• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Bintang Kaltim Perkasa Di Samarinda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Bintang Kaltim Perkasa Di Samarinda"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Bintang Kaltim Perkasa Di Samarinda

Wawan Karnata (wawan.karnata@gmail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Drs. H. Hamid Bone (hamidbone9@gmail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Bramantika Oktavianti (bramantika.oktavianti@gmail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Abstrak

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah tingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda mengalami perubahan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda mengalami perubahan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.Adapun alat analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Hasil dari penelitian dilakukan pengujian terhadap kinerja keuangan perusahaan selama tahun 2009, 2010 dan 2011. Rasio likuiditas dimana current ratio mengalami peningkatan tahun 2010 247,75% naik 25,78% dan menjadi 273,53% pada tahun 2011, Rasio Solvabilitas dimana persentase debt ratio bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 57,69% naik 2,68% dan menjadi 60,37% pada tahun 2010. Rasio profitabilitas dimana persentase net profit margin pada tahun 2009 sebesar 19,63% naik 3,65% dan menjadi 23,28%. Hal ini menunjukkan laba bersih sesudah pajak tahun 2009 sebesar Rp 192.774.604,00 meningkat menjadi Rp 266.175.918,00 pada tahun 2010. Sedangkan return on investment pada tahun 2010 sebesar 23,28% naik 3,41% dan menjadi 26,69% pada tahun 2011, dan rentabilitas ekonomi mengalami peningkatan, pada tahun 2010 sebesar 23,39% naik 3,38% dan menjadi 26,77% pada tahun 2011.

Kata Kunci : Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas

The problem of this study was : “Do the rates of liquidity, solvability, and profitability at PT Bintang Kaltim Perkasa in Samarinda change from the year 2009 to 2011?” this research aims to find out whether the rates of liquidity, solvability, and profitability of PT Bintang Kaltim Perkasa in Samarinda change from the year 2009 to 2011. The instruments used to analyze the data in this research were the ratio of liquidity, the ratio of solvability and the ratio of profitability.The research findings were revealed after the testing in the company financial performance for the years 2009, 2010 and 2011 had been conducted. The ratio of liquidity where its current ratio in 2010 was 247,75%, increased by 25,78% and became 273,53% in 2011. The ratio of solvability, where its debt ratio percentage of the asset part which was used to guarantee the debt in 2009 was 57, 69%, increased by 2,68% and became 60,37% in 2010. The ratio of profitability, where the percentage of net profit margin in 2009 was 19,63%, increased by 3,65% and became 23,28%. This indicated that net profit after reducing the tax in 2009 was Rp 192.774.604,00, increased by Rp 266.175.918,00 in 2010. While return on investment in 2010 was 23,28% and increased by up to 3,41% becoming

(2)

2

26,69% in 2011, the economic rentability in 2010 was 23,39% increased by 3,38% and became 26,77% in 2011.

Keywords : Ratio of liquidity, ratio of solvability, ratio of profitability

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT Bintang Kaltim Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha retail, yang terletak di Jl. Banggeris No. 11, dan dalam operasionalnya PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda diberi kebijakan-kebijakan seperti menambah aktiva-aktiva yang dibutuhkan serta mengelola keuangannya sehingga PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda menyusun laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan yang terjadi dalam setiap periode.

Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo, terutama hubungan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.Fenomena yang terjadi pada PT. Bintang Kaltim Perkasa saat ini adalah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dalam pembayaran utang,karena adanya hutang lancar sebesar 65% pada tahun 2009, 81% tahun 2010 dan sebesar 78% pada tahun 2011 sehingga menyebabkan menurunnya aktiva lancar perusahaan pada kas usaha. Hal ini dianggap kurang baik karenaaktiva lancar tidak cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya dan kemungkinan besar akan mempengaruhi keuangan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena rasio likuiditas perusahan mengalami fluktuasi, sehingga semua ini akan berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan.

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya.Perusahaan PT Bintang Kaltim Perkasa mengalami insolvabel yang berarti perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka panjang dikarenakan jumlah hutang lebih besar dari total aktiva sehingga menandakan ketidakefektifan perusahaan dalam membayar hutangnya, hal inimenunjukkan keadaan keuangan yang dihadapi perusahaan menjadi kurang baik karena perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan pada waktu tiba saatnya untuk memenuhi kewajibannya.

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal yang dimilikinya. Disini PT. Bintang Kaltim Perkasa yang selalu dikatakan mengalami kerugian secara finansial akibat pendapatan yang kurang menguntungkan dari setiap penjualannya karena tingkat penjualan yang dialami rendah dan tidak sesuai dengan target yang dicapai, sehingga kerugian yang dialami PT. Bintang Kaltim Perkasa dapat menganggu kelancaran modal kerja.

