahaya.

Institut Teknologi Kalimantan (ITK) merupakan perguruan tinggi yang fokus dalam bidang teknologi untuk menunjang kebutuhan dunia industri. Melalui berbagai macam program pendidikan ITK ini, sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor penting dalam mencapai tujua Institut Teknologi Kalimantan (itk.ac.id,2020.)

Dalam melakasanakan kegiatan di Institut Teknologi Kalimantan (ITK) tentu sarana dan prasarana menjadi faktor pendukung. Bukan hanya bagi mahasiswa, tetapi dosen, serta civitas akademik juga memerlukan fasilitas sebagai penunjang selama kegiatan berlangsung. Laboratorium, auditorium, komputer, ruang kelas, alat praktikum dan lain-lain merupakan salah satu sarana dan prasarana yang ada. Tetapi dalam sarana dan prasarana yang digunakan, perlu adanya pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut. Melakukan pekerjaan pemeliharaan sarana dan prasarana (SAPRAS) dilakukan oleh petugas SAPRAS di Insitut Teknologi Kalimantan, tentu saja pekerjaan yang dilakukan oleh para pertugas SAPRAS memiliki potensi risiko adanya insden atau kecelakaan kerja dengan berbagai risiko dari setiap pekerjaan yang dilakukan petugas SAPRAS (Yuliani, 2017)

Perlu adanya pemahaman dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam upaya penanggulangan risiko pekerjaan yang dilakukan petugas sarana prasarana (SAPRAS) Institut Teknologi Kalimantan. Upaya penanggulangan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode Job Safety Analysis. Tentunya dari

(3)

setiap pekerjaan yang dilakukan petugas sarana dan prasarana, dapat mencegah risiko terjadinya kecelakaan kerja. Dengan melakukan penanggulangan seperti, adiministrasi sebelum melakukan percobaan, pembuatan prosedur K3 pada pekerja, menggunakan peralatan safety (alat pelindung diri) pada saat melakukan pekerjaan, menggunakan warning sign, safety brefing dan memerhatikan keselamatan kerja dan aturan yang ada (Enderzon, 2020) Dengan judul tugas akhir “Studi Analisis Risiko Pekerjaan pada Bagian SAPRAS (Sarana dan Prasarana) (SAPRAS) Di Institut Teknologi Kalimantan, dengan Menggunakan Metode JSA (Job Safety Analysis)”

diharapkan menjadi solusi dalam mengidentifikasi risiko pekerjaan dan mampu melakukan pencegahan pada pekerjaan yang ada. Kesadaran, motivasi, dan budaya K3 merupakan tanggung jawab semua elemen yang ada di Kampus Institut Teknologi Kalimantan. Tentunya dukungan dari pada Dosen dan juga Civitas Akademik sangat dibutuhkan dalam membangun kesadaran K3 bagi seluruh pekerja.

Tentunya dalam ini akan memajukan K3 yang ada pada setiap pekerjaan yang ada di Institut Teknologi Kalimantan, dan juga mahasiswa ITK menerapkan budaya K3 dan sadar bahwa standar K3 sangat diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan (Nugroho dkk, 2018)

1.2 Rumusan Permasalahan

Adapun pokok permasalahan pada penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana menganalisa dan mengidentifikasi risiko pada pekerjaan yang dilakukan oleh petugas sarana dan prasarana (SAPRAS) di Institut Teknologi Kalimantan

2. Bagaimana mengetahui tingkatan risiko pekerjaan serta pencegahannya pada pekerjaan yang dilakukan oleh petugas sarana dan prasarana (SAPRAS) di Institut Teknologi Kalimantan

3. Bagaimana Institut Teknologi Kalimantan dapat mengaplikasikan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada pekerjaan SAPRAS dengan metode Job Safety Analysis

(4)

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis risiko pada pekerjaan yang dilakukan oleh petugas sarana dan prasarana (SAPRAS) di Institut Teknologi Kalimantan

2. Mampu mengetahui tingkatan risiko pekerjaan serta pencegahannya pada pekerjaan yang dilakukan oleh petugas sarana dan prasarana (SAPRAS) Institut Teknologi Kalimantan

3. Institut Teknologi Kalimantan mampu mengaplikasikan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada pekerjaan SAPRAS dengan menggunakan metode Job Safety Analysis

I.4 Batasan Penelitian

Adapun batasan penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada pekerjaan yang dilakukan oleh petugas sarana dan prasarana Institut Teknologi Kalimantan

2. Penelitian ini melihat risiko yang ada dari setiap pekerjaan yang dilakukan SAPRAS

3. Penelitian ini berfokusan pada pekerjaan bagian lapangan petugas sarana dan prasarana Institut Teknologi Kalimantan

1.5 Kerangka Penelitian

Adapun kerangka penelitian sebagai berikut

(5)

Studi Analisis Hasil Identifikasi Risiko Pekerjaan pada Bagian Sapras (Sarana dan Prasarana) Di Institut Teknologi Kalimantan dengan Menggunakan Metoda Job Safety Analysis (JSA)

Permasalahan Metode

Penelitian Terdahulu Risiko Pekerjaan

Kurangnya Penerapan Budaya K3

JSA (Job Safety Analysis)

Prabaswari, A. D., Maulida, M., dan Sari, A.

D. (2017). Analisis Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja Bagian Pengemasan Minipack Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) pada CV.

XYZ. Jurnal Ergonomi dan K3, 2(1), 27-34.

https://doi.org/10.5614/J.ergo.2017.2.1.3

Pendidikan, S., Mesin, T., Teknik, F., &

Surabaya, U. N., Mesin, J. T., Teknik, F., &

Surabaya, U. N. (2017). Studi Tentang Job Safety Analysis dalam Identifikasi Potensi Kapal KriNala 363 di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero). 06, 104-107

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Terlaksananya rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan Wajib Pekerjaan Umum Program pembangunan prasarana

Pembangunan dan penambahan sarana prasarana yang dilakukan oleh beberapa Kepala KUA Pardasuka, akan tetapi Untuk Rehab gedung belum pernah dilakukan sejak

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, sumber daya manusia, fasilitas, sarana dan prasarana dari Puskesmas PONED, RSKIA maupun RS PONEK telah

4 Saat ini, RSAM telah memiliki Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS) sebagai unit kerja yang bertugas memelihara dan melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana rumah sakit

Bidang Kebersihan mempunyai tugas menyelenggarakan rencana kebutuhan teknis operasional pelaksanaan kebersihan, pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan,

3 Atas dasar permasalahan diatas, dengan ini akan dilakukan penelitian mengenai penurunan mikroplastik dengan menggunakan metode elektrokoagulasi dengan plat berbahan aluminium dan

Pada kategori methods penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Ulfa, 2017 untuk membangun sistem informasi PKM di Universitas Lampung bermula setelah ditemukannya permasalahan pada

Faktor Sarana Dalam melaksanakan penertiban ternak tentu sarana dan prasarana harus lengkap agar memudahkan petugas untuk melakukan penangkapan, tetapi sampai saat ini Satuan Polisi