Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Oleh:
Herdiana Anggrasari 16/407500/PPN/04151
Putri Perdana
17/418749/PPN/04216
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Berdasarkan strukturnya, pasar dibedakan menjadi
pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan
tidak sempurna. Berdasarkan strukturnya, pasar dibedakan menjadi
pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan
tidak sempurna.
Pasar persaingan tidak sempurna terdiri atas:
• pasar monopoli • pasar ologopoli • pasar persaingan
monopolistik
• pasar monopsoni
Pasar persaingan tidak sempurna terdiri atas:
• pasar monopoli • pasar ologopoli • pasar persaingan
monopolistik
• pasar monopsoni
Perbedaan jumlah penjual dan
pembeli akan membentuk
perbedaan struktur pasar.
Perbedaan jumlah penjual dan
pembeli akan membentuk
perbedaan struktur pasar.
Struktur pasar juga akan
mempengaruhi perilaku setiap
penjual dan pembeli terhadap
perubahan harga barang atau jasa yang ada di pasar
tersebut.
Struktur pasar juga akan
mempengaruhi perilaku setiap
penjual dan pembeli terhadap
perubahan harga barang atau jasa yang ada di pasar
Pasar persaingan sempurna dan
monopoli merupakan model pasar yang
ekstrem.
Pasar Persaingan Sempurna Jumlah
penjual dan pembelinya sangat banyak dan pada pasar Monopoli hanya
terdapat satu penjual.
Pasar oligopoli dan persaingan
monopolistik terletak diantara
model pasar persaingan sempurna dan
monopoli.
Model organisasi pasar oligopoli
memiliki
beberapa penjual (lebih dari satu)
tetapi tidak banyak
sedangkan model persaingan monopolistik memiliki penjual
banyak tetapi barang tidak
MONOPOLI
Menurut Soeharno (2007), monopoli adalah kondisi suatu pasar atau industri yang hanya memiliki satu (satu-satunya) produsen yang
Ciri-ciri Pasar Monopoli sebagai berikut:
Ciri-ciri Pasar Monopoli sebagai berikut:
•
Hanya terdapat satu penjual/produsen untuk suatu produk
yang tidak dapat disubstitusikan oleh produk produsen lain.
•
Produsen lain tidak dapat masuk dalam industri/pasar
monopoli (tidak ada kebebasan masuk pasar/industri).
•
Produsen monopolis dapat menguasai harga pasar (price
maker).
•
Produsen monopolis dapat melakukan diskriminasi harga.
•
Produsen monopolis dapat melakukan promosi untuk
Ciri Lain Monopoli
Menurut
Antriyandarti
(2012) model pasar
monopoli sering
dijumpai terutama
pada pasar
barang/jasa yang
menyangkut hajat
hidup orang
banyak, dengan ciri
:
monopolis bersifat
sebagai
price maker
,
tidak ada barang
substitusi
,terdapat barriers to entry
sehingga produsen baru sangat sulit untuk masuk pasar karena monopolis akan
selalu mempertahankan posisinya dengan membuat
HAMBATAN
MONOPOLI
Technical barrier
, dibagi menjadi tiga yaitudecreasing marginal cost (average cost) pada suatu range tertentu, usaha ini efisien pada skala besar; transportation cost yaitu lokasi tertentu yang
memungkinkan untuk menciptakan monopoli pada denah terbatas; dan pemilikan sumber daya utama.
Legal barrier
disebabkan oleh adanya peraturanatau hukum. Legal barrier dibagi menjadi dua yaitu hak paten yang intensif untuk kemajuan teknologi
namun masalahnya adalah apakah manfaat kemajuan teknologi ini lebih besar daripada biaya/pengorbanan masyarakat dengan adanya monopoli, dan franchise awarded yaitu ijin yang hanya diberikan kepada satu perusahaan/firm contohnya public utility, gas,
Keseimbangan Jangka Pendek (Shortrun
Equilibrium)
• Keuntungan akan maksimum (keseimbangan) jika MR = MC
• Titik Q* adalah tingkat output dimana MR=MC.
