• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan secara umum semakin meningkat, dalam kemajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran saat ini dalam hal mengatasi penderitaan dan kematian suatu penyakit telah mencapai taraf yang memuaskan. Akan tetapi, masalah kesehatan masih amat rawan bagi masyarakat. Meski beberapa tahun sebelumnya masalah ini dapat teratasi bahkan ada penyakit yang sudah dibasmi karena kemajuan teknologi yang berupaya mengatasi masalah berhubungan dengan penyakit menular. (Noor, 2013)

Saat ini masalah kesehatan yang penting dan merupakan sorotan dunia agar memperoleh perhatian dari para ilmuwan kesehatan dan publik yaitu penyakit yang diakibat oleh virus corona.(Ika, Purnamasari ; Anisa, 2020). Covid-19 merupakan penyakit menular disebabkan karena jenis corona virus yang baru-baru ini ditemukan. Virus baru ini tidak dikenali sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, Desember 2019. Sekarang ini covid-19 menjadi sebuah pandemi yang terjadi di seluruh dunia.(WHO).

Dilaporkan pertama kali Pada tanggal 31 Desember 2019, kasus Coronavirus diease 2019 (COVID-19) merupakan suatu penyakit yang tengah mewabah hampir diseluruh dunia. Wuhan, provinsi Hubei Tiongkok yang memberitakan pertama kali mengenai adanya kasus Pnemonia yang penyebabnya tidak diketahui. (Hafandi & Ariyanti, 2020)

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan yang termasuk penyakit menular penyebabnya yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 adalah jenis coronavirus baru yang belum teridentifikasi pada manusia sebelumnya. Setidaknya terdapat dua macam coronavirus yang dapat memunculkan gejala cukup berat seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

(2)

Tanda gejala infeksi COVID-19 umumnya gangguan pernafasan yang bersifat akut meliputi demam, batuk hingga sesak napas. Rata-rata masa inkubasi yaitu 5-6 hari dan 14 hari masa inkubasi terpanjang. Pneumonia, gagal ginjal, sindrom pernapasan akut, bahkan kematian mungkin terjadi pada kasus covid-19 yang berat. (Kementrian Kesehatan RI, 2020b)

Penyebaran untuk angka kasus covid-19 sudah terjadi antar negara dengan sangat cepat sampai tanggal 12 januari 2021 jumlah kasus yang terkonfirmasi covid-19 di dunia mencapai 836.718 kasus positif, 24.343 di antaranya meninggal dunia, dan 688.739 sembuh (2021, http://health.detik.com/, diakses 24 maret 2021).

Covid-19 muncul pertama kali di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, dengan adanya laporan kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak dua kasus di Depok, Jawa Barat.(Nidaa, 2021). Sampai tanggal 22 maret 2021 jumlah kasus yang terkonfirmasi covid-19 mencapai 1.465.928 kasus positif, 39.711 diantaranya meninggal dunia, dan 1.272.958 sembuh (Kemenkes RI, 2021).

Indonesia bahkan menjadi nomer satu di Asia Tenggara dengan catatan kasus corona terbanyak.dengan jumlah kasus 907.929 kasus pada 17 januari 2021 (2021, http://health.detik.com/, diakses 24 maret 2021). Di Jawa barat total kasus yang terkonfirmasi covid-19 pada tahun 2021, yaitu 243.749, 3.013 diantaranya meninggal dunia, 24.640 dalam perawatan dan 214.216 sembuh (2021, https://pikobar.jabarprov.go.id/, diakses 24 maret 2021).

Pemerintah Republik Indonesia beserta PT Bio Farma mengklaim vaksin Covid-19 yang dibuatan Sinovac telah mencangkup syarat dalam pemilihan vaksin. Vaksin berasal dari China ini dari sisi kualitas telah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). (Agusta & Letuna, 2021).

Presiden serta tim nasional percepatan pengembangan vaksin COVID-19.

Presiden mengeluarkan keputusan Nomor 18/2020 pada 3 September 2020 yang berisi ditetapkannya tim pengembangan vaksin COVID-19 dalam pengawasan

(3)

Menteri Koordinator dalam Bidang Perekonomian. Lebih lanjut, tugas harian tim akan dilaporkan kepada presiden oleh Kementrian Riset dan Teknologi sebagai penanggung jawab. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia et al., 2020).

Fasilitas kesehatan atau puskesmas yang diselenggarakan dalam upaya kesehatan perseorangan maupun masyarakat tingkat pertama, dengan mengutamakan promotif dan preventif sebagai upaya agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas).

Hasil penelitian menurut Z . Hafandi, R . Ariyanti (2020) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan tentang Covid-19 dengan Kepatuhan Physical Distancing. Responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu 205 responden (94,4%), dan mayoritas responden cukup khawatir dengan kondisi penyebaran covid-19 saat ini yaitu 187 responden (86,2%) sehingga responden patuh dalam melakukan physical distancing.

(Hafandi & Ariyanti, 2020).

Sedangkan hasil penelitian menurut A . Saputra, I . Simbolon (2020) Bahwa terdapat terdapat hubungan antara pengetahuan tentang covid-19 terhadap kepatuhan program lockdown. Didapat 80.77% untuk tingkat pengetahuan kategori baik, sedangkan hasil analisis tingkat kepatuhan 70,6% dan tidak patuh 29,4%, maka didapati bahwa tingkat kepatuhan berada pada kategori tinggi.

