• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang No. 23 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional pasal 11 angka 14 menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani supaya anak mempunyai kesiapan untuk memasuki pendidikan tahap lebih lanjut merupakan usaha pembinaan yang diperuntukkan bagi anak sejak lahir hingga usia delapan tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan. Dengan upaya program pembinaan yang terencana diharapkan anak mampu mengembangkan potensi secara optimal. Pada masa perkembangan anak di PAUD pada usia tahun pertama yang disebut dengan The golden years (ke- emasan), pada usia tersebut anak memiliki potensi yang besar untuk dapat mengoptimalkan semua aspek-aspek perkembangannya yaitu : pembiasaan, bahasa, kognitif, fisik-motorik dan seni.

Di masa tersebut, potensi besar yang dimiliki anak adalah untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak. Perkembangan fisik adalah dasar untuk kemajuan perkembangan selanjutnya. Berkenaan dengan perkembangan fisik, Thompson dan Kuhlen (Hurlock, 1956: 101) mengemukakan bahwa: Perkembangan fisik perorangan/peranak ada empat aspek, diantaranya (1) sistem syaraf, begitut memberi pengaruh emosi dan

(2)

2

perkembangan kecerdasan; (2) otot-otot yang berpengaruh pada kemampuan motorik dan kemampuan kekuatan; (3) kelenjar endokrin, mengakibatkan timbulnya bentuk-bentuk prilaku yang baru, misalnya di masa remaja tumbuh perasaan untuk aktif menyukai sebuah kegiatan, dimana sebagian dari anggotanya terdiri dari lain jenis (4) struktur tubuh, terdiri dari tinggi, berat dan proporsi.

Pada anak usia PAUD keaktifan dalam berbagai aktivitas perlu bagi pengembangan otot besar dan otot kecil. Karena secara langsung langsung, aktivitas akan berpengaruh pada prilaku keseharian anak. Pertumbuhan fisik anak bisa menentukan ketrampilan dalam bergerak. Dimana bisa berpengaruh pada cara pandang kita atau orang di sekitarnya. Seperti contoh, seorang anak yang tidak mahir dalam menendang bola maka ia akan mundur dari permainan tersebut dengan sendirinya.

Akan tetapi di masa ini, dimana pada kemajuan teknologi anak-anak lebih memilih bermain dengan fasilitas yang instan atau yang tersedia.

Dibandingkan permainan dengan menggerakkan otot. Kegiatan yang menggunakan olah tubuh diharapkan supaya anak memiliki perkembangan gerak tubuh selaras dan harmonis. Dengan demikian diharapkan agar anak memiliki perkembangan gerak yang baik. Karena pembelajaran di tingkat PAUD adalah pemeriksaan secara dini dan bertahap terhadap usianya dimana kemaksimalan kemampuan untuk mendapat kesenangan melalui gerak, dengan demikian anak akan mendapat kualitas gerak yang benar dan gerak khusus yang dibutuhkan anak.

(3)

3

Hal ini didasarkan pada hasil observasi awal yang dilakukan pada kelompok B di Pos Paud Terpadu Kartini Kota Surabaya, terlihat bahwa semangat siswa kurang dalam mengikuti senam tanpa irama terutama dalam gerakannya. Ini terbukti dari pengamatan tersebut dari 10 siswa terdapat beberapa siswa yang melakukan kegiatan senam irama dengan semangat, walaupun hanya dengan mengikuti instruksi dari guru pembimbing saja. Ini bisa di buktikan dengan beberapa siswa yang masih mengikuti kegiatan senam sampai selesai. Sedangkan yang lain belum mau untuk mengikuti kegiatan dan ada juga yang hanya berbaris melihat saja. Hal ini terjadi karena guru dalam pemberian kegiatan senam kurang begitu aktif. Maka dari itu bisa membuat siswa kurang tertarik dan kurang semangat.

Sebagai dasar awal tindakan pelaksanaan pembelajaran, terkait dengan rendahnya kemampuan gerak dasar motorik kasar siswa, khususnya pada menggerakkan tangan serta kaki dengan lancar dan fleksibel. Untuk itu terlebih dahulu peneliti mengadakan observasi atau pengamatan aktivitas guru pada proses pembelajaran secara langsung. Hasil pengamatan peneliti menunjukkan adanya cara dan gaya guru dalam mengajar terkesan monoton sehingga anak cepat menjadi bosan. Guru kurang memaksimalkan untuk pelatihan gerak dasar fisik dan motorik sebagai pembelajaran. Sebagai contoh saat guru memberikan tugas pada siswa untuk berdiri tegak dengan satu kaki secara bergantian, ada yang terhuyung-huyung bahkan menyenggol temannya. Hal ini menunjukkan bahwa, keseimbangan serta kekuatan siswa masih belum terlatih secara optimal.

(4)

4

Peningkatan minat siswa terhadap fisik motorik anak usia dini, dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan berbagai media. Asalkan pada proses pembelajaran harus memperhatikan kesiapan dan kematangan anak. Di samping itu selalu memperhatikan kompetensi tingkat pencapaian perkembangan yang ingin dicapai, sebagaimana yang tertera pada indikator aspek pengembangan dalam kurikulum permendiknas 58 (2009) yang meliputi beberapa kemampuan, di antaranya: 1) menggerakkan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama musik/ ritmik, 2) mengikuti gerakan senam sederhana sesuai irama musik, 3) mengekspresikan diri dalam gerak, dan 4) mengekspresikan diri secara bebas sesuai irama musik.

Guna mendukung tindakan di atas, peneliti membuat susunan perencanaan yang matang untuk melakukan tindakan yang didasarkan pada kompetensi dasar setiap siswa dan mengembangkannya secara bertahap, sehingga mampu memupuk rasa percaya diri, meningkatkan kemandirian serta memperoleh ketrampilan penguasaan dan keseimbangan badan yang dibutuhkan dalam kehidupan di kemudian hari, melalui kegiatan senam irama, melalui senam irama sesungguhnya siswa belajar mengeksploitasi dan merekayasa berbagai hal yang dapat dilakukannya untuk mentransformasi hal-hal tersebut secara imajinatif. Pada saat yang sama, senam irama merupakan aktivitas yang menyenangkan yang mengiringi perhatian serta konsentrasi anak kepada penguasaan sejumlah keterampilan (skill) tertentu tanpa mereka sadari (Subinarto: 2005:095).

Alasan peneliti memanfaatkan aktivitas senam ceria, sebagai upaya

(5)

5

untuk mengembangkan ketrampilan siswa terhadap kegiatan fisik motorik yakni, melalui kegiatan senam, siswa bisa mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan melalui aktivitas fisik, berolahraga serta bermain secara terarah, terencana dan sistematis. Sebenarnya permasalahan yang terurai pemecahannya dengan menyelenggarakan pengembangan fisik yang menarik dan siswa merasa senang serta nyaman. Sebenarnya pendidik PAUD bisa kreatif dalam memberikan pendidikan jasmani baik dalam pemberian metode yang tepat yaitu dengan memperhatikan prinsip dan aspek-aspek perkembangan fisik siswa usia PAUD, serta harus dapat menyajikan kegiatan jasmani dengan baik misal memberikan contoh gerakan yang baik.

Di samping itu efek penting dari penerapan gerakan senam ceria yang diimplementasikan melalui beberapa pengembangan gerak dasar, di antaranya 1) menggerakkan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama musik/ ritmik, 2) mengikuti gerakan senam sederhana sesuai irama musik, 3) mengekspresikan diri dalam gerak, dan 4) mengekspresikan diri secara bebas sesuai irama musik, menurut pendapat Sujiono (2007:1.5), pertumbuhan metorik kasar anak dapat berkembang optimal dengan demikian akan mempengaruhi perilaku anak sehari-harinya secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan hal-hal di atas, peneliti berupaya menemukan solusi pemecahan masalah melalui penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini penelitian tindakan kelas perlu dilakukan guna mengetahui kualitas dan tingkat capaian perkembangan ketrampilan motorik kasar siswa dengan

(6)

6

mengambil judul “Peningkatan Minat Siswa terhadap Kegiatan Fisik Motorik melalui Gerakan Senam Ceria Kelompok B di Pos PAUD Terpadu Kartini Kota Surabaya”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Siswa Kelompok B di Pos Paud Terpadu Kartini Kota Surabaya memiliki minat yang rendah untuk mengikuti gerakan senam tanpa irama.

2. Kegiatan senam irama belum pernah dilakukan di Pos Paud Terpadu K artini Kota Surabaya, yang selama ini dilakukan adalah gerakan senam

tanpa irama. Dengan kata lain, belum maksimalnya dalam menggunakan irama musik.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan di Pos Paud Terpadu Kartini Kota Surabaya. Peneliti memilih dan membatasi hanya pada dua permasalahan yaitu, kondisi minat siswa terhadap kegiatan fisik motorik dan peningkatan gerakan senam ceria dalam upaya meningkatkan minat siswa kelompok B terhadap kegiatan fisik motorik di Pos Paud Terpadu Kartini Kota Surabaya.

(7)

7 1.4 Rumusan Masalah

Peneliti mempunyai 2 rumusan masalah seperti dibawah ini :

1. Bagaimana kondisi minat siswa terhadap kegiatan fisik motorik kelompok B di Pos Paud Terpadu Kartini?

2. Bagaimana peningkatan gerakan senam ceria dalam upaya meningkatkan minat siswa kelompok B terhadap kegiatan fisik motorik di Pos Paud Terpadu Kartini?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan dan menganalisis kondisi minat siswa terhadap kegiatan

fisik motorik di kelompok B di Pos Paud Terpadu Kartini.

2. Mendiskripsikan peningkatan gerakan senam ceria dalam upaya meningkatkan minat siswa kelompok B terhadap kegiatan fisik motorik di Pos Paud Terpadu Kartini.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yang diantaranya :

1. Praktis :

a) Tenaga Pendidik : tenaga pendidik lebih mudah mengajarkan gerakan senam ceria pada siswa, karena memakai media senam yang yang menyenangkan, serta bermakna bagi siswa.

(8)

8

b) Lembaga pendidikan : diharap bisa menjadi sumbangsih terhadap semua lembaga pendidikan pada umumnya, serta bagi Kelompok B di Pos Paud Terpadu Kartini Kota Surabaya pada khususnya.

c) Peneliti Lanjutan : untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang minat siswa terhadap kegiatan fisik motorik.

d) Siswa : dengan menggunakan media senam yang menyenangkan, menarik serta berkesan bagi siswa, maka siswa sering terlibat dalam kegiatan senam.

2. Teoritis :

a) Dapat memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan khusus dalam kaitannya dengan peningkatan minat siswa terhadap kegiatan fisik motorik.

b) Dapat berguna bagi peneliti sebagai calon guru yang kelak akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran berikutnya serta menjadikan motivasi juga inspirasi untuk kemajuan pengembangan pembelajaran bagi anak usia dini.

1.7 Definisi Operasional 1. Gerakan Senam Ceria

Senam ceria menggunakan kumpulan lagu-lagu yang diuntai sedemikian rupa untuk memudahkan para peserta didik supaya bisa mengikuti dengan baik, seperti gerakan-gerakan yang mudah dilakukan. Senam ceria ini hampir sama dengan senam irama. Bedahnya dari gerakan dan lagu-

(9)

9

lagunya. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan iringan musik.

Senam ceria sangat membantu perkembangan motorik anak yang mencakup dua klasifikasi diantaranya motorik kasar dan motorik halus. Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh Mahendra (2006:125) yaitu pembelajaran senam adalah kegiatan yang bermanfaat dalam mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motor ability).

2. Minat Siswa dalam Kegiatan Fisik Motorik

Seorang guru diharapkan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap kegiatan fisik motorik yang bermanfaat dengan melakukan aktivitas penerapan gerakan senam ceria untuk merangsang fisik motorik supaya bisa berkembang dan membangkitkan semangat siswa agar terbawa dalam kegiatan berikutnya. Hurlock (2008:56), menyatakan bahwa minat merupakan dorongan seseorang kepada dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu tanpa paksaan dari pihak lain,

1.8 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan pada konteks penelitian kali ini dipakai untuk mencari persamaan serta perbedaan antara penelitian terdahulu yang relevan serta pernah dilakukan. Adapun penelitian yang dimaksud sebagai berikut : 1. Ihsan (2013). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui

Kegiatan Senam Irama pada Kelompok A TK Aisyiyah BustanulAthfal Koripan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak

(10)

10

kelompok A Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Koripan pada motorik kasar melalui kegiatan senam irama. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan subjek penelitian siswa kelompok A TK ABA Koripan dengan jumlah siswa 19 anak. Sedangkan Objek penelitian adalah peningkatan kemampuan motorik kasar. Metode pengumpulan data yang digunakan lembar observasi, dokumentasi (foto dan video). Teknik analisis data menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan senam irama bisa meningkatkan kemampuan motorik kasar siswa kelompok A TK ABA Koripan.

2. Harmitati (2014) Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Senam Sehat Cerdas Ceria di Kelompok B PAUD Dahlia Desa Kaban Jati Kecamatan Ulu Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan senam sehat cerdas ceria dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak di PAUD Dahlia. Penelitian menggunakan PTK Kolaboratif, adapun tahap pelaksanaannya ada 4 langkah : (1) melakukan perencanaan (2) melakukan pelaksanaan tindakan (3) melakukan Observasi dan evaluasi (4) Refleksi dan dilakukan berulang- ulang yang terdiri dari beberapa siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observaasi. Hasil dari pengamatan senam sehat cerdas ceria dapat menigkatkan kecerdasan kinestetik anak.

3. Annisa Rachmadyana (2017). Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Senam Irama. Penelitian ini bertujuan mengetahui

(11)

11

metode yang digunakan dalam pengembangan motorik kasar anak melalui senam irama. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat langkah-langka yang harus dilakukan dalam pengembangan motorik kasar anak melalui senam irama, antara lain (1) pengasahan motorik kasar (2) pemberian contoh (3) pemberian kata semangat. Persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan peneliti Annisa Rachmadyana mahasiswa program studi pendidikan slam anak usia dini fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan universitas islam negeri susnan kalijaga, yogyakarta 2017. Yaitu persamaannya membahas tentang motorik kasar, sedangkan perbedaannya yaitu bahwa peneltian yang dilakukan peneliti sebelumnya adalah menggunakan metode senam irama dan dengan subyek yang berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu menggunakan senam ceria.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, peran seorang guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi

Bagi guru, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan mengenai penerapan pendekatan PAIKEM untuk meningkatkan motivasi dan minat membaca pada siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu dapat menambah jumlah literatur penelitian stilistika yang telah ada, menumbuhkan minat peneliti lain untuk

Sistem saraf sangat berpengaruh dalam perkembangan motorik, karena sistem saraf merupakan pengontrol gerak motorik pada manusia, (2) kemampuan fisik yang memungkinkan untuk

Berbagai usaha juga telah dilakukan oleh sekolah untuk menumbuhkan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan misalnya melakukan kunjungan ke Perguruan Tinggi,

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pembelajaran matematika, yaitu sebagai acuan bagi para guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan

2) Melatih siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif. 3) Menumbuhkan kesadaran akan minat baca bagi siswa. Manfaat bagi Guru. 1) Meningkatkan kemampuan guru dalam

Penciptaan pembelajaran berkualitas dan menyenangkan diharapkan dapat menumbuhkan minat anak untuk belajar. Minat belajar merupakan salah satu faktor internal yang sangat