• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

LPG/C Gas Arjuna merupakan salah satu kapal lokal milik PT. Pertamina dengan flag Indonesia dan register Jakarta yang memuat LPG ( Liquifed Premier Gas ) yaitu sebuah cairan yang di gaskan yang biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga ataupun untuk memasak

Gambar No 4.1 Kapal LPG/C Gas Arjuna

Sumber : Google.com

Gambar No 4.2 Crew List Kapal LPG/C Gas Arjuna

Sumber : Dokumentasi Penulis

40

(2)

Tabel 4.1 Daftar-daftar pelabuhan kapal LPG/C Gas Arjuna

No Departure Arrival Keterangan

1 STS Aru Bay (Pangkalan Susu)

Dumai ( Riau ) Bongkar Muatan

2 Dumai ( Riau ) STS Aru Bay ( Pangkalan Susu)

Mengisi Muatan

3 STS Aru Bay (Pangkalan Susu)

Tlk. Kabung ( Padang ) Bongkar Muatan

4 Tlk. Kabung ( Padang ) Tg. Sekong ( Merak ) Mengisi Muatan 5 Tg. Sekong ( Merak ) Panjang ( Lampung ) Bongkar Muatan

6 Panjang ( Lampung ) Tlk. Semangka ( Kota Agung )

Mengisi Muatan

7 Tlk. Semangka ( Kota Agung )

Balongan Bongkar Muatan

8 Balongan Tg. Sekong ( Merak ) Mengisi Muatan 9 Tg. Sekong ( Merak ) Cirebon Bongkar Muatan

10 Cirebon Tg. Sekong ( Merak ) Mengisi Muatan 11 Tg. Sekong ( Merak ) Cilacap Bongkar Muatan

Sumber : Data kapal LPG/C Gas Arjuna

(3)

Berikut ini diuraikan mengenai data-data kapal tempat pelaksanaan penelitian.

SHIP PARTICULAR LPG/C GAS ARJUNA

Benefit Owner : PT. PERTAMINA ( PERSERO )

Operator : PERTAMINA ( PERRSERO )

Register Owner : PT. PERTAMINA (PERSERO )

Flag : INDONESIA

Call Sign : POPE

Class : BKI-BV*HULL*MACH LIQUIFIED GAS

CARRIER, TYPE LPG CARRIER (WBT) UNRESTRICTED NAVIGATION

Official Number : 1043652

Register Port : JAKARTA

Bow Thruster : NIL

IMO NO : 9629421

MMSI Code : 525008075

Bulid date : DECEMBER 28, 2010

Delivery date : APRIL 05, 2012 Lenght Over All (LOA) : 99.00 Meters

Depth : 7.20 Meters

Breadth : 16.50 Meters

Gross Tonnage : 3.966 Tons

Net Ton : 1190 Tons

Draft : 4.50 Meters

Draft (Ext) : 5.00 Meters

(4)

Dead Weight :

Max Speed :

2.398 Tons 12 knots

Bulider : TAIZHOU WUZHOU SHIPBUILDING

INDUSTRY CO.LTD, CHINA

Hull No : WZL 1001

Displacement : 3055 ton

Air Draft : 51.82 m

Ballast : 1754 / 1801 Club M

Fresh Water : 124.9 / 127.5 Club M

Light Ship : 2657.04 Tons

Propeller Type : SSRI-5 Propeller Diameter : 3100 mm INMARSAT – C ID : 452502397

Ventilation Hold : Mechanical / Natural Ventilation

Main Engine Model : 8DKM-28EL-DIESEL FOUR STROKE Number of cylinder : 8

R.P.M : 2500 KW x 750 RPM

Generate Engine : DAIHATSU

B. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian merupakan bagian inti dari suatu skripsi. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai hasil-hasil penelitian yang diperoleh.

