• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini di dasari oleh kajian-kajian terdahulu yang berisi tentang penelitian-penelitian yang sudah ada. Kajian terdahulu berfungsi untuk digunakan sebagai pembanding masalah yang telah di teliti sebelumnya agar dapat di kembangkan dan menemukan sebuah masalah baru. Kajian terdahulu dilakukan pada awal proses penelitian agar menemukan penelitian dengan sudut pandang yang baru dari penelitian sebelumnya. Selain itu tujuannya sebagai pembuktian atas keaslian dari penelitian yang diteliti dan agar bisa di pertanggung jawabkan. Dengan melihat sudut pandang dari penelitian sebelumnya, peneliti dapat mencari letak persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang telah diperbarui, beberapa penelitian yang peneliti kaji antara lain:

Melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tayangan Film My Idiot Brother Terhadap Perilaku Bullying Pada Remaja SMK Medika Samarinda

Karya Rizkhi Ashari Putri, skripsi tahun 2016 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Mulawarman. Dengan Menggunakan metode kuantitatif ekspalanatif, Rizkhi Ashari Putri sebagai peneliti dari Universitas Mulawarman, dalam film My Idiot Brother menceritakan kisah drama keluarga dimana memiliki 2 orang anak, dimana anak pertama laki-laki yang memiliki kebutuhan khusus yang memiliki seorang adik perumpuan. Dimana dia mendapatlan bulian dari teman-

(2)

10

teman sekolahnya yang baru sehingga merasa tertekan yang kemudian membuat dia mengeluh kepada orang tuanya.

Dalam penelitian ini dikatakan Remaja SMK Medika Samarinda memilih menonton film My Idiot Brother karena merasa tertarik dengan alur cerita yang menyentuh hati, dan mereka mengakui bahwa adegan bullying yang ditampilkan pada film tersebut memang kerap kali terjadi di lingkungan sekitar mereka, terutama di sekolah. Namun bullying dalam penelitian ini masih dikatakan dalam taraf ucapan tidak sampai terjadi adanya kekerasan fisik. Para remaja SMK Medika Samarinda menerima ejekan-ejekan namun mereka sendiri menganggap hanya sebagai candaaan karena mereka sendiri bisa membalas dengan ejekan kembali.

Hasil penelitian dari penelitian yang ini tentang Pengaruh Tayangan Film My Idiot Brother Terhadap Perilaku Bullying pada remaja SMK Medika Samarinda dengan menggunakan Teknik regresi linear sederhana memiliki nilai R sebesar 0,245, yang artinya pengaruh variable X terhadap variable Y termasuk rendah yakni hanya sebesar 24% saja. Dikatakan kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi perilaku tersebut selain tayangan film My Idiot Brother diantaranya adalah kondisi lingkungan sosial dan kelompok teman sebaya. (Ashari, 2016)

Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tayangan Upin Dan Ipin Terhadap Penggunaan Bahasa Melayu Murid Sdn 001 Sambutan Samarinda

karya Amril Amrullah, skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Mulawarman. Dengan menggunakan metode kuantitatif eksplanasi, Amril Amrullah sebagai peneliti dari Universitas Mulawarman, mengambil penelitian dari pengaruh tayangan kartun upin dan ipin. Upin dan ipin sendiri

(3)

11

merupakan kartun yang memiliki banyak pesan moral di dalamnya. Kartun ini menggunakan Bahasa Melayu namun tidak menghentikan anak-anak di Indonesia untuk berhenti menyukainya, malah kartun ini sangat digemari. Dari sanalah penelitian dimulai, dimana anak-anak yang menonton kartun ini memiliki kecenderungan untuk menggunakan Bahasa atau kata-kata yang sering terdengar di dalam kartun tersebut.

Dalam penelitian ini pengaruh yang didapatkan akibat menonton kartun upin- ipin terhadap penggunaan bahasa melayu murid Sdn 001 Sambutan, didapatkan hasil sebesar 341 yang artinya tingkat pengaruh tayangan kartun terhadap penggunaan bahasa melayu murid SDN 001 dikategorikan rendah dan signifikan.

(Amril, 2017)

Melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi Keluarga dalam Pengambilan Keputusan Perkawinan di Usia Remaja” dalam Jurnal Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat tahun 2012 dari Universitas Al Azhar Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, Lestari Nurhajati dan Damayanti Wardyaningrum sebagai peneliti dari Universitas Al Azhar, dalam penelitian ini melihat bagaiman komunikasi yang di lakukan orang tua terhadap anak dalam mengambil keputusan untuk menikah di usia muda.

