13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Supervisi Akademik
a. Pengertian Supervisi Akademik
Menurut Roos L dalam Daryanto (2015: 2) supervisi merupakan suatu pelayanan kepada parabguru yang bertujuan untuk menciptakan sistem pembelajaan yang lebih baik dari sebelumnya, pendidikan serta kurikulum. Ross L mempunyai pemikiran supervisi bagaikan pelayanan kepada guru- guru yang bertujuan menciptakan revisi. Supervisi jadi landasan utama buat menganalisis penerapan aktivitas pengawasan handal, dalam perihal ini supervisi yang diartikan merupakan supervisi pendidikan.
Menurut Suhardan, terdapat tiga jenis supervisi. Pertama ada supervisi akademik, merupakan supervisi yang menitik beratkan pengamatan yang dilakukan supervisor pada masalah- masalah yang berhubungan dengan aspek akademik, yaitu hal-hal yang berada langsung dalam lingkungan pada saat siswa sedang melaksanakan proses pembelajaran. Yang kedua, supervisi administrasi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung kelancaran dalam terlaksananya proses pembelajaran. Yang ketiga, supervisi lembaga, yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sentral madrasah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik madrasah atau kinerja madrasah.
14
Penelitian yang saya lakukan ini merupakan penelitian yang mencari hubungan supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru. Adapun program yang berhubungan erat dengan peningkatan profesionalisme guru dan pembelajaran yaitu dengan pelaksanaan supervisi. (Aribowo et al., 2020) menyebutkan bahwa supervisi akademik merupakan fungsi pengawasan yang berkaitan dengan melaksanakan tugas bimbingan, mengawasi, penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru baik untuk aspek kompetensi maupun peranan pokoknya.
Menurut Lantip Diat Prasojo (2015: 82) supervisi akademik adalah salah satu tanggungjawab yang harus dilakukan oleh kepala sekolah. Supervisi akademik kepala sekolah berhubungan dengan cara kepala sekolah menyiapkan serta memberikan layanan kepada guru lewat pengadaan fasilitas guru, perincian tugas mengajar, serta pengadaan sarana yang lain. Supervisi akademik bagaikan serangaian aktivitas buat menolong guru meningkatkan kemampuannya mengelola proses pendidikan demi pencapaian tujuan pendidikan. Supervisi akademik merupakan program yang bertujuan membantu para pendidik untuk mengembangkan kemampuan dalam mengelola kelas melalui proses pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut (Sagala, 2013) mengartikan supervisi akademik sebagai cara menolong para guru untuk belajar bagaimana meningkatkan keahlian serta kapasitasnya, supaya partisipan yang dilakukkan dalam pendidikan bisa mewujudkan tujuan belajar yang sudah ditetapkan.
Sedangkan menurut Asmani supervisi akademik tidak hanya berhubungan dengan proses pembelajarantetapi juga berhubungan dengan kurikulum, kegiatan penelitian, kelompok kerja para pendidik dan tidak hanya itu, masih ada yang lain. Dar beberapa uraian di atas bisa disimpulkan bahwa supervisi
15
merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor dalam sebuah lembaga pendidikan yang sedang dipimpinnya, adapun tujuan dari dilakukannya program supervisi ini yaitu untuk mengetahui bagaimana keaadaan yang sesungguhnya dalam proses pembelajaran dan membantu para tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya.
Supervisi akademik bertujuan utnuk meningkatkan keprofesionalan guru dan kualitas pembelajaran, Mulyasa (2015).
Adapun cara untuk memanfaatkan hasil supervise akademissk menurut, Azhar dalam Kompri (2015), yaitu: a) untuk memberikan saran-saran perbaikan dari masalah yang ditemukan, b) untuk melaporkan penyimpangan agar dilaksanakan sebagai mana mestinya, c) untuk melaksanakan konferesni kasus, d) untuk melaporkan hasil supervise kepada pengawas atau pejabat Pendidikan yang mempunyai wewenang. Sehingga dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa supervise akademik merupakan bantuan professional kepada guru yang sistematis, pengamatan cermat, dan umpan balik yang obyektif.
