BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kesejahteraan masyarakat merupakan cita-cita leluhur dari Pendiri Negara Republik Indonesia. Makna kemerdekaan bukan saja bebas dari penjajahan, lebih dari itu tercapainya masyarakat yang adil dan makmur, terbebas dari belenggu kemiskinan. Di Indonesia, kemiskinan merupakan masalah yang belum terselesaikan dan menjadi sorotan utama dalam meningkatkan kesejahteraan. Kemiskinan menjadi masalah yang sangat penting karena berpengaruh buruk terhadap banyak aspek kehidupan dan menimbulkan banyak masalah sosial seperti kriminalitas, putus sekolah, kelaparan, hingga kematian. Masalah-masalah tersebut terjadi karena kebutuhan pokok yang sehari-hari semakin meningkat, hal ini harus mendapat tanggapan dan perhatian serius dari pemerintah.
Secara umum, kompleksitas persoalan kemiskinan membutuhkan penanggulangan yang utuh dan menyeluruh, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dilaksanakan secara terpadu dan terorganisir dengan baik. banyak ahli berpendapat bahwa kemiskinan dipicu oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Namun jika ditelusuri lebih jauh ada faktor lain, yaitu aspek manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Dengan kondisi demikian, maka Negara berkewajiban melakukan pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena masyarakat miskin merupakan tanggungjawab Negara Indonesia. Sebagaimana tertuang dalam Undang- undang Dasar 1945 pasal 34 ayat 1 yang berbunyi “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara” dan ayat 2 yang berbunyi “Negara mengembangkan sistem jaringan sosial bagi seluruh rakyat dan memperdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat manusia” dalam melaksanakan kewajiban Negara tersebut, maka pemerintah Indonesia harus memberikan perhatiannya secara serius dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan perlu membuat suatu kebijakan atau program nasional yang berkaitan dengan pertumbuhan nasional yang berkaitan dengan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.
Maka di perlukan upaya Pemberdayaan masyarakat atau pengembangan sumber daya manusia adalah upaya memberdayakan masyarakat untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Boleh dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan-pilihan (Machendrawaty dan Agus Ahmad, 2001). Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sisi keberadaannya sebagai suatu program atau sebagai suatu proses. Pemberdayaan sebagai suatu program yaitu pemberdayaan dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditentukan jangka waktunya, seperti program pemberdayaan ekonomi
masyarakat dengan jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Konsekuensinya bila program selesai, dianggap pemberdayaan sudah selesai dilakukan (Adi,2008).
Pada dasarnya pemberdayaan adalah untuk membentuk masyarakat menjadi sejahtera dan bisa hidup layak agar mampu mewujudkan keinginan masyarakat itu sendiri.
Namun masalah ekonomi menjadi hambatan masyarakat hingga saat ini, mereka tidak bisa hidup layak apabila ekonomi mereka rendah dan dibawah garis kesejahteraan.
Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial bagi keluarga Rumah Tangga Miskin (RTM), pemerintah mengeluarkan sebuah Program Keluarga Harapan (PKH) yaitu sebuah bantuan bersyarat sebagai jaminan sosial untuk mengakses kesehatan dan pendidikan yang mencakup kesehatan balita dan ibu hamil serta pendidikan bagi anak usia pendidikan dasar. PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Pelaksanaan di Indonesia di harapkan akan membantu penduduk miskin, bagian masyarakat yang paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun juga. PKH serupa dengan program di negara lain yang dikenal dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) bantuan tunai bersyarat.
Program diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian kenaikan harga BBM. Di Indonesia, PKH sudah berjalan sejak 2007, menurut Menteri Sosial, cukup berhasil dilihat dari tingkat partisipasi anak usia sekolah yang pergi ke sekolah terus
meningkat, begitu juga dengan partisipasi ibu hamil yang memeriksakan kandungannya sehingga berdampak pada menurunnya angka kematian ibu dan anak.
