BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pengendalian persediaan barang merupakan suatu permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur. Suatu persediaan barang dapat dikendalikan apabila sejumlah barang atau material bisa didapatkan pada waktu yang tepat. Perusahaan sendiri harus bisa mengendalikan persediaan yang dimiliki karena akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan dalam pengoperasiannya.
(Rambitan et al., 2018) dalam studinya menyatakan bahwa dalam dunia usaha, persediaan memiliki peranan penting dalam operasi bisnis. Persediaan dikelola sedemikian rupa sehingga perusahaan akan berada pada titik aman dari berbagai kemungkinan yang bisa mengancam Perusahaan terkait dengan persediaan yang dibutuhkan. Adanya keperluan mengelola persediaan inilah yang disebut manajemen persediaan.
Dalam rangka mengoptimalkan persediaan material yang ada, perusahaan perlu untuk melakukan sebuah perencanaan atas ketersediaan material agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Suatu perencanaan persediaan termasuk ke dalam manajemen persediaan, menurut Irham Fahmi (2012:109), manajemen persediaan adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang atau material baik barang atau material mentah, setengah jadi, maupun barang atau material jadi agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil maupun berfluktuasi. (Noviyanti, 2020)
Dikutip dari Manajemen Persediaan: Ketahui Cara Mengelola dengan Tepat
(jurnal.id), manajemen persediaan adalah pendekatan sistematis untuk memperoleh, menyimpan, dan mengambil keuntungan dari aset non-modal (bahan baku dan barang jadi) dengan jumlah stok yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan biaya yang tepat. Secara sederhana, perusahaan akan mengontrol bahan baku serta produksi pada level yang sesuai agar tidak menimbulkan kelebihan atau
kekurangan stok yang berakibat pada kerugian.
Sedangkan menurut Sukmono & Supardi dalam bukunya pada halaman 733, tahun 2020, manajemen persediaan adalah struktur organisasi dan kebijakan operasi untuk menjaga dan mengendalikan barang yang disimpan melalui tanggung jawabnya atas
pemesanan dan penerimaan barang, timing pemesanan dan pencatatan apa yang telah dipesan, serta berapa banyak kuantitas pesanan. Manajemen persediaan adalah metode pengendalian persediaan supaya bisa memesan dengan tepat, yaitu dengan biaya seoptimal mungkin. (Iswanto & Akbar, 2021, hal. 62) (Persediaan (Inventory):
Pengertian, Manajemen, Jenis, Model, Rumus, Dsb - serupa.id)
Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan pengelolaan persediaan. Persediaan meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam siklus operasi normal perusahaan sebagai barang yang dimiliki untuk dijual atau diasumsikan untuk di masa yang akan datang. (Koher, 2014)
Menurut Koher, Eric L.A., persediaan adalah bahan baku dan penolong, barang jadi dan barang dalam proses produksi dan barang-barang yang tersedia, yang dimiliki dalam perjalanan dalam tempat penyimpanan atau konsinyasikan kepada pihak lain pada akhir periode. Maka secara umum, pengertian persediaan adalah suatu aset yang ada dalam bentuk barang-barag yang dimiliki untuk dijual dalam operasi perusahaan maupun barang yang sedang di dalam proses pembuatan. (Koher, 2014)
Persediaan merupakan barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek. (Indrajit dan
Djokopranoto, 2003:3). Sedangkan menurut Alexandri (2009:135), persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang- barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunanya dalam proses produksi. (Rambitan et al., 2018) Persediaan barang juga termasuk dalam salah satu sumber daya yang dimiliki perusahaan di mana persediaan memiliki manfaat dan kerugian. Manfaat dari persediaan yaitu untuk mengantisipasi kebutuhna mendesak dari perusahaan untuk memenuhi permintaan dari pengguna. Sedangkan dengan adanya sistem penerapan perencanaan persediaan memiliki kerugian yang dapat meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehingga dapat berdampak bagi keuntungan
perusahaan. Maka dari itu, perencanaan persediaan harus dilakukan dengan sebaik- baiknya.
Dalam konteks ini, Divisi Logistik Timur (Area I) memiliki tanggung jawab krusial dalam perencanaan persediaan material untuk menjamin kelancaran dan keberhasilan proyek perbaikan tersebut. Efisiensi dalam manajemen persediaan material menjadi faktor penentu dalam menjamin tersedianya material yang dibutuhkan dengan tepat waktu, yang akhirnya akan berdampak positif pada kualitas dan kecepatan
pelaksanaan proyek.
Periode Oktober – November 2023 dipilih sebagai titik fokus penelitian karena pada saat itu proyek perbaikan PT A sedang berlangsung. Analisis perencanaan persediaan material pada periode ini akan memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Divisi Logistik Timur Area I dalam memenuhi kebutuhan proyek, terutama dalam konteks pembangunan dan perbaikan infrastruktur.