Landasan dalam mengambilan penelitian ini karena banyaknya pernikahan dini yang dilakukan oleh para remaja di indonsia, dalam hal ini dibuktikan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010 yang menyatakan 46%

perempuan di indonesia menikah sebelum mencapai usia 20 tahun. Pernikahan dini tidak dianjurkan oleh pemerintahan dimana pernikahan sendiri sudah di atur oleh UUD di negara Indonesia. Dalam Undang-undang perkawinan tahun 1974 bab II

(4)

12

pasal 7 ayat 1 di sebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai 19 tahun (Sembilan belas) tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.

Dalam penelitian ini menggunakan 3 orang narasumber yang melakukan perkawinan dini. Hasil wawancara dan pengamatan yang peneliti dapatkan di lapangan, ada tiga kategori elemen penting yang di dapatkan oleh peneliti dalam penentu pengambilan keputusan untuk menikah muda. Ketiga elemen tersebut ditinjau dari perspektif komunikasi keluarga. Elemen-elemen tersebut adalah: 1) Peran orang tua sebagai pemegang kekuasaan dalam keluarga (Power and Control), 2) Peran keluarga sebagai sebuah sistem komunikasi (Communication in family as a system), 3) Peran orang tua dalam membangun relasi yang intim dengan anggota keluarga (building intimate relationship). (Nurhajati & Wardyaningrum, 2014)

Melakukan peneltian dengan judul “Pengaruh Iklan Politik Peserta Pemilu Dan Persepsi Pemilih Terhadap Pengambilan Keputusan Ditinjau Dari Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin Pada Pemilu Legislatif 2014 Di Desa Tapis Kecamatan Tana Paser” Karya Achmad Syarief Addasuqi, jurnal tahun 2015, Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh iklan politik peserta pemilu dan persepsi pemilih terhadap pengambilan keputusan ditinjau dari tempat tinggal dan jenis kelamin. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilih pada pemilihan umum legislatif 2014 yang berjumlah 87 orang. Data dikumpulkan dengan metode angket dan dianalisis dengan menggunakanUji Anova, Uji Post-hoc, dan Uji T. Hasil analisis pertama diperoleh nilai F=0.004 dengan p=0.949 (p>0.05) yang artinya tidak terdapat pengaruh iklan politik terhadap

(5)

13

pengambilan keputusan. Hasil analisis kedua diperoleh nilai F=4.245 dengan p=0.043 (p0.05) yang artinya tidak terdapat pengaruh tempat tinggal terhadap pengambilan keputusan. Hasil analisis keempat diperoleh nilai F=0.100 dengan p=0.753 (p>0.05) yang artinya tidak terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap pengambilan keputusan. Hasil analisis kelima diperoleh nilai mean difference=6.38 dengan p=0.004 (p0.05) yang artinya tidak terdapat perbedaan pengambilan keputusan ditinjau dari jenis kelamin. (Addasuqi, 2015)

(6)

Tabel II.1

Matriks Perbandingan Hasil Penelitian

Item Kajian

Nama Peneliti Rizkhi Ashari Putri Amril Amrullah

Lestari Nurhajati dan Damayanti Wardyaningrum

Achmad Syarief Addasuqi

Tresna Narstitie Maerna Sucika

Judul

Pengaruh Tayangan Film My Idiot Brother

Terhadap Perilaku Bullying Pada Remaja

SMK Medika Samarinda.

Pengaruh Tayangan Upin Dan Ipin Terhadap Penggunaan Bahasa Melayu Murid Sdn 001 Sambutan

Samarinda.

Komunikasi Keluarga dalam

Pengambilan Keputusan Perkawinan di Usia

Remaja.

Pengaruh Iklan Politik Peserta Pemilu Dan

Persepsi Pemilih Terhadap Pengambilan

Keputusan Ditinjau Dari Tempat Tinggal

Dan Jenis Kelamin Pada Pemilu Legislatif

2014 Di Desa Tapis Kecamatan Tana Paser

Pengaruh Tayangan Film Sexy Killers

Terhadap Pengambilan

Keputusan Masyarakat pada

Pemilu 2019.

Institusi / Tahun

Universitas Mulawarman / 2016

Universitas Mulawarman / 2017

Universitas Al Azhar/ 2012

Universitas Mulawarman/2015

Universitas Bina Sarana Informatika

Bandung/ 2019

Metode Eksplanasi Eksplanasi Deskriptif Deskriptif Deskriptif

Pendekatan Kuantitatif Kuantitatif Kualitatif Kuantitatif Kuantitatif

Paradigma Positivisme Positivisme - Positivisme Positivisme

Teori Kultivasi AIDDA Sistem Komunikasi - Kultivasi

14

Ga

(7)

Hasil Penelitian

Pengaruh film My Idiot Brother terhadap perilaku bullying mendapatkan nilai sebesar 24%, dimana

ejekan yang sering dilakukan para remaja SMK Medika Samarinda

adalah suatu candaan, dimana faktor perilaku bullying tidak hanya di sebakan film ini namun

juga factor lainnya.