Berdasarkan pada penelitian yang penulis lakukan di LPG/C GAS ARJUNA, penulis menemukan beberapa permasalahan yaitu :

(5)

1. Peta Di ECDIS Tidak Update

Hal ini penulis simpulkan setelah melihat beberapa realitas yang ada di kapal penulis sendiri yaitu LPG/C Gas Arjuna dimana pernah terdapat mualim yang kesulitan pada saat ingin menggunakan salah satu peta di daerah tertentu namun pada Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) tidak tersedia.. Mengingat Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) akan menjadi suatu persyaratan wajib di atas kapal yang beroperasi di perairan dalam ( deep sea ) baik itu kapal passanger, kapal tanker, dan kapal kargo di era modern ini, maka kemampuan untuk mengoperasikan Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) adalah suatu persyaratan yang wajib bagi seluruh officer di kapal. Mengenai masalah di atas dapat penulis simpulkan, tujuan utama dari penggunaan alat ini sebenarnya adalah untuk peningkatan efisiensi dalam passage planning dan bernavigasi. Hal berarti apabila terdapat kurangnya pengetahuan dari mualim jaga tentang pengoperasiannya serta suport dari perusahaannya, maka akan dapat menyebabkan berkurangnya efisiensi passage planning dan navigasi.

2. Terjadi Kerusakan Pada ECDIS

Permasalahan ini penulis simpulkan berdasarkan temuan penulis pada saat penelitian yaitu mengenai adanya keterlambatan dalam penanganan kerusakan pada Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS). Hal ini mengakibatkan efisiensi dalam berkeja di atas kapal akan berkurang serta mempersulit para mualim dalam bernavigasi, Akan tetapi, kita harus melihat akar permasalahan ini dari Electronic Chart Display and

(6)

Information Systems (ECDIS) sendiri yang tidak benar dalam pengoperasiannya karna alat sudah tidak dalam kondisi bagus. Mualim 2 bersalah dalam hal ini karena mualim 2 adalah mualim yang bertanggung jawab dalam pembuatan trek atau alur navigasi. Dalam pembuatan trek dengan Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS), dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menarik garis haluan secara langsung pada peta elektronik yang digunakan atau dengan cara lain yaitu dengan memasukkan data-data waypoints sesuai dengan posisi waypoints dari trek yang telah dilukis pada peta kertas. Dalam kasus itu, mualim dua menggunakan cara untuk membuat trek dengan memasukkan waypoints sesuai dengan posisi dari tiap waypoint dari trek yang telah dilukis pada peta kertas. Karena rusaknya ECDIS semua kegiatan di atas menjadi terganggu dan mengurangi efisiensi di atas kapal.

C. PEMBAHASAN

Sesuai dengan hasil penelitian yang merupakan temuan masalah seperti kedua kasus tersebut di atas, maka penulis akan berusaha melakukan pembahasan masalah sebagai berikut :

1. Peta Di ECDIS Tidak Update

Penyelesaian Masalah:

a. Update Peta Sesuai Kebutuhan

Mualim yang bertanggung jawab mengenai alat navigasi adalah Mualim 2. Dengan begitu Mualim 2 harus harus meng-update peta di dalam ECDIS sesuai dengan peta akan di butuhkan dalam operasional

(7)

kapal. ECDIS harus selalu di check tiap minggu maupun tiap bulan sehingga dapat mengetahui peta mana yang belum tersedia di ECDIS sehingga sewaktu waktu peta tersebut di butuhkan tidak ketetran dengan harus meng-updatenya terlebih dahulu. Namun dalam proses peng-updatetan ini tidak sedikit dari para mualim yang memahami caranya.

Suatu pemahaman mengenai semua hal tentu saja memerlukan pengetahuan tentang hal tersebut terlebih dahulu. Demikian juga untuk pemahaman dalam pengoperasian Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS). Diperlukan suatu pengetahuan bagaimana cara pengoperasian Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) yang benar.

Sebuah alat tentunya akan dapat beroperasi secara maksimal apabila kita mengetahui dengan benar prosedur penggunaannya. Seperti halnya pada Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) ( perhatikan gambar 1 pada daftar gambar ), alat ini akan dapat membantu navigator sesuai dengan fungsinya dalam peningkatan efisiensi passage planning. Secara umum, Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) memiliki 3 mode pengoperasian yaitu Monitor Route, Plan Route, dan Update ( perhatikan gambar 2 pada daftar gambar ).

Adapun proses update ECDIS dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

(8)

1) Penambahan peta

Penambahan peta yang baru tentunya disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan alur pelayaran yang akan dibuat.

