BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya, di samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian serta menunujukan orisinalitas dari penelitian.
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (jurnal,skripsi,tesis dan sebagainya). Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat sejauh mana orisinalistas dari posisi penelitian yang hendak dilakukan. Kajian yang mempunyai relasi atau keterkaitan dengan kajian ini antara lain:
Pertama, penelitian “PEMANFAATAN MEDIA VISUAL BANDUNG PLANNING GALLERY SEBAGAI MEDIA INFORMASI” skripsi oleh Yayang
Mediyani Harjaya tahun 2018 dari jurusan Televisi Dan Film Fakultas Ilmu Komunikasi dari Universitas BSI Bandung. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media visual yang di gunakan untuk menarik minat pengunjung.
Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dalam penelitian ini langkah analisis data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menemukan bahwa hasil dari digunakannya media visual di Bandung Planning Gallery mampu menarik minat pengunjung dan menjadi media informasi yang interaktif dalam menjelaskan sejarah dengan teknologi modern.
Penelitian selanjutnya berjudul “EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL SEBAGAI OPTIMALISASI MODEL PEMBELAJARAN” oleh Sapto Haryoko, Jurnal vol. 5 no. 1 tahun 2009 dosen dari Universitas Negeri Makassar. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil dari keefektifan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika pada mata kuliah teknik jaringan komputer dengan menggunakan media audio visual.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian The Pre-Test - Post-Test control group design. Hasil dari penelitian ini menggunakan statistik deskriptif adalah pembelajaran menggunakan media audio visual lebih baik dibanding dengan pembelajaran melalui pendekatan konvensional menunjukan bahwa perlu ada perubahan paradigma dalam proses pengajaran.
Penelitian selanjutnya berjudul “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA BELAJAR SENI BUDAYA” E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang Vol. 2 No. 1 2013 seri B. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media audio visual untuk meningkatkan kemandirian siswa belajar seni budaya di SMA Negeri 1 Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan.
Penelitian ini menggunakan metode dekriptif yang bersifat kualitatif, karena penelitian ini mengangkat dan menganalisa kenyataan yang terjadi di lapangan. Hasil
dari penelitian ini adalah Media audio visual telah berhasil meningkatkan dan membangkitkan ketertarikan siswa untuk mempelajari seni budaya. Rasa ketertarikan telah membangkitkan kemandirian siswa itu sehingga partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran juga meningkatkan dengan sendirinya.
Penelitian selanjutnya berjudul “PERANAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM MEMPERKENALKAN WISATA EDUKASI KEPADA MASYARAKAT” oleh Isni Yanuarchristy skripsi pada tahun 2018 di Universitas BSI Bandung. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan media komunikasi dalam mempromosian Bandung Planning Gallery kepada masyarakat sebagai wisata edukasi di Kota Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan teori yang digunakan adalah interaksi simbolik. Hasil dari penelitian ini adalah pengelolaan meia komunikasi di Bandung Planning Gallery mempunyai tahapan yang harus di jalankan agar sesuai tercapainya tujuan, dalam hal ini Bandung Planning Gallery menjalan kan media komunikasinya haruslah membuat suatu pengelolaan sebelum berkomunikasi dengan masyrakat agar pesan yang disampaikan berhasil dan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap wisata edukasi yang di buat oleh pemerintah Kota Bandung.
Penelitian selanjutnya, berjudul “MEDIA AUDIO VISUAL MENGGUNAKAN VIDEOSCRIBE SEBAGAI PENYAJIAN INFORMASI PEMBELAJARAN PADA KELAS SISTEM OPERASI” iLearning Journal Center Vol.1 No.1 Agustus 2016 oleh Muhamad,Qurotul, Komala. Dalam penelitian ini
bertujuan untuk melihat pengaruh media audio visual menggunakan videoscribe sebagai penyajian informasi pembelajaran pada kelas sistem operasi.