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah salah satu program yang terintegrasi antara kesehatan dengan sosial. PKH memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Miskin (RTM). peserta PKH adalah masyarakat yang masuk ke dalam kriteria miskin yang telah ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang memenuhi satu atau beberapa kriteria yaitu : (1) Ibu hamil/ nifas, (2) Anak berusia di bawah 6 tahun, (3) Anak usia 7-21 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan wajib belajar 12 tahun, (4) Anak penyandang disabilitas 0-21 tahun dan juga lansia.
Program ini dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, serta merubah perilaku Rumah Tangga Miskin (RTM) yang relatif kurang mendukung peningkatan kesejahteraan.
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan. Kedudukan PKH merupakan bagian dari program-program penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di pusat maupun di daerah.
Struktur organisasi PKH terdiri dari Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) Pusat, Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) Kabupaten/kota, dan Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) Kecamatan. UPPKH Kecamatan melaporkan setiap bulan kepada UPPKH
Kabupaten/Kota, yang nantinya akan dilaporkan kepada UPPKH Pusat yang berada di Jakarta.
Program Keluarga Harapan (PKH) tersebar diberbagai daerah Indonesia, termasuk Provinsi Kepulauan Riau, baik di Kota maupun Kabupaten. Salah satu daerah yang menerima PKH adalah Kabupaten Bintan. Kabupaten Bintan sebagai daerah target pelaksanaan Program Keluarga Harapan mulai diberlakukan pada tahun 2010.
Angka kemiskinan di Kabupaten Bintan mengalami penurunan dan peningkatan tahun ke tahun. Tahun 2016 angka kemiskinan di Kabupaten Bintan sebesar 6.43 persen, 6.01 persen di tahun 2017, 6.61 persen tahun 2018 dan 6.37 persen tahun 2019 (BPS, 2019). Keadaan ini sangat bergantung pada program-program pengentasan kemmiskinan, baik yang dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Salah satu kecamatan di Kabupaten Bintan yang menerima PKH adalah Kecamatan Tambelan sejak tahun 2010. Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan, 7 (tujuh) dari 8 (delapan) Desa/ Kelurahan menjadi target pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Salah satu desa yang menjadi target Harapan yaitu Desa Kampung Hilir Kecamatan Tambelan. Jika dilihat dari geografis, Kecamatan Tambelan merupakan suatu pulau kecil yang terletak di Laut China Selatan, 185 mill (300 km) dari Pulau Bintan. Waktu yang ditempuh untuk sampai di Tambelan sekitar 24 jam.
Jumlah penduduk di Kecamatan Tambelan berjumlah 5.441 jiwa dengan jumlah
Rumah Tangga sebanyak 1.568, sebanyak 80% masyarakatnya berprofesi sebagai Nelayan, sisanya Pegawai Negeri Sipil dan Petani. Tahun 2020, keluarga penerima mnafaat Program Keluarga Harapan di Kecamatan Tambelan berjumlah 212 keluarga.
Desa Kampung Hilir terbagi dalam 7 (tujuh) RT mempunyai jumlah penduduk yang tercatat sampai saat ini sekitar 1.525 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga sebesar 104 KK. Terdapat 50 Rumah Tangga penerima bantuan Program Keluarga Harapan di Desa Kampung Hilir Kecamatan Tambelan. (Data Kecamatan Tambelan tahun 2019).
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Desa Kampung Hilir kecamatan Tambelan hingga saat ini belum berjalan secara maksimal. Terlihat selama 10 tahun berjalannya Program Keluarga Harapan belum terdapat perubahan dari segi apapun.
Bahkan yang mendapatkan bantuan Program tersebut tetap orang yang sama dari tahun ke tahun, tidak ada tambahan orang baru. Seharusnya setelah mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan para penerima bantuan bisa meningkatkan taraf hidupnya dengan tidak bergantung pada bantuan Program Keluarga Harapan.
(Sumber: Jurnal Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan oleh Yuna Minanti, 2017)
Program Keluarga Harapan di keluarkan pada 4 tahap yaitu : tahap pertama pada bulan Januari, tahap kedua pada bulan April, tahap ketiga pada bulan juli, dan tahap ke empat bulan Oktober. Namun kenyataannya di lapangan menurut warga sekitar,
waktu realisasi penyaluran dana bantuan tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya, sering terjadi keterlambatan waktu penyaluran dana bantuan Program Keluarga Harapan ini. Penyaluran dana bantuan yang seharusnya keluar pada bulan Januari menjadi bulan Februari, bulan April keluarnya pada bulan Mei, pada bulan Juli keluar pada bulan Agustus dan di bulan Oktober menjadi November. Pendamping PKH dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Desa Kampung Hilir Kecamatan Tambelan kurang melakukan pengawasan. Pengawasan yang ditetapkan yaitu 3 bulan sekali berdasarkan jadwal pembagian bantuan PKH.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul: “Evaluasi Pelaksanaan Pemberdayaan Program Keluarga Harapan di Desa Kampung Hilir Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan tahun 2020.”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini kedalam rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Pelaksanaan Pemberdayaan Program Keluarga Harapan di Desa Kampung Hilir Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pelaksanaan Pemberdayaan Program Keluarga Harapan di Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan Tahun 2020
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi masyarakat Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan dalam melaksanakan Evaluasi Pelaksanaan Pemberdayaan Program Keluarga Harapan di Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan Tahun 2020
b. Kegunaan akademis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu tentang program pemberdayaan ekonomi kaum perempuan yang dilakukan komunitas yang dibentuk oleh masyarakat dengan berbasis wirausaha sosial, pengetahui besarnya potensi pemberdayaan yang dilakukan menggunakan modal sosial. Untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya terutama juga sebagai referensi untuk penelitian-penelitian yang sejenis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
D. Konsep Teoritis
1. Pengertian Evaluasi
Menurut Abdul Basir (1996), arti evaluasi adalah proses pengumpulan data yang deskriptif, informatif, prediktif, dilaksanakan secara sistematik dan bertahap untuk menentukan kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.
Sedangkan menurut Anne Anastasi (1978), arti evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan sejauh mana tujuan intruksional dicapai oleh seseorang, evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas.
Selain tujuan yang telah disebutkan di atas, kegiatan evaluasi juga memiliki beberapa fungsi dan manfaat, berikut ini merupakan beberapa fungsi dari evaluasi adalah :
1. Fungsi Selektif adalah fungsi yang dapat menyeleksi seseorang apakah memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Misalnya : menentukan seseorang diterima kerja atau tidak, menentukan seseorang naik jabatan atau tidak, dan lainnya.
2. Fungsi Diagnosa bertujuan untuk mengetahuai kelebihan dan kekurangan seseorang dalam bidang kompetensi tertentu. Misalnya : untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan soerang siswa dalam bidang studi yang didapatkannya di sekolah.
3. Fungsi Penempatan bertujuan untuk mengetahui di mana posisi terbaik seseorang dalam suatu bidang tertentu. Misalnya : untuk mengetahui posisi
terbaik seorang karyawan sesuai dengan bidangnya di dalam suatu perusahaan.
4. Fungsi Pengukuran Keberhasilan dalam hal ini, evaluasi berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program, termasuk metode yang dipakai, penggunaan sarana, dan pencapaian tujuan.
Setelah mengetahui tetang definisi dari evaluasi, maka anda bisa memahami tujuan dari evaluasi. Kegiatan ini sangat penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Berikut ini merupakan tujuan evaluasi yaitu :
1. Untuk menetahui tingkat penguasaan atau pemahaman seseorang terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.
2. Agar mengetahui kesulitan atau rintangan yang dihadapi oleh seseorang dalam kegiatannya sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan memberikan remedial teaching.
3. Bisa menjadi umpan balik informasi yang baik untuk pelaksana sehingga bisa memperbaiki kekurangan yang ada.
4. Digunakan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi metode atau cara yang telah diterapkan.
2. Pelaksanaan Pemberdayaan
Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa
yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula. Westra berpendapat bahwa pelaksanaan adalah sebagai usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua recana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah proses, cara perbuatan melaksanakan suatu rancangan, keputusan dan sebagainya. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan sebagai penerapan.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 12 bahwa pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan sikap, keterampilan, prilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pedampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.
Pemberdayaan mengandung dua arti pengertian yang pertama adalah to give power of authority. Pengertian kedua to give ability to or enable. Pemaknaan
pengertian yang pertama meliputi memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas kepada pihak yang kurang/belum berdaya. Di sisi lain pemaknaan pengertian kedua adalah memberikan kemampuan atau keberdayaan serta memberikan peluang kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan untuk membuat masyarakat agar mampu membangun dirinya sendiri sehingga masyarakat dapat memperbaiki kehidupannya. Arti ini secara tidak langsung pemberdayaan diartikan sebagai kesempatan dalam melihat dan memanfaatkan peluang sehingga mampu mengambil suatu keputusan yang tepat yang sesuai dengan inisiatifnya (K.
Slamet, 2003).
3. Program Keluarga Harapan (PKH)
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Miskin (RTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya pengkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan, Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan. Kedudukan PKH merupakan bagian dari program-program penanggulangan kemiskinan lainnya.
PKH berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Oleh sebab itu akan segera dibentuk Tim Pengendali PKH dalam TKPK agar terjadi koordinasi dan sinergi yang baik.
Program Keluarga Harapan bersama dengan Fakir Miskin (PKH-FM) adalah dari keluarga yang tergolong miskin dengan keinginan dan kesepakatan bersama membentuk suatu wadah kegiatan, tumbuh dan berkembang atas dasar prakarsa sendiri, saling berinteraksi antara satu dengan yang lain, dan tinggal dalam satu wilayah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas anggotanya, meningkatkan relasi sosial yang harmonis, memenuhi kebutuhan anggota, memecahkan masalah sosial yang dialaminya dan menjadi wadah pengembangan usaha bersama (Depertemen Sosial Republik Indonesia, 2019).
PKH merupakan metode pendekatan yang terintegrasi dan keseluruhan proses Program Kesejahteraan Sosial (PROKESOS) dalam rangka memantapkan program penghapusan kemiskinan (MPMK). PKH tidak dimaksudkan untuk menggantikan keseluruhan prosedur baku proses Program Kesejahteraan Sosial (PROKESOS) kecuali untuk program Bantuan Kesejahteraan Sosial Fakir Miskin yang mencakup keseluruhan proses. Pembentukan PKH dimulai dengan proses pembentukan kelompok sebagai hasil bimbingan sosial, pelatihan keterampilan berusaha, bantuan stimulasi dan pendampingan.
E. Konsep Operasional
Konsep yaitu istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang akan diteliti dari peneliti, sedangkan operasional adalah unsur penelitian yang memberikan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam memahami penelitian ini, perlu diberikan acuan guna untuk memberikan pemahaman. Agar masing-masing konsep yang digunakan dalam penelitian tidak terjadi salah tafsir serta memberikan penjelasan bagaimana suatu variabel diukur. Dalam pemasalahan ini. Konsep yang dioperasionalkan mengacu pada teori William A. Mehrens dan Irlin J. Lehmann (1978) dalam tabel berikut :
Tabel I.1
Konsep yang Dioperasionalkan Mengacu pada Teori
Variabel Dimensi Indikator
Evaluasi program menurut William A.
Mehrens (Irlin J.
Lehmann)
1. Kemampuan memecahkan masalah
1. Permasalahan yang dihadapi
2. Memecahkan persoalan 3. Keefektifan tindakan 2. Pencapaian tujuan Hasil nyata yang diperoleh
dalam tujuan dan sasaran PKH
1. Kemampuan memecahkan masalah, keefektifan tindakan dapat diukur dari kemampuannya memecahkan persoalan dan hal ini dapat dilihat dari berbagai permasalahan yang dihadapi sebelum dan sesudah tindakan tersebut dilaksanakan dan seberapa besar kemampuan dalam mengatasi persoalan. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut :
a. Permasalahan yang dihadapi.
b. Memecahkan persoalan.
c. Keefektifan tindakan.
2. Pencapaian tujuan, evaluasi suatu tindakan dapat dilihat dari tercapainya suatu tujuan dalam hal ini dapat dilihat secara nyata dalam tujuan dan sasaran PKH.
Adapun indikatornya adalah Hasil nyata yang diperoleh dalam PKH.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam suatu masyarakat, pertentangan antara dua keadaan atau lebih, hubungan antar variable yang timbul, perbedaan antar fakta yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi dan sebagainya.
Metode deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan
berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti dilapangan.
Menurut sugiono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas, sedangkan menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Dasar pemikiran menggunakan metode deskriptif kualitatif ingin mengetahui tentang fenomena yang ada dan dalam kondisi alami, bukan dalam kondisi terkendali, laboratoris atau eksprimen.
2. Lokasi Penelitian
Kecamatan Tambelan merupakan wilayah Kabupaten Bintan yang terjauh dari Ibukota Kabupaten dan memiliki potensi daerah yang belum termanfaatkan secara maksimal, diantaranya pariwisata, hasil dan lain-lain. Sementara penduduk yang paling ramai di Kecamatan Tambelan adalah Desa Kampung Hilir dan juga memiliki 8 (delapan) Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dengan beranggotakan kurang lebih 80 (delapan puluh) keluarga.
Penelitian ini dilakukan di Desa Kampung Hilir, Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan mengingat bahwa Kecamatan Tambelan belum maksimal dalam melaksanakan program tersebut sehingga diperlukan perhatian pemerintah dan pengawasan agar program ini dapat memberi peranan secara
langsung kepada masyarakat untuk menjadi individu yang mandiri menyangkut kelangsungan hidupnya masyarakat.
3. Informan dan Key Informan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling, berpegang pada pendapat Sugiyono (2010) “adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif”. Adapun cara yang digunakan peneliti untuk memilih informan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan cara memilih orang yang dianggap memiliki pemahaman dan mengerti betul tentang permasalahan yang ditemukan oleh peneliti.
Informan dalam penelitian ini adalah Ketua dan anggota KUBE PKH dengan jumlah 45 orang, sementara sebagai key informan adalah pendamping PKH dari Dinas Sosial Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan.
Tabel I.2
Nama-nama anggota salah satu KUBE PKH yang menjadi informan KUBE
DAHLIA Ketua : SARINAH
Sekretaris : MUNZILIN Bendahara : JURAIDA
Anggota :
1 JUNAINAH
2 DEDE SRIYANI
3 MARDIATI
4 MELIYANTI
5 MULYANI
6 ISNIWATI
7 ELI YANI
4. Jenis dan Sumber Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini, maka dalam pelaksanaannya data dan informasi yang diperoleh akan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan melalui hasil wawancara dan observasi, dengan menggunakan pedoman wawancara dan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian yang ada di delapan KUBE PKH yang ada di Desa Kampung Hilir Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data dimana data yang diperoleh secara tidak langsung dikumpulkan sendiri oleh peneliti di lapangan, melainkan dari pihak lain seperti: 1) RT 005 Desa Kampung Hilir, 2) Kelompok yang menerima bantuan PKH, dan 3) Data-data lain yang berhubungan
dengan ke kedelapan KUBE PKH yang ada di Desa Kampung Hilir Kecamatan Tambelan Kabupaten Bintan.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian, teknik yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan pencatatan yang sistematis terhadap permasalahan yang diteliti dengan menggunakan daftar check list dan foto sebagai dokumentasi.
b. Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada responden dan dijawab langsung oleh responden mengenai masalah-masalah penelitian, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah pedoman wawancara.
c. Dokumen
Dokumen yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan- catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.
d. Studi Pustaka
Merupakan kumpulan data dengan melakukan bedah pustaka untuk mengambil data teoritis yang digunakan untuk membangun landasan teori yang kuat untuk mendukung analisis yang digunakan. Teknik ini dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur, catatan-catatan kuliah dan dokumen yang ada dan relevan dengan masalah yang diteliti.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu menganalisa data yang diperoleh di lapangan dalam bentuk kualitatif dan diberikan penjelasan atau kesimpulan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan atau kalimat yang dapat memberikan gambaran di lapangan.
Sebagaimana pendapat Sugiyono (2012:11-15) bahwa analisis dekskriptif adalah menganalisis variabel mandiri. Selanjutnya dilakukan pengelompokkan berdasarkan kategori-kategori tertentu. Jadi teknik analisis kualitatif pada penelitian ini adalah teknis analisis yang digunakan untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan pemberdayaan dalam program keluarga harapan (PKH).