Penambahan peta ini dapat dilakukan dengan memasukkan file peta baru yang ada pada CD-ROM atau floppy disk ke dalam Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) melalui CD drive atau floppy drive-nya. CD-ROM ataupun floppy disk yang berisi peta baru ini dapat diperoleh dari agen peta sesuai dengan provider dan jenis peta yang digunakan. Sebagai contoh, untuk peta dari Admiralty seperti peta Admiralty Raster Chart Service (ARCS) dapat diperoleh dari agen peta Admiralty setempat dengan terlebih dahulu membuat daftar permintaan peta pada perusahaan.

2) Penggantian peta

Penggantian peta ini dilakukan apabila ada informasi pembaruan / terbitan terbaru dari peta yang bersangkutan.

Penggantian peta ini dilakukan dengan cara menghapus data / file peta lama yang ada pada daftar peta di Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS), kemudian memasukkan data / file peta baru dari CD-ROM atau floppy disk yang diterbitakn oleh produsen / provider peta masing -masing sesuai dengan berita pelaut / notice to mariners.

3) Chart permit dan chart lisence

Chart Permit adalah suatu file yang berisikan data untuk perizinan penggunaan peta sedangkan Chart Lisence adalah file yang berisikan data untuk lisensi dari tiap tiap peta yang digunakan. Baik chart permit maupun chart lisence harus selalu di

(9)

perbarui tiap 6 bulan untuk masing-masing peta. Pembaruan chart permit dan chart lisence dapat dilakukan dengan memasukkan data chart permit ataupun chart lisence yang telah disimpan dalam CD- ROM atau floppy disk. Pembaruan ini dilakukan saat mode update.

b. Pengecekan ECDIS Secara Rutin

Tahap ini merupakan proses penggabungan informasi dari seluruh data yang diperlukan sesuai dengan alur pelayaran yang akan dibuat.

Persiapan ini meliputi persiapan untuk peta dan publikasi seperti sailing directions, daftar suar, peta arus, peta pasang surut, berita pelaut, pilot book, dll. Dalam penggunaan peta navigasi tentulah digunakan peta yang terbaru / up to date. Begitu pula dengan penggunaan pada Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS). Peta elektronik baik itu berupa vector chart maupun raster chart harus selalu diperbarui serta dilakukan penambahan dan penggantian peta apabila diperlukan sesuai rute pelayaran yang akan dilalui. Sehingga ECDIS selalu dalam kondisi update

c. Menghubungi pihak yang bersangkutan

Dalam hal ini mualim maupun nakhoda dapat menghubungi pihak yang bersangkutan dengan peta yang di gunakan di dalam ECDIS utnuk menyampaikan kekurangan ECDIS sehingga dapat di bantu dalam proses peng-updatetannya. Cara ini juga dapat dilakukan oleh mualim saat peta yang terdapat di dalam ECDIS tidak update.

2. Terjadi Kerusakan Pada ECDIS

Penyelesain Masalah:

(10)

a. Laporan Nakhoda

Metode ini dilakukan dengan cara mualim melapor pada nakhoda atas kerusakan ECDIS, sehingga dapat di tindak lanjuti dengan nakhoda mengirim laporan terhadap kantor agar segera di kirimkan teknisi untuk memperbaiki ECDIS. Mengingat sangat pentingnya ECDIS dalam operasional kapal dan juga dalam membantu pekerjaan mualim 2 saat pembuatan passage plan guna meningkatkan efisiensi di atas kapal.

b. Pengecekan Pada ECDIS

Hal ini di dapat dilakukan oleh mualim di atas kapal selama proses perbaikan belum dilakukan oleh pihak kantor, pengecekan kerusakan yang terjadi pada ECDIS. Karena dalam proses perbaikan kantor kurang cepat dalam melakukan tindakan atas kerusakan ECDIS.

