• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

Dalam prakteknya, perjanjian pengikatan jual beli suatu harta benda (tanah dan bangunan) sering kali dibuat dalam bentuk akta otentik yang dibuat di hadapan notaris, sehingga perjanjian jual beli (AJB) merupakan suatu akta otentik yang mempunyai kekuatan penuh. nilai pembuktian setelah ditandatangani atau disahkan oleh PPAT. Dengan bantuan PPAT, pihak-pihak yang membuat perjanjian pengikatan jual beli akan terbantu dalam merumuskan syarat-syarat yang akan disepakati. Bukti telah selesainya perbuatan hukum jual beli tanah diberikan dalam bentuk akta jual beli PPAT.

9 Leny Kurniawati, “Akta Mengikat Perjanjian Jualan dan Kuasa Jualan Sebagai Bentuk Perlindungan Undang-undang Terhadap Pembeli Hak Tanah”, Jatiswara Law Journal.

Rumusan Masalah

Permasalahan sosiologis: pergeseran perilaku hukum yang tidak konsisten oleh pengembang ke arah penyalahgunaan kekuasaan dan upaya mencari keuntungan sebesar-besarnya sehingga menciptakan situasi dan kondisi dimana konsumen real estate tidak dilindungi oleh bentuk Perjanjian Jual Beli di bidang real estate.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Secara teori, penelitian ini menawarkan manfaat bagi konstruksi reformasi hukum mengenai bentuk perlindungan hukum bagi konsumen properti dalam menghadapi pengembang yang tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan kekuasaan dalam pekerjaannya; Bagi para penyusun undang-undang ini, hal ini akan menguntungkan konsumen properti, karena pada tingkat kepastian hukum, keberadaan Permen 11/2019 memberikan perlindungan lebih bagi konsumen properti dalam perjanjian jual beli yang mengikat; Bagi Notaris, akan bermanfaat apabila kewenangan Notaris berperan sebagai perantara dalam menandatangani dan mengesahkan perjanjian pengikatan penjualan di bidang properti antara konsumen dan pengembang properti.

Bagi para akademisi, penelitian ini akan berguna untuk menyelesaikan seluruh permasalahan hukum pertanahan di bidang real estate dari sudut pandang teoritis dan praktis tentang pengikatan perjanjian jual beli.

Tinjauan Pustaka

Kerangka Teoritik .1 Teori Kewenangan

  • Teori Harmonisasi Hukum

Perkembangan materi hukum (substansi hukum) atau peraturan perundang-undangan di Indonesia terus berlanjut hingga saat ini (endless process) karena peraturan perundang-undangan merupakan salah satu pilar utama sistem hukum nasional. Peraturan perundang-undangan masih bermasalah, baik dari segi isi, proses dan prosedur, maupun aspek legal draftingnya. Aspek perencanaan merupakan faktor penting, oleh karena itu pembentukan peraturan perundang-undangan hendaknya dimulai dari perencanaan.

Selanjutnya UUD 1945 merupakan sumber hukum pembentukan peraturan perundang-undangan di bawah UUD.

UU Rusun

Teori ini mengkaji hubungan hukum antara munculnya Undang-Undang Cipta Kerja sebelum dan sesudah diundangkannya undang-undang tersebut, sehingga dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menekankan bahwa terdapat sinkronisasi hukum antara pembentukan UU RI 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dengan UU RI No.

Teori Pergeseran Hukum

Berdasarkan teori Eugen Erlich di atas menunjukkan bahwa masyarakat sebagai pusat perkembangan hukum tidak lain hanyalah cikal bakal lahirnya suatu undang-undang, oleh karena itu termasuk segala perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, ia merupakan instrumen yang dapat mempengaruhi. di pusat kegiatan dan perkembangan hukum untuk. Pandangan ini kemudian ditolak oleh Thomas Kuhn yang menyadari bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari “paradigma”. Kuhn tentang biografi Thomas Kuhn dan penolakan terhadap positivisme, konsep paradigma Thomas Kuhn, revolusi ilmiah Thomas Kuhn, pergeseran paradigma dan transformasi pemikiran Thomas Kuhn ke Paradigma Ilmiah.

Positivisme juga dikembangkan oleh Emile Durkheim yang menyatakan bahwa tindakan manusia memperlihatkan gejala-gejala sosial yang disebut fakta sosial. Thomas Kuhn membagi paradigma menjadi beberapa jenis paradigma, yaitu paradigma metafisik, paradigma sosiologi, dan paradigma konstruktif. Contoh dalam hal ini berkaitan dengan adat istiadat, keputusan dan aturan umum serta hasil penelitian yang diterima secara umum di masyarakat.

Paradigma fakta sosial berpandangan bahwa ada sesuatu di luar diri seseorang yang dapat memaksanya melakukan sesuatu untuk bertindak sesuai dengan apa yang ada di luar dirinya sehingga perilaku seseorang dapat dikendalikan. Fakta sosial mencakup norma, nilai, adat istiadat, dan aturan yang bersifat memaksa dan mengikat. Secara ringkas, beberapa pokok pemikiran mengenai fakta sosial dapat dirangkum sebagai berikut:

Ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan sosial yang dimasukkan ke dalam paradigma fakta sosial, yaitu teori fungsionalisme, fungsionalisme struktural, teori konflik, teori makrososiologi, dan teori sistem. Hingga saatnya tiba, para ilmuwan menghadapi berbagai fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh teorinya atau yang disebut fase anomali dan kemudian terjadilah krisis ilmiah.

Teori Kepastian Hukum

Kepastian hukum merupakan salah satu ciri hukum yang tidak dapat dipisahkan, khususnya norma hukum tertulis. Hukum yang tidak mempunyai nilai kepastian hukum akan kehilangan maknanya karena tidak dapat lagi dijadikan pedoman berperilaku bagi semua orang. Tjandra, “Dinamika Peradilan dan Keamanan Hukum pada Peradilan Tata Usaha Negara”, Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2011.

Kepastian hukum dapat merujuk pada salah satu unsur dalam definisi hukum dan dengan demikian dapat menjadi kondisi struktural dari setiap tatanan hukum. Hal-hal yang dapat diramalkan jauh lebih baik daripada hal-hal yang tidak dapat diprediksi, “yang menunjuk pada kepastian hukum akan nilai substantif kehidupan manusia.” Selain itu, kepastian hukum menandai suatu nilai karena ia mewujudkan sifat-sifat umum dari semua nilai, seperti acuan, prioritas, hierarki, ketidakterbandingan, intraktabilitas, objektivitas, dan historisitas.

Adanya kepastian hukum dalam suatu negara menimbulkan upaya untuk mengatur hukum dalam peraturan perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah. Kepastian hukum normatif adalah suatu peraturan dibuat dan diundangkan secara pasti dengan mengaturnya secara jelas dan logis. Kepastian hukum adalah penerapan hukum yang jelas, tetap, konsisten dan konsekuen serta pelaksanaannya tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan subjektif.

Radbruch berpendapat kepastian hukum harus diperhatikan dan harus dijaga demi keselamatan dan ketertiban suatu negara. Kepastian hukum hendaknya dapat dirasakan oleh seluruh komponen masyarakat dalam suatu negara, termasuk kepastian hukum bagi anak sebagai generasi penerus bangsa.

Kerangka Konseptual .1 Konsep Notaris

  • Konsep Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB)
  • Konsep Pemberlakuan Prinsip Terang dan Tunai dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB)

Para pihak yang melakukan jual beli tanah dan/atau bangunan melakukan PPJB karena beberapa alasan, antara lain sebagai berikut: (1) Belum dapat dibayarnya obyek tersebut secara penuh atau seluruhnya; (2) File. 46 Arina Ratna Paramita, Yunanto, Dewi Hendrawati, 2016, Gagal Bayar Perjanjian Jual Beli Tanah dan Bangunan (Studi Penelitian Pada Pengembang Kota Semarang), Jurnal Hukum Diponegoro, Volume 5, Nomor 3, 2016, hal.47 Dewi Kurnia Putri, Amin Purnawan, 2017, Perbedaan Perjanjian Jual Beli yang Dibayar Penuh dan Perjanjian Jual Beli yang Belum Dibayar, Jurnal Akta Vol.

Kredit Pemilikan Rumah, Kekuatan Hukum Paradigma Tempat Tesis., Perjanjian Program Studi dengan diterbitkannya Pengikatan Jual Beli Pengikatan Magister Kenotariatan PP No. 50 Muliani., 2020., Perjanjian Jual Beli (PPJB) yang dibuat di bawah tangan sebagai kredit jaminan kepemilikan rumah., Tesis., Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar. Perjanjian Jual Beli (PPJB) disusun sebagai perjanjian awal untuk memastikan bahwa perjanjian jual beli dapat dilaksanakan dengan baik sebelum seluruh persyaratan terpenuhi.

51 Rosalia Puspita Sari., 2016., Adanya perjanjian jual beli satuan rumah susun bagi pengembang yang telah dinyatakan pailit., skripsi., Magister Kenotariatan Universitas Airlangga. 200852 Fitri Susanti, SH., 2008., Praktek perjanjian jual beli hak atas tanah berdasarkan akta PPAT di Jakarta Timur., skripsi., Program Studi Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang. Kekuatan hukum surat perjanjian jual beli hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT dalam pembuatan akta jual beli sangat kuat karena akta tersebut merupakan akta notaris yang merupakan akta otentik yang memberikan kuasa yang tidak dapat ditarik kembali. kembali.

