• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Muhammad Alif

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah fenomena e-commerce, yang memungkinkan individu dan perusahaan untuk melakukan transaksi jual beli secara online. Meskipun awalnya fokus pada barang-barang baru, kini telah muncul tren yang menarik perhatian, yaitu jual beli barang bekas melalui platform e- commerce.

E-commerce jual beli barang bekas merupakan konsep yang mengubah paradigma tradisional tentang barang bekas yang sering diasosiasikan dengan pasar loak atau lelang offline. Melalui website e-commerce, konsumen dapat dengan mudah menjual atau membeli barang bekas tanpa harus beranjak dari tempat duduk mereka. Keberadaan platform ini memberikan dampak besar bagi masyarakat, membuka peluang bisnis baru, memfasilitasi konsumen yang mencari barang bekas berkualitas, dan pada akhirnya, mengurangi limbah lingkungan.

Salah satu alasan utama di balik popularitas e-commerce jual beli barang bekas adalah adanya kesadaran akan pentingnya mendaur ulang dan mengurangi limbah. Masyarakat modern semakin menyadari dampak negatif konsumsi berlebihan terhadap lingkungan, dan mencari alternatif untuk memperpanjang siklus hidup produk. Inilah yang mendorong lahirnya konsep 'barang bekas' bukan lagi sebagai sesuatu yang usang atau tidak berguna, tetapi sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali.

Dalam konteks ini, website e-commerce menyediakan platform yang memudahkan proses jual beli barang bekas. Berbagai kategori produk, mulai dari pakaian, peralatan elektronik, furnitur, hingga kendaraan bekas, dapat ditemukan dengan mudah melalui situs-situs ini. Para penjual memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari barang bekas yang masih layak pakai, sementara konsumen dapat menemukan produk dengan harga lebih terjangkau dibandingkan membeli barang baru.

Tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi e-commerce jual beli barang bekas juga menciptakan komunitas online yang aktif. Melalui fitur komentar, ulasan, dan forum diskusi, para pembeli dan penjual dapat berinteraksi, berbagi pengalaman, dan memberikan rekomendasi. Hal ini menciptakan lingkungan di mana kepercayaan antaranggota komunitas menjadi kunci utama dalam transaksi online.

Selain itu, aspek keamanan juga menjadi perhatian utama dalam e-commerce jual beli barang bekas. Seiring dengan peningkatan keamanan transaksi online, pengguna dapat merasa lebih percaya diri dalam melakukan pembelian atau penjualan barang bekas. Beberapa platform bahkan menyediakan jaminan kualitas produk bekas untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Namun, seperti halnya perkembangan teknologi lainnya, e-commerce jual beli barang bekas juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah risiko penipuan atau produk palsu yang dapat merugikan konsumen. Oleh karena itu, perlindungan konsumen dan regulasi yang ketat menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan e-commerce ini.

(2)

Dalam paparan ini, kita akan menjelajahi lebih dalam fenomena e-commerce jual beli barang bekas, mengidentifikasi tren terkini, menganalisis dampaknya terhadap lingkungan dan ekonomi, serta mengulas tantangan dan solusi yang dihadapi dalam mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan di era digital ini. Dengan demikian, kita dapat memahami betapa pentingnya peran e-commerce jual beli barang bekas dalam menciptakan masyarakat yang lebih sadar lingkungan dan berkelanjutan.

Berdasarkan data Statista Market Insights, pengguna e-commerce di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2022, jumlah pengguna mencapai 178,94 juta orang, mengalami peningkatan sebesar 12,79% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 158,65 juta pengguna. Proyeksi untuk akhir 2023 menunjukkan peningkatan lebih lanjut menjadi 196,47 juta pengguna.

Tren pertumbuhan ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2027, dengan estimasi jumlah pengguna e-commerce mencapai 244,67 juta orang. Hal ini mencerminkan adopsi yang terus meningkat dan popularitas layanan belanja online di Indonesia.

