• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, Pada dasarnya hampir setiap hari tingkah laku dan perbuatan manusia sejak bangun tidur hingga kembali tidur semua hasil aktivitas manusia dipengarui oleh alat komonikasi yaitu bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan untuk mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2008:24). Semua hasil aktivitas manusia akan menjadi kebiasaan atau ciri khas dalam masyarakat Jawa yang akan membentuk suatu hasil kebudayaan Jawa. Bahasa Jawa merupakan sarana informasi yang digunakan sebagai media ekspresi, menuangkan ide menjadi suatu karya, mengungkapkan tuturan yang khas, yang kaya akan kiasan dan kata-kata yang indah. Salah satu hasil ekspresi masyarakat Jawa yang indah adalah kesenian Campursari.

Kesenian campursari merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional masyarakat Jawa yang berwujud lagu-lagu campursari. Lagu campursari merupakan gubahan yang bebas tanpa ikatan tertentu, menjadi bagian peristiwa komunikasi secara lisan dengan menyampaikan amanat, sindiran, sendau gurau atau lelucon. Kesenian campursari dipimpin oleh satu penyanyi laki-laki sebagai pembawa acara

’pambiwara’ dan pelaku utama didalam pementasan campursari. Pambiwara

(2)

pambiwara yaitu membuka acara campursari dengan memperkenalkan personil campursari, menyanyi berduet dengan penyanyi wanita, dan yang paling utama adalah pambiwara harus bisa menciptakan lelucon atau GMagar campursari tersebut

lebih menarik. Pambiwara bebas dalam menentukan syair lagu yang akan

dinyanyikan sesuai dengan ide yang akan dituangkan, gagasan atau pendapatnya dalam bentuk lagu-lagu campursari. Lagu-lagu campursari merupakan bentuk kreativtas berbahasa, memuat kreasi dan inovasi masyarakat Jawa dalam betutur. Istilah guyon maton yaitu guyon yang artinya lelucon dan maton yang artinya terjadi langsung pada tempat dan waktu pada saat itu juga. Kreativitas berbahasa melalui guyonan atau lagu-lagu campursari menggunakan aspek-aspek bahasa, dimana bertujuan untuk kepentingan tertentu misalnya mengkritik, menasehati, namun yang terutama adalah sebagai kepentingan hiburan (melawak, membanyol, dan sendau gurau) yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah karya yang estetis yang berbentuk persajakan.

Dalam penelitian ini objek yang dikaji adalah PBJ PCSGM DKSKH, Melalui lagu-lagu campursari yang dibawakan oleh pambiwara dan penyanyi wanita yang menghasilkan GM lawakan atau sendau gurau merupakan salah satu karya sastra yang berusaha memanfaatkan keindahan bahasa. Bahasa Jawa yang digunakan dalam PBJ PCSGM DKSKH merupakan bahasa yang indah, memanfaatkan potensi bahasa yang terwujud dalam lirik lagu berupa pemanfaatan potensi fonologis atau aspek bunyi terdapat permainan bunyi (asonansi atau purwakanthi guru swara, aliterasi atau

purwakanthi guru sastra dan purwakanthi lumaksita), Pemakaian kosakata atau pilihan kata atau diksi berupa pemanfaatan (antonimi, tembung saroja, sinonim,

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kosakata bahasa Indonesia, Kosakata bahasa Asing, dan bentuk-bentuk literer), serta pemanfaatan gaya bahasa yang menggambarkan ekspresi jiwa pengarang berupa pemanfaatan (gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna). Setiap pengarang pasti berusaha memperlihatkan ciri individualisme dan gaya masing-masing. Salah satu kekhasan dalam penggunaan bahasa Jawa oleh PBJ PCSGM DKSKH adalah penggunaan aspek bunyi, diksi, dan gaya bahasa. Contoh:

(1) B1: Iki tangan bangsane apa? A1: Tangan kuwi basane asta

Tangan tengen nggo muluk sega, tangan kiwa nggo ngoperasi guwa (7.1SB:12-14)

‘B1 : Ini tangan jenisnya apa?’

