• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa perkembangan teknologi dan informasi saat ini memungkinkan semua kalangan bisa mengakses internet, mulai dari kalangan masyarakat kelas sosial atas hingga masyarakat kelas bawah, termasuk kalangan pelajar atu remaja (Rahmadi, 2010). Internet sendiri merupakan akronim dari interconnection networking yang diartikan hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, saluran radio, satelit dan lainnya. Melalui jaringan internet, pemakaian komputer di seluruh dunia dimungkinkan untuk saling berkomunikasi. Mereka dapat mempertukarkan informasi dengan memanfaatkan berbagai fitur yang ada, menikmati hiburan dalam berbagai bentuk, membina hubungan antara pribadi serta dapat digunakan sebagai media sosial untuk memperluas interaksi antarpribadi (Arikunto, 2009).

Internet memang memudahkan kita dalam mengakses beragam situs sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa alat elektronik modern tersebut yang berkaitan dengan bisnis, hobi, pendidikan, pertemanan, bahkan transaksi bisa melalui internet.Pentingnya keberadaan internet mendorong sebagian orang untuk terhubungdenganjaringan internet (Arianto, 2010).

(2)

Namun sering kali internet memberikan dampak yang berbahaya pada remaja yang tanpa sengaja mendapatkan informasi dari website ketika melakukan surfing atau mendapatkan kiriman email berisi konten pornografi, juga ketika melakukanchatting (diskusi) di jejaring sosial tanpa disengaja mendapatkan kiriman link (jaringan) konten porno (Fandi, 2012).

Masa pada mahasiswa ini adalah masa pengenalan dan pertualangan yang baru-baru untuk mendapatkan pengalaman, serta lebih membentuk jati diri sesorang. Tetapi, pada kalangan mahasiwa mengenal tentang yang baru terjerumus yang salah sehingga menyebabkan pengalaman yang negatif, yaitu seks bebas. Seks bebas memang disebabkan oleh banyak hal, karena anggapan itu hal yang biasa yang dilakukan. Serta banyaknya kalangan mahasiwa melakukan seks bebas dengan kekasihnya, karena anggapan mereka berpikir kelak akan menjadi calon suami atau istrinya. Kurangnya pengetahuan tentang seks.

Banyaknya para mahasiswa menganggap seks itu hal yang biasa, sehingga ingin mencoba-coba karena rasa ingin tahu yang tinggi tanpa memikirkan resiko yang ditanggungnya.(Mardiya, 2013)

Hal-hal yang berbau sensual sangat mudah didapatkan di internet.

Semua orang bisa mengkonsumsi dan mengakses pornografi di media internet, termasuk remaja. Diketahui bahwa remaja termasuk fase dimana kematangan organ seksualnya mulai bekerja mengakibatkan nafsu

(3)

seksualnya sudah tumbuh, sehingga remaja cenderung berminat membicarakan, mempelajari, atau mengamati segala hal yang berbau seksual. Hal itu dapat mengacu pada terjadinya perubahan perilaku remaja (Pinem, 2009).

Remaja adalah penduduk dalam rentan usia 10-19 tahun (WHO), sedangkan menurut peraturan mennteri kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentan usia 10-18 tahun, dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 19-24 tahun dan belum menikah, masa remaja merupakan massa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan setresss (Strom and Stress). karena mereka telah memiliki keinginanbebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tidak memiliki masa depan dengan baik (Stanley,2009).

Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiousity).

Remaja cenderung ingin berpetualang menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain didorong juga oleh keinginan menjadi seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan orang dewasa termasuk yang berkaitan dengan masalah seksualitas (Azwar A, 2009).

(4)

Tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi, memaksa remaja mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri. Majalah, buku dan film pornografi dan pornoaksi memaparkan kenikmatan hubungan seks tanpa mengajarkan tanggung jawab dan risiko yang harus dihadapi, menjadi acuan utama mereka.

Mereka juga mempelajari seks dari internet. Hasilnya, remaja yang beberapa generasi lalu masih malu-malu kini sudah melakukan hubungan seks di usia dini, yakni 13-15 tahun (Depsos RI, 2009).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 18 Maret 2019 di SMK “X” Kabupaten Sumedang terdapat siswa yang umurnya rata-rata 16 sampai 17 tahun berjumlah 7 orang. Dari hasil wawancara dan observasi dengan kepala sekolah, guru BK, dan siswa. Setelah saya menanyakan tentang ketertarikan siswa terhadap internet yang bebrbau konten negatif. Terdapat beberapa kejadian mengenai perilaku seks bebas akibat dari dampak negatif penggunaan internet. Diantaranya beberapa remaja sering mengakses video porno dan melakukan seks bebas dengan teman dekat lawan jenisnya dan diunggah di media sosial. Beberapa siswa juga mengatakan bahwa mereka sering melihat atau mengakses vidio vidio porno karna rasa ingin mengetahuinya, karna keseringan nonton vidio porno siswa pun ingin mencoba untuk melakukan seks bebas pada lawan jenisnya Berdasarkan pada konsep latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai beriku : “ adakah hubungan

(5)

penggunaan internet dengan perilaku seks bebas pada siswa di SMK”X”

?”

B. Rumusan Masalah

“apakah terdapat hubungan antara penggunaan internet dengan perilaku seks bebas pada siswa di SMK”X”?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan penggunaan internet dengan perilaku seks bebas pada siswa di SMK “X” Kabupaten Sumedang 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi penggunaan internet pada siswa di SMK

“X” Kabupaten Sumedang

b. Untuk mengidentifikasi perilaku seks bebas pada remaja di SMK

“X” Kabupaten Sumedang

c. Untuk mengidentifikasi hubungan penggunaan internet dengan perilaku seks bebas pada siswa di SMK “X” Kabupaten Sumedang.

(6)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk untuk mengetahui hubungan penggunaan internet dengan perilaku seks bebas pada remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan komunitas.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi peneliti

Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan seputar hubungan penggunaan internet dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMK

“X” Kabupaten Sumedang

b. Manfaat bagi institusi

Dengan dilakukan penelitian ini, agar kita bisa mengetahui dan memberikan informasi mengenai hubungan penggunaan internet dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMK “X”

c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Dapat memberikan konstribusi keilmuwan guna memperkaya khasanah hasil penelitian di bidang

(7)

keperawatan komunitas tentang hubungan penggunaan internet dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMK

“X”

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan jenis penelitian korelatif dengan menggunakan pendekatan waktu secara cross sectional . Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah keperawatan anak dan keperawatan jiwa.

Tempat dan penelitian ini dilakukan di SMK “X” Kabupaten Sumedang

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan kuasa-nya yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan bathin kepada diri kami, sehingga setelah

Based on the research findings, the researcher found the results as follows; 1 there are two kinds of learning objectives, namely general learning objectives and specific learning