Dari 55 responden diketahui bahwa 61,9%

anak setuju dan 38,1%

sangat setuju kalau film kartun merupakan acara yang banyak disenangi atau digemari oleh anak-anak. Namun

pengaruh dari penggunaan Bahasa

melayu rendah dan signifikan.

Penentuan dalam pengambilan keputusan untuk menikah di usia dini memiliki keterkaitan

dengan latar belakang relasi yang

di bangun anak dengan orang tuanya

dan anak dengan lingkungannya.

Berdasarkan hasil uji ANOVA menunjukkan

bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel iklan politik dengan pengambilan keputusan, dengan nilai p = 0.949 yang

menunjukkan hubungan nirsignifikan karena p > 0.05 ( 0.949

> 0.050). Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan

dalam penelitian ditolak.

Berdasaran hasil penelitian tayangan dari film Sexy Killer

memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pengambilan keputusan dalam

pemilu 2019.

Persamaan

Variable X dalam penelitian ini sama dengan variable yang peneliti buat buat yaitu,

tayangan.

Analisis pengaruh Tayangan.

Menganalisis pengambilan keputusan.

Sama-sama terdapat variable pengambilan

keputusan.

dua penelitian menganalisa tentang pengaruh tanyangan

yang terkandung dalam objek dan

satu meneliti bagaimana pengambilan

keputusan dilakukan.

15

(8)

Perbedaan

Memiliki varibel Y perilaku bullying sedangkan variable Y

dalam penelitian iniadalah pengambilan

keputusan.

Objek penelitian berbeda dengan apa

yang peneliti teliti.

Objek yang di teliti berbeda, dimana

penelitian ini meneliti tentang

pengambilan keputusan dalam

menikah dini sedangkan penelitian

yang peneliti lakukan adalah

pengambilan keputusan dalam pemilihan Pemilu.

Objek penelitian berbeda dimana disini

tentang iklan.

Objek penelitian yang peniliti teliti

berbeda dengan ketiga penilitian

lainnya.

16

(9)

17

2.2. Kajian Literatur 2.2.1. Media Film

Berbagai macam media yang digunakan oleh masyarakat, serta jenis medianya sendiri bisa disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan seperti media cetak, elektronik dan media baru. Dengan banyaknya jenis media tanpa kita sadari kehadiran dan pengaruhnya sudah memenuhi keseharian di dalam kehidupan sehari- hari, dimana dengan menggunakan media kita dapat memperoleh banyak keuntungan seperti dalam mencari hiburan, informasi dan sebagainya. Dalam mencari kebutuhan yang diinginkan dalam media kita bisa memilihnya sesuai jenis media yang ada, seperti media film untuk mencari sebuah hiburan, di media koran mendapatkan banyak informasi-informasi terbaru.

Menurut Dennis McQuail (2000) dalam (Setiawan, 2013) memberikan beberapa asumsi pokok tentang peran atau fungsi media di tengah kehidupan masyarakat saat ini, yaitu:

1. Media merupakan sebuah industry. Media terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa.

Disisi lain,industri media tersebut diatur oleh masyarakat.

2. Media berperan sebagai sumber kekuatan yaitu alat kontrol manajeman dan inovasi dalam masyarakat. Komunikator menjadikan media sebagai pengganti kekuatan, tameng, atau sumber daya lainnya, dalam kehidupan nyata.

3. Media menjadi wadah informasi yang menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik dari dalam negeri maupun internasional.

(10)

18

4. Media berperan sebagai wahana pengembangan budaya. Melalui media seseorang dapat mengembangkan pengetahuannya akan budaya lama, maupun memperoleh pemahaman tentang budaya baru. Misalnya gaya hidup dan tren masa kini yang semuanya didapat dari informasi di media.

5. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dikombinasikan dengan berita dan tayangan hiburan. Media telah menjadi sumber dominan bagi individu dan kelompok masyarakat.

