• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makro ekonomi 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makro ekonomi 001"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO

1.1 Analisis Perbedaan Ekonomi Makro Dan Ekonomi Mikro

Istilah ekonomi makro baru dikenal pada tahun 1930an, setelah terjadinya depersi yang dahsyat di Eropa. Walaupun pembicaraan tentang ekonomi makro sudah mulai jauh sebelum itu namum pembicaraannya terbatas pada cara-cara mengatasi permasalahan ekonomi akibat depresi tersebut. Pada waktu itu pemikiran ekonomi banyak didominasi oleh pemikiran yang disebut sekarang dengan pemikiran ekonomi klasik.

1.2 Teori Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro

Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro terletak pada penekanan. Ekonomi Mikro membahas perilaku unit ekonomi secara imdividual seperti tingkah laku individual konsumen rumah tangga. Ekonomi makro adalah studi tentang perekonomian secara menyeluruh termasuk pertumbuhan pendapatan,perubahan harga.

Pasar dalam ekonomi mikro mempunyai tiga fungsi penting : A. Pasar berfungsi untuk menyebarkan informasi agar sumberdaya

(2)

B. Pasar berfungsi untuk memberikan insentif kepada pelaku ekonomi.

C. Pasar juga berfungsi untuk mendistribusikan pendapatan sesuai dengan usaha dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu. Ekonomi makro juga mempelajari kebijakan ekonomi dan

pengaruhnya terhadap variabel – variabel ekonomi, seperti

pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, dan variabel agregat lainnya.Pasar pada ekonomi makro dibedakan berdasarkan jenis komodiri agregate yang ditransaksikan, yaitu pasar barang, pasar tenaga kerja, dan pasar uamg atau finansial.

Sedangkan pada ekonomi kikro pasar dibedakan menurut individu komiditi, misalnya pasar beras, pasar jagung, pasar pakaian dan lain – lain. Karena ekonomi makro berbicara pada tataran agregate maka pasar barang adalah pasar agregate bukan individu komiditi seperti pada ekonomi mikro.

Namun demikian fenomena ekonomi makro adalah fenomena yang terjadi sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada jutaan individu rumah tangga, konsumen, perusahaan, dan pemerintah atau merupakan penjumlahan dari unit – unit mikro ekonomi.

1.3 Permasalahan Ekonomi Makro

(3)

Karena itu secara garis besar permasalahan yang di bahas dalam ekonomi makro yaitu :

A. Masalah jangka pendek

 Masalah jangka pendek adalah stabilitas ekonomi agar terhindar dari penyakit utama ekonomi seperti inflasi, pengangguran, dan ketimpangan neraca pembayaran.

B. Masalah jangka panjang

 Masalah jangka panjang adalah masalah pertumbuhan ekonomi atau pemdapatan masyarakat yang biasa diukur dengan produk domestik bruto (PDB) atau disebut juga gross domestic product (GDP).

Alat pengamat kegiatan ekonomi atau alat indikator makroekonomi yang utama adalah :

a. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

b. Penggunaan tenaga kerja dang pengangguran c. Tingkat perubahan harga - harga atau inflasi d. Posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran e. Kestabilan nilai mata uang domestik

(4)

Model Diagram Aliran Mikroekonomi

(5)

Bentuk- bentuk kebijakan makro ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Berdasarkan kepada masalah-masalah makro ekonomi dibawah ini :

- Menstabilkan masalah harga (inflasi)

Kestabilan harga merujuk kepada keadaan suatu negara atau wilayah yang terdapat harga barang atau jasa relatif tidak berubah (tetap). Keadaan ini sering disebut inflasi yang rendah.

- Menghindari masalah inflasi

Inflasi menimbulkan akibat buruk atas kesehjahteraan masyarakat dan perekonomian.

- Mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tanpa inflasi

Pengangguran berarti menunjukkan perekonomian negara itu tidak dalam kondisi full-employment.

- Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing Neraca pembayaran merupakan informasi keadaan keuangan satu negara secara umum. Jika negara tersebut memiliki kondisi yang surplus berarti negara itu memiliki cadangan devisa yang besar. - Menstabilkan pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari adanya peningkatan di dalam GDP atau GNP. Adanya peningkatan pada GDP

(6)

1.5 Bentuk – Bentuk Kebijakan Makroekonomi Dalam Perekonomian

Kebijakan – kebijakan yang dapat dijalankan menurut teori makroekonomi dapat dibedakkan kepada 3 bentuk kebijakan yaitu :

A. Kebijakan fiskal : adalah langkah – langkah pemerintah

dibidang perpajakan dan pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. B. Kebijakan moneter : adalah langkah – langkah pemerintah

dalam mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk

mempengaruhi pengeluaran agregat dimana hal tersebut dilakukkan oleh bank sentral (BI).

C. Kebijakan segi penawaran : adalah kebijkan pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi dalam

perekonomian terbuka,yang berhubungan dengan ekspor dan impor.

1.6 Peranan Ekonomi Makro

Seperti diuraikan doatas selama jangka panjang setiap negara terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan produknya dimana

(7)

variabel ekonomi makro tersebut berada pada posisi yang akan membawa perekonomian bergerak ke arah peningkatan kesehjahteraan rakyat.

1.7 Teori Dan Implementasi

Implementasi kebijakan yang diambil oleh suatu negara sangat

dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang dianut oleh negara tersebut. Sistem ekonomi yang terdapat di dunia ini pada dasarnya ada dua : kapitalis ( ekonomi pasar bebas) dan sosialis ( ekonomi yang terpusat, diatur pemerintah). Dalam kenyataan tidak ada satu negara pun yang menganut salah satu sistem tersebut secara murni tetapi bergerak antara keduanya. Bahkan sekarang sistem ekonomi sosialis cenderung sudah di tanggalkan oleh banyak negara.

1.8 Bentuk – Bentuk Pasar

Dalam ekonomi mikro dikenal dengan dua bentuk pasar ekstrim berdasarkan sejauh mana harga dapat dipengaruhi oleh para pelaku pasar, yaitu “pasar persaingan sempurna” dan “pasar monopoli”. Dalam ekonomi makro juga dikenal bentuk pasar tetapi berdasarkan kelompok komoditi yang ditransaksikan pada pasar tersebut.

Tiga pasar utama dalam ekonomi makro yang penting untuk dipelajari, yaitu : pasar barang dan jasa, pasar faktor produksi atau sering disebut pasar tenaga kerja dan pasar financial atau aset. Pada ekonomi terbuka ditambah dengan pasar luar negri yairu pasar ekspor dan impor.

(8)

masing – masing mempunyai permintaan (demand) dan penawaran (supply) sendiri.

Aspek utama pasar adalah harga dan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Masing – masing pasar tersebut saling terhubung melalui tingkat bunga.

1.9 Pelaku Ekonomi Makro

Dalam ekonomi makro terdapat lima pelaku utama yang menjalankan kegiatan ekonomi di suatu negara. Walaupun jumlah pelaku ada lima pada ekonomi makro seemua pelaku tersebut bisa disederhanakan menjadi dua kelompok seperti dalam ekonomi mikro, yaitu produsen dan konsumen.

Kelima pelaku ekonomi makro tersebut,yaitu : 1. Rumah tangga,Konsumen (Households) 2. Produsen,Bisnis (Business)

3. Pemerintah (Goverment)

(9)

BAB 2

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN INFLASI KEBIJAKAN PEMERINTAH

2.1 Tujuan Kebijakan Pemerintah

Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi dalam perekonomian Indonesia, karena itu pemerintah selalu melaksanakkan

pembangunan disegala bidang. Agar lebih mudah menjalankkan kegiatan – kegiatan pembangunan ekonomi stabilitas ekonomi harus tercapai.

Menurut Siregar, et al (2006) bahwa stabilitas ekonomi dapat dilihat dari dampak guncangan suatu variabel makro ekonomi terhadap variabel makro ekonomi yang lainnya. Apabila dampak suatu guncangan menyebabkan fluktuasi yang besar pada variabel ekonomi dan diperlukkan waktu yang relatif lama untuk mencapai keseimbangan jangka panjang, maka dapat dikatakkan bahwa stabilitas makro ekonomi rentan terhadap perubahan. Jika sebaliknya, dampak guncangan menunjukkan fluktuasi yang kecil dan waktu untuk mencapai keseimbangan jangka panjang relatif tidak lama maka dapat dikatakan bahwa kondisi makro ekonomi masih stabil.