• Jika perusahaan memproduksi lebih kecil output (Q1) maka akan mengorbankan sejumlah
keuntungan.
• Oleh karena pada kenyatannya masih ada penerimaan ektra (extra revenue) yang bisa didapatkan dari tambahan setiap unit yang
diproduksikan dan dijual, yaitu antara Q1 sampai dengan Q*
• Walaupun biaya produksi per unitnya dari tambahan output tersebut lebih tinggi dari
Keseimbangan Jangka Panjang (Longrun
Equilibrium)
• Pada keseimbangan jangka panjang,
monopolis berpotensi mendapatkan excess supply. Awalnya pada
keseimbangan jangka pendek harga yang terjadi adalah P1 dan jumlah Q1 dimana SMC1 berpotongan dengan MR (A1), karena produksi ini masih jauh lebih rendah dr perpotongan antara LMC dan MR (A2).
• Monopolis akan menambah investasi
sampai pada suatu keseimbangan jangka panjang, yaitu P2Q2 yang tidak terletak LACmin, berarti tidak pada efisien
Diskriminasi Harga dan Consumer Surplus
Diskriminasi
harga merupakan salah satu bentuk hambatan masuk (barrier to entry) yang dilakukan monopolis untuk menghalangi masuknya
perusahaan lain ke dalam pasar yang
dikuasainya.
Diskriminasi harga adalah menjual barang yang sama
dengan harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda (dengan asumsi biaya produksi masing-masing barang sama).
Dengan
dilakukannya diskriminasi
harga, maka laba yang akan
diterima
monopolis akan lebih besar
daripada jika monopolis tidak melakukan
diskriminasi harga.
Diskriminasi harga adalah usaha untuk menambah
consumer surplus adalah nilai
kerelaan pembeli untuk membayar suatu barang dikurangi harga barang tersebut yang
sebenarnya.
consumer surplus
mengukur manfaat yang diterima pembeli dari
Macam bentuk diskriminasi harga & syaratnya
Diskriminasi sempurna, yaitu mengenakan harga yang berbeda
untuk setiap unit barang, untuk konsumen yang berbeda.
Diskriminasi sempurna, yaitu mengenakan harga yang berbeda
untuk setiap unit barang, untuk konsumen yang berbeda.
•Pasar harus dapat dipisahkan menjadi golongan-golongan dengan elastisitas permintaan yang berbeda.
Memberlakukan harga yang berbeda untuk unit barang yang
berbeda, tapi semua konsumen dikenakan yang sama. Semakin banyak unit barang yang dibeli
biasanya harga lebih murah.
Memberlakukan harga yang berbeda untuk unit barang yang
berbeda, tapi semua konsumen dikenakan yang sama. Semakin banyak unit barang yang dibeli
biasanya harga lebih murah.
• Jika dianggap hanya ada 2
golongan pasar,maka produsen harus bisa menentukan besarnya output di masing-masing pasar yang harus mempunyai kurva permintaan yang berbeda & MR yang berbeda pula.
Diskriminasi harga tingkat ketiga, yaitu mengenakan harga yang
berbeda untuk kelompok konsumen yang berbeda untuk
tapi setiap unit yang dijual ke setiap kelompok konsumen
harganya sama.
Diskriminasi harga tingkat ketiga, yaitu mengenakan harga yang
berbeda untuk kelompok konsumen yang berbeda untuk
tapi setiap unit yang dijual ke setiap kelompok konsumen
harganya sama.
• Perbedaan elastisitas dapat
disebabkan oleh perbedaan pendapatan, selera dan
Grafik Diskriminasi Harga & Consumer Surplus
• Seorang monopolis dapat membuat harga yang berbeda untuk tiap konsumen, maka monopolis dapat menjual Q1 pada harga P1 (A1) untuk
konsumen golongan mampu kemudian Q2 pada
harga P2 (A2) dan seterusnya, sehingga monopolis
dapat memperoleh tambahan keuntungan.
