• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia berhubungan erat dengan lingkungan sekitarnya, lingkungan dan gaya hidup yang sehat akan memberikan dampak positif bagi manusia dan sebaliknya, jika lingkungan dan gaya hidup tidak sehat, maka akan memberikan dampak negatif bagi manusia. Lingkungan tempat tinggal dan kecenderungan masyarakat dalam membeli dan mengkonsumsi makanan atau minuman diluar rumah atau ditempat-tempat umum merupakan contoh pola hidup yang tidak sehat serta masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang gejala awal penyakit ini merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya beberapa penyakit, seperti penyakit infeksi, gatal-gatal dan penyakit berbasis lingkungan misalnya penyakit typhus abdominalis. Penyakit ini merupakan salah satu masalah yang serius bagi kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang dan daerah yang mempunyai iklim tropis seperti indonesia. Binongko dalam Izazi (2019:115).

Typhus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella Paratyphi A, B, dan C yang menyerang bagian pencernaan terutama usus halus. Penyakit typhus abdominalis dapat menular dengan cepat, penularan bisa melalui fecal (anus) dan oral (mulut) yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri salmonella typhi. Widoyono dalam Izazi (2019:116).

Pasien yang terkena penyakit typhus abdominalis biasanya akan mengalami gejala yang ditandai dengan demam berkepanjangan, nyeri perut, diare, delirium,

(2)

spenomegali, dan terkadang disertai dengan komplikasi pendarahan serta perforasi usus. Djamaludin & Setiawati (2018:63)

Dalam masyarakat indonesia penyakit ini lebih dikenal dengan nama demam tifoid atau tipes, tetapi dalam dunia kedokteran penyakit ini disebut dengan Typhoid Fever atau Typhus Abdominalis. Typhus Abdominalis sangat berbahaya jika tidak mendapatkan perawatan atau penanganan yang baik dan benar. Berdasarkan data dari Klinik Sejahtera Adiwerna angka kejadian sekitar 60 kasus per bulan dan 718 kasus per tahun.

Sistem Pakar (Expert System) merupakan suatu sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam suatu perangkat komputer yang sengaja dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan seperti layaknya yang dilakukan oleh para ahli dibidangnya. Dengan adanya sistem pakar ini, masyarakat atau orang awam pun dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka hadapi tanpa harus bersusah payah untuk datang langsung ke para ahli dibidangnya atau untuk sekedar mencari informasi yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli dibidangnya sehingga dapat menghemat waktu, tenaga maupun biaya. Sukmawan (2019:63).

Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang penggunaan metode forward chaining dalam mendiagnosa penyakit tuberkulosis di jawa timur, Forward Chaining merupakan metode penalaran berdasarkan pengumpulan fakta-fakta yang ada (data driven) untuk mendapatkan suatu kesimpulan (conclusion) dari fakta-fakta tersebut. Dengan kata lain, prosesnya dimulai dari pengumpulan fakta- fakta yang ada (facts) dengan melalui proses penalaran fakta-fakta (interface fact)

(3)

menuju suatu tujuan (goal). metode ini merupakan kebalikan dari metode Backward Chaining. Supartini & Hindarto (2017:148).

Sistem pakar ini dibuat untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat dalam mendiagnosa atau mengidentifikasi gejala-gejala penyakit Typhus Abdominalis menggunakan metode Forward Chaining. Sistem pakar ini digunakan untuk mencari tahu apakah seseorang didiagnosa memiliki gejala penyakit Typhus Abdominalis atau tidak.

Dengan menggunakan sistem pakar ini, pengguna hanya perlu memilih gejala-gejala yang dirasakan dan sistem akan memproses beberapa gejala yang telah dipilih, kemudian sistem akan memberikan hasil yang sesuai dengan diagnosa dokter. Dari pembahasan diatas penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi sebagai berikut: “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Typhus Abdominalis Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web”.

1.2. Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menarik beberapa permasalahan yang sering timbul, yaitu:

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit typhus abdominalis.

2. Penyakit typhus abdominalis merupakan problem atau masalah yang serius bagi kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis, seperti halnya Indonesia.

(4)

1.3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penulisan skripsi ini :

1. Bagaimana agar mampu tersedia suatu sistem pakar yang dapat memberikan informasi atau mendiagnosa gejala-gejala awal dari penyakit Typhus Abdominalis.

2. Bagaimana merancang suatu sistem pakar untuk mendiagnosa Penyakit Typhus Abdominalis dengan menggunakan metode Forward Chaining yang akan ditampilkan berbasis web dengan dasar PHP dan My sql.

1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan Skripsi ini adalah:

1. Merancang dan Membangun website sistem pakar yang bertujuan untuk memberi kemudahan kepada pengguna dalam melakukan deteksi dini terhadap penyakit Typhus Abdominalis, sehingga pengguna dapat melakukan penanganan segera.

2. Sarana penyampaian informasi yang berkaitan dengan penyakit typhus abdominalis kepada masyarakat pada umumnya.

Sedangkan tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S1) Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas BSI Bandung.

(5)

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Pada metode ini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap semua yang berkaitan dengan diagnosa penyakit typhus abdominalis mulai dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien, serta bagaimana proses pengobatan atau penanganan yang dilakukan oleh dokter tersebut.

2. Wawancara

Pada metode ini penulis melakukan tanya jawab langsung dengan pihak klinik dalam hal ini dilakukan dengan dokter umum tentang gejala-gejala serta solusi guna mendapatkan informasi mengenai permasalahan dan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembuatan dan pengembangan sistem.

3. Studi Pustaka

Untuk melengkapi data yang diperlukan, maka penulis melakukan studi pustaka dengan membaca buku-buku seperti: rekayasa perangkat lunak, sistem pakar, basis data dan lain-lain yang berkaitan dalam pembuatan website ini, melalui literatur-literatur atau referensi-referensi.

1.5.2. Model Pengembangan Sistem A. Pengembangan Pakar

Sistem pakar mempunyai ciri diantaranya adanya fasilitas mengenai informasi yang dapat dipercaya, tidak sulit dimodifkasi dan memiliki tingkat adaptasi yang baik. Konsep dasar sistem pakar harus memenuhi beberapa unsur

(6)

diantaranya keahlian, pakar, pemindahan keahlian, inferensi dan aturan-aturan.

Struktur sistem pakar dibagi menjadi dua yaitu lingkungan konsultasi dan lingkungan pengembangan.

B. Pengembangan Software

Metode yang digunakan pada pengembangan software ini menggunakan metode waterfall. Adapun penjelasannya, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan Software

Dalam tahap ini, penulis mengumpulkan data meliputi data gejala penyakit serta solusinya. Keluaran yang dihasilkan berupa hasil konsultasi, software yang digunakan dalam aplikasi sistem pakar ini adalah Sublime Text 3.

2. Desain

Untuk desain sistem, penulis membuat rancangan yang diinginkan.

Penyimpanan data yang berisi table-tabel pendukung menggunakan MySQL, sedangkan diagram yang digunakan adalah Unified Modeling Language (UML)diantaranya use case diagram, activity diagram, component diagram dan deployment diagram serta Entity Relationship Diagram (ERD), Logical Record Structure (LRS) dan Flowchart.

3. Code Generation

Menterjemahkan perancangan yang dibuat kedalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mesin. Bahasa pemprograman yang digunakan adalah PHP (PHP Hypertext Preprocessor).

4. Testing

Dalam testing, penulis menggunakan teknik pengujian Whitebox Testing yaitu, pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail

(7)

perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian.

5. Support

Perangkat yang dibutuhkan adalah processor intel (R) Core(TM) i3-2350 CPU @ 2.30GHz 2.30GHz, RAM 2.00GB (1.85GB Unsable), Hardware yang digunakan harus dilakukan pemeliharaan secara berkala guna meminimalkan biaya perbaikan.

1.6. Ruang Lingkup

Agar lingkup yang akan dibahas tidak meluas atau menyimpang dari pokok pembahasan ke hal lain, serta untuk membatasi pembahasan masalah dan penyelesaiannya, maka perlu diberikan suatu batasan agar tidak menyimpang dari judul yang telah dibuat.

Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah :

a. Sistem hanya fokus pada hasil konsultasi apakah pasien tergolong pada gejala tahap awal atau gejala tahap lanjut serta perkiraan tingkat persentase keparahan pendiagnosaan penyakit typhus abdominalis yang didapatkan dari dokter umum klinik sejahtera.

b. Pengetahuan gejala penyakit typhus abdominalis dalam sistem pakar ini didapat dari Dokter Umum Klinik Sejahtera.

c. Sistem yang dirancang adalah sistem pakar yang berbasis web.

d. Implementasi web hanya sampai localhost, belum sampai terimplementasi dengan jaringan internet.

Referensi

Dokumen terkait

As such, based on the results of the tracer study, out of 235 accounted graduates of the College of Arts & Sciences in various years across the programs, there are 105 alumni who are