Analisis rasio terhadap laporan kuangan PT. Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda merupakan kajian-kajian yang menarik dan penting bagi perusahaan untuk mendapatkan gambaran perusahaan tentang bagaimana kekuatan dan kelemahan kinerja keuangan dan ditunjang dengan peluang serta ancaman yang dihadapi, maka perusahaan dengan sengaja dapat meningkatkan kekuatan atas kinerja keuangan dan memperbaiki kelemahannya sehingga diharapkan mampu membuat pilihan strategi yang baik bagi perusahaan pada masa mendatang.

PT Bintang Kaltim Perkasa dalam menilai kinerja keuangan perusahaannya hanya melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan harta (modal) yang

(3)

3

diinvestasikan dalam aktivitas perusahaan. Akan tetapi dengan hanya melihat dari keuntungan atau laporan keuangan secara umum saja kita tidak dapat mengetahui secara tepat kondisi perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis rasio keuangan. Dengan menggunakan analisis rasio keuangan tingkat kinerja pada perusahaan tersebut dapat dinilai apakah mengalami peningkatan ataupun sebaliknya.

Menyikapi hal ini penulis mencoba untuk melakukan sebuah analisis rasio keuangan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda karena penulis menyadari analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi segala kebutuhan finansialnya dan kemampuan perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada pada pengendaliannya., karena dengan menggunakan perhitungan rasio keuangan maka hasil yang diperoleh akan lebih akurat.

B. Rumusan Masalah

Apakah Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas PT Bintang Kaltim Perkasa mengalami perubahan dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahuitingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda mengalami perubahan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengaplikasikan kinerja keuangan perusahaan pada setiap rasio keuangan pada PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda

b. Untuk memberikan rmanfaat bagi perusahaan dan petunjuk bagi pimpinan perusahaan khususnya dalam pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang.

c. Sebagai bahan penelitian selanjutnya. II. Tinjauan Teoretis

A. Akuntansi

Menurut Baridwan (2004:1) yang dikutipnya dari definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of certified publik accountants (AICPA) adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif suatu keadaan.

1. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan menurut Jusup (2002:5) adalah akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan laporan keuangan untuk kepentingan pihak luar.

(4)

4

Menurut Harahap (2008:190) analisa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi informasilebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antaradata kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan menurutMunawir (2004:36) adalah sebagai berikut :

a. Analisa perbandingan Laporan keuangan, adalah sebagai metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan :

1. Data tersebut atau dalam jumlah-jumlah rupiah. 2. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. 3. Kenaikan atau penurunan dalam persentase. 4. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio. 5. Persentase dari total.

Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

b. Trend atau tendasi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendasi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendasi tetap naik atau bahkan turun,

c. Analisa sumber dan pengguna modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja dalam periode tertentu.

d. Analisa ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

e. Analisa perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

4. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Sutrisno (2008:215) mengelompokkan rasio keuangan menjadi lima antara lain :

1. Rasio likuiditas atau luquidity ratios

Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek.

2. Rasio leverage atau leverage ratios

Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.

3. Rasio aktivitas atau aktivity ratios

Yaitu rasio-rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.

4. Rasio keuntungan atau profitability ratios

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.

(5)

5 5. Rasio penilaian atau valuation ratios

Rasio-rasio untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya.

a. Rasio Likuiditas

Menurut Sutrisno (2008:215) likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi.

Ukuran rasio likuiditas terdiri dari tiga alat ukur yaitu : 1. Current ratio

Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek.

2. Quick Ratio atau Acid Test Ratio

Quick ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan denganh hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar.

3. Cash Ratio

Cash ratio adalah rasio yang menggambarkan antar kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.

b. Rasio Solvabilitas

Menurut Sutrisno (2008:217) mengemukakan bahwa rasio solvabilitas menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Rasio ini disebut juga dengan rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang.

Rumus rasio hutang yaitu :

Total Hutang

Rasio Hutang = X 100%

Total Aktiva c. Rasio Profitabilitas

Menurut Sutrisno (2008:222) rasio profitabilitas adalah untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan.

Rasio profitabilitas yang umum digunakan antara lain : 1. Net Profit Margin

Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasi, biaya bunga dan pajak.

Adapun usaha-usaha untuk mempertinggi Net Profit Margin adalah sebagai berikut : a. Dengan menambah biaya usaha operation expenses sampai pada tingkat tertentu. b. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai pada tingkat tertentu, diusahakan

adanya pengangguran operationexpenses. 2. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

(6)

6 3. Return On Investment

Return On Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu return on investment(ROI) teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Analisa return on investment (ROI) merupakan teknik analisa yang lazim digunakan pemimpin perusahaan untuk mengukur efektifitas dari seluruh operasi perusahaan. return on investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan seluruh dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk beroperasinya perusahaan dalam usaha mencapai keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan operasi tersebut (operating assets).

Menurut Sutrisno (2008:223) return on investment(ROI) adalah return on investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan.Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari hasil investasinya atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan dari operasi tersebut. Sebutan lain dari return on investment ini adalah net profit of return atau biasa dsingkat dengan rate of return saja.