Penggunaan metode Pareto Analysis dalam penelitian ini memberikan yang sistematis untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam perencanaan persediaan material. Metode ini memungkinkan Divisi Logistik Timur Area I untuk fokus pada elemen-elemen kunci yang memiliki dampak
signifikan pada kelancaran proyek perbaikan PT A sehingga material yang dibutuhkan dapat dialokasikan secara lebih efisien.
Pareto Analysis adalah salah satu metode yang digunakan untuk membagi kelompok barang atau material menjadi tiga, yaitu A, B, dan C. Kelompok A merupakan barang dengan jumlah item sekitar 20% tapi mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari total nilai investasi. Kelompok B merupakan barang dengan jumlah item sekitar 30% tapi mempunyai nilai investasi 15%. Sedangkan kelompok C merupakan barang dengan jumlah item sekitar 50% dan mempunyai nilai investasi sebesar 5% dari nilai total.
(Muliati, 2016)
Melalui pemahaman dan analisis perencanaan persediaan material, serta penggunaan metode Pareto Analysis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang peran Divisi Logistik Timur Area I, tetapi juga memberikan solusi yang praktis bagi Divisi Logistik Timur Area I untuk meningkatkan efisiensi
operasional, mengurangi risiko keterlambatan proyek dan pengiriman material, serta
mendukung keberhasilan proyek perbaikan PT A secara keseluruhan dan dapat memberikan dampak positif bagi wilayah tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Analisa Perencanaan Persediaan Material Divisi Logistik Timur Area I Terhadap Proyek Perbaikan PT A Pada Periode Oktober – November 2023 dengan Metode Pareto Analysis”.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah yang dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode Pareto Analysis dalam menganalisis perencanaan persediaan material dapat membantu Divisi Logistik Timur Area I dalam
mengidentifikasi dan memprioritaskan material-material kritis yang perlu diperhatikan?
2. Bagaimana implementasi solusi dari analisis Pareto Analysis dapat berkontribusi pada peningkatan kinerja Divisi Logistik Timur Area I dalam hal perencanaan material?
1.3. TUJUAN MASALAH
Tujuan masalah merupakan sesuatu yang hendak dicapai. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan metode Pareto Analysis untuk menganalisis dan mengidentifikasi perencanaan persediaan material yang dilakukan oleh Divisi Logistik Timur Area I pada proyek perbaikan PT A selama periode Oktober 2023.
2. Memberikan solusi kepada Divisi Logistik Timur Area I dalam hal perencanaan material agar dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kinerja Divisi Logistik Timur Area I.
1.4. MANFAAT
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, di antaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi pembaca, peneliti berharap dengan adanya hasil penelitian ini mampu memberikan informasi sebagai bahan masukan yang turut berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen persediaan.
b. Bagi akademisi, peneliti berharap penelitian yang sudah dilakukan dapat memberikan kontribusi terhadap literatur akademis di bidang manajemen persediaan dan logistik dengan menerapkan Pareto Analysis pada perencanaan persediaan material. Selain itu, dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat dalam proyek
penelitian yang relevan, serta mendorong pengembangan penelitian, analisis, dan pemecahan masalah dari mahasiswa.
c. Bagi peneliti, seiringan dengan melakukan penelitian ini, peneliti berharap dapat menambah wawasan dan informasi tambahan tentang manajemen persediaan, penerapan Pareto Analysis, dan juga implementasi solusi dari penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis bagi Divisi Logistik Timur Area I yang dapat mencakup berbagai aspek yang dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keberlanjutan operasional divisi. Beberapa manfaat praktis yang dapat diperoleh dan dijadikan sebagai pertimbangan oleh Divisi Logistik Timur Area I sebagai berikut:
a. Memberikan suatu pandangan untuk menjadi dasar dalam perencanaan persediaan yang lebih efektif dan efisien.
b. Mengidentifikasi penyebab dari kekurangan persediaan material yang ada dengan perencanaan persediaan material yang dilakukan.
c. Memberikan hasil berupa data dan analisis yang memungkinkan divisi untuk mempertimbangkan pengambilan keputusan dalam menetapkan prioritas dan pengalokasian persediaan material secara lebih efektif.
d. Memberikan panduan praktis kepada Divisi Logistik Timur Area I tentang cara mengimplementasikan strategi perencanaan persediaan material yang dilakukan melalui Pareto Analysis.
1.5. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Agar tidak terjadi perluasan dalam pembahasan masalah, maka diperlukan
pembatasan masalah untuk dapat memberikan gambaran yang lebih terarah dan fokus pada penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian yang diambil yaitu:
a. Penerapan metode Pareto Analysis untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan faktor-faktor kritis yang paling mempengaruhi perencanaan persediaan material.
b. Analisis hasil dari metode Pareto Analysis termasuk kontribusinya terhadap perencanaan persediaan material.
c. Solusi yang tepat bagi Divisi Logistik Timur Area I dalam melakukan
perencanaan persediaan material melalui penerapan metode Pareto Analysis serta untuk kontribusi terhadap peningkatan kinerja divisi.
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN
Penelitian ini memuat sistematika penulisan yang dibuat oleh penulis sesuai dengan kaidah yang ditentukan, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR
BAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5 SIMPULAN DAN IMPLIKASI