MAKALAH PRAKTIKUM AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I
PERSEDIAAN
Dosen Pengampu:
Vista Yulianti SE, M.Ak.
Disusun oleh : Kelompok 4
Tiara Putri Azaria (222110026) Riyantika Anggraeni (222110028) Umi Aisiyah Hani (222110051)
Wulan Sapitri (222110075)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FALKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Persediaan”
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Praktikum Akuntansi Keuangan Menengah I.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Vista Yulianti SE, M.Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberi tugas makalah ini. Sehingga kami berharap dengan disusunnya makalah ini akan menambah wawasan serta pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca mengenai pengertian, perhitungan, serta pencatatan persediaan pada suatu perusahaan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, dagang, maupun manufaktur perlu melakukan perhitungan stok barang yang tersedia di gudang untuk melakukan pencatatan akuntansi guna mengetahui kondisi barang yang tersedia.
Secara umum, persediaan adalah bahan atau barang yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan merupakan jumlah aset atau barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang yang akan dijual.
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang. Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 14 Paragraf 8, persediaan meliputi barang yang dibeli atau dimiliki untuk dijual kembali, barang dalam proses produksi, dan barang dalam bentuk bahan atau perlengkapan.
Perhitungan persediaan merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan dan mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan sebagai salah satu aset penting dalam perusahaan karena memiliki pengaruh serta nilai yang cukup besar terhadap tinggi rendahnya biaya operasi dan pengaruh terhadap neraca dan perhitungan laba rugi.
Persediaan merupakan bagian dari aktiva lancar, karena masa perputarannya biasanya kurang atau sama dengan satu tahun. Persediaan memiliki jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan manufaktur.
Perusahaan dagang memiliki akun khusus persediaan, yaitu persediaan barang dagang. Sedangkan perusahaan manufaktur, memiliki beberapa akun persediaan diantaranya persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi, karena dalam perusahaan manufaktur tidak hanya terdapat persediaan barang untuk dijual saja, namun terdapat persediaan barang berupa bahan untuk memproduksi barang jadi yang siap untuk dijual.
Dalam pencatatan persediaan terdapat dua metode, yaitu metode pencatatan periodik dan perpetual. Metode periodik disebut juga dengan metode perhitungan fisik, karena dalam pencatatannya berdasarkan perhitungan secara langsung persediaan yang ada di gudang. Sedangkan metode perpetual, pencatatannya berdasarkan aktivitas dari pembelian dan penjualan yang berlangsung dalam periode akuntansi suatu perusahaan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan persediaan?
2. Apa saja metode perhitungan dan pencatatan yang digunakan dalam mencatat dan menghitung nilai persediaan?
3. Bagaimana cara menghitung dan mencatat persediaan dalam laporan akuntansi?
1.3 Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan ini tidak terlepas dari perumusan masalah yang telah diungkapkan di atas. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan dan mendeskripsikan pengertian persediaan.
2. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam perhitungan dan pencatatan persediaan.
3. Mengetahui cara menghitung dan mencatat persediaan dalam laporan akuntansi melalui beberapa contoh soal.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian persediaan
Secara umum, persediaan merupakan jumlah aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang jadi yang siap untuk dijual. Persediaan dapat diartikan juga sebagai bahan atau barang yang digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu.
Menurut PSAK No. 14 (IAI, 2015), persediaan adalah aset:
1. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
2. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan merupakan aset yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali (misalnya barang jadi), atau digunakan untuk memproduksi barang untuk dijual (misalnya bahan baku dan barang dalam proses), atau dikonsumsi dalam proses produksi atau di dalam penyerahan jasa (misalnya toko, suku cadang, dll).
Persediaan termasuk ke dalam aset lancar karena:
a. penggunaan atau perputarannya biasanya kurang atau sama dengan satu tahun;
b. jumlahnya besar dalam perusahaan dagang; dan
c. mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi perusahaan.
Biaya persediaan meliputi:
1. Biaya Pembelian
Biaya pembelian meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya, biaya pengangkutan barang, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang berkaitan secara langsung dan dapat diatribusikan setelah dikurangkan dengan diskon dagang, rabat, dan hal serupa lainnya.
2. Biaya Konversi
Biaya konversi meliputi biaya yang berkaitan secara langsug dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis.
3. Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya jumlah pemborosan yang tidak normal, biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi selanjutnya, biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini, serta biaya penjualan.
2.2 Metode Pencatatan Persediaan
3