52 Fitri Susanti, SH., 2008., Praktek Akad Jual Beli Hak Atas Tanah Berdasarkan Akta PPAT di Jakarta Timur., Skripsi., Program Studi Magister Kenotariatan, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang. Tanggung Jawab PPAT Dalam Pembuatan Perjanjian Jual Beli Berganda (PPJB) (Studi Kasus Nka PPAT Kota Denpasar), Tesis., Magister Kenotariatan, Universitas Gajah Mada. Pembuatan Perjanjian Jual Beli Pengikatan Ganda (PPJB) (Studi Kasus PPAT NKA Kota Denpasar) bertujuan untuk mengetahui proses hukum yang dapat ditempuh oleh pembeli sebagai pihak yang dirugikan dengan perjanjian jual beli pengikatan ganda perjanjian jual beli yang dibuat. .

53 Odilia Chrisanta B, Pitaya, S.H., M.Hum., 2014., Tanggung Jawab PPAT dalam Pembuatan Perjanjian Jual Beli Berganda (PPJB) (Studi Kasus Nka PPAT di Kota Denpasar)., Skripsi, Magister Kenotariatan, Gajah Mada Universitas.

Metode Penelitian .1 Tipe Penelitian

  • Jenis Pendekatan Penelitian
  • Jenis dan Sumber Bahan Hukum
  • Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Hukum
  • Analisis Bahan Hukum

Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, pendapat dan sifat-sifat hukum yang rasional, logis dan berkaitan dengan teori-teori hukum, konsep-konsep hukum sebagai resep dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang dihadapi54. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis,55 yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan dan gambaran umum secara komprehensif dan sistematis, serta untuk mendeskripsikan kondisi atau fakta hukum yang ada, terkait dengan kebijakan hukum kebijakan negara dalam pengaturan undang-undang amnesti pajak. berdasarkan aspek. kesejahteraan dan keadilan masyarakat. Gambaran umum tersebut kemudian dianalisis berdasarkan peraturan hukum dan pendapat para ahli dengan tujuan untuk memberikan jawaban atas permasalahan hukum yang diidentifikasi dalam kajian penelitian ini.

Dalam rangka pengembangan ilmu normatif, ilmu hukum normatif berkaitan langsung dengan praktik hukum, yang mengenal pembentukan hukum dan penerapan hukum.58. Menurut Sudikno Mertokusumo59 pembentukan hukum merupakan suatu proses konkretisasi dan individualisasi peraturan-peraturan hukum yang bersifat umum dengan menghubungkan peristiwa-peristiwa atau fakta-fakta hukum yang nyata. Cohen dalam Jonny Ibrahim60, menjelaskan bahwa penelitian hukum adalah suatu proses menemukan hukum-hukum yang mengatur aktivitas sosial manusia termasuk aturan-aturan yang ditetapkan oleh negara dan komentar-komentar yang menjelaskan dan menganalisis norma-norma hukum.

Standar komprehensif adalah standar hukum yang menghubungkan satu standar dengan standar lainnya dan menciptakan hubungan hukum antara keduanya; Norma yang inklusif adalah norma yang terbentuk dari norma hukum yang mampu mengatasi permasalahan hukum, sehingga tidak timbul kekurangan hukum; Oleh karena bahan hukum yang diperlukan dalam penelitian ini adalah bahan hukum sekunder, maka bahan hukum tersebut diidentifikasi, dirumuskan, ditemukan dan dikumpulkan melalui tinjauan pustaka64, baik melalui media elektronik maupun seluruh media kepustakaan lainnya.

Setelah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier terkumpul, selanjutnya disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif, analitis, dan kualitatif secara hukum, berdasarkan kerangka teori yang dibangun dengan menggunakan logika berpikir deduktif dan induktif. Teknik analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis normatif-kualitatif atau disebut juga analisis hukum-kualitatif. Dijelaskan bahwa bahan hukum yang diperoleh melalui penelitian ditelaah terlebih dahulu, kemudian disusun secara sistematis dan disajikan dalam bentuk kalimat deskriptif.

Sistematika Penulisan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai suatu asas pokok dari hukum perjanjian yang di atur dalam pasal 1320 KUHPerdata, yaitu sistem terbuka atau asas kebebasan berkontrak. Asas perjanjian yang dibuat

Pembatalan jual beli sebenarnya termasuk salah satu bentuk tindakan hukum karena telah terjadinya wanprestasi atau ingakar janji yang telah dibuat oleh salah satu pihak