• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Kodrat manusia dalam memenuhi fungsi kehidupannya selalu dihadapkan pada adanya pertentangan-pertentangan sifat, sehingga mau tidak mau dalam membentuk pribadinya masing-masing dengan menggunakan budi pekerti serta keinsyafan batinnya, memilih nilai-nilai yang berguna baginya dalam pergaulan hidup bermasyarakat1. Dalam kehidupan sehari-hari banyak karakter/sifat manusia ditemui dalam masyarakat dengan berbagai kehidupan yang berbeda-beda sehingga banyak menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dimasyarakat.

Contoh kasus yang biasa kita dapatkan dalam masyarakat yaitu tindak pidana perjudian. Kasus seperti ini banyak menimbulkan kekacauan karena dengan adanya kasus seperti ini dapat merugikan banyak orang terutama keluarga, bahkan masalah penyimpangan seperti ini sangat bertentangan dengan norma agama.

Berbicara mengenai penyebab seseorang melakukan kejahatan menurut Moerdjono Reksodiputro, bahwa “Keadaan pengetahuan kriminologi dewasa ini belum sampai memungkinkan untuk dengan tegas menentukan sebab-sebab orang melakukan pelanggaran norma (hukum). Tingkat pengetahuan kriminologi dewasa masih dalam taraf mencari melalui penelitian dan penyusunan teori.2 Kriminologi itu merupakan ilmu yang mempelajari tentang kejahatan dan tindak kriminal.3 Kejahatan

1Tuti Wardani, Studi Pandangan Antara Stelsel Pidana Dalam Wvs Dalam Konsep

Rancangan KUHP 1982 (Semarang: Fakultas Hukum Undip,1985), h. 1.

2Marlina, Hukum Penitensier (Bandung:PT Refika Aditama, 2011), h.117-118.

3Muhammad Mustofa, Kriminologi (Depok: FISIP UI PRESS, 2007), h. 2.

(2)

termasuk salah satu femomena sosial yang dipengaruhi oleh beberapa aspek dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan bahkan yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara. Seiring dengan jalannya berkembangan zaman, maka semakin banyak pula jenis-jenis tingkat tindakan kejahataan yang terjadi dalam masyarakat di muka bumi ini. Banyak pemberitaan beredar melalui media-media elektronik dan media cetak mengenai kejahatan yang sering terjadi di Indonesia, dan membuat kehidupan sosial masyarakat jadi terganggu. Sehingga adanya penyimpangan dalam masyarakat mengharuskan adanya hukum yang mengatur.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum dengan mengartikan segala perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat biasa maupun orang yang memiliki kekuasaan tinggi harus didasarkan pada hukum. Tanpa membedakan adanya status starata sosial. Karena dalam pandangan hukum semua warga negara memiliki kedudukan yang sama. Hukum dihadirkan sebagai bentuk penyeimbang dari perbuatan setiap orang sebagai bentuk upaya penegasan dari perbuatan kejahatan yang menyalahi norma dan aturan dalam masyarakat.

Atas dasar tersebut hukum pidana menjadi hal penting yang merupakan dasar dalam mengarahkan pandangan Indonesia kedepannya. Salah satu hukum yang berperan penting dalam mengatur setiap bentuk interaksi antara manusia tersebut adalah hukum pidana.4 Hukum pidana merupakan bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku dalam suatu sistem negara dengan mengadakan dasar-dasar atau aturan untuk menentukan tindakan yang dapat dan tidak dapat dilakukan dan disertai dengan ancaman hukuman bagi yang melanggar aturan tersebut.

4Moeljanto, Azas-Azas Hukum Pidana (Jakarta: PT Bina Aksara, 1982), h. 7.

(3)

Hukum pidana adalah sejumlah peraturan yang merupakan bagian dari hukum positif, mengandung larangan-larangan dan keharusan yang ditentukan oleh negara atau kekuasaan yang berwenang untuk menentukan peraturan pidana, larangan atau keharusan itu disertai ancaman pidana dan apabila dilanggar maka timbullah hak negara untuk melakukan tuntutan menjatuhkan hukuman pidana/sanksi pidana.5

Sanksi pidana pada dasarnya merupakan suatu penjamin untuk merehabilitasi perilaku dari pelaku kejahatan tersebut, namun tidak jarang bahwa sanksi pidana diciptakan sebagai suatu ancaman dari kebebasan manusia itu sendiri.