Sebagai tenaga profesional, guru diharapkan mempunyai kesempatan merencanakan dan melaksanakan dalam proses pembelajaran. Heriswanto (2018) (dalam Sopandi, 2019) mengemukakan bahwa kemampuan berpengaruh kepada kinerja.
Kemampuan guru secara nyata berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Guru yang berkompeten akan menyelesaikan tanggungjawabnya secara baik dan benar, memberikan pelayanan dengan sepenuh hati dan seluruh pikiran untuk menjadikan siswa yang berhasil dan berprestasi.
Dalam hal ini guru adalah sasaran utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga kompetensi profesional harus dimaksimalkan bukan hanya sekedar memuat
16
pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi kemauan dari dalam diri untuk melaksanakan peningkatan yang menunjuang kemampuan sebagai seorang guru yang profesional juga sangat diharapkan.
Kompetensi profesional guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Pada dasarnya guru sudah mempunyai kompetensi profesional yang sifatnya sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Tumundo et al., 2018 .)
b. Tujuan Supervisi Akademik
Tujuan dari supervisi akademik merupakan menolong guru dalam meningkatkan kompetensinya, meningkatkan kurikulum, meningkatkan kelompok kerja guru, serta membimbing riset aksi kelas. Tidak hanya itu, tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya. (Riyanto 2015) supervisi akademik memiliki tujuan pengembangan keahlian dalam konteks ini bukan ditafsirkan secara kecil sekedar serta ditekankan pada kenaikan pengetahuan dan keahlian guru mengajar, melainkan pula kenaikan komitmen ataupun keinginan ataupun motivasi guru, sebab ketiganya mempunyai keterkaitan dengan mutu pendidikan. (Tatang, 2016:21), Tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, juga untuk pengembangan potensi kualitas guru.
Piet A. Sahertian menjelaskan bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.18 Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk
17
meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga mengembangkan potensi kualitas guru. Pendapat lain dikemukakan oleh Made Pidarta (Dalam Viony Reva :2020 ) tujuan supervisi ialah;
a. Membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan kualitas.
b. Membantu mengembangkan pribadi, kompetensi,dan sosialnya.
c. Membantu kepala sekolah mengembangkan program yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.
d. Ikut meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah
Kegiatan supervisi pendidikan bisa dimulai dari melakukan pengawasan, dalam arti supervisi pendidikan dilakukan dengan maksud dapat menemukan hal-hal yang positif dan hal-hal yang negatif di dalam pelaksanaaan pendidikan. Jadi bukan semata-mata mencari kesalahan, sehingga jika ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat diatas supervisi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan situasi belajar dan mengajar agar menjadi lebih lebih baik daripada sebelumnya.
c. Fungsi Supervisi Akademik
Viony Reva (2020:24), Adapun fungsi supervisi akademik yang dipaparkan beberapa ahli sebagai berikut:
o Fungsi supervisi akademik atau supervisi pengajaran adalah memberikan pelayanan supervisi pengajaran kepada guru untukmenumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas baik,menyenangkan, inovatif dan dapat menjaga keseimbangan pelaksanaantugas staf mengajar.
o Fungsi supervisi akademik adalah layanan bantuanatau bimbingan profesioal untuk menumbuhkaniklim bagi
18
perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya supervisi terhadap guru-guru.
o Fungsi supervisi akademik sangat berpengaruh dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan, selain itu, supervisi juga berfungsi sebagai peningkatan mutu profesional guru ang secara tidak langsung juga mempengaruhi kualitas pendidikan.
Beberapa pendapat ahli berkenaan dengan fungsi supervisi akademik dapat disimpulkan bahwa fungsi supervisi akademik merupakan layanan untuk membantu atau membimbing agar guru dapat meningkatkan kualitas mutu pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas.
d. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
Kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus memperhatikan prinsip-prinsip supervisi agar dalam pelaksanaan supervisi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Yang pertama, Prinsip Ilmiah, prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis terencana.
