• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan kepadatan seluler yang terus meningkat telah meningkatkan cakupan pembayaran digital dalam industri perdagangan seluler (Au & Kauffman, 2008). Pembayaran digital adalah transaksi yang dilakukan pada platform digital. Di sini, pengirim dan penerima sama-sama menggunakan mode digital untuk membayar dan menerima pembayaran. Ini juga disebut pembayaran dengan cara elektronik.

Berdasarkan data dari Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Lampung tahun 2021, transaksi menggunakan uang elektronik makin digemari oleh masyarakat khususnya masyarakat yang berada di Lampung. Untuk nilai transaksi menggunakan uang elektronik dari Januari hingga Oktober 2021 di Lampung mencapai Rp3,8 triliun dengan volume transaksi sebesar 43,5 juta.

Selanjutnya, jumlah uang elektronik di Provinsi Lampung per Oktober 2021 sebesar 1,5 juta akun uang elektronik, baik chip based (berbentuk kartu) maupun server based (berbentuk aplikasi Uang elektronik) atau meningkat 62,6 persen (year on year), dibandingkan posisi per Oktober 2020 sebesar 935.165 dan meningkat 58,3 persen (year to date) dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 960.466. Sehingga nilai transaksi uang elektronik selama tahun 2021 Januari- Oktober berjumlah Rp3,77 triliun atau meningkat 74 persen (year on year), dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp2,16 triliun

(2)

dan meningkat 36 persen (year to date) dibandingkan tahun 2020 (Januari- Desember) sebesar Rp2,77 triliun.

Salah satu produk yang dihasilkan untuk memudahkan pelanggan adalah adanya perangkat dan cara transaksi finansial digital yang sering dikenal dengan Cashless dan Cardless. Menurut Marlina, Mundzir, dan Herda Pratama (2020), Cashless merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan transaksi finansial yang tidak lagi menggunakan uang tunai (baik itu berupa logam maupun kertas).

Sedangkan Cardless merupakan istilah transaksi pembayaran atau finansial tanpa menggunakan kartu (Card Less). Transaksi Cashless dan Cardless di Indonesia bermula saat persiapan dicanangkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Bank Indonesia (BI) tahun 2014 mulai mencanangkan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Semua lini di Indonesia mulai dari pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat diharapkan bertransaksi secara non tunai yang dianggap lebih mudah, aman dan praktis. Namun demikian, dari data yang didapatkan bahwa sejak dicanangkannya GNTT 2014 sampai 2019 keadaan masyarakat Indonesia masih berproses untuk menjadi kalangan orang yang kompeten dalam dunia digital. Berdasarkan data Statista, pada 2017, total nilai transaksi pembayaran digital di Indonesia mencapai 18,6 miliar USD. Secara total, nilai transaksi pembayaran digital di seluruh dunia mencapai 786,11 miliar.

Artinya, Indonesia menyumbang sekitar 2% dari nilai transaksi global.

(3)

Di era yang serba digital ini, mahasiswa yang merupakan agent of change atau agen perubahan yang mendorong masyarakat ke arah yang lebih baik harus bisa melihat perkembangan di setiap saat terutama perkembangan di transaksi digital (Jannah, 2021). Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai panutan dan contoh bagi masyarakat dalam penggunaan transaksi digital khususnya Cashless dan Cardless bisa mengarahkan masyarakat agar lebih menggunakan transaksi tersebut karena melihat banyak manfaat yang akan didapat. Salah satu manfaat yang di dapat mahasiswa dalam penggunaan Cashless dan Cardless yaitu tidak perlu mengantri panjang untuk melakukan pembayaran atau membuang waktu hanya untuk memindahkan uang dan menunggu kembalian pada saat melakukan transaksi jual beli.

Merujuk pada hal tersebut, maka sangatlah perlu untuk mengetahui tentang pengaruh apa saja yang mempengaruhi Cashless dan Cardlesss sebagai sebagai prilaku transaksi. Beberapa penelitian dilakukan guna meneliti hal tersebut. Salah satunya yaitu penelitian dari Farizi dan Syaefullah (2013). Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi risiko dan kepercayaan terhadap minat penggunaan internet banking. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa, persepsi kegunaan, persepsi risiko dan kepercayaan berpengaruh terhadap minat pengguna dalam penggunaan internet banking. Sedangkan, tidak terdapat pengaruh antara persepsi kemudahan penggunaan terhadap penggunaan internet banking.

(4)

Hal serupa juga diteliti oleh Bangkara dan Mimba (2016). Hasil penelitiannya mengungkapkan hal yang berbeda. Pada penelitian yang berjudul

“Pengaruh Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use pada Minat Penggunaan Internet Banking dengan Attitude Toward Using Sebagai Variabel Intervening”, didapat hasil bahwa persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap minat penggunan internet banking.