Adapun tinggi rendahnya return on investment dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : a. Profit Margin

Profit margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan yang bersih. Profit margin ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan dihubungkan dengan penjualan. Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara operating income (pendapatan bersih) dengansales (penjualan), dimana perbandingan ini dinyatakan dalam persentase. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungan dengan sales.

Besar kecilnya profit margin ditentukan oleh dua faktor untuk memperbesar profit margin yaitu :

1. Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya sales yang sebesar-besarnya. Perubahan besarnya sales dapat disebabkan karena perubahan harga penjualan per unit apabila volume sales dalam unit sudah ditetapkan, atau disebabkan karena bertambahnya luas penjualan dalam unit produk sudah tertentu.

2. Dengan pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan operating expense yang sebesar-besarnya atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih besar daripada berkurangnya pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya operating expanses yang lebih sebanding maka akan mengakibatkan profit margin.

b. Assets Turnover(Tingkat Perputaran Aktiva)

Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva tetap yang digunakan dalam operasi perusahaan terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut. Assets Turnover ini dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kecepatan perputaran operasi assets dalam suatu periode tertentu.

Assets Turnover dapat dipertinggi dengan dua cara yaitu :

1. Dengan menambah modal usaha (operating assets) sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya. Perbandingan tambahan sales dan tambahan operatingassets harus lebih tinggi daripada perbandingan sales dan operating

(7)

7

assets semula. Apabila tambahan sales tetap dalam perbandingan yang sama, maka tidak akan menaikkan turnovernya.

2. Dengan mengurangi sales sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan atau pengurangan operating assets yangsebesar-besarnya.Perbandingan berkurangnya sales dan operating assets harus lebih kecil daripada perbandingan semula untuk dapat menghasilkan turnover yang lebih tinggi.

Kelebihan return on investment menurut Abdullah (2005:65) adalah sebagai berikut :

1. Selain return on investment (ROI) berguna sebagai alat kontrol juga berguna untuk keperluan perencanaan.

2. Return on investment (ROI) dipergunakan sebagai alat mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan.

3. Kegunaan return on investment(ROI) yang paling prinsip berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan.

Kelemahan return on investment adalah :

1. Mengingat praktek akuntansi antar perusahaan sering kali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain.

2. Dengan menggunakan fasilitas analisa rate of return atau return oninvestment saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.

Berdasarkan keterang return on investmentan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kelebihan dari return on investment (ROI) adalah sebagai alat control perusahaan dalam perencanaan seperti keputusan dalam melakukan ekspansi. return on investment (ROI) juga digunakan sebagai alat ukur profitabilitas bagi masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dengan melakukan sistem alokasi biaya dan modal ke berbagai produk dan terakhir memberikan perhatian yang khusus terhadap hubungan penjualan, biaya dan investasi serta mencegah manajemen melakukan investasi yang berlebihan karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan return on investment (ROI). Kelemahannya (ROI) tidak memberikan hasil yang memuaskan dalam pengukuran kinerja antar perusahaan karena terdapat hal-hal yang tidak dimasukan dalam perhitungannya seperti praktek akuntansi yang dianut dalam perusahaan sehingga hal itu belum cukup untuk membandingkan kinerja-kinerja perusahaan.

B. Pengertian Kinerja

Menurut Moeheriono (2009:60) pengertian kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

a. Analisis Kinerja Keuangan

Definisi kinerja keuangan menurut Sawir (2003:1) menjelaskan bahwa kinerja keuangan merupakan suatu proses atau perangkat proses untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dengan cara pengambilan keputusan secara rasional dengan menggunakan alat-alat analisis tertentu. Analisis kinerja keuangan ini dapat dilakukan baik oleh pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan.

(8)

8 C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu model yang menerapkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan kajian teoritis maka kerangka pikir penelitian sangat dibutuhkan sebagai alur berpikir sekaligus sebagai landasan untuk menentukan hasil penelitian. Penyusunan kerangka pikir juga akan memudahkan pembaca untuk memahami permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi kerangka pikir dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Menurut Teori

- Laporan Keuangan

- Analisis Laporan Keuangan - Rasio likuiditas - Rasio solvabilitas - Rasio profitabilitas

Menurut PT Bintang Kaltim Perkasa - Rasio likuiditas yang digunakan yaitu

current ratio, sedangkan

- Rasio Solvabilitas menggunakan debtratio,

- Rasio profitabilitas menggunakan net profit margin ,return on investment, dan rentabilitas ekonomi.