Dalam mengusahakan hal ini berkaitan dengan kebijakan, diantarnya

kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Dimana kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan cara memanipulasi anggaran belanja dan pendapatan negara, artinya pemerintah dapat meningkatkan atau

(10)

kebijakan moneter adalah kebijakan yang mempengaruhi permintaan dan penawaran akan uang guna menjamin kestabilan ekonomi.

Kebijakan fiskal berkaitan dengan semua instrumen yang menyangkut sumber daya anggaran negara (APBN) dalam ekonomi. Sedangkan kebijakan moneter ini dikendalikan oleh banl sentral (Bank Indonesia/BI), yang berhubungan dengan pengendaluan ekonomi yang memakai instrumen suku bunga, inflasi, uang beredar, nilai tukar dan lain sebagainya.

Melalui peningkatan kapasitas perekonomian, kebijakan fiskal dapat

mempengaruhi suatu sisi permintaan agregat suatu perekonomian dalam jangka pendek, dan juga dapat mempengaruhi sisi penawaran yang bersifat jangka panjang. Permasalahan dalam interaksi amtara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter terdapat pada terjadinya trade-off antara pencapaian stabilitas harga dan terdapat pada pertumbuhan ekonomi terutama jangka pendek. Kenaikan tingkat inflasi disebabkan oleh defisit fiskal yang tonggi, dan jika perekonomian dengan inflasi yang tinggi maka akan memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan moneter selalu disesuaikan dengan kebutuhan suatu negara untuk mencapai stabilitas ekonomi yang bersifat dinamis. Dari kebijakan moneter suatu negara kebanyakan menganut 4 ultimate target (Pohan, 2008), yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan 2. Kesempatan kerja

3. Kestabilan harga

4. Keseimbangan neraca pembayaran

(11)

money), maka implementasi kebijakan moneter didasarkan pada pertumbuhan jumlah uang yang konstan (the constant-moneygrowth rules). Sedangkan kebijakan discretion mengacu pada otoritas moneter meiliki kebebasan dalam menjalankan kebijakan moneter sesuai dengan kondisi aktual yang dihadapi oleh suatu perekonomian (Natsir,2008).

Tujuan kebijakan pemerintah dapat disimpulkan pada beberapa poin – poin, yaitu :

1. Tujuan bersifat ekonomi 2. Menyediakan lowongan kerja

3. Menigkatkan taraf kemakmuran masyarakat 4. Memperbaiki pembagian pendapatan 5. Tujuan bersifat sosial dan politik

6. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga 7. Menghindari masalah kejahatan

8. Mewujudkan kestabilan politik.

2.2 Kebijakan Moneter

(12)

Menurut Monteris kebijakan yang paling tepat untuk menstabilkan perekonomian adalah kebijakan moneter. Mereka percaya kebijakan moneter mempunyai dampak langsung terhadap kegiatan perekonomian. Hal ini

didasarkan pada pemikiran bahwa permintaan uang untuk spekulasi adalah tidak penting, menurut mereka uang terutama untuk membiayai transaksi (Froyen, 2002).

Instrumen kebijakan moneter ada 4, yaitu :

1. Operasi pasar terbuka (open market operation)

- Menjual atau membeli surat berharga pemerintah (goverment securities), sertifikat bank Indonesia (SBI), surat berharga pasar uang (SBPU), fasilitas repo (repurchase agreement). Dimana menjual akan menambah jumlah uang yang beredar.

2. Fasilitas diskonto (discount rate)

- Tingkat bunga yang di terapkan pemerintah atas bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral. Dimana suku bunga sama dengan menambah uang yang beredar.

3. Cadangan wajib (reserve requitment ratio)

- Rasio cadangan wajib atas deposito pada bank umum. Dimana penambahan rasio akan menguragi jumlah uang yang beredar. 4. Himbauan moral (moral persuasion)

(13)

Salah satu kebijakan yang digunakkan untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan ekonomi dengan menggunakkan kebijakan moneter. Sebelumnya Keynes mengemukakan bahwa selain fungsi uang sebagai alat tukar, berfungsi juga sebagai penyimpan nilai (store of value) fungsi inilah yang memungkinkan uang digunakkan untuk memperoleh keuntungan.