Kedua, Prinsip Demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna
19
menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan.
Prinsip Kerjasama Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “ sharing of idea, sharing of experience ” memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.26
e. Ruang Lingkup Supervisi Akademik
Dalam ruang lingkup supervisi akademik, kepala sekolah selaku supervisor melihat dan menilai tentang bagaimana guru dalam mempersiapkan materi ajar dan proses penyampaian kepada peserta didik ketika dikelas. Tidak hanya itu, kepala sekolah juga harus melaksankan kunjungan kelas untuk melihat standar-satndar yang ada seperti pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses dan standar isi.
Supervisi akademik mencakup dokumen kurikulum kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan bimbingan serta konseling. Sasaran utama supervisi akademik adalah proses belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu, proses dan mutu hasil pembelajaram yang bisa dilihat dari guru, siswa, kurikulum, peralatan dan buku pembelajaran serta kondisi lingkungan sekolah.
Instrumen- instrumen yang ada pada supervisi akademik perlu diperhatikan. Dalam pelaksanan kegiatan supervisi seorang kepala sekolah harus benar-benar mempersipakan segala sesuatu yang dibutuhkan, instrumen yang digunakan sesuai dengan tujuan yang ada, sasaran yang inigin dituju, objek, teknik dan metode
20
serta pendekatan yang sudah dirancang sesuai dengan format instrumen yang ada.
2.1.2 Budaya Sekolah
a. Pengertian Budaya Sekolah
Konsep ‘budaya’ yang ada dalam dunia pendidikan sebelumnya berasal dari dunia industri yang biasa disebut ‘budaya organisasi’. Budaya ini adalah bagian dari manajemen sumber daya manusia dan teori organisasi. Kajian budaya organisasi ini pertama dikenal di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1970-an.
Kemudian budaya organisasi mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1990-an, ketika banyak perbincangan mengenai konflik budaya, tentang bagaimana mempertahankan budaya Indonesia.
Seiring waktu, para akademisi mulai melakukan pengkajian dan memasukannya kedalam kurikulum pendidikan.
Oranisasi didefinisikan sebagai sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan budaya adalah opini-opini dasar dan keyakinan orang-orang yang berada dalam sekelompok organisasi. Dalam sistem kerjasama sudah diatur dengan jelas siapa bertanggung jawab atas apa, siapa melakukan apa, arah komunikasi, dan fokus pada tujuan yang menjadi target. Sehingga dapat diartikan bahwa organisasi merupakan lembaga yang dibentuk dan memiliki tujuan, seperti perusahaan, badan-badan pemerintah dan sekolah.
Dibawah ini ada beberapa pengertian dari para ahli tentang Budaya Sekolah, antara lain:
a. Greenberg dan Baron
Budaya Oganisasi merupakan kerangka kerja kognitif ang terdiri dari nla, sikap, norma perilaku dan harapan yang dibuat oleh para anggota organisasi.
b. Stephen P. Robbins dalam buku “Organizational Theory”
21
Budaya organisasi merupakan pendapat umun yag dibentuk oleh anggota organisasi, dengan tujuan untuk membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain.
c. Davis
Budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai yang dipahami dalam organisasi, dijiwai dan dipraktikan agar pola tersebut memberi arti tersendiri dan menjadi dasar berperilaku dalam organisasi.
b. Unsur-unsur budaya sekolah
Budaya sekolah muncul sebagai peristiwa yang menarik, karena sikap, pandangan dan perilaku warga sekolah mencerminkan keyakinan yang menjadi khas bagi warga sekolah yang bisa menjadi semangat dalam membangun karakter peserta didik. Menurut Ahyar mengutip Sastrapratedja, unsur-unsur budaya dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu ada unsur yang tidak berwujud dan unsur yang berwujud. Unsur yang berwujud (visual) dibagi lagi menjadi dua ada visual verbal dan visual material.