Rumusan Masalah :

“Apakah Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas PT Bintang Kaltim Perkasa mengalami perubahan dari tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011”

Alat Analisis :

Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas

Hasil Penelitian

Analisis Kinerja Keuangan Di Tinjau Dari Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas pada PT. Bintang Kaltim Perkasa

(9)

9 III. METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

PT Bintang Kaltim Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha retail, yang terletak di Jalan Banggeris No. 11 Samarinda yang mempunyai beberapa usaha seperti valus yang kian hari makin berkembang yang mulanya dari usaha kecil menjadi besar, serta memberikan kebijakan untuk menambah aktiva yang dibutuhkan dan perusahaan dapat menyusun laporan keuangannya sendiri, tetapi perusahaan belum mengetahui seberapa besar kekuatan dan kelemahan yang telah ditanamkan tersebut berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari segi finansialnya karena perusahaan belum menganalisis laporan keuangannya dengan menggunakan rasio keuangan.

Rasio Likuiditas PT Bintang Kaltim Perkasa adalah merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Rasio likuiditas yang digunakan adalah current ratio.

Current ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui sampai dimanakah kiranya apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mendapat kredit itu kira-kira akan mampu atau tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan.

Rasio solvabilitas PT Bintang Kaltim Perkasa adalah untuk menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Rasio solvabilitas yang digunakan yaitun debt ratio. Debt ratiodihitung berdasarkan dengan data yang berasal dari neraca dengan cara membandingkan antara total hutang dengan total aktiva PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda.

Rasio profitabilitas PT Bintang Kaltim Perkasa adalah merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah net profit margin, return on investment dan rentabilitas ekonomi.

Net profit margin. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai dicapai. Melalui rasio ini kita dapat mengetahui sampai sejauh mana efisiensi perusahaan dalam mencapai volume jalan untuk menghasilkan laba yang diharapkan.

Return on investment (ROI). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

(10)

10

Rentablitas Ekonomi merupakan perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase serta mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba.

B. Jenis Data dan Sumber data

Jenis data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder (secondary data). Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara (dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip dan dapat dipublikasikan atau tidak dapat dipublikasikan.

Adapun rincian data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut. 1. Informasi mengenai gambaran umum atau profil perusahaan. 2. Susunan struktur organisasi perusahaan.

3. Laporan Keuangan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

4. Data-data lainnya yang relevan dan berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan awal dari suatu penelitian adalah memperoleh data-data pendukung yang akurat dan relevan. Adapun metode atau teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara (interview), yaitu melakukan dialog atau diskusi secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan mendukung penyediaan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

2. Dokumentasi (documentation), yaitu mempelajari dokumen-dokumen pendukung penelitian, seperti arsip, dokumen, atau catatan-catatan relevan yang ada terkait dengan permasalahan yang akan diteliti.

D. Alat Analisis

Dalam melakukan sebuah analisis, diperlukan data yang akurat dan relevan agar nantinya dapat memudahkan dalam proses penelitian. Alat analisis yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Aktiva Lancar

Current Ratio = X 100% Hutang Lancar

Sumber : Sutrisno (Manajemen Keuangan) 2008:216 2. Rasio Solvabilitas

(11)

11 Debt Ratio = X 100%

Total Aktiva

Sumber : Sutrisno (Manajemen Keuangan) 2008:217 3. Rasio Profitabilitas

a. Net profit margin

Laba Bersih Sesudah Pajak

Net Profit Margin = X 100%

Penjualan

Sumber : Sutrisno (Manajemen Keuangan) 2008:222 b. Total Assets Turnover

Penjualan

Total Asset Turnover = X 100 % Total Aktiva

Sumber : Sutrisno (Manajemen Keuangan) 2008:221 c. Return on investment (ROI)

Return on investment(ROI) = Net Profit Margin X Total Assets Turnover Sumber : Sutrisno (Manajemen Keuangan) 2008:223

d. Rentabilitas Ekonomi

Laba Bersih

Rentabilitas Ekonomi = X 100% Total Aktiva

Sumber : Sutrisno (Manajemen Keuangan) 2008:222 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT Bintang Kaltim Perkasa adalah salah satu kantor pemasaran yang terletak di Jalan Banggeris No. 11 dan mempunyai perusahaan kecil yaitu Valus, beralamat di Jalan Ir. Juanda No. 11. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha perdagangan retail umum yang

menyediakan kebutuhan sehari-hari dengan berbagai jenis macam bahan kebutuhan pokok, seperti kebutuhan barang-barang elektronik, mainan anak-anak, serta perlengkapan rumah tangga.

B. Analisis

1. Rasio Likuiditas

Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Untuk dapat memberikan gambaran mengenai

(12)

12

aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan, maka dibawah ini dapat dilihat hasil perhitungan rasio likuiditas selama tiga tahun yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Aktiva Lancar

Tahun 2009 = Current ratio = X 100% Hutang Lancar 823.800.795,00 = X 100% 299.194.349,00 = 275,34% Aktiva Lancar

Tahun 2010 = Current ratio = X 100% Hutang Lancar 959.129.089,00 = X 100% 387.141.606,00 = 247,75 % Aktiva Lancar

Tahun 2011 = Current ratio = X 100% Hutang Lancar 996.080.703,00 = X 100% 364.154.549,00 = 273,53 % 2. Rasio Solvabilitas