2.3 Kebijakan Pemerintah Mengurangi Angka Pengganguran

Kebijakan politik anggaran : 1. Anggaran tidak berimbang

- Anggaran defisit (Deficit Budget); Menstimulus pertumbuhan ekonomi. Dimana T<G yang menyebabkan kebijakan fiskal ekspansif.

- Anggaran surplus (Surplus Budget); Mengurangi daya beli. Dimana T>G yang menyebabkam kebijakan fiskal kontraktif.

2. Anggaran berimbang - T = G

2.4 Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah – langkah pemerintah untuk membuat perubahan – perbahan dalam sistem pajak atau dalam pembelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah – masalah ekonomi yang di hadapi (Sadono Sukirno,2003).

(14)

masalah APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang kedua adalah mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain: pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja dan, neraca pembayaran (Tulus TH Tambunan, 2006).

Menurut kaum klasik, kebijakan fiskal hanya menaikkan suku bunga dan tidak menimbulkan suatu perubahan terhadap pendapatan nasional. Kenaikan pendapatan nasional yang tidak menimbulkan kenaikan terhadap pendapatan nasional tersebut disebut crowding out yaitu suatu proses dalam perekonomian dimana kenaikan pengeluaran pemerintah diikuti oleh kemerosotan investaso swasta tersebut diakibatkan oleh kenaikan suku bunga.

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang tak pernah basi dalam sejarah panjang ekonomi. Inflasi, menjadi pembahasan yang kursial karena

mempunyai dampak yang amat luas dalam perekonomian makro. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan memburuknya distribusi pendapatan, menambah angka kemiskinan, menguragi tabungan domestik, menyebabkan defisit neraca perdagangan, menggelembungkan besaran utang luar negri serta

menimbulkam ketidakstabilan politik.

Kebijakan fiskal dalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Bentuk kebijakan fiskal antara lain :

1. Menghemat pengeluaran pemerintah

- Pemerintah menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.

(15)

- Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Penguranggan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan akan barang dan jasa, sehingga harga barang dapat turun.

→ Dampak kebiajakan fiskal terhadap output dan inflasi

Kebijakan fiskal ekspansif dilakukkan untuk mengatasi resesi ekonomi. Kebijakan fiskal ekspansif dapat dilakukkan dengan pemotongan pajak, dengan begitu akan menstimulus pasar barang dan meningkatkan output nasional (keynes).

Menurut teori keynes dalam teori permintaan dan penawaran agregat, kelebihan permintaan terhadap penawarn barang dan jasa terjadilah inflasi atau demand full inflation. Kebijakan fiskal ekspansif disebabkan oleh

kenaikan belanja negara menstimulus peningkatan konsumsi negara, namun di satu sisi kenaikkan kapasitas produksi perusahaan terbatas dalam

menghasilkan barang dan jasa sehingga menyebabkan kenaikkan harga barang – barang.

Salah satu kebijakan fiskal adalah kenaikkan tarif pajak tinggi yang sangat membebankan kegiatan produksi, akibatnya perusahaan barang dan jasa mengurangi hasil output produksinya.

Dapat disimpulkan hubungan antara kebijakan fiskal dan kebijakan fiskal dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga.

(16)

3. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat.

4. Pada gilirannya permintaan dan penawaran agregat akan menentukkan keadaan di pasar barang dan jasa.

5. Kondisi pasar barang dan jasa itu akan menetukan tingkat harga 6. Tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukkan tingkat

pendapatan dan tingkat upah yang diharapkan

7. Keduanya akan mempunyai umpan balik terhadap permintaan agregat, dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.

INFLASI 2.5 Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para pemikir ekonomi (Soediyonp, 1981:186). Pada dasarnya inflasi merupakan gejala ekonomi yang berupa naiknya tingkat harga.

Inflasi juga dikatakan sebagai proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi – rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikkan harga

berlangsung secara terus menerus dan saling pengaruh- mempengaruhi.