Namun hal ini tentu membutuhkan pengetahuan lebih terhadap alat ECDIS, oleh karena itu pentingnya para mualim dalam menguasi alat navigasi baru di atas kapal karena jika terjadi kerusakan dapat mengatasinya dengan baik dan benar sesuai dengan prosedurnya.

c. Menghubungi Pihak Teknisi

Hal ini juga dapat dilakukan dengan munghubungi teknisi darat yang dapat mengatasi permasalah tersebut agar segera di perbaiki, sehubungan dengan pentingnya alat navigasi ECDIS dalam operasional kapal dalam membantu efisiensi pembuatan passage plan maupun pelayaran kapal

(11)

D. Praktek Pembuatan Passage Plan Di ECDIS

1. Perencanaan / Planning

Tahap ini merupakan tahap kedua dalam pelaksanaan passage planning. Dalam tahap ini dilakukan pelukisan alur pelayaran yang telah ditentukan dengan memperhatikan informasi-yang ada pada tahap penilaian.

Tahap ini dilakukan pada mode plan route.

Gambar No 4.3 Pembuatan Passage Plan Pada Peta

Sumber : Dokumentasi Penulis

Gambar No 4.4 Tampilan Pembuatan Passage Plan pada ECDIS

Sumber : Dokumentasi Penulis

(12)

Gambar No 4.5 Rute Garis Trek Pada ECDIS

Sumber : Dokumentasi Penulis

2. Melukis Trek / Alur Pelayaran Dari Tlk. Kabung Ke Tg. Sekong

Langkah-langkah dalam pelukisan trek / alur pelayaran pada Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) dapat dilakukan dengan 2 metode sebagai berikut :

a. Menarik garis haluan secara langsung

Metode pelukisan ini dilakukan dengan menggunakan 2 argumen yaitu haluan dan jauh. Pelukisan trek dimulai dengan menentukan titik waypoint pertama atau titik awal dimana kapal mulai bergerak / posisi tolak. Pelukisan dilakukan dengan cara menarik dan menahan kursor pada layar kearah haluan dan jauh yang dikehendaki. Kursor kemudian dilepas setelah mencapai posisi yang diinginkan dengan memperhatikan semua informasi dan bahaya navigasi. Untuk penentuan waypoint berikutnya dilakukan dengan cara yang sama dimulai dari posisi waypoint yang terakhir dilukis. Hal ini dilakukan hingga mencapai titik waypoint terakhir yang merupakan posisi / tempat tiba sesuai rute

(13)

pelayaran yang telah ditentukan. Kemudian masukkan data untuk titik Wheel Over Point (WOP), radius putar, perkiran kecepatan kapal yang digunakan, batas jarak penyimpangan / cross track limit. Kemudian cermati trek yang telah terlukis sesuai titik-titik waypoint tersebut apakah sesuai dengan lukisan pada peta kertas dengan memperhatikan posisi waypoint, haluan, jauh, serta bahaya-bahaya navigasi yang mungkin dilewati oleh trek yang telah terlukis tadi.

b. Memasukkan Posisi Lintang Dan Bujur Dari Semua Waypoints

Gambar No 4.6 Passage plan Tlk. Kabung To Tg. Sekong

Sumber : Dokumentasi Penulis di kapal LPG/C Gas Arjuna

Langkah awal bisa dengan menekan Tasks List pada layar ECDIS lalu akan muncul banyak menu pilihan sesuai dengan apa yang kita akan lakukan, berhubungan kita akan membuat passage plan, di menu

(14)

tersebut dapat memilih advanced planning, maka akan muncul seperti pada gambar:

Gambar No 4.7 Tampilan ECDIS

Sumber: Dokumentasi Penulis

Lalu metode ini dilakukan dengan cara memasukkan posisi lintang dan bujur dari tiap-tiap waypoint sesuai dengan posisi lintang dan bujur yang telah dibuat sebelumnya pada peta kertas di tabel waypoints. Kemudian simpan data tersebut dan beri nama sesuai dengan nama rute (nama yang ditulis adalah huruf singkatan dari nama tiap pelabuhan). Setelah memasukkan semua posisi titik waypoints, masukkan data untuk titik Wheel Over Point (WOP) , radius putar, perkiran kecepatan kapal yang digunakan, batas jarak penyimpangan / cross track limit. Seperti pada gambar di bawah:

(15)

