• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan suatu anugerah yang diberakahi oleh Tuhan, pada usia dini anak memiliki batasan usia tertentu, karakteristik yang unik, dan memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang sangat fundamental bagi kehidupan berikutnya. Karakter merupakan sifat bawaan yang biasanya diturunkan dari kedua orangtua. Karakter ini terkadang bisa membuat orang-orang di sekitarnya senang, namun beberapa juga membuat para orang tua kesulitan untuk mengatasinya. Menurut Husnuzziadatul Khairi (2018) Adapun karakteristik anak usia dini secara menyeluruh adalah egosentris, rasa ingin tahu yang besar, makhluk sosial, unik dan memiliki imajinasi yang tinggi.

Sayangnya selama ini orang dewasa mengidentikkan anak usia dini sebagai orang dewasa mini yang masih polos dan belum bisa berbuat apa-apa karena belum mampu berpikir. Pandangan ini berdampak pada pola perlakuan yang diberikan pada anak, antara lain sering memperlakukan anak sebagaimana orang dewasa.Saat mendidik atau membimbing anak mereka dipaksa mengikuti pola pikir dan aturan orang dewasa.

Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan banyaknya studi tentang anak usia dini, orang dewasa semakin memahami bahwa anak usia dini bukanlah orang dewasa mini, dan berbeda dengan orang dewasa. Menurut definisi ini anak usia dini merupakan kelompok manusia

(2)

yang berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia dini adalah individu yang unik yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, sosio- emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

Anak usia dini, dilihat dari rentang usia menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ialah anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Menurut undang-undang, anak usia tujuh dan delapan tahun tidak termasuk dalam kategori usia dini karena mereka dianggap sudah masuk pada usia sekolah dasar. Oleh karena itu program perawatan pengasuhan, pendidikan, dan pembelajaran untuknya diberikan seperti layaknya untuk orang dewasa.

Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara usia 3-6 tahun, serta biasanya sudah mulai mengikuti program preschool (Dewi, Oktiawati, Saputri, 2015). Anak juga merupakan dambaan setiap keluarga, selain itu setiap keluarga juga mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang secara optimal, serta berguna bagi nusa dan bangsa. Anak prasekolah memiliki masa keemasan (the golden age) dalam perkembangannya disertai dengan terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon dari berbagai aktivitas yang terjadi di lingkungannya (Mulyasa, 2012)

Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang sangat penting (Riskedes, 2013). Proses utama perkembangan anak

(3)

merupakan hal yang saling berkaitan antara proses biologis, proses sosial- emosional dan proses kognitif. Ketiga hal tersebut akan saling berpengaruh satu sama lain dan sepanjang perjalanan hidup manusia. Selama proses perkembangan tidak tertutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalah yang akan menghambat proses perkembangan selanjutnya.

Perkembangan tersebut mencakup perkembangan perilaku sosial, bahasa, kognitif, fisik atau motorik (motorik kasar dan motorik halus) (Depkes, 2012).

Motorik halus (finer coordination) yaitu perkembangan yang mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan-kegiatan yang terordinasikan antara susunan syaraf pusat dan otot-otot halus dalam fungsi meraih, memegang, melempar, menulis, menggambar, mewarnai dan lain- lain. Motorik kasar (gross motor) merupakan pengendalian tubuh melalui aktivitas yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak dan urat saraf tulang belakang (spinal cord) (Rahyubi, 2012).

Kemampuan bahasa memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Anak umur 4 – 5 tahun telah menguasai 2000 kata, dan penambahan kata mereka tiap bulannya 50 kata. Perkembangan bahasa anak usia 4 – 5 tahun sangat cepat (Upton, 2012) . Semakin meningkatnya kemampuan melakukan gerakan motorik dan berbicara, anak terdorong untuk melakukan sendiri berbagai hal. Orangtua harus melatih usaha kemandirian anak, mula- mula dalam hal pemenuhan kebutuhan anak sehari-hari, seperti makan, minum, buang air kecil dan besar, berpakaian, dan lain-lain. (Soetjiningsih, 2013).

(4)

Angka kejadian gangguan perkembangan anak di seluruh dunia masih tergolong tinggi yaitu di Amerika Serikat bekisar 12-16%, Thailand 24%, Argentina 22%, dan Indonesia 13-18% (Hidayat, 2010). Prevalensi Gangguan perkembangan anak di indonesia cenderung meningkat dalam 6 tahun terakhir. Departemen kesehatan RI dalam (Widati,2013) melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan. Selain itu, Perkembangan anak balita di Indonesia juga perlu mendapat perhatian serius,karena jumlah balita di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2013 jumlah penduduk di Indonesia di perkirakan mencapai 248.422.956 jiwa, sekitar 23 juta jiwa diantaranya merupakan anak balita (Riskesdas, 2013).

Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan. Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang

bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan. Sekitar 5 hingga 10%

anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Sehingga pengasuhan peran orang tua sangat penting untuk memantau agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, karena salah satu faktor yang mempengaruhi dalam perkembangan anak yaitu lingkungan pengasuhan (Maryam, 2015).

Seorang anak juga memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembangnya. Optimalisasi perkembangan diperlukan adanya interaksi antara anak dan orangtua, peranan ibu dan ayah sangat bermanfaat

(5)

bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orangtua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan anaknya sedini mungkin dan memberikan stimulus tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Karena salah satu faktor resiko yang penting dan berhubungan dengan interaksi ibu, ayah dan anak adalah pemberian stimulasi dini (Hati, 2016).

(Nur, 2015) menyatakan bahwa peran orang tua juga merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan anak-anaknya.

Pertama dan utama adalah orang tua, karena orang tua sebagai pendidik, pendorong atau motivasi, fasilitator dan pembimbing untuk anak-anaknya.

Orang tua juga harus aktif dalam keempat peran tersebut, karena keempat peran tersebut merupakan salah satu untuk pencapaian keberhasilan dalam perkembangan anak-anaknya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bernita (2020) menunjukkan bahwa peran ibu berhubungan dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 3 tahun. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Jurana bahwa salah satu faktor yang paling mempengaruhi perkembangan motorik anak adalah lingkungan pengasuhan, di mana mayoritas ibu yang memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya baik dalam hal kebutuhan fisik, perhatian dan kasih sayang, serta stimulus untuk perkembangannya (Jurana, 2017).

Dari hasil study pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 25 Febuari 2020 melalui kegiatan wawancara bersama wali kelas di TK Khusnul

(6)

Khotimah Kota Bandung, menyatakan bahwa 10 orang anak dari 40 anak menunjukkan adanya keterlambatan perkembangan anak mulai dari motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial yang belum berkembang sesuai dengan KPSP. Dari ke 10 anak yang mengalami keterlambatan menujukkan adanya ketidakaktifan dalam melakukan aktivitas olahraga seperti mengangkat satu kaki selama 5 detik, meletakkan 8 buah kubus satu persatu diatas yang lain tanpa menjatuhkan kubus yg lain, mencuci tangan setelah dan sebelum makan, menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu, dan menggambar lingkaran dikertas kosong.

Penyebab adanya keterlambatan dalam perkembangan anak ini adalah peranan orang tua yang kurang kooperatif terhadap perkembangan anak mulai dari motorik kasar, motorik halus, personal sosial dan bahasa anaknya. Hal ini didapatkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 25 febuari 2020 bahwa 10 orang tua yang diwawancara mengatakan tidak mengerti bagaimana cara menstimulus tumbuh kembang anak, karena mereka hanya mengandalkan dari pihak sekolah saja. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perlunya sebuah penelitian tentang “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Pada Usia 4-5 Tahun di TK Khusnul Khotimah Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah adakah “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Pada Usia 4-5 Tahun di TK Khusnul Khotimah Kota Bandung ?”

(7)

C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Berdasarkan fokus penelitian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Pada Usia 4-5 Tahun di TK Khusnul Khotimah Kota Bandung.

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Peran Orang Tua Yang Memiliki Anak Usia 4-5 Tahun di TK Khusnul Khotimah Kota Bandung.

2. Mengidentifikasi Perkembangan Anak Pada Usia 4-5 Tahun di TK Khusnul Khotimah Kota Bandung.

3. Menganalisis Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Pada Usia 4-5 Tahun di TK Khusnul Khotimah Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Sekolah/TK

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan data atau informasi bagi pihak sekolah dalam upaya peningkatan perkembangan anak usia 4-5 tahun.

b. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan orang tua mengetahui tentang perkembangan anak, serta dapat meningkatkan peran orang tua yang baik untuk perkembangan anak.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat sebagai data pendukung pada penelitian berikutnya tentang Hubungan peran orang tua dengan perkembangan anak

(8)

dan menambah wawasan peneliti mengenai metode penelitian dan perkembangan anak.

d. Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bacaan diperpustakaan untuk mahasiswi khususnya yang berkaitan dengan peran orang tua dan perkembangan anak 4-5tahun.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Materi penelitian ini adalah bidang ilmu Keperawatan Anak.

Khususnya, Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Pada Usia 4-5 Tahun di TK Khusnul Khotimah Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Febuari s/d Juli 2020, dan penelitian ini dilakukan di TK Khusnul Khotimah Kota Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

0.48 I was asking for help from my caregivers during pain 0.46 Labor pain becomes more intense 0.46 The severity of my labor pain was less than I had heard 0.45 I had enough

Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran masyarakat dalam pengawasan perkembangan anak sangat diperlukan, agar perkembangan mental pada anak dapat berjalan dengan baik, sehingga