• Pembeli dengan harga rendah tidak dapat
menukarkan dengan harga yang tinggi. Jika harga pasar yang terjadi pada P bar maka golongan
mampu Q1 juga hanya mau membayar seharga P
bar meskipun sebenarnya dia mau membayar seharga P1.
• Perbedaan ini disebut sebagai consumer surplus, karena konsumen golongan Q1 ini memperoleh
Monopoli & Alokasi Sumber Daya
• Monopoli dpt mempengaruhi harga
melalui pembatasan output P>MC (alokasi SD tdk efisien)
• CEDF keuntungan perusahaan yang
ditransfer dari keuntungan konsumen
• DBF misalokasi SD yang terjadi pd ps.
Dead Weight Loss
• Dead weight loss / welfare lost.
Pengurangan surplus konsumen
yg tdk diterima produsen.
misalokasi sumber daya yg
terjadi di pasar monopoli.
• Menghitung Dead Weath Loss:
Regulasi Harga
• Sebelum ada regulasi harga monopolis berproduksi pada Qm dengan tingkat harga Pm.• Ketika pemerintah memberlakukan regulasi dengan kebijakan ceiling price yaitu memaksakan tingkat
harga pada P1 penerimaan rata-rata dan penerimaan marginal perusahaan adalah konstan dan sama
dengan P1 sebagai akibatnya output naik dari Qm ke Q1.
• Ketika harga turun menjadi lebih rendah dari Pc, pada titik dimana biaya marginal berpotongan dengan
penerimaan rata-rata, maka output meningkat menjadi Qc.
• Pada saat Qc inilah layaknya perudahaan berproduksi pada industri yang kompetitif.
• Tanpa pengaturan, perush monopoli menetapkan PM, Qm ( MR=MC).
• Jk pemerintah menetapkan harga pagu di P1.
• Keuntungan max dicapai pd output Q1 (MR berpotongan MC).
• P P1 PC/P2 ; Q meningkat Q1 Qc (jumlah Max).
Pengaturan Harga Monopoli Alami
• Monopoli alami => perusahaan yang dapat
memproduksi seluruh output pasar dengn biaya yg lebih rendah dari yg seharusnya dikeluarkan jika terdapat beberapa perusahaan.
• Tanpa regulasi, perusahaan monopolis akan menetapkan output Qm dgn harga Pm.
• Harapannya harga dapat berada di Pc dengan output Qc, (P=MC).
• Tapi pada Pc,Qc (AC > AR=MC) maka AC tidak akan tertutup => perusahaan bangkrut.
• Alternatif terbaiknya => menetapkan harga di Pr.
• Perusahaan tidak memperoleh laba monopoli, output diproduksi sebesar mungkin, tidak
Penetapan Harga
• Pada umumnya, kita sulit mengetahui bentuk kurva penerimaan rata-rata (AR) dan kurva penerimaan marginal (MR), shg kita dpt menggunakan informasi biaya marginal (MC) utk mengetahui batas tingkat output pada saat keuntungan maks.
• Ekstra revenue berasal dr peningkatan setiap unit dr output;
1. Menambah produksi 1 unit dan menjualnya dengan harga P menambah penerimaan sebesar (1)(P) = P.
2. karena perusahaan memiliki slop kurva permintaan yang mengarah ke bawah, maka penjualan dari setiap tambahan unit juga menghasilkan ratio tambahan harga yang menurun sedikit demi sedikit, ∆P/∆Q, dimana hal ini akan menurunkan penerimaan dari semua unit yang terjual (terjadi perubahan dalam penerimaan Q(dP/dQ)).
