• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Buah Lemon Sebagai Obat Tradisional

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa, yang menjadikan Indonesia hanya memiliki dua musim yaitu musin hujan dan musim kemarau. Karena letak geografis Indonesia yang demikian menjadikan tanahnya menjadi subur, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Berbagai tanaman banyak digunakan baik untuk rempah-rempah ataupun pengobatan tradisional. Menurut UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat tradisional didefinisikan sebagai bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.6

Negara Asia dan Afrika, sekitar 80% untuk perawatan primer penduduknya bergantung pada obat tradisional. Oleh sebab itu, penggunaan obat tradisional yang aman dan efektif dapat menjadi alat penting untuk meningkatkan akses keperawatan kesehatan secara keseluruhan. 7

Menurut Kemenkkes 2011, ada tujuh langkah untuk mengintegrasikan pengobatan tradisional ke dalam sistem pelayanan kesehatan, yaitu Perumusan

(2)

strategi untuk integrasi; Menetapkan regulasi untuk integrasi; Menetapkan standar layanan dan kompetensi; pelatihan dan pendidikan untuk konvensional provider dan praktisi pengobatan tradisional; Pengintegrasian pengobatan tradisional/alternatif ke dalam sistem kesehatan (formal); Membangun kemitraan dan jaringan dengan negara-negara lain untuk bertukar informasi dan pengalaman;

dan Melakukan penelitian dan pengembangan untuk pembuktian secara ilmiah. 7 Salah satu obat tradisional adalah tanaman buah lemon. Pada umumnya buah lemon lebih dikenal sebagai bahan yang diperas dan diambil sarinya untuk dijadikan minuman, di Indonesia sendiri air perasan buah lemon sering digunakan untuk pengobatan tradisional seperti sariawan, gejala batuk, mengatasi demam dan radang sendi. 6

2.1.2 Buah Lemon Lokal

Jeruk lemn lokal ini memiliki nama latin yaitu Citru lemon (L). var. Lisbon.

Yang memiliki taksonomi sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida SubKelas : Rosidae

Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Marga : Citrus

Spesies : Citrus lemon (L). var. Lisbon

(3)

Gambar 2.1 Buah Lemon Lokal 13

Jeruk lemon memiliki kandungan vitamin C yang tinggi dibandingkan jeruk nipis serta sebagai sumber vitamin A, B1, B2, fosfor, kalsium, pektin, minyak astiri 70% limone, felandren, kumarins bioflavonoid, geranil asetat, asam sitrat, linalil asetat, kalsium, dan serat. Lemon memiliki berbagai macam penggunaan. Buah lemon terkenal sebagai bahan untuk diperas dan diambil sari buahnya sebagai pembuatan minuman. Dalam pengobatan tradisional air perasan lemon dapat ditambahkan ke dalam teh untuk mengurangi demam, asam lambung, radang sendi, membasmi kuman pada luka, dan menyembuhkan sariawan. 14

2.1.3 Buah Lemon Impor

Jeruk lemon impor memiliki nama latin yaitu Citru Limun (L) Osbeck, yang memiliki taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida SubKelas : Rosidae

Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae

(4)

Marga : Citrus

Spesies : Citru Limun (L) Osbeck

Gambar 2.2 Buah Lemon Impor13

Jeruk lemon ini berasal dari Cina Selatan dan Brima Utara. Jeruk lemon tumbuh di daratan rendah hingga ketinggian 800 meter diatas permukaan air laut, tapi bisa juga tumbuh di daratan yang lebih tinggi. 3

Pada buah lemon ini selain kaya akan vitamin C, lemon juga mengandung bioflavonoid, asam, dan minyak-minyak volatil pada kulitnya seperti limonen (±

70%), α-terpinen, α-pinen, β-pinen dan citrat, juga mengandung kumarin.

