• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah entitas yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan dalam melaksanakan intermediasi keuangan. Terdapat 2 jenis 2 sistem operasional perbankan menurut UUD No. 21 tahun 2008 yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Menurut UU No.21 tahun 2008 pasal 1 ayat 2 tentang perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. UUD No.21 tahun 2008 pasal 1 ayat 7 juga menyatakan bahwa Bank Syariah merupakan Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .

Bank Syariah seperti halnya dengan Bank Konvensional , Bank Syariah juga memiliki produk Unggulan yang ditawarkan kepada nasabah . salah satu produk unggulan yang dimiliki Bank Syariah yaitu produk pembiayaan murabahah. pembiayaan Murabahah merupakan produk pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah.

Menurut (Khoirunnisa, Manossoh, dan Afandi, 2018) Murabahah merupakan transaksi penjualan nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai penjual dengan kesepakatan menyatakan harga produk yang dibeli dan

(2)

tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Pembiayaan Murabahah terdiri atas dua jenis yaitu Murabahah dengan pesanan dan Murabahah tanpa pesanan yang dapat dilakukan secara tunai dan Tangguh.

Pembiayaan Murabahah merupakan salah satu produk pembiayaan Perbankan Syariah yang dianggap unggul dan paling banyak digunakan karena memiliki nilai cukup tinggi dan jumlahnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga diperlukan Sistem Informasi Akuntansi yang efektif dan efisien agar tidak terjadi kesalahan dan penyelewangan oleh pihak tertentu (Khoirunnisaa, Manossoh, dan Afandi, 2018).

Sistem Informasi Akuntansi adalah bagian yang sangat penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Menurut (Rahmawati and Zulkarnaini, 2018) mengemukakan bahwa sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi keuangan dan informasi lainnya yang diperoleh dari proses transaksi keuangan perusahaan. Agar pihak internal maupun pihak eksternal dapat memanfaatkan data keuangan, maka data perlu disusun dengan baik untuk menghasilkan informasi yang sesuai dalam bentuk yang sesuai. Sistem Informasi Akuntansi dirancang untuk mengolah data menjadi informasi dengan menggunakan sistem berbasis komputer (Agustinus Mujilan, 2015).

Sistem Informasi Akuntansi akan menghadapi berbagai Ancaman yang bisa merusak bahkan bisa menghancurkan Sistem Informasi Akuntansi secara keseluruhan seperti kesalahan atau kerusakan pada software, gangguan pada sistem operasi atau bahkan pengiriman data yang tidak

(3)

3

terdeteksi . Oleh Karena itu, Sistem Informasi Akuntansi perlu perlindungan yang disebut Sistem Pengendalian Internal.

Sistem Pengendalian Internal merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Informasi Akuntansi. Menurut (Imelda dan Kartika, 2019) mendefinisikan bahwa Sistem Pengendalian Internal adalah proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris dan pihak manajemen untuk memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian internal telah dicapai dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Efektivitas dan efisiensi operasional dan organisasi b. Keandalan pelaporan keuangan

c. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku”.

Sistem Pengendalian Internal yang baik dan memadai dapat mendukung Sistem Informasi Akuntansi yang baik untuk pengambilan keputusan dan sesuai dengan kebutuhan organisasi yang menggunakannya. Sistem Pengendalian Internal juga sangat berguna untuk mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan pada Sistem Informasi Akuntansi suatu organisasi/perusahaan. Sistem pengendalian internal juga sangat dibutuhkan suatu perusahaan agar setiap kegiatan operasional dapat berjalan secara efektif dan efisien (Fibriyanti, 2017).

Berdasarkan data statistik tahunan Bank Indonesia dari tahun 2016- 2020 yang merujuk pada tabel 1.1 bahwa transaksi perbankan syariah didominasi 50% oleh pembiayaan dana murabahah yang terus meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan dengan pembiayaan lainnya.

(4)

Tabel 1.1

Komposisi Pembiayaan berdasarkan Jenis Akad Bank Umum Syariah dan Unit Usaha SyariahTahun 2017 – 2020

(Dalam jutaan Rupiah)

Akad 2017 2018 2019 2020

Akad Mudharabah 15.984 14.940 13.176 11.282 Akad Musyarakah 95.097 121.914 150.522 164.221

Akad Murabahah 145.301 151.580 158.715 171.999 Akad Istishna 1.189 1.609 2.097 2.327

Akad Qardh 6.346 7.665 10.031 10.925

Total 272.452 306.996 343.991 368.850 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah.

PT. Bank Syariah Indonesia adalah bank yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Berdasarkann laporan tahunan di BSI yang merujuk pada tabel 1.2 bahwa pembiayaan murabahah yang paling dominan dibanding pembiayaan lainnya.