Pikkarainen et al., (2004) menyatakan bahwa persepsi kegunaan atau manfaat adalah sebuah kepercayaan dari pengguna yang tentunya akan memberikan peningkatan kinerja terhadap penggunaan suatu sistem. Menurut Hartono (2007:114), persepsi kegunaan adalah sebuah kepercayaan dari pengguna terkait suatu proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, apabila pengguna merasakan rasa percaya kepada sistem informasi jadi pengguna akan lebih menggunakannya. Sebaliknya, apabila pengguna merasakan rasa percaya terhadap sistem informasi yang kurang maka pengguna tidak mau menggunakan.

Rahmadhani (2008) dalam Novitasari (2015) mendefinisikan persepsi kemudahan sebagai pemberi petunjuk tentang sebuah sistem yang sengaja dirancang demi mempermudah dan meminimalisir kesalahan dalam penggunanya sistem tersebut, oleh karena itu pengguna yang memakai sebuah sistem tersebut akan mengalami kemudahan dibandingkan dengan pengguna yang tidak memakai sisitem tersebut. Selanjutnya, menurut Davis (1989) persepsi kemudahan merupakan sebuah tingkatan pada seseorang yang mempunyai keyakinan terhadap penggunaan teknologi informasi yang mudah dan memerlukan usaha yang sedikit dalam pengoperasiannya atau pengaplikasiannya.

(5)

Casalo et al., dalam Zahid et al., (2010) berpendapat bahwa keamanan adalah suatu kemampuan dalam perlindungan sebuah informasi dan tidak terdahap pencurian data konsumen serta dan tidak terdapat suatu penipuan pada pelayanan perbankan. Menurut Armest et al., dalam Kinasih (2012) mengungkapkan bahwa persepsi keamanan umumnya terkait dengan sebuah ancaman yang bisa membuat keadaan dan kondisi yang nantinya menciptakan kesulitan ekonomi dari sumber data maupun sebuah kerusakan jaringan data demi mengumpulkan data-data, penolakan layanan, dan penipuan serta penyalahgunaan wewenang. Menurut Flavia’n dan Guinali’u, (2006) persepsi keamanan didefiniskan sebagai sebuah kepercayaan konsumen terhadap pencatatan informasi pribadi konsumen yang hanya bisa dilihat oleh konsumen itu sendiri, oleh sebab itu informasi pribadi konsumen disimpan dengan baik serta pihak lain tidak bisa memanipulasi data tersebut.

Menurut Moorman et al, (1999, dalam Rusdin, 2006) Kepercayaaan adalah pernyataan antara kedua belah pihak dalam suatu hubungan. Salah satu pihak berperan sebagai controlling asset (penyedia produk atau jasa) dan pihak lain adalah sebagai pengguna yang meyakini adanya manfaat dari produk jasa.

Keyakinan pihak yang satu terhadap pihak yang lain akan menimbulkan perilaku interaktif yang akan memperkuat hubungan dan membantu mempertahankan hubungan tersebut.

(6)

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, dan penjabaran latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Cashless dan Cardless Sebagai Perilaku Transaksi di Kalangan Mahasiswa”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah faktor persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa?

2. Apakah faktor persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa?

3. Apakah faktor persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa?

4. Apakah faktor persepsi kepercayaan pelanggan berpengaruh terhadap minat transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa?

5. Apakah faktor minat penggunaan cashless dan cardless berpengaruh terhadap perilaku transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa?

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor persepsi kegunaan terhadap minat transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor persepsi kemudahan terhadap minat transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor persepsi keamanan terhadap minat transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor persepsi kepercayaan pelanggan terhadap minat transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor minat penggunaan cashless dan cardless terhadap perilaku transaksi cashless dan cardless di kalangan mahasiswa.

(8)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada berbagai pihak :

1. Bagi Perusahaan

Manfaat bagi pihak perusahaan, penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam mengidentifikasi strategi pemasaran yang dapat mempengaruhi preferensi penggunaan cashless dan cardless di masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa, dan dapat digunakan sebagai sumber inovasi dan keunggulan kompetitif dalam bersaing, sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

2. Bagi Akademis

Bagi pihak akademis diharapkan mampu dijadikan bahan literatur serta menjadi bahan pengembangan dan tambahan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pembaca

Manfaat bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi pembaca mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan uang elektronik, serta dapat menjadi referensi untuk menilai seberapa besar sistem pembayaran cashless dan cardless dapat bermanfaat dan mudah digunakan dalam membantu pemenuhan kebutuhan.

Referensi

Dokumen terkait

Alfred shuffles Allegheny by Chris Rodier The Saxons shuffled to an 86 to 51 victory over Allegheny a t t h e Men's Gym Saturday night.. After a two-week layoff for ex- ams, Alfred