Debt Ratio adalah rasio perbandingan total hutang dengan total aktiva, untuk mengukur presentase besarnya dana yang berasal dari hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Dibawah ini dapat dilihat hasil perhitungan rasio solvabilitas selama tiga tahun yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Total Hutang

Tahun 2009 = Debt Ratio = X 100% Total Aktiva

599.194.349,00

= X 100%

(13)

13

= 57,69%

Total Hutang

Tahun 2010 = Debt Ratio = X 100% Total Aktiva 687.141.606,00 = X 100% 1.138.197.487,00 = 60,37% Total Hutang

Tahun 2011 = Debt Ratio = X 100% Total Aktiva 664.154.549,00 = X 100% 1.150.875.355,00 = 57,71% 3. Rasio Profitabilitas

1. Net Profit Margin adalah rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yaitu laba kotor dikurangi dengan biaya-biaya, biaya bunga dan pajak. Dibawah ini dapat dilihat hasil perhitungan selama tiga tahun yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Laba Bersih Sesudah Pajak

Tahun 2009 = Net Profit Margin = X 100% Penjualan

187.419.754,00

= X 100% 981.923.206,00

= 19,09%

Laba Bersih Sesudah Pajak

Tahun 2010 = Net Profit Margin = X 100% Penjualan

248.430.857,00

(14)

14

1.143.128.329,00 = 21,73%

Laba Bersih Sesudah Pajak

Tahun 2011 = Net Profit Margin = X 100% Penjualan

287.566.083,00

= X 100% 1.361.757.705,00

= 21,12%

2. Total Asset Turnover yaitu rasio perputaran total aktiva dipergunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna menghasilkan penjualan tertentu.Dibawah ini dapat dilihat hasil perhitungan selama tiga tahun yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Penjualan

Tahun 2009 = Total Asset Turnover= X 1 Kali Total Aktiva 981.923.206,00 = X 1 Kali 1.038.586.230,00 = 0,95 Kali Penjualan

Tahun 2010 = Total Asset Turnover = X 1 Kali Total Aktiva 1.143.128.329,00 = X 1 Kali 1.138.197.487,00 = 1,00 Kali Penjualan

Tahun 2011 = Total Asset Turnover= X 1 Kali Total Aktiva

1.361.757.705,00

= X 1 Kali 1.150.875.355,00

(15)

15

= 1,18 Kali

3. Return On Investment (ROI) adalah untuk mengetahui aktiva perusahan dan laba bersih setelah pajak. Untuk dapat memberikan gambaran mengenai aktiva dan laba bersih perusahaan, maka dibawah ini dapat dilihat hasil perhitungan rasio ROI selama tiga bulan yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tahun 2009 = Return on investment(ROI) = Net Profit Margin X Total Assets Turnover = 19,09% X 0,95 Kali

= 18,14%

Tahun 2010 = Return on investment(ROI) = Net Profit Margin X Total Assets Turnover = 21,73% X 1,00 Kali = 21,73%

Tahun 2011 = Return on investment(ROI) = Net Profit Margin X Total Assets Turnover = 21,12% X 1,18 Kali = 24,92%

4. Rentabilitas Ekonomi untuk mengetahui kemampuan PT Bintang Kaltim Perkasa dalam memperoleh penghasilan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mengetahui laba yang diterima, maka dibawah ini dapat dilihat hasil perhitungannya selama tiga tahun yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Laba Bersih

Tahun 2009 = Rentabilitas Ekonomi = X 100% Total Aktiva 187.419.754,00 = X 100% 1.038.586.230,00 = 18,05% Laba Bersih

Tahun 2010 = Rentabilitas Ekonomi = X 100% Total Aktiva 248.430.857,00 = X 100% 1.138.197.487,00 = 21,83%

(16)

16

Laba Bersih

Tahun 2011 = Rentabilitas Ekonomi = X 100% Total Aktiva 287.566.083,00 = X 100% 1.150.875.355,00 = 24,99%

Tabel 15. Hasil perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas PT. Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda tahun 2009 dan 2010.

Rasio Keuangan Tahun

2009 Tahun 2010 Naik / (Turun) Rasio Likuiditas: Current Ratio Rasio Solvabilitas: Debt Ratio Rasio Profitabilitas: a. Net Profit Margin b. Total Asset Turnover c. Return On Investment d. Rentabilitas Ekonomi 275,34% 57,69% 19,09% 0,95 kali 18,14% 18,05% 247,75% 60,37% 21,73% 1,00 kali 21,73% 21,83% (27,59%) 2,68% 2,64% 0,05 kali 3,59% 3,78% Sumber : diolah dari hasil penelitian.

Tabel 16. Hasil perhitungan rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda tahun 2010 dan 2011.

