• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas HUKUM PIDANA Subjek hukum pidana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asas HUKUM PIDANA Subjek hukum pidana"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Disajikan oleh : Amelia Sri Kusuma

Dewi, S.H., M.Kn 1

HUKUM PIDANA

(2)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 2

DEFINISI

HUKUM PIDANA

(3)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 3

DEFINISI HUKUM PIDANA ☼ IUS PONEALE

Menurut MEZGER hukum pidana dapat

didefinisikan sebagai berikut : “aturan

hukum, yang mengikatkan kepada suatu

perbuatan yang memenuhi syarat- syarat

tertentu suatu akibat yang berupa pidana”.

Jadi definisi itu hukum pidana berpokok

pangkal pada :

1. Perbuatan yang memenuhi syarat tertentu;

2. Pidana.

Pengertian “hukum pidana” tersebut juga

(4)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 4

Perbuatan yang memenuhi syarat tertentu

Dengan “perbuatan yang memenuhi syarat-

syarat tertentu” itu dimaksudkan perbuatan yang

dilakukan orang, yang memungkinkan adanya

pemberian pidana.

Perbuatan semacam itu dapat disebut “perbuatan

yang dapat dipidana” atau disingkat “perbuatan

jahat”.

Oleh karena itu dalam perbuatan jahat tersebut

harus ada orang yang melakukannya, maka

persoalan tentang ”perbuatan tertentu” itu

diperinci menjadi 2 yaitu:

1. perbuatan yang dilarang dan;

(5)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 5

P i d a n a

Pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan

kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi

syarat- syarat perbuatan itu.

Di dalam hukum pidana modern, pidana ini meliputi

”tindakan tata tertib” (

tuchtmaatregel

).

Di dalam KUHP yang sekarang berlaku jenis-jenis pidana

yang dapat diterapkan seperti yang tercantum pada pasal

10 KUHP, yaitu dalam hukuman pokok dan hukuman

tambahan, sebagai berikut:

Yang termasuk hukuman pokok:

1. hukuman mati;

2. hukuman penjara;

3. hukuman kurungan;

4. hukuman denda.

Yang termasuk hukuman tambahan:

1. pencabutan hak- hak tertentu;

(6)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 6

DEFINISI HUKUM PIDANA ☼ IUS PUNIENDI

Di samping

Ius poneale

ada

Ius puniendi

.

Ius puniendi

dapat diartikan secara luas dan

sempit :

Dalam arti luas  Hak dari negara atau alat-alat

perlengkapan negara untuk mengenakan atau

mengancam pidana terhadap perbuatan tertentu.

Dalam arti sempit  Hak untuk menuntut perkara-

perkara pidana, menjatuhkan dan melaksanakan

pidana terhadap orang yang melakukan

perbuatan yang dilarang.

Hak ini dilakukan oleh badan peradilan.

Jadi hak

puniendi

adalah hak mengenakan

pidana, dan

ius puniendi

harus berdasarkan pada

(7)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 7

DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN

NO

TOKOH

DEFINISI

1. SIMONS Kesemuanya perintah2 & larangan2 yg diadakan o/ negara & yg diancam dgn suatu nestapa (pidana) bg barang siapa yg tdk mentaatinya, kesemuanya aturan-aturan yg menentukan syarat-syarat bg akibat hukum itu & kesemuanya aturan2 u/ mengadakan (menjatuhi) & menjalankan pidana tsb.

SIMONS melakukan pembagian hukum pidana sbb : 1. Hk. Pidana subjektif >< Hk. Pidana objektif

 Hk. Pidana subjektif  hak dr negara u/ mengaitkan pelanggaran thd suatu peraturan dgn hukuman yg disebut ius poeniendi.

 Hk. Pidana objektif  hukum pidana yg berlaku atau hukum pidana positif yg disebut ius poenale.

2. Hk. Pidana material >< Hk. Pidana formal

 Hk. Pidana material  memuat ketentuan2 serta rumusan dr suatu tindak pidana, ketentuan2 mengenai pertanggungjawaban pidana, ketentuan2 mengenai pelaku & ketentuan2 mengenai pidana

 Hk. Pidana formal  mengatur ttg cara2 mewujudkan hak memidana & menjalankan pidana

3. Hk. Pidana termasuk hukum publik (>< VAN KAN, PAUL SCHOLTEN, LOGEMAN, LEMAIRE, UTRECHT)

 Dalam meperbandingkan individu2 dgn masyarakat negara, penerapan hk. Pidana hanya dilakukan apabila kepentingan masyarakat menuntutnya

(8)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 8

Lanjutan …..

DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN

NO

TOKOH

DEFINISI

2.

POMPE

Semua aturan hukum yg menetukan thd tindakan apa yg

seharusnya dijatuhkan pidana & apa macam pidana-nya yg

bersesuaian.

3.

SUTHERLAND

& CRESSEY

The criminal law in turn is defined conventionally as a body of

specific rules regarding human conduct which have been

promulgated by political authority which apply uniformly to all

members of the classes to which the rules refer, and which are

enforced by punishment administrated by the state.

4.

Mr. J.M. VAN

BEMMELEN

HUKUM PIDANA MATERIIL tdr a/ tindak pidana yg disebut

berturut-turut, peraturan umum yg dpt diterapkan thd perbuatan

itu, & pidana yg dpt diancamkan thd perbuatan itu.

(9)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 9

Lanjutan …..

DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN

NO

TOKOH

DEFINISI

5. WIRJONO

PROJODIKORO HUKUM PIDANA ialah Peraturan hukum mengenai pidana.PIDANA  hal yg dipidanakan, yaitu o/ instansi yg berkuasa dilimpahkan kpd seorang oknum sbg hal yg tdk enak dirasakannya & jg hal yg tdk sehari-hari dilimpahkan.

Unsur pokok hukum pidana  Norma (larangan atau aturan) & sanksi a/ pelanggaran norma tsb berupa ancaman hukuman pidana, &

bahwa dasar dr segala hukum ialah rasa keadilan. Pembidangan hukum pidana :

1. Hukum pidana materiil, yaitu isi drpd hukum pidana sbb :

 penunjukan & gambaran dr perbuatan2 yg diancam dgn hk. Pidana;

 penunjukan syarat umum yg harus dipenuhi agar perbuatan itu mrpk perbuatan yg pembuatnya dpt dihukum pidana;

 penunjukan orang atau badan hukum yg pd umumnya dpt dihukum pidana;

 penunjukan jenis hukuman pidana yg dpt dijatuhkan.

(10)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 10

Lanjutan …..

DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN

NO

TOKOH

DEFINISI

6. PROF.

MOELJATNO Hukum pidana adalah bagian dr hukum yg mengadakan dasar & aturan2 u/ menentukan :

 Perbuatan2 mana yg tdk boleh dilakukan, yg dilarang dgn diserta ancaman sanksi brp suatu pidana ttt, bg barang siapa yg melanggar larangan tsb;

Kapan & dalam hal apa kpd mereka yg telah melanggar larangan2 itu dpt dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yg telah diancamkan;

Dgn cara bagaimana pengenaan pidana itu dpt dilaksanakan apabila ada orang yg disangka telah melanggar larangan tsb.

7. Mr.

TIRTAAMIDJAJA HUKUM PIDANA MATERIIL adalah kumpulan aturan hukum yg menentukan pelanggaran pidana, menetapkan syarat-syarat bagi pelanggaran pidana u/ dpt dihukum, menunjukkan orang yg dpt dihukum & menetapkan hukuman a/ pelanggaran pidana.

HUKUM PIDANA FORMIL adalah kumpulan aturan hukum yg mengatur cara mempertahankan hukum pidana materiil thd pelanggaran yg

dilakukan o/ orang2 ttt, atau dgn kata lain, mangatur cara bagaimana hukum pidana materiil diwujudkan sehingga diperoleh keputusan hakim serta mengatur cara melaksanakan keputusan hakim.

8. SATAUCHID

(11)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 11

FUNGSI HUKUM PIDANA

Dapat dibedakan dua fungsi dari hukum pidana yaitu :

1. Fungsi yang umum;

2. Fungsi yang khusus.

Ad.1

Oleh karena hukum pidana itu merupakan sebagian dari

keseluruhan lapangan hukum, maka fungsi hukum pidana

sama juga dengan fungsi hukum pada umumnya, ialah

mengatur hidup kemasyarakatan atau menyelenggarakan

tata dalam masyarakat.

Ad.2

Fungsi yang khusus dari hukum pidana ialah melindungi

kepentingan hukum terhadap perbuatan yang hendak

memperkosannya, dengan sanksi yang berupa pidana yang

sifatnya lebih tajam jika dibandingkan dengan sanksi yang

terdapat pada cabang – cabang hukum yang lainnya.

