• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. ini mulai menaruh perhatian besar terhadap praktik-praktik akuntansi dibanding

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. ini mulai menaruh perhatian besar terhadap praktik-praktik akuntansi dibanding"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Akuntansi keuangan telah mengalami perkembangan dengan pesat sesuai dengan kemajuan zaman. Lembaga-lembaga pemerintahan dan masyarakat saat ini mulai menaruh perhatian besar terhadap praktik-praktik akuntansi dibanding sebelumnya. Lembaga-lembaga pemerintahan saat ini, harus mengikuti perkembangan akuntansi karena pengguna informasi khususnya masyarakat menuntut agar dilakukannya akuntabilitas dan transparansi.

Laporan keuangan pemerintah berkewajiban menyediakan informasi yang dapat dipakai oleh pengguna laporan keuangan untuk menilai akuntabilitas pemerintahan dalam membuat keputusan ekonomi, sosial dan politik. Akuntabilitas diartikan sebagai hubungan antara pihak yang memegang kendali dan mengatur entitas dengan pihak yang memiliki kekuatan formal atas pihak pengendali tersebut (Sadjiarto, 2000). Dengan adanya akuntabilitas, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menjadi subyek pemberi informasi atas aktivitas dan kinerja keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu, konsisten dan dapat dipercaya (Herawaty, 2011).

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang telah dicapai (Werimon, 2005). Pemerintah, baik pusat maupun

(2)

2

daerah, berkewajiban menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik yaitu hak untuk tahu, hak untuk diberi informasi, dan hak untuk didengar aspirasinya. Pamungkas (2007) mengatakan bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengolahan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah secara tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Menurut Attmore (2011) dengan mempersiapkan laporan keuangan dengan tepat waktu, pemerintah akan mampu membuat masyarakat tertarik untuk membayar pajak dan keuntungan lainnya adalah untuk akses pengambilan informasi yang berguna yang dapat digunakan untuk membuat berbagai keputusan penting mengenai pembangunan perumahan, pembangunan sekolah, dan pembangunan lain yang didanai oleh pajak.

Pemerintah daerah berkewajiban mempublikasikan informasi dalam laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, informasi yang dipublikasikan tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai. Informasi akan bermanfaat apabila informasi tersebut dipahami dan dapat digunakan oleh pemakai dan pemakai mempercayai informasi tersebut. Bermanfaat atau tidaknya informasi hanya dapat ditentukan secara kualitas dalam hubungannya dengan keputusan pemakai dan keyakinan pemakai terhadap informasi yang disajikan tersebut (Andriani, 2010).

Sistem informasi memiliki peran penting saat ini dalam meningkatkan persaingan organisasi dan membutuhkan solusi dalam pengimplementasian secara sistematis yang disesuaikan dengan karakteristik organisasi. Oleh karena

(3)

3

itu, efisien pelaksanaan sistem informasi adalah solusi yang baik untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan mengatasi dampak krisis keuangan global (Andreica et all, 2009). Suatu sistem informasi dapat dijalankan bila terdapat manusia sebagai penggerak dari sistem informasi yang ada. Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas melalui informasi tersebut, maka diperlukan sumber daya manusia yang mampu menjalankan sistem tersebut dengan baik.

Amran (2009) menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah salah satu faktor produksi yang sangat menentukan dalam keberhasilan suatu organisasi atau instansi. Manusia memegang peranan penting didalam pencapaian tujuan organisasi/instansi tersebut. Untuk mewujudkan cita-cita maupun tujuan organisasi perlu adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya akan mampu mempengaruhi kualitas informasi akuntansi pada pelaporan keuangan. Saat ini perusahaan-perusahaan maupun organisasi/instansi sangat membutuhkan akuntansi SDM. Menurut Nastiti (2008), Akuntansi SDM digunakan untuk mengungkapkan informasi tentang SDM dalam perusahaan, agar stakeholder perusahaan mendapatkan informasi yang menandai tentang prospek ke depan perusahaannya. Begitu juga halnya dengan laporan keuangan pemerintah daerah. Menurut Fontanella (2010) laporan keuangan pemerintah daerah juga menjadi sumber informasi bagi stakeholder sehingga ketepatan dan kemampuan SDM dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah haruslah mampu menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan aturan yang ada, walaupun faktor pemahaman dan

(4)

4

pengetahuan serta sumber daya manusia sangat berperan penting dalam perkembangan penyajian laporan keuangan pemerintah yang baik.

Selain sumber daya manusia, hal yang mungkin mempengaruhi kualitas informasi akuntansi pada pelaporan keuangan pemerintah adalah pemanfaatan teknologi informasi. Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan. Ini merupakan hasil dari sebuah proses yang tak terelakkan untuk mengubah informasi dari analog ke bentuk digital. Inti dari pemerintah adalah informasi, dan revolusi digital telah memungkinkan organisasi pemerintah untuk lebih efektif dan efisien menyimpan, menganalisis, dan memanfaatkan informasi. Proses ini juga telah sangat dipengaruhi oleh perubahan teknologi telekomunikasi dan konvergensi teknologi komputer dan komunikasi (Fountain, 2003).

Rahadi (2007) menyatakan bahwa Teknologi Informasi (TI) mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang dalam menghemat waktu maupun tenaga. Kemudahan tersebut memberikan indikasi bahwa orang yang menggunakan TI bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja tanpa menggunakan TI . Pengguna TI mempercayai bahwa TI yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya (compartible) sebagai karakteristik kemudahan penggunaan. Walaupn diketahui manfaat yang diberikan oleh teknologi informasi ini sangat besar, namun implementasinya tidaklah murah. Terlebih lagi teknologi informasi yang relatif mahal ini belum mampu dimanfaatkan secara maksimal.

(5)

5

Andriani (2010) mengatakan belum optimalnya pemanfaatan TI ini mungkin juga memiliki pengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi pada laporan keuangan pemerintah. Tanpa penguasaan dan pemahaman akan teknologi informasi ini, tantangan globalisasi akan menyebabkan ketergantungan yang tinggi terhadap pihak lain dan hilangnya kesempatan untuk bersaing karena minimnya pemanfaatan teknologi informasi.

Boritz et all (2010) mengatakan selama beberapa dekade manajer, auditor, dan regulator telah mengakui bahwa pengendalian internal yang efektif atas penggunaan teknologi informasi (TI) merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan yang dapat diandalkan. Organisasi dengan pengendalian TI yang lemah lebih mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas pengendalian secara konsisten, seperti perubahan manajemen dan kontrol akses. Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah yang merupakan pengganti dari PP No. 11 Tahun 2001 tentang Informasi Keuangan Daerah.

Hal lain yang mungkin mempengaruhi keterandalan pelaporan keuangan pemerintah selain kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi adalah pengendalian intern akuntansi. Pengendalian intern menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan pemerintah daerah yang tercermin dari keandalan

(6)

6

laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyebabkan perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, maka tiap daerah mempunyai kebebasan untuk menemukan, menggali, serta mengembangkan sumber daya dan potensi yang dimiliki daerah itu sendiri demi kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Kemampuan suatu daerah untuk berotonomi adalah terletak pada kemampuan keuangannya. Artinya daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri, baik dalam pengelolaan maupun dalam penggunaan keuangannya agar memadai untuk penyelenggaraan pemerintah di daerahnya, sehingga diperoleh laporan keuangan yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan akan akuntabilitas dan transparansi. Menurut Susilo (2006), dalam lingkungan pemerintah daerah, sistem pengendalian pada tahap awal berada dalam kendali DPRD sebagai pihak legislatif. Sementara itu, sepanjang proses kegiatan organisasi sistem pengendalian tersebut dipegang oleh Bawasda, dan pada tahap akhir pengelolaan pemerintahan daerah sistem pemeriksaan dilakukan oleh BPK sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan tersebut.

Kawedar (2009) menyatakan, bahwa untuk meningkatkan kualitas transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah maka

(7)