Rasio Keuangan Tahun

2010 Tahun 2011 Naik / (Turun) Rasio Likuiditas: Current Ratio Rasio Solvabilitas: Debt Ratio Rasio Profitabilitas: a. Net Profit Margin b. Total Asset Turnover c. Return On Investment d. Rentabilitas Ekonomi 247,75% 60,37% 21,73% 1,00 kali 21,73% 21,83% 273,53% 57,71% 21,12% 1,18 kali 24,92% 24,99% 25,78% (2,66%) (0,61%) 0,18 kali 3,19% 3,16% Sumber : diolah dari hasil penelitian.

C. Pembahasan

Dengan membandingkan antara rasio tahun 2009, 2010, dan 2011 maka dapat diketahui adanya perubahan pada tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas pada PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda.

(17)

17 1. Rasio Likuiditas

Rasio lancar (Current ratio).

Rasio yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah rasio lancar yang memberikan ukuran kasar tingkat likuiditas perusahaan. Rasio lancar diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar. Berdasarkan tabel perbandingan dan hasil analisis perhitungan pada perusahaan PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda terlihat bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek mengalami penurunan yaitu pada tahun 2009 sebesar 275,34% turun 27,59% atau menjadi 247,75% pada tahun 2010. Hal ini terjadi karena jumlah utang lancar pada tahun 2010 lebih besar yaitu Rp 387.141.606,00 bila dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 299.194.349,00. Kemudian utang jangka pendek pada tahun 2010 sampai denga tahun 2011 perusahaan mengalami peningkatan sebesar 25,78% atau menjadi 273,53% pada tahun 2011. Hal ini terjadi karena selama jangka waktu utang lancar tahun 2009 yaitu sebesar Rp 299.194.349,00 bertambah menjadi Rp 387.141.606,00 tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 mengalami perubahan yaitu sebesar Rp 364.154.549,00. Hal ini juga karena pihak perusahaan dalam penggunaan aktiva lancar yang dihasilkan dari tahun 2010 sampai dengan 2011 cukup tinggi, sehingga perusahaan pada saat itu bisa melunasi hutang jangka pendeknya. Aktiva lancar yang dimaksud adalah kas,piutang, dan persediaan.

2. Rasio Solvabilitas Rasio Hutang (debt ratio)

Setelah melakukan analisis rasio solvabilitas PTBintang Kaltim Perkasa di Samarinda, maka dapat disimpulkan bahwa total hutang perusahaan pada tahun 2009 sebesar Rp 599.194.349,00 meningkat menjadi Rp 687.141.606,00 pada tahun 2010 sehingga dengan demikian debt ratio mengalami kenaikan sebesar 2,68% dari tahun 2009 yaitu sebesar 57,69% menjadi 60,37% pada tahun 2010. Hal ini berarti bahwa total aktiva yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan hutang. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah aktiva perusahaan lebih besar daripada penurunan jumlah hutang yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan, sehingga resiko yang dihadapi perusahaan akan semakin besar dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Namun pada tahun 2011 perusahaan membaik yaitu total aktiva yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 1.150.875.355,00 lebih besar dibandingkan dengan total aktiva pada tahun 2010 sebesar Rp 1.138.197.487,00 sehingga dengan demikian debt ratio ada tahun 2011 menurun 2,66% atau menjadi 57,71% jika dibanding dengan tahun 2010 yaitu sebesar 60,37%, sehingga resiko yang dialami perusahaan tidak terlalu tinggi. Artinya dengan debt ratio yang terjadi menandakan bahwa penggunaan aktiva didalam perusahaan dalam hal ini belum sepenuhnya efisien dan efektif.

3. Rasio Profitabilitas

a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mencapai laba. Berdasarkan hasil analisis perhitungan, net profit margin yang terjadi dalam perusahaan PT. Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda mengalami peningkatan setiap tahun, dimana net profit margin tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 19,63% menjadi 23,28% pada tahun 2010, berarti naik sebesar 3,65%. Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan laba bersih sesudah pajak pada tahun 2009 sebesar Rp 192.774.604,00 menjadi Rp 266.175.918,00 pada tahun

(18)

18

2010. Dan untuk penjualan juga mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar Rp 981.923.206,00 menjadi Rp 1.143.128.329,00 pada tahun 2010. Namun pada tahun 2011 net profit margin perusahaan mengalami penurunan yaitu sebesar 0,66% atau menjadi 22,62%. Hal ini disebabkan karena laba bersih setelah pajak pada tahun 2011 sebesar Rp 308.106.517,00 lebih besar bila dibandingkan denga tahun 2010 yaitu sebesar Rp 266.175.918, dan penjualan hanya mengalami peningkatan sebesar Rp 1.143.128.329,00 pada tahun 2010 menjadi Rp 1.361.757.705,00 pada tahun 2011, meningkatnya pendapatan disebabkan dengan meningkatnya jumlah pajak yang terutang. Dengan penurunan Net profit Margin tersebut artinya secara keseluruhan perusahaan belum cukup berhasil dalam upaya meningkatkan dan menjaga kinerjanya dalam meningkatkan net profitmargin. b. Total Asset Turnover