Banyaknya ancaman sanksi pidana yang terdapat dalam undang-undang menjadi bahan atau acuan untuk menakut-nakuti para pelaku kejahatan agar tidak melakukannya. Namun, banyak yang seakan-akan tidak perduli dengan hal tersebut.

Negara Indonesia, banyak kasus penyimpangan-penyimpangan yang masih sering terjadi dalam masyarakat, termasuk salah satunya adalah perjudian. Bahkan, saat ini realita dalam pola hidup masyarakat setiap harinya semakin membutuhkan gaya hidup tinggi ditambah lagi dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok yang semakin maju akibat tidak stabilnya perkembangan ekonomi membuat setiap orang ingin mencapai segala sesuatunya dengan cara praktis atau yang menurutnya mudah untuk dilakukan agar mendapatkan penghasilan yang banyak tanpa memperdulikan dampak yang akan timbul dari perbuatannya itu bahkan termasuk melakukan perjudian sekalipun. Ironisnya, para pelaku perjudian biasa melakukannya dengan membentuk kelompok di tempat-tempat tertentu. Maraknya kasus perjudian sangat membawa dampak buruk bagi kehidupan masyarakat termasuk anak-anak sekalipun.

5Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana (Makassar: Rangkang Education dan Pukap, 2012), h.3

(4)

Meskipun dalam hukum ditetapkan larangan perjudian. Namun, pada kenyataanya masih banyak masyarakat yang melakukaknnya bahkan menjadikan judi sebagai sesuatu hal yang biasa.

Perjudian ini tidak dibenarkan oleh agama islam. Perjudian ini tidak mendatangkan manfaat tetapi justru menimbulkan kekacauan. Perjudian banyak ditemui di berbagai tempat atau lokasi, yang diperkirakan tidak dapat diketahui oleh pihak berwajib, bahkan dekat pemukiman pun judi sering ditemukan dan dilakukan.

Bagi sebagian orang, judi hanya sebagai hiburan, bahkan sering ada anggapan bahwa judi itu diperbolehkan, apalagi dalam kondisi masyarakat biasa yang menganggap bahwa judi adalah hal yang sangat wajar dan biasa dilakukan, tetapi dalam pandangan hukum Islam dan dijelaskan dalam Al-qur’an judi adalah perbuatan yang terlarang dalam Islam. Firman Allah Swt dalam QS. Al-Baqarah ayat 219 yang ditunjukkan pada kejahatan ini menyatakan bahwa kejahatan judi itu jauh lebih parah daripada keuntungan yang diperolehnya.

Salah satu bentuk perjudian yang sering terjadi dalam masyarakat adalah judi sabung ayam. Yaitu dengan mengadu ayam dengan ayam teman sepermainannya dengan mempertaruhkan sejumlah uang didalamnya yang telah disepakati sebelumnya antar pemain. Perjudian sabung ayam ini secara tegas dilarang oleh hukum berdasarkan pasal 303 KUHP. Perjudian merupakan tindak pidana yang diatur dalam hukum positif Indonesia yakni dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana dan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang penertiban perjudian bahwa perjudian merupakan bentuk kejahatan. Masuknya kategori perjudian sebagai kejahatan juga dapat dilihat dari pengaturan perjudian yang terdapat dalam buku kedua Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang

(5)

kejahatan. Pengertian perjudian menurut Pasal 303 Kitab Undang-Undang hukum pidana adalah tiap-tiap permainan, dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala bentuk-bentuk pertaruhan tentang keputusan terhadap perlombaan atau permainan dan lain-lainnya yang tidak diadakan diantara mereka yang turut berlomba atau bermain demikian juga segala pertaruhan lainnya.

Al-Quran dan sunnah tidak menjelaskan secara langsung sanksi yang diberikan kepada perjudian. Namun perbuatan perjudian, termasuk sabung ayam yang didalamnya terdapat unsur taruhan dan untung-untungan merupakan perbuatan yang dilarang karena kemudharatannya. Ada juga beberapa dalil-dalil dalam Al- Quran yang mengharamkan perbuatan judi tersebut. Di dalam kajian fiqih jināyah ada tiga jari>mah yaitu sebagai berikut: pertama, jari>mah qis{a>s{. Kedua, jari>mah hudu{>d. Ketiga, jari>mah ta’zi>r yaitu semua jenis tindak pidana yang tidak secara tegas di atur oleh Al-qur'an dan hadist.