Visual verbal terdiri dari; a) visi, misi, tujuan dan sasaran. b) kurikulum, c) bahasa dan komunikasi, d) prosedur belajar mengajar, e) struktur organisasi, f) narasi sekolah-sekolah dan tokoh-tokoh, g) upacara, h) ritual, i) peraturan, tata tertib dan sanksi, j) pelayanan psikologi sosial, k) dan pola hubungan seklah dengan orangtua peserta didik. Kemudian ada unsur visual material terdiri dari; a) fasilitas dan peralatan (sarana dan prasarana), b) artefak dan tanda kenang-kenangan, c) pakaian seragam. Sedangan unsur yang tidak berwujud meliputi filsafat atau pandangan dasar sekolah.
Semua unsur yang ada diaggap penting dan harus diusahakan oleh sekolah. Adapun cara untuk menindakanjuti usaha tersebut diperlukan tindakan nyata melaui pencantuman usaha-
22
usaha tersebut kedalam bentuk visi, misi, tujuan, aturan, tata tertib dan sasaran yang lebih rinci yang ingin dicapai oleh sekolah.
Budaya sekolah ini cukup unik karena setiap sekolah memilki budaya atau kebiasaanyang berbeda satu sama lain, budaya sekolah dapat dlihat memlaui hal-hal yang bisa diamati seperti kegiatan upacara, benda- benda yang menjadi simbol sekolah serta aktvitas yang berlangsung disekolah. Dengan adanya kultur ini maka akan dengan mudah dikenali ketika melakukan interkasi dengan warga sekolah tersebut. Ajat Sudrajat berpendapat bahwa ada tiga budaya yang harus dikembangkan disekolah, yaitu kultur sosial budaya, kultur akademik, dan kultur demokratis. Dalam lingkungan sekolah, tiga kultur ini harus diperhatikan.
Pertama, ada kultur akademik yang bisa dilihat melalui tindakan, kebijakan, keputusan dan pendapat yang yang memilki dasar akademik yang kuat, yang merujuk pada dasar hukum, teori dan nilai kebenaran yang teruji. Budaya akademik juga diartikan sebagai suatu totalitas dalam kehidupaan yang berhubungan dengan kegiatan akademik yanga diamalkan oleh setiap warga yang berhubung dengan sistem akademik, lembaga pendididkan dan penelitian. Oleh karena itu, kepala sekolah,tenaga pendidik, siswa dan warga sekolah selalu berpegang pada teori ketika berpikir, bersikap dan bertindak. Kultur akademik bisa dilihat melalui pengetahuan yang dimiliki, kedispilinan dalam bertindak, niilai yang terdapat dalam diri para pendidik, serta kemampuan dalam berpikir dan berargumentasi. Adapun ciri-ciri warga sekolah yang menerapkan budaya akademik yaitu bersifat objektif, kritis, kreatif fan analitis, terbuka dan menerima kritikan dari orag lain, menghargai waktu, serta berorientasi pada masa depan. Dari beberapa penjelasan tersebut bisa kita simpulkan bahwa kultur akademik merupakan budaya ilmiah yang ada dalam diri seseorang
23
ketika berpikir, bertindak dan bertingkah laku dalam ruang lingkup kegiatan akademik.
Kedua, ada kultur sosial budaya, yang bisa kita lihat melalui kegiatan pengembangan dan pemeliharaan sekolah, kegiatan pembangunan dan pengembangan budaya bangsa yang bernilai positif agar menciptakan manusia yang mampu menenerapkan kehidupan sosial yang harmonis antar warga sekolah. Sekolah merupakan benteng pertahanan ketika terkikisnya budaya karena pengaruh budaya asing seperti budaya hedonisme, individualisme, dan materialisme. Oleh karen itu, sekolah diharapkan untuk terus mengembagkan tradisi atau kebiasaan budaya nusantara. Kultur sosial budaya merupakan bagian yang melekat dengan kehidupan sehari-hari karena hampir semua kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur sosial budaya. Kultur sosial mencakup sikap, tentang bagaimana cara mereka berinterkasi dan berhubungandengan setiap invidu yang dijumpai atau dengan kelompoknya serta dengan orang-orang yang berada diligkungannya. Sedangkan kultur budaya merupakan suatu totalitas yang kompleks, yang berhubungan dengan kepercayaan, pengetahuan, adat, hukum, moral, seni dan serta kebiasaan- kebiasaan yang diperoleh turun-temurun. Dari beberapa penejelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa kultur sosial budaya merupakan interksi yang menekankan hubungan antara satu manusia dengan manusia yang lain, alam dan interaksi yang ruang lingkupnya lebih luas lagi yang berasal dari suatu kebiasaan.