‘A1 : Tangan itu jenis bahasa kramanya asta

‘Tangan kanan digunakan untuk mengambil nasi, tangan kiri digunakan untuk mengoperasi goa’

Bentuk lagu yang terdiri dari tiga baris tersebut menjadi karya yang estetis adanya patokan persajakan bunyi yang berpola asonansi /a/ [a] yang memperlihatkan bahwa bunyi [a] sering muncul secara bervariasi. Pola asonansi [a] muncul pada suku kata terakhir pada setiap kalimat. Dengan memakai bentuk dan pemilihan kata yang memiliki persamaan bunyi akhir menjadi lebih menarik karena bunyinya yang ritmis. Pada contoh (1) juga mengandung diksi yaitu tembung plutan ‘Aferesisi’ yaitu pengurangan suara pada data terletak pada kata Tangan tengen nggo muluk sega, tangan kiwa nggo ngoperasi guwa ‘Tangan kanan digunakan untuk mengambil nasi,

tangan kiri digunakan untuk mengoperasi goa’ yaitu terdapat pengurangan kata pada kata nggo ‘digunakan’ yaitu dienggo ‘digunakan’. Pada contoh (1) juga mengandung

gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yaitu repetisi anafora. Repetisi anafora

(4)

adalah repetisi yang berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya terletak pada kata tangan ‘tangan’ yang diulang.

Dalam penelitian ini peneliti tertarik dengan PBJ PCSGM DKSKH, Karena

dalam penggunaan bahasa Jawa yang disampaikan oleh pambiwara Campursari

Sangkuriang guyon maton memilik ciri khas tersendiri yaitu dalam menciptakan lelucon atau guyon maton agar campursari tersebut lebih menarik yang disampaikan oleh pambiwara campursari Sangkuriang. Pambiwara campursari sangat pandai dalam penyampain kata yang diucapkan melalui syair lagu maupun ucapan

pambiwara yang secara langsung atau improfisasi pambiwara. Pambiwara pandai dalam pengolahan kata atau mengganti syair lagu sesuai dengan tema yang sedang terjadi pada saat itu juga atau suatu improfisasi pada saat menyanyi dan itu dengan tepat dan sangat sesuai dengan keindahan lirik yang tepat. Pambiwara campursari biasanya menyayikannya berduet dengan penyanyi wanita. Hal ini menambah keselarasan dalam penyampaian lagu agar lebih meriah dan menarik untuk dinikmati. Biasanya pambiwara campursari dalam pementasannya melakukan beberapa hal yaitu mengemsi, menyanyikan lagu, berduet dengan penyanyi wanita, dan berjoget. Hal ini dilakukan oleh pambiwara campursari supaya dapat menghasilkan suasana yang humoris dan lucu. Disamping itu, pambiwara campursari harus pandai-pandai dalam pengolahan syair lagu, syair lagu yang diolah menjadi lagu yang lebih menarik dan mempunyai amanat dan pesan moral yang terkandung dalam syair lagu yang dinyanyikan. Pambiwara sering memelesetkan kata yang bermakna negatif dalam lagu yang dinyanyikan sehingga menimbulkan efek humor yang dihasilkan oleh pambiwara. Pambiwara sering juga berinteraksi dengan penyanyi wanita untuk

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menunjang kelancaran dalam guyon maton agar menghasilkan nilai humor yang sangat tinggi.

Dalam peneliti ini pementasan orkes campursari Sangkuriang diselenggarakan di wilayah kabupaten Sukoharjo, yaitu dilingkungan yang sedang menyelenggarakan hajatan diantaranya : Pernikahan, Khitanan, Satu bulanan, dan Aqiqahan bisa memanggil orkes campursari Sangkuriang sebagai hiburan untuk memeriahkan momen masyarakat di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya. Peneliti mengambil lokasi data dan sumber data di Kabupaten Sukoharjo. Karena di Kabupaten Sukoharjo campursari Sangkuriang berasal dan digemari banyak kalangan dari kalangan

menengah kebawah maupun keatas, campursari Sangkuriang terletak di Desa

Nandhan RT 09 RW 06 Demakan, Kelurahan Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Makmur. Campursari Sangkuriang di Kabupaten Sukoharjo sangatlah fenomenal dan sangat terkenal karena menjadi campursari tertop di Sukoharjo. Peneliti memeroleh 20 data lagu-lagu campursari yaitu (Lagu Tamba Kangen, bawa dan langgam Setya Tuhu, bawa dan lagu Fragmen Entit, lagu Jomplangan, bawa dan langgam Caping Gunung, lagu Kijing Miring, lagu Sholawat Badar, lagu Walang Kekek, bawa Sekar Macapat Dhandhanggula Laras Pelok Pathet 6, langgam Gelang Kalung, bawa Sekar Macapat Sinom laras pelok pathet 6, langgam Kalulut, bawa dan langgam Sarung Jagung, bawa Sinom Parijata dan langgam Rujak Jeruk, bawa dan langgam Ngimpi, lagu Oh Yes Oh No, lagu Randa Teles, lagu Wis Jamane, bawa dan langgam Putra Nuswantara, langgam Pepiling, langgam Tanda Mata, lagu Gethuk, dan lagu Waru doyong). Lagu-lagu campursari yang dinyanyikan oleh pambiwara campursari sangkuriang lagu ini sangat lucu lagu tersebut

(6)

menggunakan bahasa Jawa yang didominasi dengan bahasa sehari-hari sesuai dengan aktivtas masyarakat masa kini sehingga mudah dipahami yang merupakan bahasa yang universal yang sederhana dan dapat dipahami oleh Bahasa dalam liriknya mengandung unsur kegembiraan banyak memunculkan aspek bunyi yang menimbulkan rasa bahasa ceria dan menimbulkan rasa keindahan.

Dalam penelitian ini objek yang dikaji adalah Penggunaan Bahasa Jawa oleh

Pambiwara Campursari Sangkuriang Guyon Maton di Kabupaten Sukoharjo (Kajian Stilistika). Pemanfaatan potensi bahasa dalam karya sastra dikaji dalam ilmu

interdisipliner yang disebut dengan stilistika. Stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra, ilmu interdisipliner antara linguistik dan kesusastraan, penerapan linguistik pada penelitian gaya bahasa (Kridalaksana, 2008:227). Menurut (Ratna, 2009:5,8,9). Stilistika sebagai bidang linguistik terapan yaitu untuk mengungkapkan teori dan metodologi tentang linguistik terapan dibidang pendidikan bahasa. Studi stilistika berarti penyelidikan tentang bahasa dan gaya bahasa dalam karya sastra. Gaya adalah ciri-ciri, standar bahasa, dan gaya adalah cara ekspresi. Gaya pada umumnya dianggap sebagai masalah yang menyangkut tentang penggunaan bahasa secara khusus, maka sastralah dalam hubungan ini yang dianggap sebagai sumber data utamanya. Karya sastra yang merupakan karya kreatif imagjinatif yang dilukiskan melalui bahasa itu dapat ditentukan melalui kemampuan penulis untuk mengeksploitasikan pengguaan bahasa serta gaya bahasa yang memiliki nilai stilistik, estetik, dan artistik. Analisis stilistika lazimnya untuk menerangkan hubungan antara bahasa dengan fungsi artistik dan maknanya. Kajian stilistika menyangkut style ‘gaya bahasa’ pengarang. Style ‘gaya bahasa’ adalah cara

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan bahasa khas sesuai dengan kreativitas, kepribadian, dan karakter pengarang untuk mencapai efek tertentu, yakni efek estetik atau efek kepuitisan dan efek penciptaan makna. Stilistika sebagai cabang ilmu sasatra yang meneliti tentang style atau gaya bahasa. Stilistika hakikatnya akan berbicara tentang keindahan pengucapan bahasa dalam berkata.

Bahasa dalam karya lagu yang diciptakan oleh pambiwara campursari

Sangkuriang yang berupa lirik lagu yang diganti secara langsung oleh pambiwara dan menjadi lagu yang sangat unik dan menarik berkaitan langsung dengan linguistik dapat dikaji secara stilistika yang meneliti tentang gaya dan keindahan bahasanya. Stilistika juga disebut style dapat diartikan sebagai cara menyusun secara tepat dan mendalam sehingga dapat menampilkan nilai keindahan tertentu sesuai dengan impresi dan tujuan pemaparnya (Aminuddin, 1995:9).

B.

Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan supaya permasalahan dalam objek penelitian tidak meluas dan mencegah adanya kekaburan masalah dan untuk mengarahkan penelitian ini agar lebih intensif dan efisien dengan tujuan yang ingin dicapai, diperlukan pembatasan masalah.

Pembatasan dalam penelitian ini membatasi permasalahan pada analisis stilistika dalam penggunaan bahasa Jawa oleh Pambiwara Campursari Sangkuriang

Guyon Maton di Kabupaten Sukoharjo. Dengan kandungan nilai kebudayaan yang terdapat didalamnya berkaitan dengan kebudayaan di masyarakat Jawa khususnya.

(8)

Analisis akan mengkaji tentang pemilihan aspek-aspek bunyi khusus yang menonjol pada lirik lagu yang dibawakan oleh pambiwara campursari aspek bunyi terdapat permainan bunyi (asonansi atau purwakanthi guru swara, aliterasi atau purwakanthi guru sastra dan purwakanthi lumaksita), Pemakaian kosakata atau pilihan kata atau diksi berupa pemanfaatan (antonimi, tembung saroja, sinonim, Kosakata bahasa Indonesia, Kosakata bahasa Asing, dan bentuk-bentuk literer), serta pemanfaatan gaya bahasa yang menggambarkan ekspresi jiwa pengarang berupa pemanfaatan (gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna) yang keseluruhanya akan dibahas dalam kajian stilistika.

C.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pemanfaatan aspek bunyi bahasa dalam lirik lagu yang

digunakan oleh pambiwara Campursari Sangkuriang Guyon Maton di

Kabupaten Sukoharjo?

2. Bagaimanakah diksi atau pilihan kata dalam lirik lagu yang digunakan oleh

pambiwara Campursari Sangkuriang Guyon Maton di Kabupaten Sukoharjo? 3. Bagaimanakah gaya bahasa dalam lirik lagu yang digunakan oleh pambiwara

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D.

Tujuan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang diajukan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. mendeskripsikan aspek-aspek bunyi bahasa yang terdapat dalam penggunaan bahasa Jawa oleh Pambiwara Campursari Sangkuriang Guyon Maton di Kabupaten Sukoharjo!

2. mendeskripsikan diksi atau pemilihan Kosakata yang terdapat dalam penggunaan bahasa Jawa oleh Pambiwara Campursari Sangkuriang Guyon Maton di Kabupaten Sukoharjo!

3. mendeskripsikan Penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam lagu bahasa Jawa oleh Pambiwara Campursari Sangkuriang Guyon Maton di Kabupaten Sukoharjo!

E.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teorestis, hasil kajian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berupa konsep kebahasaan dalam karya sastra, Di dalam lagu mengandung unsur humor hanya untuk hiburan semata yang berkaitan dengan teori serta kaidah bahasa melalui syair lagu berbahasa Jawa yang beraneka ragam sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan teori linguistik pada umumnya, dan stilistika pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

(10)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu dapat menambah jumlah literatur penelitian stilistika yang telah ada, menumbuhkan minat peneliti lain untuk ikut menggali dan melestarikan sastra Jawa lewat pengkajian secara stilistika, dengan objek kajian lirik lagu Penggunaan Bahasa Jawa oleh Pambiwara Campursari Sangkuriang Guyon Maton di Kabupaten Sukoharjo sebagai bahan pengajaran yang menarik ang mengandung karya-karya kreatifitas pengolahan kata melalui lagu campursari yang beraneka ragam keindahan bahasa yang terkandung didalamnya.

F.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini meliputi lima bab yaitu sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, yang meliputi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori dan Kerangka Pikir, yang meliputi landasan teori tentang konsep-konsep yang mendasari penelitian ini, membandingkan tentang penelitian yang sudah pernah dilakukan yaitu tentang peneltian terdahulu dan berkaitan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang menggunakan kajian stilistika dan kerangka pikir sebagai alur pemikiran dalam penelitian ini.

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab III Metode Penelitian, yang meliputi jenis penelitian, alat penelitian, data dan sumber data, populasi, sample, metode pengumpulan data, metode analisi data, metode penyajian data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan, yang meliputi analisis data dari penelitian yang

dilakukan yaitu Penggunaan Bahasa Jawa Oleh Pambiwara Campursari Sangkuriang

Guyon Maton Di Kabupaten Sukoharjo.

Bab V Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

terapi musik instrumental 82% depresi ringan, 18% depresi berat, 2) setelah melakukan terapi musik instrumental 88% tidak depresi dan 12% depresi ringan, 3) hasil

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Jenis pengendap juga berpengaruh terhadap rendemen karaginan yang dihasilkan,rendemen yang dihasilkan dengan pengendap jenis etanol lebih besar dibanding pengendap jenis

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

[r]

Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin yang khusus disediakan dan atau diberikan