Dapat dikatakan bahwa hukum pidana itu memberi aturan-

(12)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 12

SUBYEK

HUKUM PIDANA

(13)

Subyek hk pidana adalah manusia

atau individu sebagai pelaku tindak

pidana.

Hk positif Indonesia belum

(14)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 14

OBYEK/RUANG

LINGKUP

HUKUM PIDANA

(15)

Menurut Adami Chazawi

Bagian 1 :

Pendahulun (pngrtian, pembagian,

fungsi, ilmu hk pdana)

Stelsel pidana (pengertian, jenis2,

penjathan dan pelepasan pidana

bersyarat)

Tindak pidana

Teori2 pemidanaan

(16)

Bagian 2 :

Penafsiran hk pdn, dasar peniadan,

pemberatan, peringanan, delik aduan,

perbarengan, ajrn kausalitas

Bagian 3 :

(17)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 17

SUMBER DAN

DASAR HK PIDANA

(18)

Dasar hukum

KUHP (ketntuan umum, kejahatan,

pelnggran)

UU Drt 8/1955 – t.p. Imigrasi

UU 16/2003 – anti terorisme

(19)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 19

AZAS-AZAS

HUKUM PIDANA

(20)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 20

Asas Legalitas

Pasal 1 KUHP :

1)

Tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali berdasarkan

kekuatan ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada

sebelumnya

2)

Jika ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah

perbuatan dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan

ketentuan yg paling menguntungkannya

Asas – asas yang terkandung dalam Ps. 1 KUHP :

Azas Legalitas :

nullum delictum nulla poena sine preavia

lege poenali

(Hakim dilarang mencipta hukum apapila

ketentuan pidana dalam UU tidak mengaturnya)  Pasal 1

ayat 1 KUHP

Azas Tidak Berlaku Surut :

Hukum pidana tidak berlaku

surut/mundur

 Pasal 1 ayat 1 KUHP

Tetapi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 ayat 2 KUHP,

asas tsb tidak secara mutlak dianut

(21)

Disajikan oleh : Amelia Sri

Kusuma Dewi, S.H., M.Kn 21

Asas tiada pidana tanpa kesalahan

Utk menjatuhkan pdn pd orang yg

telah melakukna t.p. Harus dilakukan

bilamn ada unsur kesalhan yaitu

suasana kebatinan bg si pelaku t.p.

Kesalahan dpt brp kesengajaan atau

(22)

Asas Nasionalitas

Aktif – ps. 5 KUHP  berpatokan pd

status kewarganegaran si pelaku

dmn hk pdn Indonesia mengikuti

setiap WNI yg ada di LN

Pasif – ps. 4 KUHP  hk pdn Indonesia

mengikuti atau berlaku pd semua

perbuatan atau t.p. Sepanjang

(23)

asas universal

Berlakunya Ps. 2-5, 8 KUHP dibatasi

Referensi

Dokumen terkait

atas segala limpah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced

Ketentuan yang berlaku pada relai arus lebih /aktu tertentu berlaku pula pada penyetelan ini$ yaitu bah/a /aktu kerja relai seara keseluruhan harus epat tetapi harus tetap

Ketika seseorang berbicara kepada orang lain, atau kepada suatu kelompok disitu terjadi komunikasi dua-arah, karena orang-orang yang kita anggap sebagai

PPL adalah suatu program dalam pendidikan prajabatan guru, yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguuan yang utuh dan terintegrasi,

Susunan daun genjer ini termasuk daun lengkap, letak daun tersebar, ketebalan daun tebal, bentuk daun lonjong, warna daun hijau, permukaan daun licin, tulang daun

Hasil analisis (Tabel 3.) menunjukkan bahwa varietas dan perlakuan jerami padi hanya berpengaruh nyata terhadap emisi gas N 2 O pada umur 21 hst dan terjadi interaksi antara kedua

Laporan akhir ini disusun berdasarkan hasil pembuatan alat dengan judul “Pembuatan Pulp dari Bahan Baku Serat Lidah Mertua (Sansevieria) dengan Menggunakan

2 2 2 4 3 2 • Mengumpul kan teks pendek ( 15 kalimat yang dibaca dengan membaca lancar • Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca • Melaengkapi cerita sesuai