(17)

Kita dapat membedakkan laju inflasi antara satu negara dengan negara lain atau satu negara dalam waktu yang berbeda. Menurut Nopirin (2000:27), atas dasar besarnya laju inflasi, inflasi dapat dibagi kedalam tiga kategori, yakni :

1. Inflasi merayap (Creeping inflation)

- Ditandai dengan laju inflasi rendah ( kurang dari 10% per tahun). Kenaikkan harga berjalan secara lambat, dengan presentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.

2. Inflasi menengah (Galloping inflation)

- Ditandai dengan kenaikkan harga yang cukup besar dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi.

3. Inflasi tinggi (hyperinflation)

- Ditandai dengan kenaikkan harga-harga mencapai 5-6 kali. Dimana masyarakat tidak lagi berkeinginan menyimpan uang.

Selain itu, menurut Djamil Suyutthi menyatakan bahwa berdasarkan parah tidaknya inflasi dapat diabagi menjadi 4 macam yaitu :

 Inflasi ringan : inflasi yang lajunya kurang dari 10% setahun

 Inflasi sedang : inflasi yang lajunya 10-30% setahun

 Inflasi berat : inflasi yang lajunya antara 30-100% setahun

 Hiperinflasi : inflasi yang lajunya diatas 100% setahun

(18)

Berdasarkan penyebab terjadinya, inflasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Inflasi permintaan (demand-pull inflation)

- Inflasi permintaan terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani permintaan masyarakat (Sadono Sukirno, 2002:303). Masalah kekurangan barang akan berlaku dan ini akan mendorong kepada kenaikkan harga – harga. Inflasi permintaan biasanya berlaku pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat.

2. Inflasi penawaran (cost-push inflation)

- Inflasi penawaran adalah masalah kenaikkan harga – harga dalam perekonomian yang diakibatkan oleh kenaikkan biaya produksi. Pertambahan biaya produksi akan mendorong perusahaan

menaikkan harga, walaupun harus mengambil resiko pengurangan dalam permintaan barang yang di produksi.

3. Inflasi campuran (mixed inflation)

- Inflasi campuran adalah inflasi yang penyebabnya adalah campuran antara demand pull inflation dan cost push inflation. Sekalipun inflasi ini terjadi, yang paling muurni terjadi untuk menimbulkan inflasi adalah tarikan permintaan atau dorongan biaya (Rahardja,2008).

2.8 Berdasarkan Asal Inflasi

(19)

1. Imported inflation.

- Inflasi ini timbul karena adanya inflasi diluar negeri yang

mengakibatkan naikknya harga barang dalam negri. Jenis inflasi ini banyak dialami oleh negara – negara berkembang yang sebagian besar usaha produksinya mempergunakkan bahan dan alat dari luar negri.

2. Inflasi karena defisit anggaran belanja negara yang terus menerus. - Misalnya, di zaman orde lama Indonesia mengalami inflasi yang

hebat. Itu dikarenakkan APBN mengalami defisit dalam jumlah yang sangat besar dan terjadi secara terus – menerus.

-2.9 Sebab – Sebab Timbulnya Inflasi

Pandangan beberapa teori tentang sebab terjadinya inflasi antara lain sebagai berikut :

1. Teori kuantitas

Pernyataan sederhana dari teori ini adalah kenaikkan harga akan terjadi apabila kuantitas (jumlah) uang yang beredar bertambah. Menurut teori ini harga – harga adalah proporsi langsung dari jumlah uang.

Menurut teori kuantitas ada dua penyebab terjadinya inflasi yaitu: a. Jumlah uamg yang beredar melebihi yang dibutuhkan masyarakat

Maksudnya, jika jumlah uang yang beredar di masyarakat

(20)

Jumlah yang beredar terlalu banyak diantaranya karena terjadi defisit anggaran dan ditutup dengan mencetak uang.

b. Harapan psikologis akan terjadinya kenaikkan harga di masa yang akan datang akan memperparah terjadinya inflasi

Maksudnya, apabila masyarakat mengharapkan dan

memperkirakan bahwa harga dimasa mendatang akan mengalami kenaikkan, maka masyrakat akan membelanjakan uangnya melebihi uang yang beredar. Hal ini dapat berakibat terjadinya hiperinflasi.

