• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Kebijakan otonomi daerah yang menempatkan kabupaten dan kota sebagai titik berat otonomi nampaknya manjanjikan harapan yang lebih baik bagi daerah untuk dapat mengembangkan diri juga memberikan harapan bagi masyarakat untuk dapat menikmati fasilitas di daerah, serta memunculkan harapan baru bagi masyarakat untuk dapat memperoleh kebijakan-kebijakan daerah yang lebih baik meningkatkan nasibnya.

(Triyiono, 2018)

Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber pembiayaan yang berasal dari daerah sendiri, yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain. Pendapatan daerah sangat diperlukan untuk wilayah pemerintahan daerah mengembangkan wilayahnya sendiri baik itu infrastruktur atau non infrastruktur yang sifatnya untuk keperluan warganya, pendapatan tersebut sangat ditunjang dari kemampuan wilayah pemerintahan daerah untuk mengelola hasil atau sumber dari setiap sumper penerimaan, dan penerimaan daerah yang paling dominan adalah dari sektor pajak. (Triyono, 2018) (Bernardin & Sofyan, 2017)

Dikutip dari berita online pendapatan pajak pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, semester dua baru tercapai sebesar 34% atau sekitar

(2)

Rp 846 miliar dari target yang di tentukan yaitu Rp2,436 triliun. Menurut Kepala Badan Pengelolaan pendapatan (BPPD) Kota Bandung Arif Prasetya menjelaskan bahwa ada sembilan jenis mata pajak yang menjadi sumber pendapatan Kota Bandung yaitu pajak hotel, restoran, hiburan, parkir, pajak penerangan jalan, BPHTB,PBB, reklame, air tanah dan denda.Dari sembilan mata pajak itu terdapat beberapa jenis pajak yang tiap tahunnya memang belum tercapai optimal salah satunya pajak reklame yang hingga juni ini baru tercapai sebesar 7,79% dari target sekitar Rp 153 miliar lebih. Tetapi beliau menyatakan masih ada beberapa jenis mata pajak yang menjadi sumber pendapatan di Kota Bandung yaitu pajak restoran, hotel,tempat hiburan yang capaian target pendapatan tiap tahunnya cukup baik.

(Solehudin, 2019)

Dengan fenomena yang terjadi dari pemberitaan yang ditulis oleh (Solehudin, 2019) Bandung menjadi salah satu kota dari penerimaan pajak yang cukup tinggi namun ada beberapa jenis pajak yang tiap tahunnya memang belum tercapai optimal salah satunya pajak reklame. Tetapi beliau menyatakan masih ada beberapa jenis mata pajak yang menjadi sumber pendapatan di Kota Bandung yaitu pajak restoran, hotel,tempat hiburan yang capaian target pendapatan tiap tahunnya cukup baik dan berpengaruh besar terhadap penerimaan pajak daerah.

Pajak menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak

(3)

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah negara yang dibayar oleh masyarakat dan sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta sebagai perwujudan peran serta masyarakat atau wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. (Bernardin & Sofyan, 2017)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak daerah merupakan iuran yang wajib dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. (Watini & Salsalina, 2010)

Kota Bandung merupakan salah satu Kota yang hampir metropolitan, hal tersebut memungkinkan Bandung mendapatkan penerimaan atas pajak sangat tinggi, yang ditandai dengan banyaknya

(4)

kantor-kantor pemerintahan, lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan- perusahaan, hingga wirausaha-wirausaha yang serta merta akan memberikan kontribusi atas penerimaan pajak Kota bandung. Beberapa diantaranya pajak restoran, pajak hiburan dan pajak rekalame.

Pajak Restoran merupakan pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan atau mimiman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya termasuk juga jasa boga/ catering. (Mentari, Rahayu, Telkom, Restoran, & Daerah, 2015)

Pajak Hiburan merupakan pajak atas penyelenggaraan hiburan, Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Pajak hiburan dapat pula diartikan sebagai pungutan daerah atas penyelenggaraan hiburan.

