Menurut Kaplan dan Haenlein, ada enam jenis media sosial: proyek kolaboratif (misalnya Wikipedia), blog dan mikroblog (misalnya Twitter), komunitas konten (misalnya YouTube), situs web. Blog, jejaring sosial, dan Wiki adalah bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia. Seiring semakin majunya teknologi internet dan telepon seluler, media sosial juga berkembang pesat.
Media sosial mempunyai keistimewaan yang tidak lepas dari berbagai fitur media sosial yang banyak digunakan saat ini. Sebagian besar media sosial terbuka terhadap umpan balik dan partisipasi melalui pemungutan suara, berbagi, dan komentar. Media sosial mempunyai efek atau dampak yang membawa perubahan besar di segala bidang, mulai dari politik, ekonomi, masyarakat, dan budaya secara keseluruhan.
Dalam hal ini media sosial memberikan keuntungan, manfaat atau dampak positif dari hadirnya media sosial terhadap masyarakat. Informasi yang didapat dari media sosial antara lain informasi mengenai universitas, beasiswa dan juga lowongan. Belakangan ini banyak akun media sosial yang berbagi wawasan dan ilmu yang dapat menambah wawasan dan ilmu praktis.
Bukan hal yang tabu lagi jika media sosial juga tidak luput dari serangan para penipu.
Sikap
Sikap dapat berubah, oleh karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada diri seseorang apabila ada keadaan dan kondisi tertentu yang memudahkan sikap orang tersebut. Objek suatu sikap adalah sesuatu yang partikular, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah dengan orang lain merupakan indikasi sikap tingkat ketiga.
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resikonya adalah memiliki sikap yang tertinggi. Orang mempersepsikan sejauh mana suatu objek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Apabila suatu objek sikap dapat membantu seseorang mencapai tujuannya, maka orang tersebut akan bersikap positif terhadap objek tersebut.
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan cara individu dalam mengungkapkan nilai-nilai yang ada pada dirinya. Artinya apabila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, maka hal itu menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap obyek sikap yang bersangkutan. Individu pada umumnya cenderung mengambil sikap yang konformis atau sejalan dengan sikap seseorang yang dianggap penting.
Amadi Secara umum terbentuknya sikap atau perubahan sikap dapat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor individu itu sendiri atau faktor internal, dan yang kedua adalah faktor eksternal atau faktor eksternal. Sikap masyarakat merupakan kemauan atau kesadaran masyarakat itu sendiri untuk menentukan tindakan terhadap suatu wacana atau objek tertentu. Sikap Positif : Suatu sikap yang menunjukkan atau menunjukkan, menerima, mengakui, dan melaksanakan norma-norma yang berlaku di tempat di mana individu berada.
Sikap Negatif: Suatu sikap yang menunjukkan atau menunjukkan penolakan atau ketidaksetujuan terhadap norma-norma yang berlaku di tempat individu tersebut berada. Sikap Netral: Suatu sikap yang tidak menunjukkan persetujuan atau penolakan terhadap norma-norma yang berlaku di tempat individu tersebut berada. Jadi, sikap individu yang terdapat dalam masyarakat dapat bersifat positif, negatif, dan netral, dimana sikap masyarakat yang positif adalah sikap yang mendukung suatu wacana atau objek tertentu.
Sikap masyarakat yang negatif adalah sikap yang tidak setuju terhadap suatu objek atau wacana tertentu. Sikap masyarakat netral adalah sikap yang tidak menunjukkan setuju atau tidaknya mereka terhadap suatu objek atau wacana tertentu.
Smartphone
Ponsel pintar (smartphone) merupakan salah satu jenis perangkat bergerak yang memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan telepon seluler biasa, sehingga ponsel pintar dapat digunakan sebagai sarana bisnis (pengusaha) oleh otoritas media atau masyarakat pada umumnya selain digunakan sebagai alat telekomunikasi. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa smartphone adalah sebuah komputer kecil yang juga memiliki kemampuan seperti telepon.
Registrasi
Kerangka Teoretis
Social Judgement Theory (Teori Pertimbangan Sosial Dan Perubahan Sikap)
Saat ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa smartphone sangat dibutuhkan dan sering membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kerangka acuan ini pada gilirannya menjadi “jangkar” untuk menentukan bagaimana seseorang memposisikan pesan persuasif yang diterimanya. Lebih lanjut Sherif menekankan bahwa tindakan memposisikan dan memilah pesan yang dilakukan oleh pikiran bawah sadar kita terjadi segera setelah proses persepsi.
Di sini kami mempertimbangkan setiap ide baru yang datang kepada kami dengan membandingkannya dengan posisi kami saat ini. Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa perubahan sikap individu terhadap objek sosial atau permasalahan tertentu merupakan hasil dari proses pertimbangan yang terjadi dalam diri orang tersebut mengenai permasalahan yang pokok. Kerangka ini menjadi acuan bagaimana seseorang memposisikan dan memilah pesan-pesan yang diterima serta membandingkannya dengan sudut pandang rasional.
