• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa anak-anak merupakan masa yang rentan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan karena kekurangan atau kelebihan zat gizi.

Menurut Riyadi (2003) anak usia sekolah berada pada masa pertumbuhan yang sangat cepat dengan kegiatan fisik yang sangat aktif.

Oleh karena itu, anak usia sekolah harus mendapatkan perhatian khusus mengenai makanan yang dikonsumsi agar memperoleh makanan sehat dan bergizi yang dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Salah satu cara adalah memberikan makan siang.

Konsumsi makanan dapat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Masalah gizi yang muncul dapat berupa gizi lebih maupun gizi kurang. Masalah kurang gizi yang ditemukan pada kelompok usia sekolah dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan seperti kurus, pendek, mudah letih, kurang konsentrasi dan mempunyai resiko terhadap anemia. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan konsumsi energi, karena energi yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan energi yang masuk.

Hasil penelitian Selviana (2013) di SD Islamic Global School Kota Malang menunjukkan bahwa porsi makan siang yang disajikan untuk siswa kelas 2 tidak sesuai dengan standar porsi yang dianjurkan, rata- rata porsi yang disajikan untuk nasi hanya 98,8 gram, lauk hewani 16 gram, lauk nabati 9,4 gram, dan sayur 6,7 gram. Daya terima tergolong baik karena porsi yang disajikan memang terlalu kecil sehingga responden dapat menghabiskan makan siang yang disajikan, sedangkan tingkat konsumsi energi dan protein seluruh responden tergolong dalam kategori defisit tingkat berat yaitu berada dibawah standar 70% AKG.

Berdasarkan survey pendahuluan di Lembaga Pendidikan Islam Al-Faraby, diketahui bahwa lembaga ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berdiri sejak tahun 2004 dan terletak di Jalan Mayor

(2)

2 Damar No. 44 Bokor, Pagedangan, Turen, Malang. Lembaga ini menyelenggarakan makan siang bagi seluruh siswanya, yaitu mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini hingga Sekolah Dasar dan bersifat non komersial yang artinya tidak mencari keuntungan semata. Jumlah siswa yang ada sebanyak ± 400 siswa. Penyelenggaraan makan siang dilaksanakan setiap hari mulai dari hari senin sampai dengan hari kamis, dan mendapatkan snack mulai dari hari senin sampai dengan hari sabtu.

Selama ini porsi makan siang yang disajikan kepada siswa hanya berdasarkan perkiraan saja. Pembagian untuk nasi, lauk nabati, lauk hewani, maupun sayur tidak menggunakan standar porsi, tidak terdapat acuan yang baku dalam pemorsian makanan. Porsi makan siang yang diberikan untuk siswa SD mulai dari kelas 1 – 6 sama. Pemberian porsi makan siang yang sama pada setiap kelompok umur dikhawatirkan dapat menjadi penyebab timbulnya masalah seperti tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang seharusnya untuk anak kelompok usia tertentu.

Asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisa mempengaruhi status gizi, selain itu dampak negatif yang bisa saja muncul yaitu terganggunya konsentrasi belajar para siswa. Porsi makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan juga dapat mempengaruhi jumlah sisa makanan (waste). Pada saat dilakukan survey pendahuluan pada siswa SD kelas 1 – 6, diketahui menu makan siang yang disajikan kepada siswa yaitu nasi sebanyak 115 gram, bakmi sebanyak 75 gram, bakso goreng 20 gram. Sisa makanan terbanyak yaitu dari kelas 1, 2 dan 3 sedangkan untuk kelas 4, 5 dan 6 hampir semua tidak ada sisa makanan, hal tersebut dikarenakan jumlah porsi yang diberikan sama, padahal kebutuhan untuk siswa berbeda. Sisa makanan dapat disebabkan karena jarak antara pembagian snack dan makan siang cukup dekat yaitu snack pukul 10.00 dan makan siang pukul 11.30 sehingga siswa kelas 1, 2, 3 masih merasa kenyang dan porsi makanan terlalu kecil untuk kelas 4, 5, 6. Rata-rata terbanyak sisa makanan dari menu yang disajikan kepada siswa yaitu nasi dan lauk.