Pada penelitian ini, peneliti mengungkapkan dalam proses belajar mengajar, diperlukannya konten materi sebagai bahan ajar perkuliahan. Konten materi tersebut tentunya harus jelas dan mudah dipahami supaya mahasiswa dapat mengerti konten materi yang dipelajari itu. Materi yang dijelaskan pun bentuk atau formatnya bisa berupa format slide materi dengan menggunakan power point atau drive serta berupa format media video pembelajaran. Media yang biasa digunakan untuk memperlancar komunikasi proses belajar mengajar disebut dengan media pembelajaran. Namun masih kurang optimalnya dalam proses video pembelajaran tersebut. Dalam melakukan penelitian ini didapatkan 3 permasalahan yang terjadi. Hal yang diterapkan ini merupakan pembuatan video pembelajaran sebagai penyajian info rmasi serta merupakan inovasi pembelajaran kelas sistem operasi pada program iLearning plus.
Serta dibuatnya gaya kerangka pemikiran dalam penelitian yang digunakan untuk model penelitian korelasi. Untuk hal ini dilakukan 10 literature review perihal media audio visual menggunakan videoscribe di setiap universitas, sekolah atau pendidikan lainnya. Diimplementasikan video pembelajaran pada kelas sistem operasi program iLearning Plus. Setelah adanya video pembelajaran berupa media audio visual sebagai penyajian informasi pembelajaran serta mempermudah mahasiswa untuk memahami dan mendalami materi yang telah disampaikan.
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Peneliti Skripsi
Yayang Mediyani
Harjaya 2018
Jurnal Sapto Haryoko,
vol. 5 no. 1 2009
E-Jurnal Sendratasik Vol. 2 No. 1
2013
Skripsi Isni Yanuarchristy
2018
iLearning Journal Center Muhamad,Qurotul,
Komala Vol.1 No.1
2016 Judul Pemanfaatan
media visual bandung planning gallery
sebagai media informasi
Efektifitas pemanfaatan media audio visual sebagai
optimalisasi model pembelajaran
Penggunaan media audio visual untuk peningkatkan
kemandirian siswa belajar seni
budaya
Peranan media komunikasi dalam
memperkenalkan wisata edukasi
kepada masyarakat
Media audio visual menggunakan videoscribe sebagai
penyajian informasi pembelajaran pada
kelas sistem operasi Tujuan mengetahui
media visual yang di gunakan
untuk menarik minat pengunjung.
mengetahui bagaimana hasil
dari keefektifan hasil belajar
mahasiswa Jurusan Pendidikan
Teknik Elektronika pada
mata kuliah
mengetahui penggunaan media audio visual untuk meningkatkan
kemandirian siswa belajar seni
budaya di SMA Negeri 1 Kecamatan Basa
mengetahui bagaimana peranan media komunikasi dalam
mempromosian Bandung Planning
Gallery kepada masyarakat sebagai wisata edukasi di Kota
Bandung.
melihat pengaruh media audio visual
menggunakan videoscribe sebagai
penyajian informasi pembelajaran pada
kelas sistem operasi
teknik jaringan computer.
Ampek Balai Tapan Metode Kualitatif
deskriptif
Kuantitatif survey
Kualitatif deskriptif
Kualitatif deskriptif
Kualitatif deskriptif Teori Teori model
public information
The Pre-Test - Post-Test control
group design.
Media pembelajaran
Teori interaksi simbolik
Media pembelajaran Hasil hasil dari
digunakannya media visual di
Bandung Planning Gallery
mampu menarik minat pengunjung dan
menjadi media informasi yang interaktif dalam
menjelaskan sejarah dengan
teknologi modern.
pembelajaran menggunakan media audio visual lebih baik
dibanding dengan pembelajaran
melalui pendekatan konvensional
menunjukan bahwa perlu ada
perubahan paradigma dalam
proses pengajaran.
Media audio visual telah
berhasil meningkatkan dan
membangkitkan ketertarikan siswa
untuk mempelajari seni
budaya. Rasa ketertarikan telah
membangkitkan kemandirian siswa itu sehingga
partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran juga
meningkatkan dengan sendirinya.
pengelolaan meia komunikasi di Bandung Planning
Gallery mempunyai tahapan yang harus di jalankan
agar sesuai tercapainya tujuan,
dalam hal ini Bandung Planning
Gallery menjalan kan media komunikasinya haruslah membuat
suatu pengelolaan sebelum berkomunikasi dengan masyrakat
agar pesan yang
dalam proses belajar mengajar,
diperlukannya konten materi sebagai bahan ajar
perkuliahan.
Konten materi tersebut tentunya
harus jelas dan mudah dipahami supaya mahasiswa
dapat mengerti konten materi yang
dipelajari itu.
Materi yang dijelaskan pun
bentuk atau formatnya bisa berupa format slide
materi dengan
disampaikan berhasil dan tujuan
untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat agar
lebih peduli terhadap wisata edukasi yang di
buat oleh pemerintah Kota
Bandung.
menggunakan power point atau drive serta berupa format media video
pembelajaran.
Persamaan Persamaan penelitian ini adalah sama-
sama menggunakan
media visual didalam penelitiannya
Persamaan penelitian ini adalah sama-
sama menggunakan
media audio visual didalam
penelitiannya
Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan media audio visual didalam
penelitiannya
Sama-sama menyampaikan informasi kepada
masyarakat dan menggunakan metode kualitatif
Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan media audio visual
didalam penelitiannya Perbedaan Perbedaannya
adalah objek penelitian yang
berbeda
Metode penelitiannya
berbeda
Metode,teori, dan objek penelitiannya
berbeda
Teori yang berbeda dan focus
penelitiannya berbeda
Metode, teori dan objek penelitiannya
berbeda
2.2 Kajian Literatur
2.2.1 Komunikasi Audio Visual
Komunikasi (Communication) adalah sebuah proses sistemis di mana orang berinteraksi dengan dan melalui simbol untuk menciptakan dan menafsirkan makna.
Komunikasi adalah proses yang artinya swedang berlangsung dan selalu bergerak, bergerak semakin maju dan berubah secara terus-menerus. (T. Wood, 2013).
Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi kata “komunikasi” berasal dari bahasa latin, communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara orang atau lebih (Vardiansyah, 2005).
Sebagai mahluk sosial, komunikasi merupakan dasar bagi setiap orang untuk berinteraksi dengan orang lain dan berperan penting dalam sehari-hari. Setiap kesempatan dan eaktu, kita akan selalu berkomunikasi dengan orang lain termasuk di depan umum terutama tempat infotmasi dari instansi pemerintah.
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan komunikasi massa baik cetak atau elektronik yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonym dan heterogen. Pesan bersifat umum disampaikan secara serentak dan sellintas (khusunya media elektronik). (Mulyana,2010).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan komunikasi audio visual yang mana audio visual merupakan media dari sebuah komunikasi massa sebagai suatu proses atau alat komunikasi antara petugas Area Traffic Control System (ATCS)
dengan masyarakat kota Bandung. Komunikasi audio adalah komunikasi yang berupa suara dan hanya dapat di terima oleh indera pendengaran. Sedangkan komunikasi visual merupakan komunikasi yang menggunakan bahasa gambar atau video. Unsur dasar bahasa visual mejadi kekuatan utama dalam menyampaikan komunikasi adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti makna dan pesan.
2.2.1 Media Komunikasi
1. Pengertian Media Komunikasi
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata media memiliki arti perantara atau pengantar.
Sedangkan menurut Association for Education and Communication Technology (AECT), di Amerika seperti yang dikutip Yudmanadi memberi pengertian, yakni
“Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi”.
Media komunikasi adalah suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media dominan dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia. Media komunikasi sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat. Secara sederhana, media komunikasi adalah sebuah perantara dalam menyampaikan sebuah informasi dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan agar efisien dalam menyebarkan informasi atau pesan.
Media komunikasi merupakan sebuah sarana yang dipakai untuk memproduksi, mengolah, reproduksi, serta mendistribusikan untuk menyampaikan sebuah informasi. (Cangara, 2014).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah saluran sarana penghubung dan alat-alat komunikasi serta segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan masyarakat sehingga dapat mendorong terciptanya disiplin berkendara.
Media dipandang sebagai benda yang dapat di manipulasika, dilihat, di dengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang di pergunakan dengan baik. Dalam konteks penelitian ini adalah kegiatan penyampaian informasi Area Traffic Control System kepada masyarakat sehingga mendapatkan informasi atau pesan himbauan dengan jelas melalui media.
2. Fungsi Media Komunikasi
Menurut Marshall McLuhan (Ruslan, 2017) fungsi media komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Efektifitas
Media komunikasi akan membuat mudah serta kelancaran dalam menyampaikan sebuah informasi.
2. Efisiensi
Media komunikasi akan mempercepat penyampain didalam sebuah informasi.
3. Konkrit
Media komunikasi akan membantu mempercepat isi informasi atau pesan yang mempunyai sifat abstrak.
4. Motivatif
Media komunikasi akan lebih memberikan sebuah informasi yang bisa dipertanggung jawabkan.
Sementara bentuk media komunikasi adalah sebagai berikut : a. Media Cetak
Contoh : Majalah, Koran, Buku.
b. Media Visual
Penerimaan pesan melalui panca indera yang dapat dilihat.
Contoh : Gambar dan Foto.
c. Media Audio
Penerimaan pesan melalui indera pendengaran.
Contoh : Radio dan Tape Recorder.
d. Media Audio Visual
Media komunikasi yang dapat dilihat dan di dengar.
Contoh : Televisi dan Film.
3. Klasifikasi Media
Klasifikasi ciri utama media pada tiga pokok yaitu suara, visual dan gerak.
Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar avisual, garis ( Liner Graphic) dan simbol. Disamping itu juga membedakan media siar
(Transmisi) dan media rekam (recording), sehingga terdapat delapan klasifikasi media :
1. Media audio visual gerak 2. Media audio visual diam 3. Media audio visual semi gerak 4. Media visual gerak
5. Media visual diam 6. Media visual semi gerak 7. Media audio
8. Media cetak
Penelitian ini menggunakan media audio visual sebagai fokus penelitian.
Karena Area Traffic Control System menggunakan media audio visual sebagai media informasi yang dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai lalu lintas di kota Bandung.
2.2.2 Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Visual
Komunikasi antara manusia (human comunication) merupakan ciri pokok kehidupan manusia sebagai mahluk sosial pada tingkat kehidupan yang sederhana. Namun dalam tingkat kehidupan yang modern dan lebih komplek seperti sekarang ini, komunikasipada hakekatnya merupakan wahana utama bagi kehidupanmanusia dan merupakan jantung dari segala kehidupan sosial.
Memang pada mulanya manusia berkomunikasi secara langsung bertatap muka dengan menggunakan media tradisional. Akan tetapi ketika pergaulan manusia dalam masyarakat berkembang, komunikasi dan tatap muka atau media tradisional ternyata tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan manusia termasuk keperluan akan informasi yang relevan dengan taraf kehidupannya. Akhirnya manusia menemukan media komunikasi dan penyebaran informasi secara cepat, serentak, serta sanggup menjangkau khalayak yang tidak terbatas.
Media komunikasi tersebut adalah mediacetak atau media massa.
Setelah beberapa tahun kemudian muncullah media-media lain salah satunya adalah media audio visual. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah” perantara’ atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan.
Audio visual berasal dari kata Audibledan Visible, audible yang artinya dapat didengar, visible artinya dapat dilihat. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, audio adalah hal-hal yang berhubungan dengan suara atau bunyi.
Audio berkaitan dengan indera pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata atau lisan) maupun non verbal.
Media audio adalah media yang penyampaian pesannya ditangkap dengan indra pendengaran saja. Hal tersebut dikarenakan media ini hanya
mengeluarkan suara tanpa ada gambar atau pesan konkret lainnya. Pesan yang bisa disampaikan adalah dalam bentuk kata-kata, musik, dan sound effect saja.
Visual adalah hal-hal yang berkaitan denganpenglihatan; dihasilkan atau terjadi sebagai gambaran dalam ingatan. Audio visual adalah gabungan dari audio dan visual. Audio adalah suara yang dapat didengar sedangkan visual adalah yang dapat dilihat. Audio visual Aids atau AVA adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman atau kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan dapat dilihat serta didengar. Menurut Drs. Syaiful bahri dan Aswin Zain audio visual adalah media yang mempunyai unsur-unsur suara dan unsur gambar.
Menurut Azhar Arsyad audio visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan visual.Jadi audio visual adalah alat peraga yang bisa ditangkap dengan indera mata dan indera pendengaran. yakni yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
AVA adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan). Audio Visual Aids (AVA) adalah alat-alat yang menggunakan pengindraan penglihatan dan pendengaran. Suatu pelatihan yang menggunakan alat melalui kedua sensoris untuk menerima input dapat mencapai tingkat efektivitas yang tinggi. Alat-alat yang termasuk pada AVA meliputi : Sound film, filmstrip, tape/slide, siaran televisi, dan rekaman video. Perkembangan terakhir ialah mulai
dipergunakannya microprocessor dalam pembelajaran (multimedia) misalnya pembelajaran berbasis computer (CAI) dan pelatihan berbasis computer (CBT).
Media audio visual pada hakikatnya adalah suatu representasi (pemyajiam realitas, terutama melalui pengindraan penglihatan dan pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukkan pengalaman-pengalaman yang nyata terhadap seseorang.
2. Manfaat Media Visual
Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu yang memperlancar dan mempertinggi proses belajar mengajar. Alat bantu tersebut dapat memberikanpengalaman yang mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, menyederhanakan teori yang kompleks, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan sebagai berikut:
a. Menangkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa penting atau obyek yang langka dapatdiabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau obyek tertentuMelalui media pembelajaran guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme.
3. Karakteristik Media Audio Visual
Karakteristik Media Audio Visual sebagai berikut:
a. Media Grafis (visual diam)
Media Grafis didefinisikan sebagai bahan-bahan nonfotografis dengan format dua dimensi yang didesain khusus untuk mengkomunikasikan pesan dan informasi tertentu.Macam-macam media grafis adalah: gambar, diagram, bagan, poster, grafik, media cetak, buku.
b. Media Proyeksi
Media proyeksi adalah media yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor.
Media proyeksi seperti: slide, film strips, OHP, dan sebagainya.Media Audio Media Audio adalah media untuk bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar. Media Audio seperti: radio, tape recorder.
c. Media Komputer
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap daya berpikir seseorang. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual a. Kelebihan Audio Visual
1) Membuahkan hasil belajar lebih baik, karena semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
2) Masyarakat akan belajar disiplin lebih banyak daripada jika materi himbauan disajikan hanya dengan stimulus dengar saja atau dengan stimulus pandang saja.
b. Kelemahan Audio Visual
1) Terlalu menekankan pentingnya materi (bahan-bahan audio visual) ketimbang proses pengembangannya, seperti: desain, produksi, dan evaluasi.
2) Perhatian sulit dikuasai
3) Sifat komunikasinya hanya satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian umpan balik yang lain kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
2.2.3 Informasi
Dalam ungkapan sehari-hari, banyak yang mengatakan bahwa informasi adalah segala yang dikomunikasikan, seperti yang disampaikan oleh seseorang lewat bahasa lisan, surat kabar, video, dan lain-lain. Dalam ungkapan ini, terkandung pengertian bahwa tidak ada informasi kalau tidak ada yang membawanya. Di antara yang
membawa informasi ini, yang paling sering dibicarakan adalah bahasa manusia melalui komunikasi antarmanusia. Meskipun tidak selalu manusia yang membawa informasi, komunikasi bisa juga berarti asap, DNA, aliran listrik, atau gambar.
Dengan demikian, informasi di sini bisa dianggap sebagai pesan atau makna yang terkandung dalam sebuah pesan. Padahal, dalam kenyataan sehari-hari, sering kita harus membedakan informasi yang dikandung suatu kalimat atau yang tertulis dalam kalimat tersebut. Ada tiga makna dari kata informasi. Pertama adalah informasi sebagai suatu proses, yaitu merujuk pada kegiatan-kegiatan menjadi terinformasi.
Makna yang kedua adalah informasi sebagai pengetahuan. Di sini, informasi mengacu pada segala kejadian di dunia (entitas) yang tak terhingga, yang tak dapat disentuh, atau sesuatu yang abstrak. Sebagai sesuatu yang abstrak, informasi dilihat dari makna yang terkandung dalam keseluruhan medium yang digunakan, kemudian dapat diartikan secara berbeda antara si pengirim dan si penerima. Informasi dianggap sebagai bagian abstrak dari pikiran manusia sesuai dengan isi dan makna pesan yang diterima. Makna yang ketiga adalah informasi dianggap sebagai suatu benda atau penyajian yang nyata dari pengetahuan. Sebagai benda yang nyata, informasi dilihat dari rangkaian simbol-simbol dan dapat ditangkap oleh pancaindra manusia serta dapat saling dipertukarkan.