Hasil survey penerimaan vaksin covid-19 di indonesia yang diikuti lebih dari 115.000 responden dari 34 provinsi didapatkan sekitar 65% menyatakan bersedia menerima vaksin covid-19 dan 27% menolak, dalam, tingkat kepercayaan masyarakat dalam hal ini mungkin berbeda- beda terhadap vaksin COVID-19 disebabka karna keterbatasan informasi terkait kapan tersedianya vaksin, jenis vaksin, serta profil keamanannya. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia et al., 2020).

(4)

Pengetahuan (knowledge) yakni sebuah hasil tahu manusia mengenai suatu objek lewat pancaindra yang dimiliki. Panca indra manusia berfungsi sebagai penginderaan terhadap objek diantaranya penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Saat penginderaan guna menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang mayoritas didapatkan lewat indra pengelihatan ataupun indra pendengaran (Notoatmodjo, 2014).

Tinggi-rendahnya pengetahuan seseorang didasarkan pada beberapa faktor.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang diantaranya meliputi umur seseorang, tingkat pendidikan, pekerjaan, minat, pengalaman serta sumber informasi (Mubarak 2007)

Hasil penelitian menurut (Delfiliana et al., 2016) bahwa tingkat kesiapan masyarakat rendah karena belum memiliki keterampilan tertentu, selain itu pengetahuan terhadap konsep, tujuan dan manfaat adalah rendah. Tingkat kesiapan masyarakat tinggi setelah masyarakat dibekali pengetahuan terhadap konsep, tujuan dan manfaat dalam penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah

Kesiapan merupakan kondisi seseorang secara keseluruhan yang siap untuk memberi jawaban atau respon melalui cara tertentu pada suatu kondisi maupun situasi yang sedang dihadapi. (Slameto,2003). Menurut Slameto (2010), ada tiga aspek yang mempengaruhi kesiapan antara lain kondisi fisik, mental, dan emosional

Slameto (2010) juga menyatakan tentang prinsip prinsip readiness diantaranya semua aspek saling mempengaruhi dalam perkembangan berinteraksi, kesiapan jasmani rohani diperlukan guna mendapatkan manfaat dari berbagai pengalaman.

Pengalaman tersebut berpengaruh positif pada tingkat kesiapan, tingkat kesiapan dasar pada suatu kegiatan tercipta dalam waktu tertentu selama periode pembentukan didalam masa perkembangan.

(5)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di UPT Puskesmas Gumuruh pada 3 Mei 2021, jumlah masyarakat yang terkonfirmasi covid-19 di wilayah gumuruh dalam 4 bulan terakhir yaitu pada bulan januari hingga tanggal 3 Mei 2021 sebanyak 167 orang terdiri dari 95 orang perempuan dan 72 orang laki laki pada rentang usia 7 sampai 78 tahun. Tercatat 167 kasus positif, 152 sembuh, 4 diantaranya meninggal dan 11 orang masih dalam isolasi.

Wawancara mengenai pengetahuan tentang covid-19 yang dilakukan kepada 15 orang masyarakat, 5 diantaranya mengatakan belum mengetahui penyebab covid-19. Sedangkan wawancara mengenai kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19 kepada 15 orang masyarakat yang sama, 12 masyarakat mengatakan siap dan 3 masyarakat mengatakan belum siap karena takut dengan efek samping setelah dilakukan vaksinasi.

Berdasarkan data-data yang telah didapat diatas serta melihat fenomena yang terjadi di wilayah UPT Puskesmas Gumuruh maka penulis tertarik untuk mengangkat suatu masalah keperawatan yang merujuk kepada keperawatan medikal bedah mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Covid-19 dengan Tingkat Kesiapan Masyarakat Menerima Vaksinasi Covid-19 di Wilayah Kerja UPT PUSKESMAS Gumuruh Kota Bandung Tahun 2021”

(6)

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19 di wilayah kerja UPT Puskesmas Gumuruh Kota Bandung.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19 di wilayah kerja UPT Puskesmas Gumuruh Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 di RW 06 wilayah kerja UPT Puskesmas Gumuruh Kota Bandung.

b. Mengidentifikasi tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19 di RW 06 wilayah kerja UPT Puskesmas Gumuruh Kota Bandung.

c. Mengidentifikasi besarnya kekuatan hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi di wilayah kerja UPT Puskesmas Gumuruh Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya keperawatan mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid- 19 dihubungkan dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19

b. Menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19

(7)

c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya mengenai hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19 2. Manfaat Praktis

a. Bagi UPT Puskesmas Gumuruh

Memberikan gambaran kepada pegawai puskesmas mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19 dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat gumuruh.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan tambahan bahan bacaan perpustakaan untuk Program Studi Diploma Tiga Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dihubungkan dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19.

c. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan bagi masyarakat terutama diwilayah gumuruh untuk melakukan upaya preventif dan promotif demi kesehatan masyarakat.

d. Bagi Profesi Keperawatan

Memberikan informasi bagi pengembangan ilmu keperawatan medical bedah Mengenai hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid- 19.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai data awal bagi peneliti selanjutnya mengenai hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksinasi covid-19.

(8)

E. Ruang Lingkup

1. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2021

2. Penelitian bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dengan tingkat kesiapan masyarakat menerima vaksin covid-19.

3. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif

4. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Gumuruh Kota Bandung

5. Pengumpulan data yang digunakan dengan cara kuesioner dan wawamcara

Referensi

Dokumen terkait

BAB I Pendahuluan Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka dalam penyususan Laporan Akhir ini penulis tertarik untuk membangun sebuah aplikasi

Menurut Asosiasi Dokter Anak Amerika dan Canada: “Anak usia 0-2 tahun alangkah lebih baik apabila tidak terpapar oleh gadget, sedangkan anak usia 3-5 tahun diberikan batasan durasi