Penerimaan marginal (MR);
Selanjutnya;
dP Q dP MR = P + Q = P + P
dQ P dQ
Diperoleh dari mengalikan Q(∆P/∆Q) dengan P/P.
Diketahui elastisitas permintaan
(Ed
)
= (P/Q) (dQ/dP)
(1/Ed) = (Q/P) (dP/dQ)
=> Kebalikan dr Ed
Sehingga
u
ntuk pengukuran output yang memaksimalkan laba:
MR = P + P(1/Ed)
Apabila memaksimumkan laba dapat ditetapkan penerimaan
marginal (
MR
) ’sama dengan’ biaya marginal (
MC
);
P + P (1/Ed) = MC
Berdasarkan rumusan tersebut, maka:
•
Di sebelah kiri tanda sama dengan
(P – MC)/P
,
adalah
besarnya nilai
markup
harga
yang
diberlakukan di atas biaya marginal (
MC
).
•
Hubungan tersebut menyatakan bahwa besarnya
markup
tersebut
’nilainya sama dan berbanding
terbalik’
dengan nilai elastisitas permintaannya
(nilai elastisitas permintaan negatif karena kurva
permintaan miring ke bawah dan nilai
markup
adalah positif).
•
Shg dpt dirumuskan persamaan kenaikan harga (P)
yg di markup melebihi biaya marginal (MC):
MC
P =
1 + (1/Ed)
• Jika permintaan perusahaan elastis
seperti dalam gambar (a) markup akan kecil dan perusahaan
mempunyai kekuatan monopoli yg kecil.
• Jika permintaan perusahaan tidak
elastis seperti dalam gambar (b)
Contoh Soal 1
• Seorang monopolis menghadapi kurva permintaan linear sebagai berikut: Q = 2.000 – 20P
P = 100 – Q/20
TC= 0,05 Q2 + 10.000
TR= PQ = (100-Q/20)Q = 100Q - Q2 /20
• Tentukan tingkat output dan harga untuk memperoleh laba maximum ?
• Laba maksimum monopolis tercapai jika: Syarat MR=MC
MR=TR’ = 100-0,1Q
MC=TC’= 0,1Q
100 Q - Q2/20 = 0,1Q
Q* = 500 dan P* =75
• Pada tingkat output dan harga dengan laba maksimum tersebut besarnya: TC = 0,05 (500)2 + 10.000 = 22.500
AC= TC/Q = 22.500/500 = 45
Laba = (P8-AC) Q* = (75-45)500 = 15.000
Contoh Soal 2
• Dimisalkan biaya produksi adalah:
• C(Q) = 50 + Q2
• Persamaan tersebut menunjukkan pengertian besarnya biaya tetap adalah
$50 dan besarnya biaya variabel adalah Q2. Diumpamakan persamaan permintaan yang dimiliki adalah:
• P(Q) = 40 – Q
• Dengan menggunakan persamaan penerimaan marginal terhadap biaya
Contoh Soal 2
• C = 50 + 2Q2 + 4Q
• Qd = 124 – P
• MC = = 4Q + 4
• Q = 124 – P => P = 124 – Q => R = P . Q = 124Q – Q2
• => MR = = 124 – 2Q
• MR = MC => 124 – 2Q = 4Q + 4 => 120 = 6Q
• => Q = = 20
• P = 124 – Q = 124 – 20 = 104
• R = PQ = 104 (20) = 2080
• C = 50 + 2Q2 + 4Q = 50 + 2 (20)2 + 4 (20)
• = 50 + 800 + 80 = 930
• Rasio Konsentrasi (concentration ratio, CR) digunakan untuk menghitung pangsa pasar.
• Biasanya jumlah perusahaan N yang dihitung proporsi pangsa pasarnya
adalah 4, sehingga dikenal sebagai CR4.
• Rasio kosentrasi dapat melaporkan presentase jumlah penjualan industri dari
4, 8, 20, dan 50 perusahaan terbesar.