Kandungan asam sitrat dalam sari buah jeruk lemon adalah 48,6 g/Kg. 3

2.1.4 Bahan Aktif Buah Lemon

Jeruk lemon memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi, dan kalsium yang sangat baik, jeruk lemon juga bisa digunakan sebagai cooling drink jika mengalami demam. Buah jeruk lemon mengandung senyawa aktif yaitu alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid, tanin dan minyak atsiri. Tidak hanya buahnya daun jeruk lemon mengandung senyawa aktif yang bermanfaat terdiri dari limonene, tanin dan fenol.8

(5)

Berdasarkan penelitian sebelumnya senyawa yang terkandung dalam buah lemon yang memiliki antibakteri adalah asam sitrat, yaitu merupakan asam organik utama yang terdapat dalam air perasan buah lemon. Selain itu kandungan minyak atsiri seperti limonene, saponin, serta flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri.3

A. Flavonoid

Flavonoid bersifat metabolit sekunder dengan struktur polifenol. Terdapat aktivitas biologi dari flavonoid seperti antiinflamasi, antioksidan, antikanker dan antibakteri. Flavonoid memilki peran antibakteri berbeda dari setiap subkelas yang ada, diantaranya quercetin berperan dalam penghambatan deoxyribonuclei acid (DNA) gyrase, licohalcones berperan dalam menginhibisi metabolisme energi bakteri dan terinhibisi nya fungsi membran bakteri oleh sophoraflavone G.18,19

B. Saponin

Saponin merupakan senyawa steroidal yang berikatan dengan rantai gula.

Saponin memiliki daya antibakteri dengan meingkatkan permeabilitas membran sel bakteri, sehingga menyebabkan perubahan struktur dan fungsi membran, mengganggu metabolisme sel sekaligus mendenaturasi protein membran sehingga membran sel akan lisis.17

C. Limonene

Limonene merupakan unsur utama dari minyak atsiri, zat ini memiliki aktivitas biologi antijamur, bakteriostatik dan bakterisida. Limonene termasuk dalam cyclic monoterpene hydrocarbon family, yang terakumulasi dalam membran plasma bakteri. Mekanisme inaktivasi bakteri oleh limonene dengan menghancurkan membran sitoplasma bakteri. Gugus tarpen yang terdapat pada limonene akan

(6)

merusak integritas membran sitoplasma yang berperan sebagai barrier permeabilitas selektif, membawa transport aktif, dan mengontrol komposisi internal sel. Kerusakan pada membran sitoplasma ini akan menyebabkan kematian sel bakteri.16

D. Asam Sitrat

Asam sitrat adalah asam tricarboxylic 6 karbon dan merupakan asam organik utama dalam buah jeruk. Asam sitrat bersifat bakteriostatik.

Kandungan asam sitrat memiliki pH yang rendah, keadaan tersebut akan mengubah pH sel bakteri, perubahan pH sel bakteri tersebut akan menghambat proses pengiriman asam amino dari RNA sehingga menghambat pertumbuhan bakteri.20,21

2.1.5 Konsentrasi Antibakteri Buah Lemon Lokal dan Impor

Tabel 2.1 Konsentrasi Antibakteri Buah Lemon Lokal dan Impor.22,23

Senyawa Lemon Impor Lemon Lokal

Flavonid 16.7 mg/100 mL 16.0 mg/100 mL

Saponin 0.34% 0.30%

Limonene 8.35% 5.97%

Asam sitrat 4.28% 7%

2.1.6 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan atau inflamasi yang terjadi pada saluran pernafasan yaitu organ faring, yang bisa disebabkan oleh virus ataupun bakteri.

Radang tenggorokan atau faringitis merupakan salah satu keluhan yang paling sering dikeluhkan, terhitung 7 juta anak dan 6 juta kunjungan orang dewasa yang mengeluhkan radang tenggorokan. 9

(7)

Sebagian besar patogenesis faring adalah virus pernafasan yang bisa sembuh dengan sendirinya, sedangkan 10% sampai 30% kasus di sebabkan oleh bakteri pathogen, terutama oleh bakteri Group A beta-hemolytic Streptococci (GAS). Untuk menghindarkan resiko komplikasi dari faringitis yang disebabkan oleh bakteri maka alternative pengobatannya menggunakan antibiotik atau anti bakteri. 9

2.1.7 Etiologi faringitis

Adapun etiologi atu penyebab dari faringitis adalah A. Virus.