Tabel 1.2

Jenis Pembiayaan pada Bank Syariah Indonesia Tahun 2017-2020

Akad 2017 2018 2019 2020

Murabahah 46.706.931 49.743.705 53.381.819 68.546.504 Mudharabah 4.202.207 3.702.838 2.115.222 1.102.771

Musyarakah 22.720.517 28.036.732 36.986.166 41.998.550

Istishna 7.453 3.571 2.962 607

Qardh 3.135.132 4.410.169 6.842.233 7.557.251 Total 76.772.240 85.897.015 99.328.402 119.205.683 Sumber : PT. Bank Syariah Indonesia Tbk, data diolah kembali 2021

(5)

5

Pembiayaan murabahah, musyarakah, dan qardh terus meningkat setiap tahunnya, tetapi pembiayaan murabahah paling dominan digunakan nasabah. Pembiayaan murabahah mengalami peningkatan 6,50% dari tahun 2017-2018, kemudian pada tahun 2018-2019 mengalami peningkatan 7,31%, tahun 2019-2020 mengalami peningkatan 28,40%. Pembiayaan

Namun dalam proses pelaksanaan pembiayaan di perbankan syariah dapat mengalami masalah seperti kesulitan pembayaran atau kredit bermasalah yang disebut Non Performing Financing (NPF). Bank Indonesia telah menetapkan batas NPF (Non Performing Finance) / kredit bermasalah yaitu 5% dan PT. Bank Syariah Indonesia Cabang Makassar juga telah menetapkan batas NPF (Non Performing Finance) / kredit bermasalah yaitu 3% . Berdasarkan laporan tahunan pada PT. Bank Syariah Indonesia Tbk.

yang merujuk pada tabel 1.3 mengenai jumlah piutang murabahah yang bermasalah pada PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.3

Piutang Murabahah Bermasalah pada PT. Bank Syariah Indonesia Tbk.

(Dalam Rupiah)

Tahun Kurang Lancar Diragukan Macet Total

2017 1.177.952 642.831 952.758 2.773.541

2018 498.293 244.582 1.211.644 1.954.519

2019 771.567 225.908 1.167.747 2.165.222

2020 499.922 229.748 1.395.513 2.125.183

Sumber : PT. Bank Syariah Indonesia Tbk, data diolah kembali 2021

(6)

Sedangkan untuk jumlah tingkat NPF Pembiayaan murabahah pada PT. Bank Syariah Indonesia Tbk dapat dilihat pada tabel 1.4 bahwa jumlah tingkat NPF dari tahun 2017-2020 mengalami penurunan, dimana tahun 2017 NPF PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. sebesar 3,61%, kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 2,27%, tahun 2019 menurun menjadi 2,17% dan tahun 2020 menurun menjadi 1,78%

Tabel 1.4

Jumlah tingkat NPF Murabahah pada PT. Bank Syariah Indonesia Tbk.

(Dalam Rupiah)

Total Total Pembiayaan Total Pembiayaan NPF Naik/

Murabahah Bermasalah Murabahah (Turun)

2017 2.773.541 76.772.240 3,61% -

2018 1.954.519 85.897.015 2,27% (1,34%)

2019 2.165.222 99.328.402 2,17% (0,10%)

2020 2.125.183 119.205.683 1,78% (0,39%)

Sumber : PT. Bank Syariah Indonesia Tbk, data diolah kembali 2021

Tingkat NPF ini sangat mempengaruhi kesehatan bank dan kepercayaan masyarakat, apabila tingkat NPF suatu bank tersebut rendah maka akan lebih dipercaya oleh masyarakat dibanding bank yang memiliki tingkat NPF tinggi (Vanni dan Rokhman, 2018).

Menurut (Vanni and Rokhman, 2018) penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah disebabkan oleh 2 hal yaitu pihak internal adalah perusahaan itu sendiri dimana lemahnya dalam kebijakan pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan pembiayaan, kebijakan piutang yang

(7)

7

kurang tepat, dan permodalan yang tidak cukup. sedangkan pihak eksternal seperti nasabah yang telat membayar dan bencana alam serta perubahan- perubahan teknologi.

Dengan demikian, bank harus memperhatikan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internalnya agar dapat berjalan secara efektif dan memadai untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya peningkatan kredit bermasalah terhadap pembiayaan murabahah.

Berdasarkan Latar Belakang Masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul “ Analisis Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal atas Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah Indonesia Tbk Cabang Makassar “

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagaimana Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal yang diterapkan atas Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. Cabang Makassar ?

C. Tujuan Masalah

Ingin Mengetahui Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal atas Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. Cabang Makassar.

(8)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam pengembangan efektivitas sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal atas pembiayaan murabahah dan dapat menjadi referensi bagi peneliti sejenisnya pada masa yang akan datang.

2. Manfaat praktis

Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a) Bagi Penulis

Penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman karena dapat melihat sesungguhnya yang terjadi dalam dunia kerja perbankan .

b) Bagi PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. Cabang Makassar

Diharapkan dapat menjadi masukan untuk kemajuan perusahaan terutama dalam pengembangan efektivitas sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal atas pembiayaan murabahah.

c) Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya tentang bagaimana efektivitas sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal atas pembiayaan murabahah.

Referensi

Dokumen terkait

Bank Syariah Indonesia Tbk Outlet Argamakmur : “Menurut saya, proses yang dijalankan oleh pihak perbankan sebagai penyalur pembiayaan mikro sudah sesuai dengan prosedur dari perbankan

Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah Mandiri Dan Bank Muamalat Indonesia Studi pada Bank Umum