Perputaran aktiva, menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran elemen aktiva itu sendiri. Seperti yang terjadi pada PT. Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda penjualan dan total aktiva terus meningkat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Tahun 2009 penjualan sebesar Rp 981.923.206,00 mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 1.143.128.329,00. Peningkatan penjualan ini diikuti oleh peningkatan penggunaan total aktiva yaitu sebesar Rp 1.038.586.230,00 pada tahun 2009 menjadi Rp 1.138.197.487,00 untuk tahun 2010. Meningkatnya tingkat penjualan dan total aktiva pada tahun 2009 mempengaruhi naiknya total assets turnover sebesar 0,95% naik 0,05 kali atau menjadi 1,00% pada tahun 2010. Hal ini disebabkan karena meningkatnya komponen aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu persediaan barang dagangan pada tahun 2009 Rp 309.837.795,00 meningkat sebesar Rp 440.267.354,00 pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 penjualan lebih cenderung mengalami peningkatan sebesar Rp 1.361.757.705,00 bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya menghasilkan sebesar Rp 1.143.128.329,00. Peningkatan penjualan ini diikuti oleh peningkatan penggunaan total aktiva yaitu sebesar Rp 1.138.197.487,00 pada tahun 2010 menjadi Rp 1.150.875.355,00 untuk tahun 2011. Meningkatnya tingkat penjualan dan total aktiva pada tahun 2010 mempengaruhi naiknya total assets turnover yaitu sebesar 1,00 kali atau menjadi 1,18 kali. Hal ini disebabkan total aktiva lancar pada tahun 2011 lebih besar yaitu sebesar Rp 996.080.703,00 bila dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar Rp 959.129.089,00. Artinya dengan assets turnover yang terjadi menandakan bahwa manajemen perusahaan sudah dapat dikatakan efisien dalam menggunakan keseluruhan aktivanya yang dimiliki guna menghasilkan penjualan tertentu. c. Return On Investment (ROI)

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan PT Bintang Kaltim Perkasa dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Return oninvestment merupakan perkalian antara net profit margin dengan total asset turmover. Pada tahun 2009 return on investment sebesar 18,65% sedangkan pada tahun 2010 naik sebesar 4,63% atau menjadi 23,28%. Pada tahun 2011 return on investment kembali naik sebesar 3,41% atau menjadi 26,69%. Sedangkan net profit margin pada tahun 2009 sebesar 19,63%, pada tahun 2010 net profit margin mengalami kenaikan sebesar 3,65% atau menjadi 23,28% sedangkan pada tahun 2011 net profitmargin mengalami penurunan sebesar 0,66% atau menjadi 22,62%. Sedangkan untuk total assets turnover pada tahun 2009 sebesar 0,95 kali, pada tahun 2010 total assets turnover naik sebesar 0,05 kali atau menjadi 1,00 kali, sedangkan pada tahun 2011 naik sebesar 0,18 kali atau menjadi 1,18 kali. Jadi secara umum adanya peningkatan kinerja perusahaan melalui indikator return on investment, maka dapat diketahui faktor-faktor penyebab meningkatnya kinerja perusahaan adalah karena meningkatnya total assets

(19)

19

turnover tahun 2009 dimana total aktiva sebesar Rp 1.038.586.230 meningkat menjadi Rp 1.138.197.487 pada tahun 2010 dan kemudian pada tahun 2011 total assets turnover mengalami peningkatan sebesar Rp 1.150.875.355,00.

d. Rentabilitas Ekonomi

Rasio ini menggambarkan tentang hasil yang didapatkan dari investasi yang dilakukan perusahaan pada total aktiva. Berdasarkan hasil analisis, PT Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda, maka dapat disimpulkan bahwa laba bersih sesudah pajak mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp 192.774.604,00 menjadi Rp 266.175.918,00 pada tahun 2010, sehingga rasio ini cenderung mengalami peningkatan pada tahun 2009 rentabilitas ekonomi perusahaan sebesar 18,56% naik 4,83% atau menjadi 23,39% pada tahun 2010. Hal ini disebabkan juga karena meningkatnya total aktiva pada tahun 2009 sebesar Rp 1.038.586.230,00 menjadi Rp 1.138.197.487,00 pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 laba bersih setelah pajak kembali mengalami peningkatan sebesar Rp 308.106.517,00 bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 266.175.918,00, sehingga rentabilitas ekonomi naik sebesar 3,38% atau menjadi 26,77%, berarti rentabilitas ekonomi perusahaan lebih mengalami peningkatan cukup baik dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva. Hal ini disebabkan meningkatnya laba sesudah pajak lebih besar dibanding dengan dengan persentase total aktiva, yang berarti kemampuan perusahaan mencerminkan kinerja dalam keadaan baik. Hal ini juga disebabkan karena meningkatnya aktivitas perusahaan dalam usaha dagangnya dan adanya efisiensi biaya yang digunakan. Artinya dengan rentabilitas ekonomi yang terjadi menandakan bahwa aktivitas perusahaan dalam usaha dagangnya dan efisiensi biaya yang digunakan didalam perusahaan dalam hal ini sudah cukup efisien dan efektif.