Gambar No 4.8 Tampilan ECDIS

Sumber: Dokumentasi Penulis

Kemudian cermati trek yang telah terlukis sesuai titik-titik waypoint tersebut apakah sesuai dengan lukisan pada peta kertas dengan memperhatikan posisi waypoint, haluan, jauh, serta bahaya- bahaya navigasi yang mungkin dilewati oleh trek yang telah terlukis tadi dengan cara Check Route agar bisa mengetahui rute yang dibuat berada pada posisi yang aman untuk kapal lewati atau tidak. Jika terdapat salah satu waypoint yang teridentifikasi tidak aman untuk dilewati kapal maka kita harus mengubahnya dengan menarik waypoint baru pada posisi yang tidak aman tadi sampai semua rute teridentifikasi aman untuk di lalui kapal seperti pada gambar:

(16)

Gambar No 4.9 Tampilan ECDIS

Sumber: Dokumentasi Penulis

c. Perubahan / Modifikasi Rute Pelayaran

Operator Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) dapat menambahkan, memasukkan, menghapus, dan memindahkan waypoints dan atribut dari waypoints (mengubah radius putar, jangkauan, perkiraan kecepatan kapal, dan batas jarak penyimpangan dari trek / cross track limit ).

Modifikasi trek ini dapat dilakukan pada saat Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) berada pada mode plan route. Perubahan / modifikasi trek ini dapat dilakukan dengan cara langsung yaitu dengan menahan kursor dan menarik garis trek ke arah kemana trek baru tersebut akan dilukis atupun dengan cara mengganti posisi titik waypoint yang telah dibuat pada tabel waypoints. Yang perlu diperhatikan pada saat penggantian waypoint / perubahan rute ini

(17)

adalah pastikan bahwa titik waypoint yang baru dan yang lama harus tetap saling berhubungan sehingga garis trek itu tetap utuh dan tidak terputus.

Penambahan tanda-tanda peringatan yang berupa teks seperti reporting point, informasi channel VHF yang perlu disiapkan / digunakan, waktu untuk menurunkan RPM dan kecepatan, waktu untuk menginformasikan kamar mesin dan memanggil nahkoda dan peringatan yang berupa garis dan gambar seperti clearing line, no go area, informasi navigasi sementara biasanya perlu ditambahkan dalam pembuatan trek / rute pelayaran pada peta kertas. Hal demikian juga harus diberikan pada Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS). Penambahan tanda-tanda peringatan ini dapat dilakukan baik pada saat mode plan route maupun mode monitor route. Penambahan ini dapat dilakukan dengan memberikan teks, garis, dan simbol sesuai dengan daftar model teks, garis, dan simbol yang tersedia pada menu penambahan simbol.

d. Pengecekan Rute

Pengecekan rute sehubungan dengan kedalaman dapat dilakukan dengan cara mengatur kedalaman aman minimal yang diinginkan. Pada mode plan route, pilihlah pengaturan kedalaman minimal kemudian lakukan pengecekan rute. Apabila dalam pengecekan ini ditemukan kedalaman dibawah batas minimal, maka pengecekan rute akan berhenti dan sistem akan menunjukkan posisi titik dimana bahaya tersebut berada.

(18)

Jarak yang akan ditempuh dari pelayaran hanya akan dihitung e. Pelaksanaan / Execution

Tahap pelaksanaan / execution merupakan tahap yang ketiga dalam proses passage planning. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam navigasi karena dalam tahap inilah semua informasi navigasi dan rancangan trek / alur pelayaran dikombinasikan. Dalam tahap ini dilakukan olah gerak kapal sesuai dengan Rancangan pelayaran yang telah dibuat. Di dalam pengoperasian Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS), tahap pelaksanaan ini dilaksanakan pada mode monitor route, seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar No 4.10 Tampilan ECDIS

Sumber: Dokumentasi Penulis

Setelah dilakukan start waypoint dari titik waypoint pertama.

Kemudian lakukan pelayaran sesuai dengan haluan dan jauh dari tiap waypoint ke waypoint yang ditampilkan pada layar Electronic Chart

(19)

Display and Information Systems (ECDIS). Usahakan kapal harus selalu berada pada garis haluan yang telah dibuat dengan memperhatikan bahaya navigasi. Perhatikan penyimpangan posisi kapal dari haluan yang telah ditentukan / cross track error (XTE) ( perhatikan gambar 8 pada daftar gambar ). Di dalam Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) juga terdapat fasilitas untuk menetukan batas penyimpangan / cross track error (XTE). Batas ini dapat ditentukan seberapa besar lebarnya tergantung dari keinginan operator.

