• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Setiap orang pasti pernah melakukan pengelolaan kesan dalam hidupnya, dimana pengelolaan tersebut dilakukan agar penangkapan persepsi yang diberikan orang lain pada kita dapat sesuai dengan apa yang kita inginkan. Pengelolaan kesan atau yang dikenal Impression management tersebut dapat dipelajari dan diatur agar tidak menimbulkan kesan yang berbeda dari yang diinginkan. Oleh karena itu, disini peneliti mengambil beberapa anggota komunitas punklung untuk meneliti tentang pengelolaan kesan yang mereka buat. Setiap perilaku, penampilan, cara bicara dan sebagainya, merupakan salah satu cara dalam proses pembentukkan kesan. Kesan yang ditimbulkan akan berbeda-beda pada setiap orangnya, karena persepsi mempunyai sifat subjektif.

Secara tidak sadar, pembentukan kesan yang dilakukan oleh setiap anggota ditunjukan dengan memperlihatkan dirinya seperti apa dan bagaimana dia. Mulai dari cara berpakaian, berbicara hingga bersikap akan menjadi penilaian bagi orang lain yang melihatnya. Keberadaan individu atau kelompok memerlukan suatu bentuk aksi yang mampu mengangkat individu atau kelompok tersebut untuk mendapatkan pengakuan dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat.

Menurut Goffman impression management erat kaitannya dengan sebuah panggung pertunjukan. Dimana panggung pertunjukan disini dilakukan dalam dua bagian yaitu : front stage dan back stage. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan muncul middle stage (panggung tengah) pada saat penelitian berlangsung.

(2)

Front stage (panggung depan) bagian pertunjukan yang berfungsi mendefinisikan situasi penyaksi pertunjukan. Middle stage (panggung tengah) yaitu merupakan sebuah panggung lain di luar panggung resmi saat sang aktor mengkomunikasikan presentasi diri, yakni panggung depan (front stage) saat mereka beraksi di depan khalayak tetapi juga di luar panggung belakang (back stage) saat mereka mempersiapkan pesan-pesannya. Back stage (panggung belakang) yaitu penampilan individu dimana dia dapat menyesuaikan diri dengan situasi penontonnya (Mulyana, 2008:58).

Dimana ketika membahas mengenai impression management tidak lepas dari kajian dramaturgi. Dimana secara ringkas, dramaturgi merupakan pandangan tentang kehidupan sosial sebagai serentetan pertunjukan drama dalam sebuah pentas. Istilah Dramaturgi kental dengan pengaruh drama atau teater atau pertunjukan fiksi diatas panggung dimana seorang aktor memainkan karakter manusia-manusia yang lain sehingga penonton dapat memperoleh gambaran kehidupan dari tokoh tersebut dan mampu mengikuti alur cerita dari drama yang disajikan. Tugas dari seorang aktor hanyalah menyiapkan segala persiapan yang akan ditampilkan dalam panggung dan mengelola kesannya untuk dipersepsi oleh penonton supaya kesan yang didapat sesuai dengan yang aktor inginkan.

Dalam objek penelitian ini, anggota komunitas punklung dalam kehidupan back stage-nya merupakan sosok individu yang menjalani kehidupan layaknya individu lainnya. Mereka merupakan sosok-sosok yang berkepribadian santai, tidak terkesan urakan seperti berada di atas panggung. Saat berada diatas panggung, mereka terlibat dalam aktivitas komunikasi dan interaksi dengan dunia sekelilingnya. Sebagian besar dari anggota komunitas punklung menampilkan

(3)

pertunjukan dengan berpakaian serba hitam dengan, celana-celana yang robek, dan dengan accesories yang digunakan. Penampilan tersebut tidak lain hanya untuk menunjang performence mereka diatas panggung.

Punklung sendiri merupakan sebuah komunitas yang berhasil menggabungkan antara budaya barat dengan budaya lokal sunda. Dimana mereka selalu menggunakan atribut-atribut punk disetiap pertunjukkannya, dan bernyanyi sambil memainkan alat musik calung yang berasal dari Jawa Barat. Kesenian calung sendiri memang sudah mulai dilupakan oleh sebagian masyarakat. Atas kesadarannya sendiri punklung ingin tetap menjaga dan melestarikan kesenian calung, serta mengajak masyarakat untuk kembali memainkan kesenian calung tersebut.