Faringitis akut lebih banyak disebabkan oleh virus, yaitu rhinovirus, virus infulenza, virus parainfluenza dan adhenovirus. Penyebab virus lainnya yang penting tetapi jarang adalah Herpes Simplex Virus (HSV) tipe 1 dan 2, coxsackievirus A, cytomegalovirus (CMV), and Epstein- Barr virus (EBV).10

B. Bakteri

Bakteri paling sering menyebabkan faringitis adalah Streptococcus pyogenes, sedangkan streptococcus grup C dan G jarang pada sebagian kasus faringitis. Bakteri lainnya seperti Neisseria gonorrhoeae, Corynebacterium diphtheriae, Yersinia enterocolitica, merupakan etiologi bakteri pada faringitis. Bakteri anaerob juga bisa menyebabkan faringitis yaitu M. pneumoniae dan C. pneumoniae.10

(8)

2.1.8 Streptococcus Pyogenes

Streptococcus pyogenes termasuk bakteri grup A beta-hemolitik Streptococcus. Yang memiliki taksonomi :

Kingdom : Bacteria Filum : Firmicutes Kelas : Bacilli

Ordo : Lactobacillale Famili : Streptococcaceae Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus pyogenes

Morfologi : Streptococcus pyogenes termasuk bakteri Gram positif, yang nonmotil, tidak memiliki spora, membentuk kokus yang memiliki bentuk rantai, diameternya sekitar 0,6 - 1,0 mikrometer dan merupakan bakteri yang fakultatif anaerob. Habitat bakteri Streptococcus pyogenes berada di tenggorokan (faring) dan di kulit.11

Gambar 2.3 Morfologi S. Pyogenes

Dikutip dari : Jawetz Medical Microbiology edition 26

(9)

Streptococci tumbuh di kultur darah menunjukan gram-positive coccus berbentuk rantai. Pembesaran × 1000.

Struktur Antigen : A. Protein M

Zat ini merupakan virulensi utama dari Streptococcus pyogenes. Protein M merupakan struktur berfilamen yang berada ke membran sel yang menembus dan memproyeksikan dari dinding sel, tanpa adanya antibodi spesifik tipe M, zat tersebut mampu melawan fagositosis oleh leukosit polimorfonuklear dengan menghambat aktivasi jalur alternatif komplemen. Protein M memiliki struktur melingkat, terdapat dua kelas struktur protein M yaitu kelas I dan II.11

Toksin dan Enzim : Lebih dari 20 produk ekstraseluler yang bersifat antigenik diuraikan oleh Streptococcus pyogenes, diantaranya:

A. Streptokinase (Fibrinolysin)

Streptokinase diproduksi oleh Streptococcus β-hemolitik grup A.

Streptokinase ini mengubah plasminogen plasma manusia menjadi plasmin, enzim proteolitik aktif yang mencerna fibrin dan protein lainnya, memungkinkan bakteri untuk melarikan diri dari pembekuan darah.11 B. Deoksiribonuklease

Streptococcal deoxyribonuclease A, B, C, dan D menurunkan DNA

(DNases) dan mirip dengan streptokinase memfasilitasi penyebaran streptokokus dalam jaringan dengan mencairkan nanah.11

C. Hyaluronidase

(10)

Hyaluronidase menghasilkan asam hialuronat, yang merupakan komponen penting dari bahan dasar jaringan ikat. Hyaluronidase membantu menyebarkan mikroorganisme (faktor penyebaran). Hyaluronidase bersifat antigenik dan spesifik untuk setiap sumber bakteri.11

D. Eksotoksin Pirogenik (Racun Erythrogenic)

Eksotoksin pirogenik diuraikan oleh Streptococcus pyogenes. Ada tiga eksotoksin pirogenik streptokokus yang berbeda secara antigen (Spe): A, B, dan C. Eksotoksin pirogenik Streptococcus berkaitan dengan sindrom syok toksik streptokokus dan demam berdarah.11

E. Hemolysins

Grup A β-hemolitik Streptokokus menguraikan dua hemolisin (streptolisin) yang tidak hanya melisiskan membrane eritrosit tetapi juga merusak berbagai jenis sel lainnya. Streptolysin O adalah protein ang aktif secara hemolitik dalam keadaan tereduksi tetapi cepat dinonaktifkan dengan adanya oksigen. Sedangkan Streptolysin S yang bertanggung jawab untuk zona hemolitik di sekitar koloni Streptococcus yang tumbuh di permukaan lempeng agar darah.11

2.1.9 Patogenesis Faringitis Streptococcus Pyogenes

S pyogenes, yang mengandung antigen grup A dan menampilkan beta- hemolisis, adalah spesies yang paling umum disebut sebagai grup A beta- hemolitik streptococci (GABHS). Faktor virulensi paling penting dari GABHS adalah protein M. Protein ini, yang terletak di dinding sel, diperlukan untuk infeksi invasif. GABHS mengandung kapsul asam hyaluronic, yang juga

(11)

memainkan peran penting dalam infeksi. Eksotoksin GABHS tertentu bertindak sebagai superantigen dengan mengatur sel T, superantigen ini dapat memicu pelepasan sitokin proinflamasi dan dapat bersinergi dengan lipopolisakarida. Superantigen ini menghindari respon imun faring, menghasilkan proliferasi GABHS. 11

2.1.10 Kultur Streptococcus Pyogenes

Sebagian besar streptokokus tumbuh dalam media padat sebagai koloni diskoid, biasanya berdiameter 1-2 mm. Besar koloninya (> 0,5 mm), tes PYRc positif, dihambat oleh bacitracin.11

Gambar 2.4 Kultur S. Pyogenes

Dikutip dari : Jawetz Medical Microbiology edisi 26

Keterangan gambar: Streptokokus β-hemolitik (Streptococcus pyogenes) setelah pertumbuhan semalaman di atas piring 10-cm dengan agar darah domba 5%.

Koloni putih kecil (diameter 0,5-1 mm) dikelilingi oleh zona difus β-hemolisis dengan diameter 7-10 mm.11

2.1.11 Eritromisin

Eritromisin merupakan antibiotik dengan rute pemeberian melalui GI track, ditemukan oleh McGuire pada tahun 1952 dalam produk metabolisme

(12)

Streptomyces erythraeus. Eritromisin termasuk dalam golongan antibiotik makrolida. Antibiotik makrolida merupakan suatu golongan obat anti mikroba yang menghambat sintesis protein mikroba.12

Aktivitas antimikrobial eritromisin biasanya bakteriostatik namun bisa saja bakterisidal pada konsentrasi yang tinggi terhadap bakteri yang sensitif.

Antibiotik ini paling aktif secara in vitro terhadap bakteri kokus gram positif dan basil. Mekanisme aksi makrolid sebagai agen bakteriostatik adalah menghambat sintesis protein bakteri dengan cara melekat pada subunit ribosom 50S.

Eritromisin tidak menghambat pembentukan ikatan peptida melainkan menghambat tahap translasi yaitu molekul peptidil tRNA yang baru terbentuk berpindah dari acceptor site (A site) pada ribosom ke peptidyl donor site (P site).

Sel bakteri diketahui lebih permeabel terhadap bentuk obat yang tidak terionisasi, yang selanjutnya menjelaskan terjadinya peningkatan kerja antibiotik pada pH basa.24

Eritromisin basa hampir semuanya diabsorbsi mulai dari usus halus dan obat ini dapat diinaktivasi oleh asam lambung sehingga diberikan dalam bentuk tablet salut enterik. Makanan, yang dapat meningkatkan asam lambung, mungkin dapat mengganggu penyerapan. Indikasi pemberian eritromisin adalah infeksi akibat bakteri streptococcus, pengobatan terhadap pasien yang hipersensitif terhadap penisilin, pasien dengan infeksi saluran nafas, sifilis, non gonorrhea.12

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Penyebab bakteri paling umum dan penting dari faringitis adalah Streptococcus pyogenes. Pengobatan faringitis bakteri menggunakan antibiotik

(13)

pada saat ini sudah banyak dipertimbangkan, karena antibitik ini memiliki kekurangan diantaranya apabila digunakan secara irasional akan menyebabkan resistensi, serta terdapat efek samping yang tidak di inginkan, selain itu penggunaan antibiotik saat mahal.

Karena berbagai kekurangan antibiotik dalam pengobatan faringitis maka dicari alternatif pengobatan lain yang lebih baik yaitu dengan menggunakan obat tradisional. Salah satunya adalah buah lemon. Kandungan buah lemon memiiliki senyawa antibakteri yaitu asam sitrat, yaitu merupakan asam organik utama yang terdapat dalam air perasan buah lemon. Selain itu kandungan minyak atsiri seperti limonene, serta flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri. Kandingan antibakteri buah lemon impor lebih tinggi dibanding dengan buah lemon lokal, maka dilakukan uji sensitivitas terhadap buah lemon lokal dan impor dengan menggunakan uji difusi untuk mengetahui perbandingan zona hambat dari kedua buah lemon tersebut terhadap bakteri Streptococcus pyogenes, selanjutnya dilakukan uji dilusi dengan melihat Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Perbandingan konsentrasi antibakteri buah lemon impor yang lebih tinggi disbanding buah lemon lokal maka hipotesisnya Streptococcus pyogenes lebih sensitive terhadap buah lemon lokal dibanding buah lemon impor, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) lemon lokal lebih kecil dibanding lemon impor, Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) lemon lokal lebih kecil dibanding lemon impor.

(14)

Faringitis bacterial streptococcus pyogenes

Pengobatan antibiotik penicillin: dengan mekanisme mengganggu reaksi sintesis dinding sel bakteri

Alternatif pengobatan lain denagn pengobatan tradisional, yaitu air perasan buah lemon.

Lemon memiliki kandungan antibakteri

Saponin : perubahan struktur

dan fungsi membran, mendenaturasi protein membrane

dan melisiskan membrane bakteri.

Faktor Virulensi

Protein M: Melawan fagositosis oleh leukosit, polimorfonuclear

Eksotoksin: berperan sebagai superantigen yang menyebabkan ploriferasi bakteri

Kekurangan penggunaan antibiotik : Resistensi, Efek samping, Penggunaan antibiotik irasional dan mahal

Flavonoid: penghambatan deoxyribonuclei acid (DNA)

gyrase, menginhibisi metabolisme energi bakteri, inhibisi funsi membran bakteri

Limonene:

menghancurka n membran

sitoplasma bakteri.

Asam sitrat:

mengubah pH sel bakteri,

sehingga menghambat pertumbuhan

bakteri

Komposisi Lemon Lokal:

- Flavonoid 16.0mg/100ml - Saponin 0.30%

- Limonene 5.97%

Komposisi Lemon Impor - Flavonoid 16.7mg/100ml - Saponin 0.34%

- Limonene 8,35%

(15)

Perbandingan uji sensitivitas air perasan buah lemon lokal dan impor terhadap streptococcus pyogenes.

Streptococcus pyogenes lebih sensitive terhadap air perasan buah lemon lokal dibanding air perasan buah lemon impor.

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) lemon lokal lebih kecil dibanding lemon impor.

Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) lemon lokal lebih kecil dibanding lemon impor.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua jenis bakteri asam laktat yang diuji mempunyai ketahanan pada kondisi asam dan mempunyai sifat antagonis terhadap

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN