• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa Sekolah Dasar telah menerapkan sistem Full Day atau yang sering kita dengar dengan istilah Full Day School. Dalam penerapan Full Day School anak- anak usia sekolah diharapkan mampu mengikuti berbagai kegiatan yang membutuhkan konsentrasi, kreatifitas, dan keaktifan yang mampu menguras energi anak. Disisi lain, rentang usia mereka termasuk dalam masa pertumbuhan.

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2016) meskipun tidak sepesat masa balita, pertumbuhan anak umur 5-12 tahun masih berlangsung pesat. Anak pada usia sekolah merupakan anak yang mulai menempuh pendidikan dan memiliki beragam aktivitas untuk menunjang perkembangan fisik dan kognitifnya. Kurangnya asupan makanan dapat menghambat pertumbuhan, perkembangan anak-anak, dan mengakibatkan status gizi anak menjadi kurus, maka dari itu banyak sekolah yang menerapkan Full Day menyelenggarakan makanan untuk makan siang untuk siswa siswi agar mereka tidak kelaparan dan teteap fokus dengan kegiatan sekolah.

Pada beberapa sekolah yang menyelengaraan makanan, porsi makan perlu diperhatikan oleh pihak sekolah. Porsi makan nantinya akan berkaitan dengan energi dan zat gizi yang masuk kedalam tubuh siswa, sehingga pembuatan standar porsi disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi dan Pedoman Gizi Seimbang.

Saat ini belum banyak sekolah yang memperhatikan porsi makan siswa dengan menggunakan standar porsi. Banyak sekolah dasar yang belum memiliki standar porsi dan mempersilahkan siswa nya mengambil makanan sendiri, sehingga porsi makan setiap siswa berbeda-beda sesuai keinginan siswa.

Sekolah Dasar Islamic Global School Malang merupakan salah satu sekolah dasar yang menerapkan sistem Full Day School. Sekolah Dasar Islamic Global School Malang ini juga telah melaksanakan penyelenggaraan makanan untuk siswa- siswi, guru dan staff nya. Penyelenggaraan makanan ini menyediakan 420 porsi, yakni 370 untuk siswa dan 50 untuk orang guru beserta staf dan penyajian dilakukan sengan sistem table service. Studi pendahuluan dilakukan dengan mengamati 10 anak dari kelas 4 dan 5 dan didapatkan bahwa rata-rata nasi yang diambil adalah

(2)

2 sebesar 87,5 g, rata-rata lauk yang diambil sebesar 25 g, dan sayur yang diambil rata-rata adalah sebesar 17,5 g. Porsi tersebut masih belum sesuai dengan standar porsi yang dianjurkan oleh Pedoman Gizi Seimbang untuk makan siang anak sekolah usia 10-12 tahun, yaitu nasi sebesar 150 g, lauk nabati sebesar 45 g, lauk hewani sebesar 25 g, dan sayur yang dianjurkan adalah 90 g. Selanjutnya, dari 10 siswa dan siswi yang diamati, tingkat konsumsi energi makan siang adalah 36,6%, tingkat konsumsi protein 29,6%, tingkat konsumsi lemak 30,7%, dan tingkat konsumsi karbohidrat 44% sehingga tingkat konsumsi siswa-siswi masih tergolong defisit tingkat berat.

Penelitian Utari (2016) menunjukkan bahwa asupan energy dan zat gizi dengan kategori kurang merupakan presentase terbesar dibandingkan dengan kategori baik dan cukup. Asupan energy kurang pada anak usia sekolah di kota Dumai adalah sebesar 45,4%, sedangkan anak usia sekolah dengan asupan karbohidrat kurang adalah sebesar 52,2%. Asupan protein kurang pada anak usia sekolah adalah sebesar 41,7% dan asupan lemak kurang pada anak usia sekolah adalah sebesar 43,5%. Selain itu, penelitian Rauf (2015) juga menunjukkan bahwa asupan zat gizi makro dengan kategori kurang merupakan presentase terbesar dibandingkan dengan kategori baik dan cukup. Asupan karbohidrat yang tergolong kurang pada anak usia sekolah di kota Makassar adalah sebesar 78%, asupan protein kurang adalah sebesar 39%, dan asupan lemak kurang adalah sebesar 97,6%. Penelitian Irnani dan Sinaga (2017) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan praktik tentang gizi seimbang pada anak sekolah meningkat setelah diberikan penyuluhan.

Berdasarkan data-data diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang dampak penyuluhan terhadap penerapan porsi dan tingkat konsumsi pada penyelengaraan makanan di Sekolah Dasar Islamic Global School Malang.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana dampak penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan tingkat konsumsi pada penyelenggaraan makanan di SD Islamic Global School Malang?

(3)

3 C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui dampak penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan tingkat konsumsi pada penyelenggaraan makanan di SD Islamic Global School Malang.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin, pada siswa SD Islamic Global School Malang kelas 4 dan 5.

b. Menganalisis tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah

diberikan penyuluhan pada siswa SD Islamic Global School Malang kelas 4 dan 5.

c. Menganalisis tingkat konsumsi makan siang responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan pada siswa SD Islamic Global School Malang kelas 4 dan 5.

D. Manfaat

1. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan makan siang dalam upaya meningkatkan tingkat pengetahuan dan tingkat konsumsi siswa-siswi kelas 4 dan 5 di SD Islamic Global School.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, informasi, dan pengalaman bagi peneliti tetang penyelengaraan makan siang khususnya yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan tingkat konsumsi siswa-siswi di Sekolah Dasar.

(4)

4 E. Kerangka Konsep

Penyelenggaran Makanan Siang di SD Islamic Global School

Siswa Siswi SD Islamic Global School

Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan

Tingkat Konsumsi Sebelum Penyuluhan

Tingkat Pengetahuan Setelah Penyuluhan

Tingkat Konsumsi Setelah Penyuluhan

Intervensi berupa Penyuluhan

(5)

5 Keterangan :

: Tidak diteliti : Diteliti

Penyelenggaraan makan siang terdiri atas beberapa bagian yaitu input, proses, dan output yang saling berhubungan. Salah satu output yang dihasilkan berupa makanan lengkap siang untuk siswa siswi SD Islamic Global School. Tingkat konsumsi makanan siswa dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya tingkat pengetahuan. Dilakukan sebuah intervensi yaitu penyuluhan gizi untuk memberikan pengetahuan yang terkait dengan konsumsi makan dan standar porsi makan siang siswa siswi.

Referensi

Dokumen terkait

Ibu di posyandu “Melati” juga sudah mengetahui porsi makan sesuai dengan kriteria gizi seimbang yang terdiri dari makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan susu; menerapkan pola

Sebaiknya tenaga pengolah makanan memperhatikan pola menu seimbang yang disajikan pada menu makan siang serta memperhatikan standar porsi yang dianjurkan agar ketersediaan energi dan

Sedangkan untuk porsi makan lansia perempuan yang sudah sesuai adalah lauk hewani, namun untuk makanan pokok, laun nabati, sayur dan buah belum sesuai dengan standar.. Rata-rata

Standar porsi makan siang yang disediakan di SDI Al – Faraby untuk anak umur 7 – 9 tahun belum seluruhnya sesuai, hanya sayur yang sesuai dengan standar porsi yang dianjurkan.. Standar

Memperluas pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pola menu, porsi makan siang, daya terima dan pemenuhan kecukupan energi dan zat gizi anak sekolah dasar pada sistem penyelenggaraan

Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti Siklus menu di RSU Mitra Delima Bululawang, Malang Nasi Sayur Lauk Nabati Lauk Hewani

3 1.3.1 Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas makanan , penerapan standar porsi serta sisa makanan pada penyelenggaraan makan siang di Arjuna

Makanan pokok nasi : hasil kesesuaian porsi nasi dengan standar yang telah ditetapkan dari rumah sakit sebesar 17% dan tidak sesuai sebesar 93%.. Lauk hewani : hasil kesesuaian porsi