• Kelemahan CR: Hanya menyajikan share dari beberapa perusahaan terbesar
dalam industri, tidak menyajikan share dari perusahaan kecil sehingga menyajikan gambaran yang terbatas ttg distribusi ukuran perusahaan di pasar.
No Large Firm Small Firm Market Structure
1 1 firm = 54% 23 firms =
23x2% Dominan Firm 2 4 firms =
Herfindahl Index
• Indeks Herfindahl dirancang
untuk mengukur konsentrasi industri, dan inferensi tingkat penguasaan pasar dari semua perusahaan yang ada.
• HHI = S12 + S22 + S32 +…..+ Sn2
Keterangan: N = jumlah perusahaan dalam industri, Si= pangsa pasar perusahaan i
• Semakin banyak perusahaan
maka nilai Herfindahl index akan turun dari 1 ke 0
OLIGOPOLI
CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI
Adanya saling
ketergantungan
antar produsen
dan
kompetitornya,
Adanya saling
ketergantungan
antar produsen
dan
kompetitornya,
Ada hambatan
bagi produsen
baru untuk
masuk pasar,
Ada hambatan
bagi produsen
baru untuk
masuk pasar,
Harga relatif
kaku dan hanya
dapat berubah
jika terjadi
perang harga
atau kolusi
harga,
Harga relatif
kaku dan hanya
dapat berubah
jika terjadi
perang harga
atau kolusi
harga,
Kemungkinan
adanya merger
atau kolusi.
Kemungkinan
adanya merger
Karakteristik
/Pembeda
Oligopoli
Harga dan Jumlah output
berada di bawah monopoli
dan di atas pasar kompetitif
Grafik Maksimasi Laba Oligopoli
Laba yang hilang karena
memproduksi terlalu banyak (Q2) dan menjual dengan harga yang terlalu rendah
MC
AC
D=A R
MR P2
P1
P*
Q1 Q* Q2
Harga
Jumlah
Laba yang hilang karena
Maksimasi Laba Pasar Oligopoli
• Laba maksimum diperoleh ketika MC=MR.
• Tingkat keluaran yang memberikan laba maksimum pada Q* dengan harga
pasar yang berlaku P*
• Jika memproduksi < Q* (Q1), & menetapkan harga sebesar P1. Maka MR >
MC, laba total. Namun, mengorbankan laba dari penerimaan tambahan degnan menjual Q*- Q1.
• Laba total di Q1 < laba total di Q*
• Jika memperoduksi > Q* (Q2) & harga P2. Maka MR < MC, Mengorbankan
MR=
Rumus Maksimasi Laba Pasar Oligopoli
MR= ≈
MR=
=
MODEL PENETAPAN HARGA
PADA PASAR OLIGOPOLI
MODEL
COURNOT
• Asumsi: Tidak ada
saling ketergantungan antar perusahaan
• Dua perusahaan
memproduksi barang yang sama dan identik
• Kuantitas Setting :
Masing-masing
perusahaan berasumsi tingkat output pesaing tetap
• Harga pasar bergantung pada total output kedua perusahaan
Market demand curve
Residual demand curve
Residual marginal revenue curve
COURNOT
EQUILIBRIU
M
Keseimbangan Cournot dapat dicapai apabila besarnya output masing-masing perusahaan
sama yaitu 1/3 dari total output pasar. Firm 1 reaction curve
CONTOH SOAL
• Misal :
P= 30-Q
AC=MC=12
Q= Q1+Q2
Total output dan harga produk di Pasar
Cournot Q1=Q2 (identik) Total Pendapatan Firm 1
TR1= P.Q
Total Output 12
EDGEWORT
H MODEL
“Menurut edgeworth, persaingan terjadi bukan pada jumlah produksi, melainkan pada harga, dan perusahaan
mempunyai batas kapasitas produksi”
• Asumsi: Perusahaan tidak saling
ketergantungan
• Price Setting
• Harga yang terjadi
diantara Pm dan Pc
MC
Market Demand Curve
Harga Firm 1
CHAMBERL
IN MODEL
“Dua perusahaan
berkolusi menjadi satu sehingga seolah-olah monopoli”
Terdapat pembagian quota
Pm=P
MC MR
P
KOLUSI
Jumlahperusahaan sedikit
Ada yang dapat memenangkan pasar dan tidak
Tidak mengetahui
probabilitas untuk
memenangkan pasar
• Syarat Kolusi: Perjanjian dan Loyalitas
• Sukses tidaknya kolusi tergantung pada 1. Jumlah perusahaan
2. Ukuran perusahaan 3. Banyaknya Demand 4. Non price competition
STACKELBER
G MODEL
Ciri: 1 perusahaan dominan , pesaingnya perusahaan kecil .