Ketiga, kultur demokratis menunjukan corak kehidupan yang menopang segala berbedaan dengan tujuan agar bisa membangun kemajuuan suatu kelompok maupun bangsa secara bersama. Ini merupakan kultur yang jauh dari sikap diskrminatif dan juga mengabdi kepada atasan tanpa memikirkan hal yang lain.
Warga sekolah dengan segala tindakannya yang objektif dan
24
transparan ketika mengambil tindakan dan keputusan. Kultur demokratis ini bisa kita lihat dari cara seseorang dalam mengambil dan menghargai keputusan, mengetahui, paham dan mengerti secara penuh hak dan kewajiban yang dimiilkinya dan orang lain.
Dari beberapa penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa ada tiga kultur yang harus dikembangkan disekolah atau lembaga pendidikan yaitu, kultur akademik, kultur sosial budaya dan kultur demokratis.
2.1.3 Kompetensi Profesional
a. Pengertian Kompetensi Profesional
Menurut Suyanto dan Asep (2013) kompetensi profesional guru adalah penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam yang disebut penguasaan sumber bahan ajar atau bidang studi keahlian. Hal ini mengacu pada pandangan yang mengatakan bahwa guru yang kompeten harus memahami karakteristik siswa, menguasai materi bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan, mampu mencipatakan pembelajaran yang mendidik, serta mempunyai kemamppuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara berkelanjutan.
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi, diantaranya adalah: a) memahami bahan ajar, b) Memahami standar kompetensi dan standar isi bahan ajar sesuai kurikulum, c) memahami konsep, struktur dan metode keilmuan, d) menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari (Meutia Shafa Prastania dan Herry Sanoto : 863)
Profesionalisme guru merupakan arah nilai, kualitas, tujuan dan keahlian pada bidang pendidikan dan proses belajar yang behubungan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi sumber pecaharian. Sedangkan guru yang profesional adalah
25
guru yang mempunyai wawasan yang luas dan memiliki kompetensi yang menjadi syarat seorang guru dalam menjalnkan tugas sebagai pengajar dan pendidik, Viony Reva (2020:2)
2.1.4 Hubungan Antara Supervisi Akademik dan Budaya Sekolah dengan Kompetensi Profesional Guru
Menurut Subroto, dalam Farhatunni’mah Septiani (2015: 2) supervisi merupakan segala bantuan dari pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepimpinan sekolalah, khusunya pada perkembangan guru-guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan dengan melakukan pelayanan kepada guru- guru yang bertujuan menciptakan revisi pengajaran, pendidikan serta kurikulum.
Supervisi merupakan usaha dari petugas-petugas sekolah dalam usaha perbaikan sistem pengajaran, tercantum mestimulasi, merevisi, tujuan-tujuan pembelajaran, bahan pengajaran, tata cara, serta penilaian pengajaran. Supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari segala proses administrasi pembelajaran yang diperuntukan paling utama buat meningkatkan efektifitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas- tugas utama pembelajaran. Dari sebagian penjelasan di atas bisa dikenal kalau tugas kepala sekolah bagaikan supervisor berarti kalau kepala sekolah sebaiknya mempelajari, mencari, serta memastikan syarat- syarat mana yang dibutuhkan dalam kemajuan sekolah sehingga tujuan dari pembelajaran bisa dioptimalkan serta dicapai.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai visi dan misi tertentu. Untuk merealisasikan hal tersebut perlu didukung oleh kompetensi yang baik dari semua warga sekolahutamanya kepala sekolah dan guru. Dari sinilah, kompetensi kepala sekolah dan guru menjadi sangat berguna untuk
26
mengembangkan sekolah. Kompetensi guru dan kepala sekolah yang baik akan berdampak pada baiknya kepuasan kerja guru yang ditunjukkan.
