• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II CICIK

N/A
N/A
depati farisha

Academic year: 2025

Membagikan "BAB II CICIK"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

2.1.1 Definisi Perilaku

Perilaku adalah segala bentuk aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Notoatmodjo (2014), perilaku manusia meliputi berbagai aspek kehidupan sehari-hari seperti berjalan, berbicara, bekerja, membaca, dan lain-lain. Dalam konteks kesehatan, perilaku manusia berperan penting dalam menentukan status kesehatan individu dan masyarakat.

Perilaku dapat dikategorikan menjadi perilaku sadar dan tidak sadar. Perilaku sadar adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan pemikiran atau keputusan yang disengaja, sedangkan perilaku tidak sadar terjadi secara otomatis tanpa perlu dipikirkan terlebih dahulu. Perilaku juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa lalu, kebiasaan, budaya, serta pengaruh lingkungan sosial.

2.1.2 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan, penyakit, dan lingkungan sekitar. Perilaku kesehatan dibagi menjadi tiga kategori utama (Notoatmodjo, 2014):

1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan: Segala tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, seperti menjaga kebersihan diri, pola makan sehat, dan olahraga teratur. Perilaku ini mencakup kegiatan yang dilakukan secara rutin untuk menghindari risiko penyakit dan menjaga tubuh tetap sehat.

2. Perilaku Pencarian Pengobatan: Aktivitas yang dilakukan seseorang dalam mencari layanan kesehatan saat mengalami gangguan kesehatan, seperti berkonsultasi dengan dokter, mengonsumsi obat yang diresepkan, atau mengikuti terapi medis tertentu. Perilaku ini sangat dipengaruhi oleh akses terhadap layanan kesehatan dan tingkat pengetahuan seseorang tentang penyakit yang diderita.

(2)

3. Perilaku Kesehatan Lingkungan: Tindakan yang berkaitan dengan menjaga lingkungan agar tetap sehat, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan air bersih, serta menghindari paparan polusi udara. Kebersihan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2014), terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu:

1. Faktor Predisposisi: Meliputi karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan keyakinan yang dianut. Faktor ini menentukan kecenderungan seseorang dalam memilih dan menjalankan suatu perilaku tertentu.

2. Faktor Pemungkin: Sumber daya atau fasilitas yang mendukung atau menghambat perilaku tertentu. Contohnya adalah ketersediaan fasilitas kesehatan, dukungan sosial dari keluarga, serta akses informasi yang memadai tentang pentingnya menjaga kesehatan.

3. Faktor Penguat: Sikap dan tindakan orang-orang di sekitar, termasuk tokoh masyarakat, tenaga kesehatan, serta keluarga yang dapat memotivasi atau menghambat seseorang dalam berperilaku sehat. Faktor ini juga mencakup pengalaman pribadi individu terhadap suatu tindakan yang telah dilakukan sebelumnya.

2.2 Merokok

2.2.1 Definisi Merokok

Merokok adalah kebiasaan menghirup asap hasil pembakaran tembakau yang biasanya dibungkus dalam bentuk rokok. WHO (2018) menyatakan bahwa merokok merupakan faktor risiko utama berbagai penyakit, seperti penyakit paru-paru, kanker, dan gangguan kardiovaskular. Merokok juga berkontribusi pada gangguan kesehatan gigi dan mulut, seperti periodontitis dan kanker mulut.

Merokok tidak hanya melibatkan konsumsi rokok konvensional, tetapi juga bentuk lain seperti rokok elektrik atau vape, cerutu, dan pipa tembakau. Setiap jenis rokok memiliki dampak yang hampir serupa terhadap kesehatan, terutama dalam hal paparan zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis.

(3)

2.2.2 Jenis-Jenis Perokok

1. Perokok Aktif: Seseorang yang secara langsung menghisap rokok dan mengeluarkan asapnya. Perokok aktif mengalami dampak negatif secara langsung karena menghirup zat berbahaya dari rokok yang dihisapnya.

2. Perokok Pasif: Seseorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok dari lingkungan sekitarnya. Perokok pasif tetap berisiko mengalami gangguan kesehatan akibat paparan zat berbahaya yang ada dalam asap rokok, seperti penyakit pernapasan dan peningkatan risiko kanker paru-paru.

3. Perokok Sosial: Individu yang hanya merokok dalam situasi sosial tertentu, misalnya ketika berkumpul dengan teman atau menghadiri acara tertentu. Perokok jenis ini mungkin tidak merokok secara rutin, tetapi tetap berisiko terhadap efek negatif merokok.

2.2.3 Zat Berbahaya dalam Rokok

Menurut Rachmat (2016), rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya, beberapa di antaranya adalah:

1. Nikotin: Zat adiktif yang menyebabkan ketergantungan. Nikotin bekerja dengan merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan denyut jantung, serta meningkatkan tekanan darah. Ketergantungan nikotin membuat perokok sulit untuk berhenti meskipun mereka menyadari bahaya merokok.

2. Tar: Zat yang dapat menyebabkan kanker. Tar adalah residu yang tertinggal di paru-paru akibat proses pembakaran tembakau. Zat ini berkontribusi pada penyumbatan saluran pernapasan dan meningkatkan risiko kanker paru-paru serta gangguan pernapasan lainnya.

3. Karbon Monoksida: Gas beracun yang mengurangi kadar oksigen dalam darah. Karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dalam darah, menghalangi transportasi oksigen ke seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan sesak napas dan gangguan fungsi organ.

4. Amonia: Senyawa kimia yang dapat merusak jaringan paru-paru. Amonia digunakan dalam rokok untuk meningkatkan penyerapan nikotin dalam tubuh, yang semakin mempercepat efek adiksi.

(4)

5. Benzene: Senyawa yang ditemukan dalam asap rokok dan berhubungan dengan peningkatan risiko leukemia.

6. Formaldehida: Zat kimia beracun yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta berkontribusi terhadap risiko kanker.

7. Hidrogen Sianida: Senyawa beracun yang menghambat penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh, menyebabkan efek toksik yang merugikan sistem pernapasan.

Paparan jangka panjang terhadap zat-zat berbahaya dalam rokok dapat menyebabkan dampak kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung koroner, gangguan pernapasan kronis, hingga berbagai jenis kanker. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya merokok dan mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok demi kesehatan yang lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Selain pada otak, penyumbatan pembuluh darah dapat terjadi pada pembuluh koroner dapat menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK) dan kerusakan otot jantung

Sanitasi lingkungan yang kurang baik dan bersih, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia tertentu (plumbum, mercuri, rokok dan sebagainya)

Penyakit Jantung Koroner merupakan suatu penyakit jantung yang menyangkut gangguan dari pembulu darah koroner yang dalam mengenal dan menanganinya membutuhkan perhatian

Arteri koroner penyakit, termasuk angina dan serangan jantung , merupakan penyebab paling umum yang mendasari gagal jantung kronis. Orang yang memiliki serangan jantung

21 Ventrikel takikardi disebabkan oleh keadaan yang mengganggu sistem konduksi jantung, seperti kekurangan pasokan O 2 akibat gangguan pada pembuluh darah

Perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang terkena paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif dan berbahaya sebagaimana telah disepakati oleh para ahli

perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang terkena paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif dan berbahaya sebagaimana telah disepakati oleh para ahli medis

perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang terkena paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif dan berbahaya sebagaimana telah disepakati oleh para ahli