• Entrant masuk untuk
memenuhi sisa permintaan
• Dominant firm
memaksimalkan keuntungan dengan membatasi output
CONTOH SOAL
Misal :
P= 30-Q AC=MC=12 Q2= 9-1/2Q1
Total output dan harga produk di Pasar
SWEEZY MODEL
“Sweezy menyatakan bahwa permintaan yang dihadapi oleh oligopolis akan berbeda apabila dia menaikkan harga. Apabila menaikkan harga, permintaan lebih elastis daripada
menurunkan harga sehingga
permintaan menjadi patah (kink
demand)”
• Oleh karena itu pada pasar
oligopoli harga relatif
cenderung stabil sehingga persaingan yang terjadi yaitu persaingan non harga
(promosi, iklan, teknologi, dsb)
Demand assuming price is raised
Game
Theory
Penyelesaian masalah dalam pasar duopolis tergantung pada pihak I dan pihak II, yang masing-masing berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Setiap pelaku yang masuk dalam game ini, jika salah satu pihak untung maka pihak lain rugi.
Setiap duopolies berada pada posisi yang sama dalam menebak stategi pihak lain yang digunakan untuk mengalahkan strateginya sehingga akan membuat profit matriks di kedua pihak.
CONTOH:
PAY OF MATRIX
Saddle Solution Perusahaan = 4
Perusahaan A meskipun menginginkan keuntungan yang lebih besar, namun A hanya akan mendapat keuntungan maksimal sebesar 4, bila ia menggunakan strategi harga mahal (S2). Sedangkan perusahaan B, meskipun menginginkan kerugian yang dideritanya adalah sekecil mungkin, namun kerugian yang paling baik bagi B adalah sebesar 4, dan itu bisa
diperoleh dengan merespon strategi yang digunakan A dengan juga menerapkan strategi harga mahal (S3). Dua buah perusahan yang
memiliki produk yang relatif sama, selama ini saling
bersaing dan berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari pangsa pasar yang ada. Untuk keperluan tersbut, perusahaan A mengandalkan 2 strategi dan perusahaan B menggunakan 3 macam
MONOPOLISTIK
Persaingan non harga
PERILAKU HARGA PADA PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Banyak variasi produk yang yang dekat tetapi bukan pengganti yang sempurna .
Setiap perusahaan memiliki sedikit tingkat monopoli dalam menentukan harga.
Kurva permintaan hampir mendatar, perusahaan hanya memiliki sedikit pilihan
Perilaku Harga
pada Persaingan
Monopolistik
(lanjutan)
Harga dan Biaya (Rp)
Kuantitas Output (Q)
Po AC
Qo
M R MC
D
Co
Perilaku Harga pada Persaingan
Monopolistik (lanjutan)
Harga dan Biaya (Rp)
Kuantitas Output (Q)
PL
AC
QL
MR MC
D
Co
Gambar 12. Kurva Persaingan Monopolistik dengan Keuntungan Normal
Kurva AC menyinggung kurva permintaan, harga sama dengan biaya total rata-rata.