Dengan banyaknya peran media, kita tidak bisa melepaskan ketergantungan akan media, salah satunya adalah media sebagai media hiburan yang dapat membantu menghilangkan kepenatan atau kebosanan. Salah satu media sebagai hiburan adalah media film, dimana banyak masyarakat yang menyukainya karena memberikan jalan cerita yang seru yang biasanya dekat dengan kehidupan sehari- hari, serta memasukkan nilai-nilai yang dapat merubah suasana hati dan memberikan pengetahuan baru tentang dunia. Karena itu film dianggap sebagai suatu wadah pengekspresian dan gambaran tentang kehidupan sehari-hari.

Pasal 1 ayat 1 Undang-undang tentang perfilman memberikan batasan tentang pengertian dari film.

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya.

Film memiliki banyak jenis dan juga memiliki berbagai macam durasi, film pendek biasanya berdurasi di bawah 60 menit sedangkan film Panjang

(11)

19

kebalikannya, film pendek sendiri bisa menjadi sebuah awal dari terbentuknya film yang berdurasi Panjang. Sedangkan film cerita panjang memiliki durasi 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit (Effendy, 2002).

Sedangkan menurut Himawan Pratista (2008) dalam Ari Trismana film memiliki 3 jenis yaitu film documenter, film fiksi dan film eksperimental, yakni:

a. Film dokumenter

Film jenis documenter ini memiliki hubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik. Film dokumenter tidak memiliki plot, tokoh/penokohan, dan penyelesaian masalah, namun meiliki struktur sederhana agar memudahkan penonton untuk memahami dan mempercayai fakta-fakta yang disajikan.

b. Film Fiksi

Film fiksi terikat oleh plot, dimana cerita telah di buat dan atur sebelumnya dan memiliki tokoh-tokoh yang memiliki karakter protagonist, antagonis dan lainnya. Alur cerita juga ada masalah, konflik dan emcahana masalah sebagi penutup, terkadang film fiksi bisa di luar nalar manusia.

c. Film Eksperimental

Film eksperimental tidak memiliki plot namun tetap memiliki terstruktur yang dipengaruhi oleh insting subjektif sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta pegalaman batin. Film eksperimental juga umumnya tidak bercerita tentang apapun bahkan kadang menentang kausalitas. Film-film eksperimental

(12)

20

umumnya berbentuk abstrak dan tidak mudah dipahami. Para sineas eksperimental umumnya bekerja pada studio independen atau perorangan. (Ari Trismana, 2017:11)

Menurut analisis peneliti berdasarkan pendapat di atas, film dokumenter merupakan film yang sangat dekat dengan masyarakat, karena film ini di buat tanpa ada rekaan atau plot sebelumnya dan disadarkan pada keadaan yang terjadi di kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut (Himawan Pratista, 2008) dalam Ari Trismana Film dokumenter dapat digunakan untuk berbagai macam maksud dan tujuan seperti: informasi atau berita, biografi, pengetahuan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik (propaganda), dan lain sebagainya (Ari Trismana, 2017:20) 2.2.2. Film Sexy Killers

Sexy Killers merupakan film dengan jenis dokumenter, dimana film ini di garap oleh rumah produksi watchdog yang didirikan oleh Dandhy Dwi Laksono.

Awal dari di buatnya film ini adalah duet perjalanan yang dilakukan Dandhy Dwi Laksono sebagai videographer dan Supatra Arz sebagai Fotografer yang dinamakan tim ekspedisi Indonesi Biru, mereka melakukan perjalanan jurnalistik mengelilingi Indonesia yang di mulai dari 1 januari sampai 31 januari 2015 dengan mengendarai motor bebek. Dalam perjalan ini mereka mulai mendokumentasikan sejumlah aktivitas ekonomi masyarakat, keragaman hayati, kearifan lokal, isu energi sampai isu lingkungan hidup.

Tim ekspedisi Indonesia Biru, menghasilkan beberapa karya documenter, salah satunya adalah Sexy Killers yang dimana telah melakukan kerjasama dengan Greenpeace Indonesia. Sexy Killers mengangkat isu-isu seputar industri batubara.

(13)

21

Dalam film ini dipisahkan dalam beberapa topik masalah, masalah pertama yang terjadi di industri baturabara adalah bekas-bekas galian lubang batu bara yang tidak direklamasi yang dimana menyebabkan warga sekitar meninggal akibat jatuh ke dalam lubang. Bukan hanya itu dalam film ini menampilkan bagaimana akibat pertambangan batubara yang dekat dengan pemukiman warga, sehingga membuat beberapa rumah warga hancur dan rusak. Pertambangan batubara ini juga menutup jalur air bagi masyarakat dan menjadikan sumber air menjadi keruh. Meluasnya pertambangan batubara juga menyebabkan lahan persawahan warga berkurang.

Permasalahan kedua adalah bagaimana cara pengiriman batubara ke PLTU, dimana jalur yang di pilih menggunakan jalur laut dan sungai. Kapal dari tongkang- tongkang batubara ini menyebabkan kerusakan bagi terumbu-terumbu karang yang dilalui kapal tersebut, akibatnya para nelayan pun kesulitan dalam mencari ikan.

Permasalah selanjutnya adalah bagaimana polusi yang diakibatkan oleh pembakaran PLTU, yang menyebabkan rumah warga yang berdekatan dengan PLTU dipenuhi debu, dan mengakibatkan beberapa warga sakit akibat polusinya.

Tidak hanya disana PLTU yang berdekatan dengan lahan perkebunan warga menjadikan tanaman warga menjadi tidak sehat.

Dalam film ini juga di ceritakan banyak warga yang berdekatan dengan PLTU mengalami alergi debu. Salah satu korban yang disorot adalah seorang wanita bernama Novi yang mengalami kanker nasofaring, yang di duga dalam film tersebut akibat sering menghirup debu dari PLTU. Diceritakan juga di akhir film ini Novi yang telah melakukan pengobatan di Jakarta meninggal dunia. Dalam film ini juga dimasukan beberapa tanggapan dari para penjabat negara dan bukan hanya itu dalam

(14)

22

film ini di jelaskan secara rinci keterlibatan para petinggi negara dengan para pengusaha di industri batubara.

2.2.3. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan hal penting dimana merupakan proses untuk mengambil suatu tindakan selanjutnya. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu.

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses dalam menentukan keputusan dari berbagai alternatif yang ada untuk menetapkan suatu tindakan (Anzizhan, 2004:89). Sedangkan menurut S.P. Siagian dalam Addasuqi mengatakan pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.(Addasuqi, 2015)

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan defenisi ini dapat dimiliki subtansi pokok di dalamnya, yaitu adanya sebuah proses atau langkah- langkah. Adanya berbagai pilihan alternatif yang didapatkan, menetapkan suatu pilihan dana pengambil suatu keputusan. Dalam pengambilan keputusan membutuhkan informasi atau pengetahuan-pengetahuan dimana berfungsi utuk bahan pertimbangakn dari berbagai pilihan yang di berikan sehingga dapat menetapkan suatu keputusan yang tepat. Sehingga bisa disimpulkan pengambilan keputusan merupakan hasil dari suatu tindakan yang dilakukan dalam mengambil suatu keputusan dari beberapa macam pilihan yang ada untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dalam pengambilan keputusan terjadi diakibatkan dari adanya

(15)

23

sebuah masalah yang ada, membuat terjadinya suatu proses pemikiran untuk memilih berbagai pilihan melalui berbagai macam pertimbangan yang ada sehingga menetapkan suatu keputusan yang diinginkan.

Dasar-dasar yang menentukan dalam pengambilan keputusan memiliki berbagai macam pilihan, tergantung dari apa permasalahan yang kita hadapi.

Menurut George R Terry dalam (Syamsi, 2000) disebutkan dasar-dasar dari pengambilan keputusan, yaitu:

a. Intuisi

Pengambilan keputusan yang di ambil didasari secara intuisi atau perasaan memiliki sifat yang subjektif dimana mudah terkena sugesti atau pengaruh, baik pengaruh dari luar maupun faktor dari kejiwaan. Pengambilan keputusan secara intuisi membutuhkan waktu yang singkat, namun keputusan yang diambil secara singkat sangat belum tentu tepat, dimana tidak bisa dilakukan oleh seseorang yang mengalami masalah besar. Pengambilan keputusan secara cepat sangat bagus untuk menyelesaikan masalah yang kecil atau masalah-masalah tentang kemanusiaan.

b. Pengalaman

Pengambilan keputusan dengan menjadikan pengalaman sebagai pedoman dapat membantu membuat keputusan yang tepat, dimana pengalaman dapat memperkirakan situasinya sehingga dapat memperhitugkan untung dan ruginya keputusan yang diambil. Namun pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki kelemahan diamana kuarangnya informasi yang baru.

(16)

24

c. Fakta

Pengambilan keputusan berdasarkan sejumlah fakta dapat menghasilkan keputusan yang baik dan solid, dengan adanya ebuah fakta dapat meningkatkan kepercayaan yang tinggi terhadap pengambilan keputusan yang akan di ambil, namun dalam mendapatkan fakta yang relevan sangat sulit.

d. Wewenang

Pengambilan keputusan berdasarkan pada wewenang dapat menimbulkan perasaan rutin dengan praktik dictatorial, biasanya ini dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan ini dapat membuat permasalahan menjadi kabur atau kurang, dimana masalah masalah akan sulit untuk di pecahkan.

e. Logika/Rasional

Pengambilan keputusan yang digunakan berdasarkan logika dapat menghasilkan suatu keputusan yang lebih objektif, logis, lebih transparan, konsiten.

Pengambilan keputusan di pengaruhi oleh beberapa faktor dimana akan membantu memilih dalam pengambilan keputusan lebih baik dari beberapa alternatif yang ada untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Hasan dalam Zulaikhah (2014) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan, faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain faktor masalah, faktor situasi dan faktor kondisi.

(17)

25

a. Faktor Masalah

Dalam mengambil suatu keputusan dalam memilih program studi tentu ditemukan beberapa masalah yang menjadi penghalang untuk mengambil keputusan, yang merupakan penyimpangan dari apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan, tujuan yang dimaksud adalah keputusan dalam memilih program studi pendidikan akuntansi.

b. Faktor situasi

Merupakan keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain dan yang secara bersama-sama mempengaruhi terhadap apa yang akan diperbuat. Dalam situasi keputusan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam memilih jurusan akuntansi.

c. Faktor Kondisi

Merupakan keadaan saat mengambil keputusan keseluruhan dari faktor faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat dan kemampuan seseorang.

Komponen terpenting dalam mengambil suatu keputusan adalah menentukan langkah-langkah dan kegiatan pengumpulan informasi mengenai situasi keputusan yang akan dibuat. Langkah-langkah pengambilan keputusan menurut Mondy dan Premeaux dalam Anzizhan (2004:55) terdiri dari lima langkah :

a. Mengidentifikasi masalah atau peluang, mempelajari masalah apa sehingga bisa di lihat munculnya msalah secara logika.

b. Membuat altenatif-alternatif, membuat sejumlah pilihan akan melihat mana yang paling efektif untuk memcahkan masalah yang ada.

(18)

26

c. Mengevaluasi alternatif, menilai dari bebrapa pilihan dengan melihat keuntungan dan kerugian atau kekuatan dan kelemahan dari masing-masing alternatif yang ada.

d. Memiliki dan mengimplementasikan alternatif, dimana pilihan ini bisa mendukung keberhasilan dalam pemecahan masalah dan menjawab peluang yang ada.

e. Mengevaluasi alternatif, evaluasi dilakukan apakah pilihan dari alternative yang ada telah mencapai tujuan yang diinginkan atau belum.

Pada dasarnya setiap individu dalam hidup selalu dihadapkan dalam membuat suatu keputusan dari berbagai alternatif yang ada, langkah-langkah yang disimpulkan diatas adalah proses bagaimana pilihan itu diperoleh.

2.2.4. Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia

Pemilihan umum merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk memilih calon-calon pemimpin yang nantinya setelah dilakukan perhitungan dan memperoleh nilai yang paling tinggi akan di pilih sebagai pemimpin. Menurut Labolo & Ilham (2015), “Pemilihan umum merupakan suatu sarana bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan suaranya guna memilih wakil rakyat, serta merupakan bukti adanya upaya untuk mewujudkan demokrasi.” (Labolo &

Ilham, 2015:50)

Berangkat dari pengertian demokrasi yang di ungkapkan Abraham Lincoln (1808-1865) yang berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (democracy is government of the people, by the people, and for the people) (Labolo

& Ilham, 2015). Hal ini mengandung makna bahwa kekuasaan tertinggi ada di

(19)

27

tangan rakyat dan segala tindakan di tentukan oleh rakyat, dimana pemilu dipercanya sebagai suatu cara mengangkat eksistensi rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara.

Sedangkan menurut Jimly Asshiddiqie dalam buku Muhadam Labolu dan Teguh Ilham tujuan penyelenggaraan pemilu ada 4 (empat), yaitu:

a. Untuk memungkinkan terjadinya peralihan kepemimpinan pemerintahan secara tertib dan damai.

b. Untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili kepentingan rakyat di lembaga perwakilan.

c. Untuk melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat di lembaga perwakilan.

d. Untuk melaksanakan prinsip hak-hak asasi warga negara. (Labolo & Ilham, 2015:54)

Untuk bisa mengikuti pemilu masyarakat beberapa persyaratan agar mendapatkan hak pilihnya, dalam UUD tentang hak memilih Pasal 28 menyatakan Warga negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut warga negara yangPada waktu pemungutan suara untuk Pemilihan Umum sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih. Sedangkan dalam UUD Pasal 29 ayat 2, Untuk dapat didaftar sebagai pemilih harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;

b. tidak sedang menjalani pidana penjara atau pidana kurungan berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

(20)

28

hukum tetap, karena tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2.2.5. Teori Media Film Sebagai Grand Theory

Film merupakan Berbagai jenis media yang dapat di gunakan oleh masyarakat, seperti salah satunya adalah media film yang dapat mempengaruhi penontonya. Dalam film berisi pesan yang ingin di sampaikan oleh sutradara kepada penontonnya, yang dimana diharapkan dapat memberikan pengaruh kepada penontonnya. Film memiliki peran sebagai sebuah sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum (McQuail, 2003:13).

Film sebagai Grand Theory dalam hal ini adalah film Sexy Killers dimana setelah adanya film ini peneliti menemukan adanya berbagai permasalah yang terjadi. Sehingga dapat dapat dikatakan dasar utama terbentuknya penelitian ini adalah setelah adanya tayangan film Sexy Killer ini.

2.2.6. Teori Stimulus Respon Sebagai Middle Theory

Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respon) pertama kali di kemukakan oleh Hovland tahun 1953 dimana awalnya dari kajian ilmu psikologi namun dalam perkembangannya digunakan juga dalam kajian ilmu komunikasi. Menurut teori stimulus response ini, dalam proses komunikasi, berkenaan dengan perubahan sikap

(21)

29

adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.

Stimulus menurut (Arens, Schaefer, Weigold, 2009:130) mengungkapkan bahwa stimulus merupakan informasi-informasi yang kita terima secara fisik lewat panca indra kita. Saat kita melihat sebuah objek atau pesan atau apapun yang dapat diterima oleh panca indra kita, kita menerima berbagai macam stimulus.

Berdasarkan model Stimulus-Respon di atas, stimulus yang diterima tersebut, kemudian mendorong kita untuk memberikan respon.

Sedangkan Respon menurut (Schiffman dan Kanuk, 2007 :193) adalah “How individuals react to a drive or cue-how they behaveconstitue their response a need or motive may evoke a whole variety of response”. Berdasarkan kutipan tersebut, respon merupakan suatu bentuk reaksi yang diberikan individu terhadap dorongan yang ada di dirinya, bagaimana mereka berperilaku.

Menggunakan teori Stimulus Respon karena grand teorinya menggunakan media Film, dimana dalam penelitian ini stimulus di dapatkan saat menonton dari film Sexy Killers lalu saat adanya stimulus akan langsung ada respon seperti menangis saat melihat adegan yang sedih.

2.2.7. Teori Kultivasi Sebagai Apply Theory

Kajian teoritis dalam penelitian ini menggunakan Teori Kultivasi. Teori Kultivasi (Cultivation Theory) pertama kali dikenalkan oleh Professor George Gerbner, seorang Dekan Emiritus dari Annenberg School for Communication di Universitas Pensylvania. Penelitian kultivasi yang dilakukan oleh Gerbner lebih menekankan pada “Dampak”. Asumsi mendasar dari teori kultivasi adalah terpaan

(22)

30

media secara simultan akan memberikan gambaran dan pengaruh pada persepsi pemirsanya.

Pemikiran Gebner menyatakan media massa, khususnya TV, menyebabkan munculnya kepercanyaan tertentu mengenai realitas yang dimiliki Bersama oleh konsumen media massa. Menurutnya sebagian besar yang kita ketahui atau apa yang kita pikir kita tahu, tidak kita alami sendiri. Kita mengetahuinya adanya berbagai cerita yang kita lihat di dan dengar melalui media.

Menggunakan teori kultivasi karena dalam penlitian ini ingin mengetahui setelah menonton tayangan film Sexy Killer apakah berdampak kepada penontonnya, dimana dampak di sini adanya kepercanyaan atau realitas baru sehingga adanya perubahan dalam pengambilan keputusan pada Pemilu 2019.

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan di tampilkan berupa sebuah bagan sebagai dasar pemikiran peneliti dalam penelitian yang berhubungan dengan variabel, sub-variabel dan teori-teori yang digunakan. Berdasarkan temuan fakta- fakta dilapangan, peneliti menentukan landasan teori dan variabel-variabel yang mempengaruhi sehingga menjadi fokus penelitian. Kemudian peneliti menentukan metodologi penelitian yang akan digunakan. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif deskriptif. Lalu peneliti merumuskan hipotesis dan selanjutnya menarik kesumpulan dari hasil penelitian.

Kerangka pemikiran peneliti dimulai dengan di tetapkannya grand theory, middle theory dan apply theory yang akan di gunakan. Grand theory menggunakan media film dimana awal menemukannya realitas yang di lapangan yaitu dari film

(23)

31

dengan judul Sexy Killers yang dimana membuat banyak tanggapan di masyarakat.