(Bernardin & Sofyan, 2018) Sedangkan pajak reklame atau Penyelenggaraan Reklame menurut Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2003 tentang Pajak Reklame, adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan hukum yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

(5)

Tabel I.1

Realisasi Penerimaan Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame dan Pajak Daerah di Kabupaten Bandung Periode Tahun 2010-2014

Tahun Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Daerah 2010 3.541.972.662,00 2.063.299.025,00 2.022.621.402,00 59.385.578.062,00 2011 4.871.316.085,00 955.618.520,00 2.547.378.797,00 137.799.240.880,00 2012 6.894.597.594,00 706.313.905,00 2.712.275.886,00 186.141.858.448,00 2013 7.823.365.492,00 1.142.433.048,00 2.770.273.862,00 287.766.327.300,00

2014 9.243.209.080,00 1.301.036.970,00 2.931.017.940,00 298.589.031.518,00

Sumber : BKD Kabupaten Bandung diolah, 2019

Berdasarkan data tersebuta dapat dilihat bahwa penerimaan pajak restoran, pajak hiburan dan pajak rekale maupun penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode taun 2010-2017 mengalami peningkatan setiap tahunnya namun penerimaan pajak hiburan pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Maka dari itu besar kemungkinan terdapat pengaruh penerimaan pajak restoran, pajak hiburan dan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode 2010-2017.

Menurut hasil penelitian (Bernardin & Sofyan, 2018) Kontribusi pajak hotel dan hiburan terhadap penerimaan pajak tidaklah mencapai 50%.Sehubungan dengan itu hasil penelitian (Watini & Salsalina, 2010) pemungutan pajak reklame tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung.

(6)

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka menarik untuk diteliti mengenai “ Dampak Penerimaan Pajak Restoran, Pajak Hiburan, dan Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Kabupaten Bandung ”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Minat wisatawan untuk kuliner di Kota Bandung cukup tinggi dan banyak pula pengusaha yang meminta izin untuk mendirikan restoran/rumah makan di Kota Bandung sehinga pendapatan pajak restoran selalu meningkat dan berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah.

2. Kota Bandung memiliki sejumlah tempat wisata yang cukup banyak untuk dikunjungi masyarakat sehingga banyak wisatawan yang memilih Bandung untuk menjadi tempat wisata dan berpengaruh terhadap pendapatan pajak hiburannya.

3. Banyanknya perusahaan yang menggunakan media periklanan (reklame) untuk tujuan komersial maka penerimaan pajak reklame di Kota Bandung diproyeksikan akan selalu mengalami peningkatan dan berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah.

(7)

4. Realisasi penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung yang selalu melebihi target hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari mata pajak lainnya yang belum diketahui.

1.2.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran penerimaan pajak restoran di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018 ?

2. Bagaimana gambaran penerimaan pajak hiburan di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018 ?

3. Bagaimana gambaran penerimaan pajak reklame di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018 ?

4. Bagaimana gambaran penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018 ?

5. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009- 2018?

6. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009- 2018?

7. Seberapa Besar pengaruh penerimaan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009- 2018 ?

(8)

8. Seberap besar pengaruh penerimaan pajak restoran, pajak hiburan dan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018 ?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerimaan pajak restoran, pajak hiburan dan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung. Disamping itu penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi untuk program strata satu (S1) di Universitas BSI dan sebagai konsep penerapan ilmu akuntansi perpajakan selama perkuliahan ke dalam praktek kerja nyata.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun suatu pembahasan masalah yang telah dirumuskan, yaitu

1. Untuk mengetahui gambaran penerimaan pajak restoran di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018.

2. Untuk mengetahui gambaran penerimaan pajak hiburan di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018.

3. Untuk mengetahui gambaran penerimaan pajak reklame di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018.

(9)

4. Untuk mengetahui gambaran penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018.

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018.

6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018.

7. Untuk mengetahui seberapa Besar pengaruh penerimaan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018.

8. Untuk mengetahui seberap besar pengaruh penerimaan pajak restoran, pajak hiburan dan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Bandung periode tahun 2009-2018.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis 1. Bagi Penulis

Dengan dilakukan penelitian ini manfaat akademis yang di harapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan mengenai penerapan ilmu akuntansi perpajakan pada Universitas BSI.

(10)

2. Bagi Pihak Lain

Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan ilmu ekonomi dan perpajakn berguna untuk menjadi refernsi pada penelitian berikutnya yang berkaitan dengen penelitian yang dilakukan penulis.

1.4.2. Manfaat Praktis

Bagi Pemerintahan Kabupaten Bandung penelitian ini juga diharapkan dapat menambah sedikit masukan yang sifatnya mengarah pada kebaikan dan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi pihak-pihak yang terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Positive fictitious decisions have begun to be recognized in positive law in effect in Indonesia since the enactment of Law Number 30 of 2014 concerning Government