7

diperlukan audit terhadap laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bertujuan memberikan pendapat/opini mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Wirahadi Ahmad, dkk (2011), pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK pada akhirnya akan menghasilkan laporan hasil pemeriksaan. Untuk mengetahui kualitas dari hasil pemeriksaan, dapat dinilai dari laporan hasil pemeriksaan Kualitas pemeriksaan tersebut sangat penting dalam kegiatan pemeriksaan, karena dengan kualitas pemeriksaan yang tinggi maka akan dihasilkan laporan hasil pemeriksaan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Pada Semester I Tahun 2011 BPK telah melaksanakan pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) tahun 2010 pada 358 dari 524 pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota. Terhadap 358 LKPD tahun 2010 BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian(WTP) atas 32 LKPD, Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas 271 LKPD, Tidak Wajar (TW)kepada 12 LKPD dan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer) atas 43 LKPD. Sementara itu Pada Semester II Tahun 2011, BPK telah melanjutkan pemeriksaan LKPD tahun 2010 atas 158 pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota. Terhadap 358 LKPD tahun 2010 BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian(WTP) atas 2 LKPD, Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas 70 LKPD, Tidak Wajar (TW) kepada 14 LKPD dan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer) atas 72 LKPD. Dengan demikian selama Tahun 2011, BPK telah menyelesaikan laporan hasil pemeriksaan (LPH) atas 516 LKPD Tahun 2010 dari 524 pemerintah daerah di seluruh Indonesia. BPK telah

(8)

8

memberikan opini WTP atas 34 LKPD, WDP atas 341 LKPD, TW atas 26 LKPD, dan TMP atas 115 LKPD. Pada tahun 2011 ini opini BPK untuk LKPD Kabupaten Gianyar tahun 2010 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang masi tetap sama seperti LKPD tahun 2009 dan 2008.

Kepala Perwakilan BPK Provinsi Bali yaitu I Gede Kastawa, S.E., M.M.,

(Anonim, 2010) mengatakan bahwa beberapa LKPD Kabupaten Gianyar masih

mengandung kelemahan. Karena itu, dia berharap sistem penganggaran perlu dicermati. Sebab masih ada kelemahan pengendalian internal terutama di Dinas Pendapatan Daerah. Dari pemeriksaan LKPD tahun 2009 ditemukan indikasi kerugian daerah Rp 341,61 juta dan administrasi Rp 49,98 miliar.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi pada pelaporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Gianyar?

2) Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi pada pelaporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Gianyar?

3) Apakah pengendalian intern akuntansi berpengaruh terhadap kualitas informasi akuntansi pada pelaporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Gianyar?

(9)

9 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.2.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengaruh kapasitas sumber daya manusia terhadap kualitas informasi akuntansi pada pelaporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Gianyar.

2) Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas informasi akuntansi pada pelaporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Gianyar.

3) Untuk mengetahui pengaruh pengendalian intern akuntansi terhadap kualitas informasi akuntansi pada pelaporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Gianyar.

1.2.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kegunaan teoritis dan kegunaan praktis sebagai berikut.

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta menambah pembendaharaan teori untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi terhadap kualitas informasi pada pelaporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(10)

10

(SKPD) Kabupaten Gianyar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.

2) Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Gianyar dalam hal perbaikan kinerja untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa yang akan datang.

1.3 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, maka penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab secara terinci dan sistematis. Sistematika dari masing-masing bab adalah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan, kegunaan dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat dipakai sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan skripsi ini, serta rumusan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional

(11)

11

variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai karakteristik sampel, deskripsi hasil penelitian, hasil pengujian atas uji asumsi klasik serta pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis yang digunakan.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu untuk memastikan kinerja pemasok sesuai dengan harapan dan target yang ditetapkan perusahaan, diusulkan sebuah konsep pengukuran kinerja rantai pasok menggunakan

Berarti, ada penekanan bahwa dalam pendidikan akhlak membiasakan shalat yang baik dan benar akan memengaruhi aspek kejiwaan dan perilakunya karena shalat adalah

Penguatan kapasitas kelembagaan akan terarah pada adanya tata aturan yang mengikat seluruh anggota (one for all). Menurut pasal 2 Peraturan Menteri Desa No. 4 tahun 2015

den#an baik, seper n baik, seperti pemelih ti pemeliharaan dan perem araan dan perema1aan a1aan alat alat medis alat alat medis, in house , in house trainin# atau seminar dan

T ahukah kalian?, bahwa Allah ahukah kalian?, bahwa Allah telah memberikan kita nikmat yang telah memberikan kita nikmat yang begitu banyak, begitu banyak, salah satu di antaranya

menyatakan bahwa “BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank (ROA)” diterima, artinya semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam

` Maka, penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kepatuhan minum obat dan motivasi untuk sembuh sebelum dan sesudah penggunaan leaflet dengan slogan assertif

Menyikapi hal ini penulis mencoba untuk melakukan sebuah analisis rasio keuangan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda karena