Komunitas punklung dapat dikatakan salah satu komunitas yang anti mainstream, dimana berbeda dengan komunitas punk pada umumnya yang memainkan alat musik modern seperti gitar bass dll, komunitas punklung justru memainkan alat musik tradisional calung, suling, goong dll. Namun, dibalik itu, tidak banyak pro dan kontra yang dihasilkan dari masyarakat, dimana sebagian besar dari masyarakat cenderung memandang buruk semua anak punk.

Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka peneliti memfokuskan masalah pada : “Bagaimana Impression Management pada Anggota Komunitas Punklung? (Studi Dramaturgi pada Anggota Komunitas Punklung di Parakan Muncang Kabupaten Sumedang)”

(4)

1.2 Pertanyaan Penelitian

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini diantaranya :

1. Bagaimana imprresion management anggota punklung di kehidupan Front Stage?

2. Bagaimana imprresion management anggota punklung di kehidupan Middle Stage?

3. Bagaimana imprresion management anggota punklung di kehidupan Back Stage?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah, diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui imprresion management anggota punklung di kehidupan Front Stage.

2. Untuk mengetahui imprresion management anggota punklung di kehidupan Middle Stage .

3. Untuk mengetahui imprresion management anggota punklung di kehidupan Back Stage.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berkaitan dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini terbagi menjadi kegunaan teoretis dan kegunaan praktis, yang secara umum diharapkan mampu mendatangkan manfaat bagi pengembangan Ilmu Komunikasi, khususnya.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah serta mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama mengenai impression

(5)

management, serta bisa dijadikan sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan, khususnya kalangan akademis bidang ilmu komunikasi

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah wawasan bagi pembaca, mahasiswa, dan masyarakat, khususnya Komunitas Punklung dalam melestarikan budaya lokal. Juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan oleh peneliti lain dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai permasalahan yang sejenis.

1.5 Pembatasan Masalah

Agar lebih terfokus dan memudahkan peneliti serta pembaca dalam memahami permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti memberi batasan pada penelitian ini. Adapun penelitian ini, akan fokus membahas mengenai Impression Management Anggota Punklung saat berada di Front stage, middle stage dan back stage. Impression Management merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok individu dalam menciptakan kesan atau persepsi tertentu atas dirinya dihadapan khalayaknya. Front stage, middle stage dan back stage merupakan bagian dari studi dramaturgi milik Erving Goffman, yang menjelaskan bahwa kehidupan sosial sama dengan sebuah pertunjukan. Punklung merupakan sebuah komunitas punk yang ada di daerah Parakan Muncang, Cimanggung, Kabupaten Sumedang, yang memiliki tujuan untuk menjaga dan melestarikan kembali budaya lokal sunda, khususnya alat musik calung.

Referensi

Dokumen terkait

Media telah mentransformasi atau merubah tidak hanya melalui drama individu, pertunjukan, kegiatan atau kenangan tentang nasionalisme melainkan dengan cara memodernisai budaya lewat

Dilihat dari konsepnya bahwa interaksi social dimaknai sama dengan pertunjukan drama di atas panggung dan manusia sebagai actor yang berusaha untuk menggabungkan

Penggunaan pemain drama Korea pun dapat menyukseskan suatu drama, menurut www.allaboutduniatv.com tahun 2013, dapat dilihat dari penggunaan aktor Lee Min Ho dalam

Pengambilan judul di atas dilatar belakangi dengan banyaknya penonton drama Korea dan potensi penonton yang mengikuti dan menikmati alur cerita dalam suatu drama yang mereka

Naskah dalam pertunjukan drama menurut Harymawan (1986:23) adalah bentuk rencana yang tertulis dari cerita drama. Monolog pada teater masa kini lebih jelas terlihat

Aktor kabuki memiliki ciri khas khusus yang membedakan dirinya dengan aktor lain pada saat memainkan sebuah peran di atas panggung yaitu Kata (型) yang merupakan gaya berakting

Ada keterbatasan visual yang menentukan maksimum jarak dari area panggung yang mana jika jarak maksimun tersebut dilampaui maka penonton tidak bisa mengapresiasi

Fungsi Simbol dalam Komunikasi Simbol-simbol yang digunakan dalam pertunjukan teater berfungsi untuk memperkuat komunikasi ide-ide yang akan disampaikan kepada penonton... Kualitas