2. Teori keynes

(21)

Menurut teori ini, ada dua hal penting dalam perekonomian negara – negara yabg sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu sebagai berikut :

a. Ketidak elastisan penerimaan ekspor

Nilai ekspor tumbuh secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan sektor – sektor lain. Adapun penyebab kelambanan tersebut adalah di pasar dunia, harga barang – barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk dabb produksi barang – barang ekspor tidak responsive terhadap kenaikkan harga.

b. Ketidak elastisan penawaran atau produksi bahan makanan di dalam negri

Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan pendapatan perkapita. Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naik, sehingga melebihi kenaikkan harga barang – barang lain.

2.10 Dampak Negatif Inflasi

Inflasi juga menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu,

(22)

a. Akibat buruk kepada perekonomian

Ketiadaan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari inflasi yang serius, hal ini disebabkan oelh beberapa faktor penting seperti yang diuraikan di bawah ini :

1. Inflasi menggalakan penanaman modal spekulatif

2. Tingkat bunga meningkat sehingga akan mengurangi investasi 3. Inflasi menimbulkan ketidak pastian mengenai keadaan ekonomi di

masa depan

4. Menimbulkan masalah neraca pembayaran b. Akibat buruk kepada individu dan masyarakat

Akibat buruk kepada individu dan masyarakat dapat dibedakan menjadi 3 aspek seperti yang di terangkan di bawah ini :

1. Memperburuk distribusi pendapatan 2. Pendapatan rill merosot

3. Nilai rill tabungan merosot

2.11 Dampak Positif Inflasi

Selain dampak buruk, inflasi juga memiliki dampak positif yaitu, apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh positif dalam arti dapat

(23)

BAB 3

PERDAGANGAN LUAR NEGRI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI

3.1 Defenisi Perdagangan Bebas dan Internasional

Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu pada Harmonized Commodity Description and Coding System(HS) dengan ketentuan dari WORLD CUSTOMS ORGANISATION yang berpusat di Brussels, Belgium. Selain itu perdagangan bebas juga dapat didefenisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual – individual dan perusahaan – perusahaan yang berada di negara yang berbeda.

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukkan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barabg ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor.

3.2 Teori Perdagangan Internasional

A. Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori perdagangan internasional. B. Model Heckscher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan

(24)

C. Faktor spesifik, dimana mobilitas buruh antar industri satu dan yang lain sangatlah mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek.

D. Model Gravitasi menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola perdagangan diabanding teori lain diatas.

→ Manfaat perdagangan bebas internasional menurut Sadono Sukirno, yaitu : 1. Memperoleh barang yang tidak dapat di produksi di neegri sendiri 2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi

3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan 4. Transfer teknologi modern

→ Faktor pendorong suatu negara melakukkan perdagangan internasional sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negri

2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara

3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi

(25)

5. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang

6. Keinginan membuka kerjasama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain

7. Adanya perbedaan keadaan sperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi

8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu pun di dunia dapat hidup sendiri

3.3 Kebaikan dan Keburukan Perdgangan Internasional

A. Kebaikan perdagangan internasional produksi global dapat ditingkatkan - Pandangan ini sesuai dengan teori “Keuntungan Komparatif” dari

David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor – faktor produksi dunia dapat digunakkan dengan lebih efisien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk

pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

- Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara emngimpor lebih banyak dari luar negeri. - Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap

negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

(26)

- Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukkan oleh perusahaan swasta domestik.

B. Keburukan perdagangan internasional

- Menghambat pertumbuhan sektor industri salah satu efek dari globalisasi adakaf perkembangan sistem perdagangan luar negri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara – negara berkembang tidak dapat lagi menggunakkan tarif yang tinggi untuk memberikkan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry).

- Dengan demikian, perdagangan luar negri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri – industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.

- Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan

mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk..

- Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonoi masyarakat semakin bertambah buruk.

(27)

Umumnya Perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateral antara dua negara. Selama berabad – abad dibawah kepercayaan dalam merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional.

Perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dan WTO memberikan usaha untuk regulasi global dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut terkadang berujung kepada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil dan tidak menguntungkan secara murual. Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka terkadang melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa.

Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCosur di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa antara 27 negara mandiri.

3.5 Proteksi dan Pembatasan Perdagangan

Pengertian proteksi merupakan perlindungan dalam perdagangan atau industri. Tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dan persaingan barang impor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota, subsidi dan sebagainya. Kebijakan ini menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya hambatan apapun dari pemerintah, baik hambatan tariff maupun hambatan kuota.

(28)

tahap perkembangan. Proteksi ini memberi kesempatan kepada industri domestik unuk belajar lebih efisien dan memberi kesempatan kepada tenaga kerja untuk memproleh keterampilan.

Alat pembatasan perdagangan proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan. Kebijakan pemerintah dalam membatasi atau mengurangi barang – barang yang diimpor. Halangan perdagangan dapat dibedakkan kepada empat jenis : tarif dan pajak impor, kuota pembatasan impor.

→ Beberapa tujuan pentingnya proteksi :

1. Mengatasi masalah pengangguran dan deflasi 2. Mendorong perkembangan industri baru 3. Mendiversifikasikan perekonomian

4. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu 5. Memperbaiki neraca pembayaran

6. Menghindari neraca pembayaran 7. Menghindari dumping

8. Menambah pendapatan pemerintah

→ Bentuk hambatan proteksionis dalam perdagangan luar negri tersebut, yaitu :

(29)

- Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Tujuan dari bea impor adalah membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik 2. Kuota

- Kuoya adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga macam kuota yaitu kuota impor

(pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor), kuota produksi (pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi), kuota ekspor (pembatasan dalam jumlah barang yang diekspor).

3. Dumping dan Diskriminasi Harga

- Praktik diskriminasi harga secara internasional disebut dumping, yaitu ,menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. 4. Subsidi

- Kebijakan subsidi biasanya diberikan untuk menurukan biaya produksi barang domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan bersaing di pasar internasional.

5. Larangan Impor

(30)

3.6 Konsep Hubungan Antara Negara Dalam Bidang Perdagangan

Di era globalisasi dewasa ini dapat dipastikan tidak ada lagi negara yang melakukkan perekonomian autarchy yaitu suatu bentuk perekonomian tanpa melakukkan perdagangan dengan negara lain.

Berangkat dari kesadaran akan keterbatasan, perbedaan dan kelangkaan sumber daya ekonomi tersebut kemudian lahir keinginan untuk meningkat derajat hidup bersama dengan melakukan kerja sama ekonomi (perdagangan

internasional) dengan negara – negara lain.

Jika perdagangan telah dibuka, dan jika setiap negara berkonsentrasi pada bidang yang memiliki keunggulan komparatif, maka kehidupan semua orang akan menjadi lebih baik. Pertumbuhan ekonomi suatu negara juga ditentukan oleh hubungan kerja sama ekonomi antar negara baikk itu bilateral apalagi multilateral. Hubungan kerja sama ekonomi tersebut ada yang dapat langsung memberi

manfaat dan juga ada yang memberikan manfaatnya dalam kurun waktu yang relatif lama.

Menurut prinsip umum, perdagangan terjadi karena : a. Perbedaan kondisi produksi

b. Menurunnya biaya ( atau timbulnya skala ekonomi) c. Keanekaragaman selera

(31)

Kebijakan menjalin hubungan kerja sama ekonomi suatu negara dengan negara lain merupakan suatu upaya daru suatu negara untuk mengoptimalkan kinerja makro ekonomi negara tersebut agar lebih baik daripada sebelumnya.

Di dalam melaksanakan hubungam kerja sama ekonomi dengan negara lain terdapat 3 kebijakan perdagangan internasiomal yang biasa dilakukkan oleh negara yang sedang berkembang, yaitu

1. Kebijakan Impor (import subsitution)

- Kebijakan yang memproduksi di dalam negri terhadap barang – barang yang tadinya di impor.

- Manfaat positif yang diperoleh dari kebijakan substitusi impor : a. Mengurangi ketergantungan pada impor

b. Memperkuat sektor industri c. Memperluas kesempatan kerja d. Menghemat devisa

2. Kebijakan Promosi ekspor (export promotion)

- Promosi ekspor merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar domestik, sebab pasar luar negri relatif jauh lebih besar daripada pasar domestik.

- 4 faktor yang menjelaskan kebijakan promosi ekspor mampu mendorong pertumbuhan ekonomi pesaat daripada kebijakan impor, yaitu :

(32)

b. Skala ekonomi dapat dicapai karena permintaan ekspor yang skalanya cukup besar, sehingga dapat di produksi secara manufaktur/asal

c. Meningkatnya persaingan atas prestasi perusahaan karena kuatnya persaingan pada pasar dunia

d. Dampak kekurangan devisa atas pertumbuhan ekonomi dapat diatasi

3. Kebijakan Proteksi

- Kebijakan proteksi atau kebijakan impor bertujuan untuk

melindungi industri di dalam negri dari persaingan barang – barang impor.

3.7 Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Globalisasi adalah suatu konsep yang sering dinyatakan orang pada masa ini, tetapi yang menyatakkan dan membahasnya mempunyai pengertian yang berbeda mengenai konsep tersebut. Globalisasi dapat didefenisikan sebagai peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan ekonomi diantara berbagai negara di Indonesia.

- Faktor – faktor yang mewujudkan globalisai : a. Perkembangan politik dunia

b. Semakin pentingnya praktek pasaran bebas c. Perkembangan perusahaan multinasional

(33)

e. Kemajuan teknologi dalam bidang teknologi informasi dan pengangkutan

- Kebaikan dan keburukan globalisasi Kebaikan globalisasi :

a. Produksi dunia dapat ditingkatkan

b. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara c. Meluaskan pasar hasil produksi dalam negri

d. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknolgi yang lebih baik

e. Menyediakkan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi Keburukan globalisasi :

a. Menghambat pertumbuhan sektor industri manufaktur b. Memperburuk keadaan neraca pembayaran

c. Sektor keuangan semakin tidak stabil

d. Memperbudak prosek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

(34)

Setiap transaksi perdagangan barang dan jasa dicatat dalam neraca perdagangan. Neraca perdagangan yang merupakan komponen penting dicatat di dalam neraca pembayaran.

Neraca pembayaran (balance of payment) adalah laporan rugi laba (income statement) yang merupakamn ringkasan arus keluar-masuk barang, jasa dan aset – aset dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu.

- Struktur atau rincian neraca pembayaran 2. Transaksi berjalan (current account)

a. Neraca perdagangan (balace of trade) b. Neraca jasa (balance of service)

c. Neraca non balas jasa (transfer payment) 3. Neraca modal (Capital account)

a. Neraca modal pemerintah (official capital) b. Neraca modal swasta (private capital) 4. Penyimpangan statistik (statistical discrepancy) 5. Penyelesaian resmi (official settlement)

(35)

Devisa adalah cadangan mata uang asing dan obligasi yang

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Komponen kriteria pendidikan yang bermutu, antara lain: (1) materi pelajaran dirasakan manfaatnya oleh peserta didik baik dirasakan langsung maupun dikemudian, memberi

Alhamdulillah, tiada sanjungan dan pujian yang berhak diucapkan selain hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan dan

Zero waste dalam produksi fasyen ini yang terinspirasi dari pembuatan kimono Jepang, dalam industri fesyen menjadi salah satu teknik yang dapat dikembangkan

Secara terpisah maupun bersama-sama, penelitian ini menunjukkan hasil inflasi dan ROI dengan metode Du Pont System tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Konsep Kereta api Cerdas diupayakan melalui pengggunaan teknologi terbaru, teknologi ICT, dan system manajemen yang handal dengan indikator keberhasilan adalah kehandalan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan beras sangrai menghasilkan bekasam dengan lama waktu penyangraian

Praktikan yang terkena sanksi gugur modul wajib mengganti praktikum pada hari lain dengan nilai modul tetap 0. Waktu pengganti

Kode Genetik : Suatu cara untuk menentukan jumlah serta urutan nukleotida yang berperan dalam menentukan posisi yang tepat dari tiap asam amino.. dalam