Kegiatan utama di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka kepuasan kerja guru perlu ditingkatkan. Peran kepala sekolah sebagai supervisor merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Seorang kepala sekolah harus memiliki kemampuan memimpin, sehingga perannya sebagai kepala sekolah dapat berjalan secara efektif, perilaku dan kemampuan yang baik untuk memimpin sebuah organisasi sekolah.
Dalam perannya sebagai seorang supervisor sebuah lembaga/sekolah, kepala sekolah harus mampu untuk mempengaruhi dan mengarahkan semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan yaitu guru dan fasilitas kerja demi tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Di dalam kepemimpinannya, kepala sekolah harus dapat memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Sebagai seorang kepala sekolah diharapkan untuk sellau memberikan saran dan masukan kepada anggotanya dalam melaksankan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga dengan adanya saran tersebut warga sekolah dapat menjalankan dan meningkatkan semangat belajar dan menjadi lebih baik dalam menjalankan setiap tugas yang dipercayakan. Oleh karena itu, dengan adana supervisi akademik kepal skolah dapat meningkatkan kepuasan kinerja guru. Budaya merupakan manifestasi kehidupan setiap indivisu dalam setiap kelompok.
27
Budaya dipahami sebagai kata kerja yang berhubungan dengan kegiatan manusia bukan kata benda.
Jika kita lihat dari beberapa uraian diatas bisa kita simpulkan bahwa hubungan supervsi kepala sekolah dan budaya sekolah dengan kinerja guru saling mempengaruhi, kemudian bagaimana keaadaan nyata yang terjadi disekolah. Jika kepala sekolah mampu melaksanakan supervisi akademik dan budaya sekolah dengan baik dan berfungsi sebagaimana mestinya maka, kinerja guru akan mengalami peningkatan. Sebaliknya jika kepala sekolah belum mampu melaksanakan supervisi akademik dan budaya sekolah tidak terlaksana dengan baik maka, kinerja guru tidak akan meningkat bahkan ada kemugkinan menurun. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah berhubungan dengan kinerja guru.
2.1.5 Penelitian Relevan
Hasil penelitian tentang supervisi di sekolah menunjukkan jika program supervisi berperan penting dalam meningkatkan proses belajar mengajar. Hasil penelitian yang menunjukkan pelaksanaan supervisi di sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian yang berjudul “Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Budaya Sekolah Dan Kinerja Mengajar Guru” oleh Iis Yeti Suhayati (2013). untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar bermutu sehingga akan menjadi kekuatan kualitas budaya sekolah bermutu. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket tetutup. Data hasil penelitian dilakukan dengan banyak dipengaruhi oleh budaya sekolah dibandingkan dengan pengaruh supervisi akademik kepala sekolah. Kinerja
28
mengajar guru akan menjadi optimal apabila diintegrasikan dengan semua komponen persekolahan, kepala sekolah, guru, karyawan maupun peserta didik. Memelihara tradisi, nilai- nilai, dan kebiasaan yang menguatkan budaya sekolah positif, akan berdampak pada peningkatan kualitas sekolah. Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja mengajar guru akan lebih profesional bila diimbangi dengan pelayanan supervisi akademik kepala sekolah yang rutin dan terstruktur sebagai budaya sekolah bermutu.
2. Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Supervisi Akademik Dan Budaya Kerja Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang” Oleh Siska Rochmanita Kustiyoasih (2020). dari hasil penelitian ini, didapatkan sebuah model kerangka logis dalam program peningkatan profesionalisme guru. Penelitian ini telah berhasil mengungkapkan permasalahan substansial dari setiap pendekatan yang ditempuh yaitu terkait supervisi akademik kepala sekolah dan budaya kerja dalam upaya peningkatan profesionalisme guru. Berdasarkan hasil penelitian ini maka didapatkan sebuah model bahwa upaya peningkatan profesionalisme guru dapat diupayakan melalui pendekatan manajerial melalui optimalisasi supervisi akademik kepala sekolah dan optimalisasi budaya kerja yang ada.
3. Penelitian yang berjudul “Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Budaya Sekolah Dan Kinerja Mengajar Guru Di SDN 2 Setu Kulon” oleh Ranov Sukendra Wijaya, Dkk. ( 2021).
Hasil penelitian menunjukan Supervisi akademik kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja mengajar guru menjadi termotivasi untuk selalu mengembangkan metode dan media pengajaran. Budaya sekolah juga memberikan pengaruh yang positif terhadap
29
kinerja mengajar guru. walaupun bukan merupakan satu- satunya faktor yang berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru, namun budaya sekolah merupakan faktor yang lebih besar mempengaruhi kinerja mengajar guru dibandingkan dengan supervisi akademik kepala sekolah. Supervisi akademik dan budaya sekolah memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru; artinya masih ada banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru dintaranya adalah kompensasi, lingkungan kerja, sarana dan prasarana, teknologi, tata nilai, derajat kesehatan.
4. Penelitian yang berjudul “Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah dengan Mutu Mengajar Guru SD Negeri Se- Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe”
Oleh Rasda Tanggapili ( 2016). Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan mutu mengajar guru di SD Negeri se-Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin baik supervisi akademik kepala sekolah, maka akan semakin baik pula mutu mengajar guru. Budaya sekolah juga merupakan suatu kondisi yang bisa dimanfaatkan untuk memotivasi kerja dan meningkatkan kinerja guru khususnya dalam melakukan proses pembelajaran. Melihat hasil penelitian, tergambar bahwa budaya sekolah di SD Negeri se- Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe berada pada kategori sedang, sehingga untuk mampu meningkatkan mutu mengajar guru perlu adanya upaya peningkatan budaya sekolah. Sebab secara statistika, budaya sekolah berpengaruh terhadap peningkatan mutu mengajar guru. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mutu mengajar guru di SD Negeri se-Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe masih berada pada
30
tahap sedang, oleh sebab itu perlu disikapi dengan arif, artinya perlu dicari solusi sebagai upaya untuk meningkatkan mutu mengajar guru tersebut, hal ini sangat penting karena dengan meningkatnya mutu mengajar guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas sekolah pada khususnya dan kualitas pendidikan pada umumnya. Peningkatan mutu mengajar guru tesebut harus diupayakan dengan cara-cara memperhatikan faktor-faktor yang mampu mempengaruhi mutu mengajar guru tersebut. Berdasarkan penelitian ini, terdapat dua hal yang positif dan signifikan berpengaruh terhadap mutu mengajar guru, yakni supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah.
5. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Air Salek” oleh Pujianto, Dkk. (2020).
Hasil penelitian menunjukan bahwa supervisi akademik kepala sekolah secara individu berpengaruh terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri se-Jalur 8 Kecamatan Air salek Kabupaten Banyuasin dengan nilai sig 0,015 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 dan thitung 2,608 lebih besar dari tTabel 2,04841. Berdasarkan nilai hasil uji koefisien determinasi, 21,3% dari kinerja guru dapat dijelaskan oleh supervisi akademik kepala sekolah. Lingkungan kerja secara individu berpengaruh terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri se- Jalur 8 Kecamatan Air salek Kabupaten Banyuasin dengan nilai sig 0,018 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 dan thitung 2,512, lebih besar dari tTabel 2,04841. Berdasarkan nilai hasil uji koefisien determinasi, 23% dari kinerja guru dapat dijelaskan oleh lingkungan kerja. Supervisi akademik kepala sekolah dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri se-
31
Jalur 8 Kecamatan Air salek Kabupaten Banyuasin dengan Fhitung 7,868 lebih besar dari FTabel 4,12 dan tingkat signifikansi 0,002 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05.
