• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Kolostrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi diproduksi pada tahap akhir kehamilan dan awal persalinan yang mengandung konsentrasi tinggi karbohidrat, protein dan zat kekebalan tubuh, pada hari pertama mungkin hanya mendapat ± 30 cc , namun dalam setiap tetesnya mengandung berjuta – juta zat anti kekebalan dan bila bayi tidak mendapat kolostrum akan berdampak menurunnya daya tahan tubuh sehingga bayi rentan terhadap penyakit.

Dewasa ini promosi susu formula sangat marak, baik melalui media elektronik (Televisi, Radio, Internet) maupun media cetak (Koran, majalah, spanduk, famplet, dll). Secara tidak langsung hal ini mempengaruhi pola pemberian ASI di masyarakat. Promosi besar- besaran susu formula yang mengandung kolostrum sapi membuat banyak ibu yang tergoda untuk memberikan susu formula pada bayinya. Ada anggapan yang keliru bahwa susu formula yang mengandung kolostrum sapi lebih banyak kandungan gizinya dibanding ASI dan dapat menggantikan ASI, hal inilah yang menjadi salah satu kontrofersi yang belum terpecahkan, dan menjadi tugas tambahan kita selaku bidan untuk mengadakan

(2)

promosi-promosi kesehatan tentang pentingnya ASI ekslusif dan Kolostrum.

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003 di Indonesia hanya 4% bayi mendapat ASI dalam satu jam pertama dan sebanyak 8% bayi baru lahir mendapat kolostrum dalam 1 jam setelah lahir dan 53% bayi mendapat kolostrum pada hari pertama. Masih banyaknya ibu yang kurang mengetahui tentang pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir tersebut salah satunya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang disebabkan oleh informasi yang tidak tersampaikan dengan baik. Fenomena di atas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu tentang ASI khususnya kolostrum masih kurang (Roesli, 2000).

Terdapat beberapa pengertian yang salah mengenai kolostrum yang diperkirakan ASI yang kotor, sehingga tidak patut diberikan pada bayi. Ternyata kolostrum sebagai pembuka jalan agar bayi dapat menerima ASI penuh. Kolostrum banyak mengandung antibody dan anti-infeksi serta dapat menumbuh kembangkan flora dalam usus bayi untuk siap menerima ASI (Manuaba, 2003).

Karena disana belum ada penelitian maka peneliti melakukan survey pendahuluan. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada ibu nifas di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar menunjukkan 80% ibu nifas yang berpengetahuan baik tentang kolostrum hal tersebut berbeda dengan hasil survey yang dilakukan

(3)

pada Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok yang menunjukkan 40%

ibu nifas yang berpengetahuan baik tentang kolostrum, perbedaan angka tersebut membuat penulis tetarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kolostrum di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok periode Maret – April 2014”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan perbandingan data yang di peroleh dari dua Puskesmas tersebut, penulis merumuskan masalah yang akan di teliti yaitu ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kolostrum di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Maret – April 2014”.

1.3 . Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kolostrum di Puskesmas Tanjung Priok Periode Maret – April 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang kolostrum di Puskesmas Tanjung Priok Periode Maret – April 2014.

(4)

b. Diketahuinya distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang kolostrum berdasarkan umur ibu di Puskesmas Tanjung Priok Periode Maret – April 2014 .

c. Diketahuinya distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang kolostrum berdasarkan paritas ibu di Puskesmas Tanjung Priok Periode Maret – April 2014.

d. Diketahuinya distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang kolostrum berdasarkan pendidikan ibu di Puskesmas Tanjung Priok Periode Maret – April 2014.

e. Diketahuinya distribusi frekuensi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang kolostrum berdasarkan sumber informasi di Puskesmas Tanjung Priok Periode Maret – April 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap agar ibu yang melahirkan memahami manfaat pemberian kolostrum bagi bayinya dan memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat kolostrum yang berkhasiat khusus untuk bayi, membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk pencernaan di usus bayi dan juga sebagai antibody kepada bayi sehingga bayi dapat tumbuh kembang dengan baik dan menjadi generasi penerus yang kuat dan cerdas.

(5)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kolostrum di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Maret – April 2014.

Data ini diambil dengan cara menggunakan data primer dengan questioner berdasarkan usia ibu, paritas, pendidikan dan sumber informasi.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas normal di Puskesmas Wonosalam II sudah sesuai dengan kewenangan atau kompetensi bidan dalam pemberian asuhan nifas normal yaitu ibu

Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak dijadikan sebagai studi kasus penelitian dengan asumsi bahwa kedua pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan dengan

Tahun 2014 angka kematian ibu naik signifikan dari tahun sebelumnya dimana Puskesmas dengan AKI tertinggi terjadi di Puskesmas Sambau yakni 4 Kematian ibu bersalin dengan

Kematian ibu ini terkait dengan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan K4 yaitu angka kunjungan ke 4 ibu hamil yang mana pencapaiannya di puskesmas Aek Kota Batu

Ibu bekerja,sehingga pemberian susu formula menjadi jalan satu – satunya untuk pemberian makanan pada bayi,perilaku sikap ibu rendah seperti membuang kolostrum

“Apakah ada perbedaan yang signifikan antara efikasi diri ibu nifas dengan dan tanpa persiapan masa nifas?”. “Apakah ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu nifas dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan pemberian ASI kolostrum pada bayi baru lahir di Desa

Berdasarkan data dari survei pendahuluan tersebut, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian mengenai angka kejadian ibu bersalin dengan rupture perineum di Puskesmas Rawa Badak