Berdasarkan latar belakang diatas, diperlukan kajian penelitian untuk menganalisis standar porsi, pola menu, kualitas menu dan sisa

(3)

3 makanan (waste) yang disajikan pada penyelenggaraan makan siang di Lembaga Pendidikan Islam Al-Faraby.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah penelitian ini yaitu Bagaimana Standar Porsi, Pola Menu, Kualitas Menu Dan Sisa Makanan Pada Penyelenggaraan Makan Siang Siswa SD Di Lembaga Pendidikan Islam Al-Faraby Turen Kabupaten Malang.

C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Untuk menganalisis standar porsi, pola menu, kualitas menu dan sisa makanan pada penyelenggaraan makan siang di Lembaga Pendidikan Islam Al-Faraby Turen Kabupaten Malang.

Tujuan Khusus .

1. Menganalisis standar porsi yang disajikan pada penyelenggaraan makan siang siswa SD kelas 1 – 3 di Lembaga Pendidikan Islam Al- Faraby berdasarkan golongan umur ( 7 – 9 tahun).

2. Menganalisis standar porsi yang disajikan pada penyelenggaraan makan siang siswa SD kelas 4 - 6 di Lembaga Pendidikan Islam Al- Faraby berdasarkan golongan umur ( 10 - 12 tahun).

3. Menganalisis pola menu (makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, buah) yang digunakan pada penyelenggaraan makan siang siswa SD di Lembaga Pendidikan Islam Al- Faraby.

4. Menganalisis kualitas menu dari makanan yang disajikan pada penyelenggaraan makan siang siswa SD di Lembaga Pendidikan Islam Al-Faraby.

5. Menganalisis sisa makanan (makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur) yang ada pada penyelenggaraan makan siang siswa SD di Lembaga Pendidikan Islam Al-Faraby berdasarkan golongan umur.

(4)

4 D. Manfaat

Manfaat Bagi Penulis

- Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang standar porsi, pola menu, kualitas menu dan sisa makanan pada penyelenggaraan makanan.

Manfaat Bagi Lahan Penelitian

- Sebagai bahan evaluasi dan sumbangan pemikiran terhadap penyelenggaraan makan siang di Lembaga Pendidikan Islam Al- Faraby khususnya tentang standar porsi, pola menu, kualitas menu dan sisa makanan agar lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan gizi pada siswa.

-

Referensi

Dokumen terkait

dasar sarapan pagi meliputi makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, makanan jajanan, minuman dan buah-buahan. Frekuensi sarapan adalah jumlah berapa kali kegiatan

Hasan Basry Kandangan pengadaan bahan makanan basah seperti lauk hewani (ikan), lauk nabati dan sayur pada sore hari dilakukan perhitungan jumlah ikan berdasarkan

Masyarakat Jepang menyebut bekal makan siang sebagai bento, yang berisi nasi dengan lauk pauk yang dapat dimakan di manapun dan menjadi bekal makan siang untuk para

Data gambaran umum sistem penyelenggaraan makanan institusi meliputi perencanaan (standar makan, pola makan, macam menu, pola menu, siklus menu, biaya makan siswa,

Sebaiknya tenaga pengolah makanan memperhatikan standar porsi yang dianjurkan serta menyajikan lauk hewani dan lauk nabati di setiap menu agar ketersediaan energi dan zat gizi pada menu

Tingkat kesukaan pasien yang didapat masih ada beberapa pasien yang kurang suka dan tidak suka menu dari segi rasa, aroma, warna, tekstur dan suhu pada lauk hewani, lauk nabati dan

Pola menu yang sudah seimbang akan lebih baik lagi apabila dalam memilih lauk utama dan lauk pendamping yaitu dengan mengutamakan adanya lauk hewani dan lauk nabati di setiap menu yang

Makanan yang disajikan harus memperhatikan dari segi aroma untuk lauk hewani, bentuk untuk lauk nabati dan buah serta tekstur dan rasa untuk sayur.. Perlu adanya penambahan iuran untuk