Batas penyimpangan ini berupa garis sejajardi kanan kiri garis haluan kapal. Apabila kapal berada diluar garis batas ini, maka Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) akan secara otomatis memberikan alarm. Dalam pengoperasiannya, Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) dapat dikombinasikan dengan peralatan navigasi lain seperti Radar, ARPA,GPS, sistem kemudi, Speed log ( perhatikan gambar 9 pada daftar gambar ). Informasi dari kombinasi semua peralatan ini ditampilkan dalam status bar yang terdapat dibawah atau di atas display. Pada kombinasi antara Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) dengan ARPA, posisi dari target / kapal lain yang telah diakuisisi akan tampak pada layar Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) dengan posisi yang sama dengan dengan posisi target di ARPA. Informasi dari tiap target juga dapat ditampilkan dengan cara memilih target yang akan dilihat tersebut. Informasi tersebut dapat berupa posisi, haluan, kecepatan, baringan, dan Closest Point Approach (CPA) dari target

(20)

yang diakuisisi tersebut. Dengan adanya informasi dari beberapa alat bantu navigasi yang dikombinasikan secara langsung dalam satu alat Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) ini, maka navigator akan lebih mudah dalam memantau situasi navigasi sehingga pelaksanaan navigasi akan menjadi lebih efisien. Perhatikan juga penyesuain tampilan, apakah digunakan pada waktu siang hari maupun pada waktu malam hari, seperti pada gambar:

Gambar No 4.11 Tampilan ECDIS

Sumber: Dokumentasi Penulis

f. Pengawasan / Monitoring

Pengawasan secara terus menerus wajib dilakukan dalam pelaksanaan passage planning. Hal ini dilakakukan untuk memastikan bahwa passage planning yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Di dalam passage planning dengan menggunakan Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS), pengawasan dilakukan dengan mencocokkan / sinkronisasi

(21)

kebenaran data yang ditampilkan oleh Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) dengan data dari peralatan navigasi lain yang menjadi sumber dari data tersebut. Data-data yang ditampilkan dalam Electronic Chart Display and Information Systems (ECDIS) seperti posisi, haluan, kecepatan, dan baringan serta data dari target harus sama dengan data yang ditampilkan oleh GPS, gyro compass, speed log, Radar dan ARPA.

Gambar No 4.12 Tampilan ECDIS

Sumber: Dokumentasi Penulis

(22)

61

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Terhambatnya pekerjaan mualim di atas kapal karena tidak updatenya peta di dalam ECDIS pada saat pembuatan Passage Plan di atas kapal juga karena disebabkan rusaknya ECDIS.

2. Mualim 2 harus selalu mengecek dan mengupdate peta yang ada di ECDIOS sesuai dengan rute perjalanan kapal sehingga pembuatan Passage Plan lancar.

3. Kerusakan ECDIS harus segera diatasi dengan melapor kepada perusahaan atau menghubungi teknisi ECDIS untuk segera mendapatkan perbaikan.

B. SARAN

Berdasarkan dengan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan adalah :

1. Nahkoda sebaiknya melakukan pengecekan alat alat navigasi di atas kapal sehingga dapat mengetahui alat-alat yang sudah tidak dapat di operasikan dengan baik.

2. Sebaiknya Nakhoda segera memerintahkan Mualim 2 untuk segera melapor update peralatan navigasi sesuai dengan tujuan pelayaran dan melaporkan jika terjadi kerusakan.

3. Sebaiknya perusahaan bisa merespon secepat mungkin jika ada laporan terkait dengan kerusakan atau kebutuhan dari pihak kapal.

Referensi

Dokumen terkait

Jencks ve meslektaşları, beğeniyle karşılanan ama tartışmalı nitelikteki metinlerinde, aile geçmişleri birbirine benzeyen ve testlerde benzer sonuçlar alan kişilerin neredeyse farklı

Erosional surfaces - saline and non-saline interfluves and plains below low hills and stripped margins; - low hills, stony rises and stripped surfaces marginal to other units, short