PERSAINGAN NON HARGA
Diferensiasi produk
• Mengembangkan dan menawarkan berbagai tipe, style, merk, dan kualitas produk tertentu.
• Mengubah dan mencocokkan produk dengan permintaan dan selera konsumen.
Advertensi
• Membujuk konsumen untuk mencocokkan permintaan dengan produk yang ditawarkan.
DIFERENSIASI PRODUK
Secara Matematis
• Jika produk setiap perusahaan
sama berarti tidak terjadi diferensiasi produk
• Diferensiasi produk dapat berupa
special service, kemasan yang menarik,, hadiah, dan sebagainya
• Dengan adanya diferensiasi produk
dapat menyebabkan demand naik.
• Advertensi bertujuan untuk
meningkatkan demand fungsi informasi dan diferensiasi
• Profit maximizing bila MR dari
diferensiasi produk = MC dari diferensiasi produk
• П(q, d, A) = R(q, d, A) – C(q, d, A)
Keterangan: q = produksi, d= diferensiasi produk, dan A= advertensi
= - = 0 MRq=MCq
= - = 0 MRd=MCd
= - = 0 MRA=MCA
Advertising dan
keunggulan biaya absolut
TIME LAGS
• Implikasi: adanya advertising oleh perusahaan pada masa lalu akan
mempengaruhi permintaan saat ini
• Advertising bisa tidak menjadi penghalang (barrier) bagi entrant jika
advertising yang dilakukan perusahaan dominan tidak mempengaruhi permintaan sekarang
• Advertising dapat memberikan keunggulan biaya absolut bagi
perusahaan dominan
• Advertising yang dilakukan perusahaan dominan secara kontinue akan
NOISE (kegaduhan)
• Biaya absolut advertising untuk perusahaan dominan dan entrant berbeda.
• Entrant membutuhkan biaya advertising yang lebih besar dibandingkan
perusahaan dominan untuk menarik minat/perhatian konsumen.
• Perusahaan dominan yang lebih dulu masuk ke pasar sudah memiliki brand
Diferensiasi produk dan skala ekonomi
• Terdapat skala ekonomi pada advertising apabila pengenalan produk dapat
menghasilkan kesan bagi konsumen.
• Biaya advertisng minimum dapat menjadi biaya tetap – membentuk skala
ekonomi
• Contoh: entry pada pada pasar automobile di US memerlukan pengeluaran
advertising yang besar untuk masuk ke dalam pasar.
• Repetisi/pengulangan iklan akan efektif jika dampak advertising terhadap
permintaan meyebabkan konsumen menyadari fungsi produk tersebut. Sehingga entrant melakukan advertising secara berulang ulang untuk
memperoleh gain. Biaya rata-rata untuk advertising akan turun seiring dengan meningkatnya volume penjualan.
• Skala ekonomi akan meningkatkan MES bagi perusahaan dominan dan
Diferensiasi produk dan kesejahterahan
• Adanya advertising menyebabkan kurva
permintaan bergeser dari D ke D’.
• Perubahan kesejahterahan sosial karena
adanya pergerakan dari E ke E’ dapat dihitung menggunakan rumus :
• △P = harga yang harus dibayar konsumen
dengan harga yang lebih tinggi pada perusahaan monopolis.
• Keuntungan monopolis = CP’E’B’
(advertising), CPEA (sebelum)
• Kenaikan biaya yang dibebakan kepada
konsumen karena advertising = PP’HE
• Perubahan surplus konsumen pada kurva
permintaan yang baru = AFE’B
• Untuk mengevaluasi perubahan bersih pada kesejahterahan sosial
dari advertising, dilakukan dengan membagi persamaan dengan A.
• Pada tingkat advertising yang dipilih oleh seorang monopolis untuk
memaksimumkan keuntungan, penurunan pada advertising (△A<0) akan meningkatkan kesejahterahan sosial (△W>0).