Meskipun dengan jelas ada larangan dalam KUHP dan larangan dalam hukum Islam mengenai perjudian, tetapi masih banyak dari para golongan masyarakat yang melakukan hal ini. Di sisi lain ada beberapa masyarakat yang menganggap bahwa melakukan perjudian termasuk salah satunya adalah sabung ayam sebagai salah satu yang dijadikan tempat mata pencaharian ada juga yang melakukannya karena kesenangan dan kebiasaan yang selalu dilakukan. Mulai dari faktor lingkungan dan ajakan dari orang-orang sekitarnya yang menimbulkan rasa keingintahuannya. Bahkan masyarakat sekitar yang mengetahui bahwa dilingkungannya telah terjadi perjudian namun kurangnya kesadaran masyarakat yang ingin melaporkan perbuatan tersebut.

(6)

Berdasarkan atas pertimbangan dan penjelasan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Pidana Perjudian (Studi Putusan No.142/Pid.B/2019/PN.Pre )”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana “Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Pidana Perjudian (Studi Putusan No.142/Pid.B/2019/PN.Pre)” dengan beberapa sub rumusan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana penerapan sanksi hukum pidana positif oleh Pengadilan Negeri Parepare terhadap kasus perjudian dalam studi putusan No.142/Pid.B/2019/PN.Pre?

1.2.2 Bagaimana analisis hukum pidana Islam terhadap penerapan sanksi kasus tindak pidana perjudian dalam studi putusan No.142/Pid.B/2019/PN.Pre?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:

1.3.1 Untuk mengetahui sanksi kasus tindak pidana perjudian dalam hukum pidana positif studi putusan No.142/Pid.B/2019/PN.Pre.

1.3.2 Untuk mengetahui sanksi dalam analisis hukum pidana Islam terhadap kasus tindak pidana perjudian dalam studi putusan No.142/Pid.B/2019/PN.Pre.

1.4 Kegunaan Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan terutama dalam bidang ilmu hukum pidana Islam dan hukum pidana positif dan juga

(7)

memberikan kontribusi pemikiran serta dijadikan bahan untuk mereka yang suatu saat akan melakukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan perjudian, terkhusus bagi mahasiswa hukum pidana Islam IAIN Parepare, dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak termasuk bagi diri peneliti sendiri. Dari hasil penelitian ini penulis juga mengharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang sanksi pidana perjudian dalam pandangan hukum positif dan hukum Islam.

1.4.2 Sebagai acuan dan bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut meneliti dengan tema yang sama yakni tentang perjudian dalam hukum Islam.

1.4.3 Memberi dan menambah wawasan tentang hukum pidana Islam terutama masalah perjudian.

1.4.4 Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan referensi mengenai sanksi pidana perjudian yang dapat dijadikan sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

“suatu penderitaan yang bersifat khusus yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk menjatuhkan pidana atas nama Negara sebagai penanggung jawab dari ketertiban

Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia , (Bandung: Sinar Baru, 2000), hlm.. Menurut Simon, pengertian “Tindak Pidana” yaitu sejumlah aturan-aturan dan keharusan-keharusan

Hak-hak yang tidak boleh dikurangi tersebut meliputi hak hidup, prinsip (perlakuan) non diskriminasi, larangan penyiksaan (torture), larangan berlaku surutnya hukum pidana

Sehubungan dengan itu, menurut Van Hammel, arti pidana atau straff menurut hukum positif dewasa ini adalah suatu penderitaan yang bersifat khusus yang telah dijatuhkan

Selain jenis sanksi yang berupa pidana, dalam hukum pidana positif dikenal juga jenis sanksi yang berupa tindakan, misalnya: Dalam upaya untuk menanggulangi tindak pidana

Moeljatno menggunakan istilah perbuatan pidana, yang didefinisikan beliau sebagai “perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi)

Kasus Pidana Percobaan Pembunuhan Oleh Ayah Kandung Dalam Perspektif Hukum Pidana Positif Dan Hukum Pidana Islam‛ (Skripsi—Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel,

Hak-hak yang tidak boleh dikurangi tersebut meliputi hak hidup, prinsip (perlakuan) non diskriminasi, larangan penyiksaan (torture), larangan berlaku surutnya hukum pidana