Meskipun pertumbuhan pengguna e-commerce positif, Bank Indonesia mencatat bahwa nilai transaksi e-commerce pada 2022 sebesar Rp476,3 triliun. Meskipun angka ini mengalami peningkatan sebesar 18,8% dibandingkan tahun sebelumnya, nilai tersebut masih di bawah target yang ditetapkan oleh bank sentral sebesar Rp489 triliun.

Peningkatan nilai transaksi ini mencerminkan tingginya aktivitas belanja online di Indonesia, meskipun ada catatan bahwa capaian tersebut belum mencapai target yang diharapkan. Faktor- faktor seperti peningkatan penetrasi internet, pertumbuhan ekonomi, dan perubahan perilaku konsumen mungkin menjadi pendorong utama pertumbuhan e-commerce di masa mendatang.

B. Identifikasi Masalah

Seiring meningkatnya daya beli dan perilaku konsumtif masyarakat seperti yang dijelaskan diatas, berbanding lurus dengan mengingkatnya jumlah barang bekas yang tidak lagi terpakai dan berpotensi menjadi sampah, hal ini menjadi salah satu penyebab terjadinya masalah di lingkungan masyarakat. Kenapa tidak untuk menjual barang tersebut di e-commerce kepada orang yang membutuhkan dan mendapat uang walaupun sedikit dari pada membuang barang tersebut menjadi sampah. Barang tersebut bisa dimanfaatkan kembali untuk menjadi bahan baku dengan harga yang terjangkau untuk UMKM yang memproduksi barang lain, atau contoh lainnya bisa diperbaiki dan digunakan untuk menjadi furnitur dirumah mereka dari pada membeli furnitur baru.

C. Batasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penulisan F. Manfaat Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

(3)

Marketplace merupakan media online berbasis internet (web based) tempat melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli dan penjual. Pembeli dapat mencari supplier sebanyak mungkin dengan kriteria yang diinginkan, sehingga memperoleh sesuai harga pasar. Sedangkan bagi supplier/penjual dapat mengetahui perusahaan-perusahaan yang membutuhkan produk/jasa mereka (Opiida, 2014).

Ida, O. (2014, april 18). Pengertian E-Marketplace. Retrieved 2017, from tokokhalista:

https://tokokhalista.wordpress.com/2014/04/18/pengertian-e marketplace/

Sedangkan menurut Ippho Santoso dalam Rahmadi (2013:1) “membagi website menjadi golongan kanan dan golongan kiri. Dalam website dikenal dengan sebutan website dinamis dan website statis.

1. Website statis Website statis adalah website yang mempunyai halaman konten yang tidak berubah-ubah.

2. Website dinamis Website dinamis merupakan website yang secara struktur ditujukan untuk update sesering mungkin.

Ippho Santoso dalam Rahmadi, Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akutansi Dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2014.

BAB III METODE PELAKSANAAN A. Data/Objek Penulisan

B. Teknik Pengumpulan Data C. Ruang Lingkup (optional) 1. Peran Penulis

2. Kategori Karya 3. Ide Kreatif D. Langkah Kerja

1. Praproduksi/Persiapan 2. Produksi/Pelaksanaan 3. Pascaproduksi/Evaluasi BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkn perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan,

akan terus dipantau dan apabila persediaan bahan baku telah mencapai titik pesan kembali maka akan dilakukan pemesanan bahan baku kepada supplier dengan pemesanan yang

Definisi Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih

Kelebihan bubur bayi instan dari kulit pisang adalah memiliki harga yang terjangkau, mengurangi limbah kulit pisang, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

1) Dalam menentukan harga pokok produksi, UMKM Mie Basah Pak Taman membebankan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Namun

Harga barang furnitur rotan dari indonesia dipasar Amerika cukup terjangkau dikarenakan bahan baku yang dimiliki oleh indonesia banyak dan tidak mengimpor bahan baku dari

Serat sabut kelapa ( coconut fibre ) merupakan bahan yang mengandung lignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan baku pembuatan

Kondisi inflasi yang tinggi seperti ini mengakibatkan harga barang-barang maupun bahan baku menjadi meningkat, harga yang semakin meningkat seperti ini akan membuat biaya produksi