Applay theory memakai teori stimulus respon dimana film sendiri memberikan stimulus kepada penontonnya dan dimana setelah adanya stimulus aka nada sebuah respon.

Applay theory dalam penelitian ini menggunakan teori kultivasi dimana media mengabarkan suatu peristiwa sehingga memberikan pengaruh atau efek terhadap penontonnya. Untuk itulah peneliti mengangkat masalah ini agar melihat seberapa besar pengaruh film Sexy Killers terhadap masyarakat. Peneliti menemukan focus masalah dan varibel yang ada dimana tayangan film dan pengambilan keputusan.

Berdasarkan temuan masalah dan landasan teori tersebut, maka peneliti memfokuskan pada efek dari tayangan Film Sexy Killers ini. Penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriftif, setelah itu meumuskan hipotesis mayor dan minor untuk mendeskripsikan hasil dari penelitian yaitu pengambilan keputusan masyarakat pada pemilu 2019. Berikut ini adalah bagan dari kerangka pemikiran pada penelitian Pengaruh tayangan Sexy Kilers terhadap pengambilan keputusan masyarakat pada pemilu 2019.

(24)

32

Tabel II.2

Kerangka Pemikiran

Teori Media Film McQuail (Grand Theory)

Teori Stimulus Respon Hovlan

(Middle Range Theory)

Teori Kultivasi George Gebner (Apply Theory)

Tayangan Sub X1 : Intensitas Sub X2 : Isi Pesan

Pengambilan Keputusan Sub Y1 : Cara berpikir Sub Y2 : Pengetahuan Sub Y3 : Tindakan

PENGARUH TAYANGAN FILM SEXY KILLERS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MASYARAKAT PADA PEMILU 2019

Terpaan Media Efek Media

(25)

33

2.4. Hipotesis

Setelah penyusunan kerangka pemikiran, maka dapat di tarik sebuah kesimpulan yang menjadi dugaan sementara (Hipotesis). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.(Sugiyono, 2017).

Adapun hipotesis mayor dalam penelitian ini adalah :

H 1 = H0 : Tidak ada Pengaruh Tayangan Film Sexy Killers terhadap Pengambilan Keputusan Masyarakat pada Pemilu 2019.

H1 : Ada Pengaruh Tayangan Film Sexy Killers terhadap Pengambilan Keputusan Masyarakat pada Pemilu 2019.

Pada penelitian ini diajukan pula hipotesis minor berdasarkan variable dan sub-variabel masing-masing dari varibel X terhadap varibel Y. Adapun hipotesis minor minor sebagai berikut :

1. H0 : Tidak Ada Pengaruh Intensitas Terhadap Cara Berpikir Masyarakat

Pada Pemilu 2019.

H1 : Ada Pengaruh Intensitas Terhadap Cara Berpikir Masyarakat Pada Pemilu 2019.

2. H0 : Tidak Ada Pengaruh Intensitas Terhadap Pengetahuan Masyarakat Pada Pemilu 2019.

H1 : Ada Pengaruh Intensitas Terhadap Pengetahuan Masyarakat Pada Pemilu 2019.

3. H0 : Tidak Ada Pengaruh Intensitas Terhadap Tindakan Masyarakat Pada Pemilu 2019.

(26)

34

H1 : Ada Pengaruh Intensitas Terhadap Tindakan Masyarakat Pada Pemilu 2019.

4. H0 : Tidak Ada Pengaruh Isi Pesan Terhadap Cara Berpikir Masyarakat Pada Pemilu 2019.

H1 : Ada Pengaruh Isi Pesan Terhadap Cara Berpikir Masyarakat Pada Pemilu 2019.

5. H0 : Tidak Ada Pengaruh Isi Pesan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Pada Pemilu 2019.

H1 : Ada Pengaruh Isi Pesan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Pada Pemilu 2019.

6. H0 : Tidak Ada Pengaruh Isi Pesan Terhadap Tindakan Masyarakat Pada Pemilu 2019.

H1 : Ada Pengaruh Isi Pesan Terhadap Tindakan Pada Pemilu 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hipotesis utama yang diajukan dalam riset ini adalah sebagai berikut: 1 H0: Sertifikasi SVLK tidak mempunyai pengaruh terhadap harga premium produk ekspor kayu olahan Indonesia;

Hipotesis Penelitian Keterangan : berpengaruh secara langsung : berpengaruh secara tidak langsung Hipotesis yang dapat disusun pada peneletian ini adalah sebagai berikut : H1: