• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ketua Assosiation of The Indonesia Tours and Travel Agences (ASITA) Asnawi Bahar mengatakan “Saat ini zaman telah jauh berbeda, dunia teknologi informasi telah bergeliat seakan tiada henti. Untuk itu semua harus segera Go Digital”. Sedangkan menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan bahwa

“Di era digital saat ini telah mengubah perilaku masyarakat yang menginginkan kebutuhan sesuatu serba cepat dan mudah dilakukan secara digital” (Ibo, 2017).

Pernyataan diatas menjelaskan bahwa informasi hari ini dibutuhkan secara cepat, faktual, dan mudah didapat dengan cara digital, artinya melalui gadget atau mobile smartphone masing-masing dengan bantuan internet. Informasi ini beragam mulai dari berita, gambar, video, lokasi, suara, alat komunikasi, dan lain sebagainya.

Dengan berbagai kebutuhan seperti sebagai alat komunikasi, alat jual beli, sumber informasi, dan lain sebagainya.

Lebih spesifik tentang gadget atau mobile smartphone, Lembaga riset Sharing Vision memperlihatkan data untuk penyebaran pangsa pasar OS (Operation System) di Indonesia dan global. Di tahun 2013, android menguasai 60 persen pangsa pasar smartphone Indonesia, naik dari 56 persen di tahun sebelumnya.

Sedangkan secara global, android menguasai pangsa pasar sebesar 78 persen, naik 12 persen dari tahun sebelumnya (Paragian, 2014). Dengan jumlah pangsa pasar yang terbanyak menjadikan smartphone berbasis sistem operasi android sebagai

(2)

sistem operasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat khususnya di Indonesia.

Dikutip dari Bandungjuara.com, “Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distamkam) Kota Bandung Dadang Darmawan mengatakan, pada saat ini Kota Bandung sudah memiliki sekitar 26 taman tematik (taman kota) yang tersebar di penjuru Kota Bandung” (Bandungjuara.com, 2016). Kota Bandung memiliki taman kota tematik yang banyak dan tersebar di penjuru kota. Taman tematik ini dapat difungsikan sebagai tempat rekreasi, tempat berkumpulnya komunitas, tempat istirahat para pejalan kaki serta kegiatan sosial masyarakat umum lainnya yang bersifat terbuka dan bebas bagi masyarakat. Dalam hal pencarian informasi tentang taman tematik di kota Bandung yang sering dicari adalah informasi tempat baik mengenai lokasi taman, nama taman, foto taman hingga fasilitas yang terdapat di taman. Namun karena keterbatasan mengenai informasi taman tematik membuat masyarakat di kota Bandung tidak berminat untuk berkunjung atau tidak mengetahui akan adanya berbagai taman tematik di kota Bandung.

Dari permasalahan diatas maka diperlukan suatu aplikasi yang bisa membantu aktifitas masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai lokasi taman tematik. Aplikasi yang mudah digunakan dan mendukung mobilitas dapat dibangun pada gadget atau smartphone android, dapat diakses dimanapun berada secara realtime ketika terhubung ke internet. Karena perangkat android adalah perangkat telepon seluler yang dapat terhubung ke internet untuk selalu uptodate tentang lokasi device berada, baik secara otomatis maupun manual karena android dilengkapi dengan fitur GPS (Global Positioning System).

(3)

Aplikasi berbasis android tentang informasi lokasi sudah banyak dibuat dan dilakukan penelitian oleh beberapa peneliti sebelumnya, dengan objek, subjek dan tempat yang berbeda. Salah satu jurnal penelitian yang menjadi referensi penulis adalah penelitian Wahyu Kusuma, Any K. Yapie dan Eriza Siti Mulyani. Pada tahun 2013, (Kusuma dkk, 2013) membuat penelitian mengenai Aplikasi Location Based Service (LBS) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berbasis android.

Penelitian ini terdapat dalam Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) tahun 2013 di Yogyakarta. Penelitian ini didasarkan kepada adanya kesulitan untuk memperoleh informasi lokasi objek-objek wisata, dikarenakan luas wilayah dan banyaknya objek wisata yang berada di kawasan TMII. Sarana informasi mengenai objek wisata yang ada seperti internet dan brosur dirasakan masih kurang membantu pengunjung, terlebih lagi belum adanya media informasi berupa aplikasi tentang letak dan keterangan objek wisata di TMII yang bisa diakses melalui ponsel atau secara mobile. Dari permasalahan tersebut, Wahyu Kusuma dkk membahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi tentang objek wisata di TMII yang diimplementasikan dalam bentuk mobile android dengan menggunakan metode location based service. Kesimpulan dari proses implementasi aplikasi ini adalah pengunjung lebih mudah dan tepat dalam menemukan lokasi objek wisata yang tersebar di wilayah TMII.

Berdasarkan pemaparan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kota Bandung, maka penelitian ini dianggap penting untuk dikembangkan. Oleh Karena itu penulis tertarik melakukan penelitian yang sekaligus menjadi laporan skripsi dengan judul “RANCANG BANGUN APLIKASI LOCATION BASED SERVICE TAMAN KOTA DI KOTA BANDUNG BERBASIS ANDROID”.

(4)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Karena keterbatasan mengenai informasi taman kota tematik membuat masyarakat di Kota Bandung tidak berminat untuk berkunjung atau tidak mengetahui akan adanya berbagai taman kota

2. Belum adanya aplikasi berbasis android tentang informasi taman tematik di Kota Bandung

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana cara memberikan informasi lokasi taman tematik di Kota Bandung bagi masyarakat umum?

2. Bagaimana membangun aplikasi taman tematik di Kota Bandung untuk mobile smartphone berbasis android?

1.4. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang ada, maksud dari penulisan skripsi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memudahkan dan mendukung mobilitas untuk membantu menunjukkan informasi taman tematik pada saat mengakses dimanapun berada secara realtime dengan smartphone android

(5)

2. Merancang dan membangun Aplikasi Location Based Service Taman Kota di Kota Bandung Berbasis Android

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat yang telah ditentukan dalam mencapai kelulusan Program Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi di Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Bandung.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dari yang diwawancarai (Moleong, 2004).

Wawancara dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yakni dengan mewawancarai pegawai dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung.

b. Pengamatan (Observation)

Sebagai metode ilmiah, observasi dapat diartikan sebagai pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian yang berlangsung dan dapat dianalisa pada waktu kejadian itu terjadi (Suharsimi, 2002). Pengamatan atau observasi yang dilakukan penulis yakni dengan mendatangi taman kota

(6)

yang berada di Kota Bandung kemudian dikumpulkan data tersebut dengan disimpan dalam bentuk foto-foto.

c. Dokumentasi (Documentation)

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data- data yang sudah ada (Moleong, 2004). Dokumen yang dikumpulkan oleh penulis yakni dengan meminta data taman kota yang berada di Kota Bandung diantaranya nama taman, alamat taman dan lain sebagainya.

1.5.2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Pada tahap metode pengembangan perangkat lunak, penulis menggunakan metode air terjun (waterfall). Menurut Sukamto (2011:26) menyimpulkan bahwa:

Model SDLC (System Development Life Cycle) air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support). Berikut adalah gambar model air terjun:

Sumber: Sukamto (2011:26)

Gambar I.1 Ilustrasi Model Waterfall

(7)

a. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Tahap ini dilakukan dengan menganalisa sistem yang telah berjalan di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung. Analisa data yang dilakukan berupa proses mendapatkan informasi lokasi taman kota. Proses ini bertujuan untuk menjadi referensi data yang valid dan akurat agar dapat melakukan proses selanjutnya.

b. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multilangkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Tahap ini dilakukan dengan membuat desain sistem dan membuat perancangan antarmuka aplikasi atau design interface application sebagai rancangan bagi aplikasi taman kota, berisi desain dengan bentuk sederhana dilengkapi keterangan dari simbol-simbol pada desain tersebut.

Juga desain UML, diagram UML yang digunakan adalah use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram.

c. Pembuatan Kode Program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat

(8)

pada tahap desain. Tahapan ini dilakukan dengan membuat kode program (coding) menggunakan Android Studio Versi 1.5.1 dengan bahasa pemograman yang digunakan adalah XML (Extensible Markup Language) dan Java.

d. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Pada tahap ini dilakukan pengujian pada aplikasi yaitu mencakup pengujian user interface dan pengujian proses dengan menggunakan blackbox testing. Pengujian sangat penting dilakukan karena dapat menghindari kesalahan-kesalahan (error) pada aplikasi.

e. Pendukung atau Pemeliharaan

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru. Pada tahapan pendukung atau pemeliharaan, dilakukan pemeliharaan aplikasi taman kota dengan maintenance secara berkala tiap bulan, serta meng-update data apabila terdapat taman yang baru atau yang lainnya.

(9)

1.6. Ruang Lingkup

Pembahasan dalam skripsi Rancang Bangun Aplikasi Location Based Service Taman Kota di Kota Bandung ini, penulis membatasi pembahasan dengan ruang lingkup sebagai berikut:

1. Isi dari aplikasi location based service ini adalah aplikasi tentang informasi mengenai nama, alamat, fasilitas, foto dan rute menuju taman tematik yang berada di Kota Bandung

2. Aplikasi ini dapat dijalankan pada smartphone yang berbasiskan sistem operasi android minimal versi Gingerbread.

Referensi

Dokumen terkait

pengelolaan administrasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, penerapan dan penegakan Perda dan Peraturan Bupati,