1
PENDAHULUAN
1.1 Konteks Penelitian
Boneka marionette atau bisa juga disebut boneka bertali yang dapat digerakan dengan menggunakan benang atau tali dari atas box yang sudah di desain khusus untuk memudahkan pemainya yang mengatur gerak tari boneka tersebut sesuai dengan alunan musik yang sedang di putar. Orang yang memainkan boneka marionette disebut sebagai manipulator. Biasanya boneka marionette di operasikan dengan seorang manipulator yang tampil didepan penonton ataupun sengaja tidak terlihat di belakang penonton.
Seperti pak Muchtar yang biasa menggelar mini shownya di pinggir jalan di daerah Padalarang, Bandung Barat. Dengan irangan musik dangdut, kedua boneka ini bisa bergerak dan berjoged dengan dikendalikan menggunakan tali yang dikaitkan. Pak Muchtar menampilkan pertunjukan marionette didampingi oleh sang istri yang sedang mengidap stroke dan lumpuh dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore dengan penghasilan Rp200.000, per hari.
Penggunaan boneka marionette ini pak Muchtar ingin membangun citra (image) melalui mini show sehingga dilihat dan di apresiasi banyak orang serta menjadi penilaian bagi setiap orang yang melihat aksi kreatifnya. Banyak orang yang bersedia meluangkan waktunya untuk berhenti sejenak dan memarkiran kendaraanya untuk sekedar memvidio dan memberikan uang kepada pak Muchtar.
Beberapa bulan terakhir, mulai hangat perbincangan di media sosial mengenai video viral seorang pengamen jalanan kreatif yang lihai memainkan boneka tali di acara mini show yang ia gelar di sekitar pinggir jalan raya padalarang. Potret gambaran diri, dari kepribadian pengamen jalanan yang kreatif itu sebelumnya tidak pernah di jumpai di media massa, namun dikenal oleh banyak orang. Nama nya adalah Muchtar, pria paruh baya berusia 63 tahun, beliau merupakan pengamen yang merintis usahanya dari boneka marionette dan mengais rezeki melalui 2 buah boneka marionette berukuran sebesar orang dewasa.
26 Januari 2019 peneliti sempat mengabadikan video mini show yang dipertunujukan oleh pak Muchtar melalui laman instagram pribadi @hayatilife_.
Lantas video itu mendapat banyak viewers dan akhirnya menjadi viral di media sosial instagram, hingga pak Muchtar di undang ke acara hitam putih Trans 7 pada tanggal 11 April 2019. Dampak yang dirasakan oleh pak Muchtar setelah penayangan talk show di acara hitam putih memberikan sedikit perubahan terhadap pengahsilan yang didapat dan pak Muchtar menjadi semakin dikenal oleh masyarkat sekitar terutama para pengemudi di jalanan yang asalnya tidak mengethaui siapa itu pak Muchtar.
Kaitanya dengan hal ini, karena masih saja ada masyrakat yang memandang pekerjaan menjadi seorang pengamen itu kurang arif untuk dihargai, bahkan mungkin sebagian warga ada yang measa terganggu dengan kehadiran nya, dan kurang indah dilihat jika pengamen sudah turun kejalanan. Pekerjaan menjadi seorang pengamen bukanlah keinginan pak Muchtar, tetapi situasi dan keadaan yang mengharuskan nya memilih untuk menjadi seorang pengamen
jalanan. Dengan hadir nya sosok manipulaator ini pak Muchtar menggunakan kreatifitasnya dan membentuk citra diri nya.
Citra diri dalam kamus psikologi disebut self image ( gambar (an) diri ) istilah ini merujuk pada pandangan atau pengertian seseorang terhadap dirinya sendiri. Kepribadian terbentuk sepanjang hidup kita selama itu pula komunikasi menjadi hal penting untuk pertumbuhan pribadi kita dan komunikasi yang efektif.
Citra diri itu berfungsi selayaknya kartu identitas yang akan seseorang kenalkan kepada alam semsta mengenai siapa diri kita, dan citra diri berpengaruh terhadap harga diri seseorang.
Manusia merupakan pribadi yang unik dan tidak akan pernah habis fikir untuk mengulas bagaimana uniknya mahluk ciptaan Tuhan yang satu ini. Secara psikologis manusia menjadi pribadi yang memiliki kemampuan untuk mengubah nasib dan mengubah diri nya, mengeksploarsi potensi serta memiliki kekuatan untuk selalu bertahan (survive), karena manusia memiliki kekuatan atau dorongan dalam dirinya untuk bisa survive atas kepahitan yang dialami dalam hidupnya, sesuai gambaran citra diri yang ada pada diri nya.
Citra diri adalah gambaran tentang siapakah diri kita menurut pendapat kita sendiri. Citra diri membentuk kepribadiaan seseorang mulai dari cara berprilaku, berpenamilan, mengambil keputusan, termasuk mengahargai kondisi tubuh. Pengalaman di masa lalu memegang peranan penting dalam mempengaruhi cara berfikir dan cara pandang terhadap gambaran diri seseorang. Citra diri seseorang terbentuk sejak lahir melalui proses dari lingkungan, pengalaman masa lalu, dan juga pengaruh orang lain, dengan beragamanya karakter manusia dan juga budaya, citra diri seseorang tidak selalu terbentuk menjadi positif, perbedaan
prinsip, keyakinan, dan juga pola pikir keluarga serta pengaruh lingkungan sekitar bisa saja membentuk citra diri yang negatif bagi seseorang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi Fenomenologi, metode kualitatif digunakan untuk bisa menggali informasi lebih dalam mengenai gambaran citra diri pak Muchtar dalam kreatifitasnya sebagai pengamen boneka marionette. Dari kajian temuan pra peneliti diatas, citra diri seorang pengamen marionette merupakan hal yang layak untuk diteliti dan dikaji lebih dalam. Penelitian ini berfokus pada gambaran citra diri dalam kreatifitas pengamen boneka marionette . Peneliti melihat bahwa ada potensi besar yang bisa membuat kehidupan pangemen marionette menjadi lebih baik.
Peneliti ingin meneliti dari sudut pandang yang berbeda dari pandangan orang lain mengenai pengamen pada umum nya. Dan penulis akan melakukan penelitan yang berjudul “Citra Diri Dalam Kreatifitas Pengamen Marionette”.
1.2 Fokus Penelitian
Penelitian ini hanya memfokuskan pada gambaran citra diri dalam kreatifitas pengamen marionette.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses berfikir kreatif pengamen dalam membuat marionette ? 2. Bagaimana kendala dan hambatan yang terjadi selama menjadi pengamen
marionette?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai citra diri yang dibangun pengamen marionette melalui krestifitasnya?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka tujuan penelitian terdiri dari : 1. Untuk proses berfikir kreatif pengamen dalam membuat marionette
2. Untuk mengetahui kendala dan hambatan yang terjadi selama menjadi pengamen marionette
3. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat mengenai citra diri yang dibangun pengamen marionette melalui krestifitasnya
1.5 Kegunaan Penelitian
Peneliti mengaharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.
1.5.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan keilmuaan bidang komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan kreatifitas diadalam memenuhi sebuah kebutuhan hidup dalam strategi yang kreatif dan inovatif yang harus dikembangkan baik di dalam perusahaan ataupun kehidupan sehari-hari.
1.5.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Mahasiswa
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai aplikasi ilmu komunikasi dan bahan referensi untuk membandingkan antara teori yang diperoleh selama dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan khususnya dalam mata kuliah strategi public relations.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan nantinya akan berguna sebagai bahan referensi dalam perpustkaan untuk menambah bahan bacaan atau pengetahuan lebih bagi pembaca, dan perbandingan untuk peneliti pada kajian yang sama.