Berdasarkan nilai hasil uji koefisien determinasi, 36,8% dari kinerja guru dapat dijelaskan oleh supervisi akademik kepala sekolah dan lingkungan kerja. 63,2% dari kinerja guru dapat dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar variabel penelitian misalnya kompetensi, kondisi kerja dan lain-lain.
6. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah Terhadap Mutu Mengajar Guru” oleh Nursidah, Dkk. (2022). Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah secara simultan terhadap mutu mengajar guru, dimana indikator supervisi kepala sekolah berada pada kategori baik, sedangkan budaya sekolah dan mutu mengajar guru secara deskriptif berada pada kategori sangat baik, 2) Terdapat pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap mutu mengajar guru, dimana supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap mutu mengajar guru, artinya supervisi akademik kepala sekolah yang semakin baik maka mutu mengajar guru juga meningkat, 3) Terdapat pengaruh budaya sekolah terhadap mutu mengajar guru dimana budaya sekolah berpengaruh signifikan terhadap mutu mengajar guru, artinya budaya sekolah yang yang semakin baik atau kondusif, maka mutu mengajar guru juga meningkat.
7. Penelitian berjudul “ Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Mutu Mengajar Guru”
oleh Lidya Setio Handhini, Dkk. (2020). Hasil penelitian menyatakan 1) ada pengaruh yang signifikan supervisi akademik kepala sekolah terhadap mutu mengajar guru; ada
32
pengaruh yang signifikan budaya sekolah terhadap mutu mengajar guru; ada pengaruh yang signifikan supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah secara bersama- sama terhadap mutu mengajar guru; besaran sumbangan pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap mutu mengajar guru sebesar 19,8%; sumbangan pengaruh budaya sekolah terhadap mutu mengajar sebesar 17,8%; sumbangan pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah sebesar 26,8%. Sedangkan sisanya 73,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk di dalam penelitian ini.
8. Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Supervisi Akademik Dan Budaya Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Fadhilah Pekanbaru” oleh Abdul Latif (2021). Hasil penelitian menunjukan bahwa: a) Supervisi akademik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukan bahwa apabila supervisi akademik lebih ditingkatkan maka kinerja guru juga akan mengalami peningkatan. b) Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukan bahwa apabila budaya organisasi lebih ditingkatkan maka kinerja guru juga akan mengalami peningkatan. c) Supervisi akademik dan budaya organisasi memberikan pengaruh secara signifikan sebesar 70.%, sedangkan sisanya sebesar 30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini
2.1.6 Kerangka Pikir
Kerangka berpikir dalam penelitian dengan judul hubungan atara supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah dengan kompetensi profesional guru di SD Negeri 02 Air Upas, dalam penelitian ini peneliti mendiskripsikan sebagai berikut:
Kepala sekolah merupakan pemimpin dalam suatu lembaga
33
pendidikan, salah satu kewajiban kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi terhadap guru-guru, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sebaga pendidik.
Banyak hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang menunjukan bahwa terdapat hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah dengan dengan kompetensi profesional guru. Namun masih ada beberapa keraguan dalam kedua hubungan tersebut, sehingga dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk ikut membuktikan bahwa adanya hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru, dari keragu-raguan itu maka dijabarkan kerangka berpikir dari penelitian ini sebagai berikut:
2.1.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan susunan kerangka pikir yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:
Ho: tidak terdapat hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah dengan kompetensi profesional guru di SD Negeri 02 Air Upas
Ha: terdapat hubungan supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah dengan kompetensi profesional guru di SD Negeri 02 Air Upas.
Budaya Sekolah
Hubungan supervisi akademik kepala sekolah dan budaya sekolah dengan kompetensi profesional guru Kompetensi
Profesional Guru
Kompetensi Profesional Guru