Menurut Sherif dan Hovlan, konsep dasar teori ini adalah penentuan skala, norma, penolakan, penerimaan dan bidang tingkat penerimaan atau penolakan. Hal ini akan menentukan tingkat kepuasan yang pada akhirnya menentukan keputusan yang disebut penilaian sosial. Menurut teori ini, sikap seseorang tidak hanya satu titik saja, melainkan “rentang” posisi, atau bisa dikatakan “menerima” atau “menolak” garis lintang. Setengah dari lebar penerimaan adalah lebar penolakan.
Permasalahan yang muncul terutama adalah sejauh mana terjadi perubahan postur tubuh yang disebabkan oleh komunikator dan posisi penerima stimulus. Perubahan sikap dan penerima rangsangan akan selalu tidak relevan dengan keinginan komunikator untuk mengubah sikap penerimanya. Kedua, sedangkan efek keleluasaan penerimaan dan penolakan menentukan sejauh mana keputusan sosial seseorang akan berbeda atau serupa dengan keputusan komunikator.
Faktor internal, persepsi sosial, yaitu penerima rangsangan (receiver) dengan menangkap berita mempersepsikan komunikator melalui informasi sensoris. Dalam teori kontras asimilasi ini kelemahannya adalah faktor emosional kurang mendapat perhatian dan terlalu ditekankan pada penetapan skala acuan yaitu konsep garis penerimaan atau penolakan. Penerapan teori ini dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dimana kita dihadapkan pada pilihan menerima atau menolak.
Kerangka Pemikiran
Kebijakan ini mengungkap sikap masyarakat yang pro bahkan kontra akibat ketidakpercayaan masyarakat terhadap KOMINFO, karena takut data yang diberikan masyarakat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, bahkan sangat takut data yang diberikan akan disalahgunakan. disalahgunakan. dibocorkan. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, peneliti memilih teori yang relevan dengan masalah yang akan diteliti yaitu Teori Penghakiman Sosial. Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa perubahan sikap seseorang terhadap objek dan permasalahan sosial tertentu merupakan hasil dari proses pertimbangan (judgment) yang terjadi dalam diri orang tersebut mengenai permasalahan terpenting yang dihadapi.
Menurut Oxford Advanced Learner Dictionary, postur berasal dari kata Italia sikap, yaitu “cara memposisikan atau menahan tubuh dan cara merasakan, berpikir atau berperilaku”. Campbell (1950) dalam buku Notoadmodjo (2003, p.29) menyatakan bahwa sikap adalah “Suatu sindrom konsistensi respons terhadap objek sosial”. Dalam buku Notoadmodjo (2003, p.124) disebutkan bahwa sikap adalah suatu reaksi atau tanggapan yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu rangsangan atau objek.
Menurut Eagle dan Chaiken (1993) dalam buku A. 2010, pg.20) mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap objek-objek sikap yang diekspresikan dalam proses kognitif, afektif (emosi), dan perilaku. Komponen kognitif merupakan representasi dari apa yang diyakini oleh individu yang memegang sikap. Komponen kognitif berisi tentang keyakinan stereotip yang dimiliki individu terhadap suatu hal yang dapat disamakan dengan perlakuan (pendapat), terutama jika menyangkut persoalan atau persoalan yang kontroversial. Aspek emosional inilah yang biasanya paling mengakar sebagai komponen sikap, dan merupakan aspek yang paling tahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin dapat mengubah sikap seseorang. Komponen afektif sama dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
Luasnya penolakan merupakan serangkaian sikap yang tidak dapat diterima oleh seorang individu. Garis lintang non-kewajiban menyangkut posisi-posisi yang tidak termasuk dalam dua garis lintang pertama. Interaksi antara garis lintang tersebut akan menentukan sikap individu terhadap pernyataan tertentu dalam situasi tertentu.
Jika pernyataan tersebut berada dalam rentang penerimaan, maka individu tersebut akan setuju dengan pernyataan tersebut. Bebas dari non-komitmen (rentang keterlibatan) Menurut Sherif & Hovland, komunikasi dapat mendekatkan sikap seseorang dengan sikap orang lain, namun juga dapat semakin menjauhkannya. Namun sebaliknya, jika posisi awalnya sudah terlanjur berjauhan, maka komunikasi justru akan mempertegas perbedaan tersebut dan posisinya akan saling menjauh.
Ia akan menilai sikap-sikap yang tidak jauh dari kedudukannya; cukup masuk akal, dapat dimengerti dan sebagainya. Sebaliknya posisi yang jauh akan dianggap tidak masuk akal, tidak masuk akal dan sebagainya, sehingga jika komunikasi dalam hal ini terus dilakukan maka akan ada efek bumerang dari komunikasi tersebut, yaitu posisi dari sikap tersebut justru akan semakin jauh. jauh.