V. Penutup

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam penelitian pada PT Bintang Kaltim Perkasa Samarinda, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Rasio likuiditas dimana current ratio mengalami peningkatan tahun 2010 247,75% naik 25,78% dan menjadi 273,53% pada tahun 2011 dan hal tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya atau membayar hutang yang segera harus dibayar dengan aktiva lancar yang lebih likuid seperti kas yang tersedia dalam perusahaan.

2. Rasio solvabilitas dimana persentase debt ratio bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 57,69% naik 2,68% dan menjadi 60,37% pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan total hutang meningkat pada tahun 2009 sebesar Rp 599.194.349,00 menjadi Rp 687.141.606,00 pada tahun 2010.

3. Rasio profitabilitas dimana persentase net profit margin pada tahun 2009 sebesar 19,63% naik 3,65% dan menjadi 23,28%. Hal ini menunjukkan laba bersih sesudah pajak tahun 2009 sebesar Rp 192.774.604,00 meningkat menjadi Rp 266.175.918,00 pada tahun 2010. Sedangkan return on investment pada tahun 2010 sebesar 23,28% naik 3,41% dan menjadi 26,69% pada tahun 2011, dan rentabilitas ekonomi mengalami peningkatan, pada tahun 2010 sebesar 23,39% naik 3,38% dan menjadi 26,77% pada

(20)

20

tahun 2011. hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba serta meningkatkan volume penjualan lebih baik pada tahun 2011 dibanding dengan tahun 2009 dan 2010.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan tersebut, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan PT. Bintang Kaltim Perkasa di Samarinda hendaknya manajemen perusahaan dapat lebih meningkatkan laba usaha atau penjualan dan melakukan efisiensi dalam penggunaan keseluruhan aktiva didalam perusahaan. 2. Dalam melakukan kegiatan hendaknya perusahaan lebih mempertahankan dan

meningkatkan jumlah laba dan penjualan yang diperoleh didalam perusahaan dengan mengendalikan atau mengontrol biaya operasional, karena walaupun jumlah penjualan tinggi namun tetap diikuti oleh biaya operasional yang tinggi maka laba yang dihasilkan akan lebih rendah dibandingkan jika perusahaan meminimalkan atau memperkecil biaya operasional dengan cara mengurangi pegawai tetap.

3. Perusahaan harus lebih efisien dalam memanfaatkan dana yang diinvestasikan dalam aktiva lancar, misalnya jumlah kas dan bank yang jumlahnya cukup besar agar dapat diinvestasikan ke pos-pos lainnya yang menguntungkan guna menghindari dana yang menganggur sehingga diharapkan perkembangan usaha bisa lebih baik lagi dan likuiditas perusahaan dapat meningkat pula.

4. Perusahaan dalam meningkatkan aktivitas perusahaan dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki seefektif mungkin sehingga hasil yang diharapkan dapat terus tercapai dengan maksimal. Upaya yang terus dapat dilakukan yaitu mengadakan suatu perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien, agar dapat menghindari atau memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan penurunan volume penjualan, disamping itu dapat menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan serta menghindari overstock.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan. BPFE. Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Jusup, Al Haryono. 2009. Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Keenam. STIE YKPN. Yogyakarta. Moheriono, Risman Sikumbang. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Edisi

Pertama. Ghalia Indonesia. Bogor.

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.

Sawir, Agnes. 2005. Analisa Kinerja Keuangan Dan Perencanaan KeuanganPerusahaan, Cetakan Ketiga. Jakarta.

Sutrisno, 2008. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Cetakan Ketujuh. Ekonisia. Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

“K egiatan mahasiswa baru diawali dengan pengenalan kultur akademik Fakultas Teknik UNY sehingga diharapkan para mahasiswa baru dapat me mahami cara belajar pada level

Memberikan panduan yang dapat membantu masyarakat Indonesia untuk memiliki dan membaca mengenai jajan pasar Kabupaten Tolitoli mulai dari bahan-bahan yang

Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil dari masing-masing

Halaman ini merupakan halaman awal user mengakses website ini, yang terdiri dari 3 menu yaitu menu home untuk melakukan pemilihan data IKM berdasarkan

Hasil dari penelitian pendahulu tersebut didapatkan bahwa terdapat 22 alasan yang berbeda mengenai mengapa mereka memilih LINE dibandingkan dengan mobile instant

Proyek pembangunan Hotel Santika Banyuwangi ini merupakan salah satu langkah yang dapat memudahkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, juga dapat memajukan

Hasil penelitian dengan menggunakan metode Expectancy Theory menunjukan bahwa karyawan yang bekerja pada motivasi rendah (46,67%), karyawan yang bekerja pada motivasi

Diskriminasi harga adalah menjual barang yang sama dengan harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda (dengan asumsi biaya produksi masing-masing barang sama).. Dengan