Informasi dianggap sebagai bahan mentah yang nyata, yang berada di luar manusia yang memerlukan pemrosesan lebih lanjut. Informasi dapat kita definisikan sebagai kumpulan data yang terstruktur yang kita komunikasikan lewat bahasa lisan, surat kabar, video, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat mempunyai dua pengertian,
yaitu 1) sebagai benda nyata (information as a thing) dan 2) sebagai sesuatu yang abstrak. Definisi tersebut berdasarkan pendapat Teskey (Pendit, 1992). Menurutnya, informasi adalah kumpulan data yang terstruktur yang disampaikan seseorang kepada orang lain. (Ishak, 2015).
Kemudian, Gordon B. Davis (1999) juga memberikan definisi. Menurutnya, informasi dari sudut pandang sistem informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Di samping itu, dalam Oxford English Dictionary, dijabarkan informasi sebagai sesuatu yang dapat diberitahukan atau dijelaskan (that of which is apprised or told), keterangan (intelligence), dan berita (news). (Ishak, Deni.
2015).
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan informasi dapat dilihat berikut ini.
Keterangan, pernyataan, gagasan, serta tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta, maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi serta komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik. Dengan demikian, pengertian informasi dalam modul menggunakan definisi dari Undang-Undang No 14 Tahun 2008. Terkait dengan mutu informasi, dijabarkan informasi menjadi: a) information-as-process (berperan menyampaikan), b) information-as-knowledge (sesuatu yang dirasakan dalam information-as-process, pengetahuan yang dikomunikasikan), dan
c) information-as-thing, informasi adalah objek, seperti data dan dokumen yang dapat memberikan informasi.
2.3 Kajian Teori
Teori merupakan penjelasan-penjelasan atas gejala alam secara cermat sehingga kita dapat melakukan prediksi. Bila penjelasan tersebut telah diuji berkali-kali dan terbukti benar maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai teori. Teori-teori bekerja dengan cara yang sama. Teori hanya menjelaskan aspek0aspek tertentu dari suatu gejala di dalam dunia yang rumit.
Teori bisa berfungsi lebih dari sekedar meringkaskan. Fungsi teori yang lain adalah memfokuskan perhatian pada konsep-konsep tertentu, menjelaskan pengamatan kita, meramalkan perilaku komunikasi, serta menyebabkan perubahan personal dan sosial (Littlejohn, 2018).
2.3.1 Model Public Information
Model ini mulai diterapkan pada 1990 dan terus menjadi model yang mendominasi hingga 1920-an. Gruning dan Hunt (1984 : 23) menyebut komunikasi satu arah ini disebut sebagai “Telling” bukan “listening” tetapi model public information ini berbeda dengan press agentry, karena penyebaran informasi yang dilakukan bukan untuk promosi atau publisitas media melainkan untuk memberi informasi yang dibutuhkan publik. (Kriyanto, 2017).
Tujuan model yaitu untuk membangun kepercayaan publik melalui komunikasi satu arah dengan memberikan informasi kepada publik, tetapi tidak mementingkan
persuasif untuk mengubah sikap (Gruning dan Hunt, 1984). Organisasi yang menerapkan model ini cenderung memproduksi dan menyebarkan informasi yang berkaitan dengan organisasinya.
Fawkes (2004), Harrion (2009), dan Lattimore (2007) mengatakan model public information biasanya diterapkan oleh institusi pemerintahan, organisasi non profit, institusi pendidikan. (Kriyanto, 2017).
2.3.2 Teori Media Baru
Produksi media merespon terhadap perkembangan sosial dan budaya dan selanjutnya memengaruhi perkembangan tersebut. Sementara media bekerja dalam berbagai cara untuk segmen-segmen masyarakat yang berbeda, audiens tiddak semuanya terpengaruh tetapi berinteraksi dalam cara yang khusus dengan media.
Pada tahun 1990, Mark Poster meluncurkan buku besarnya, The Second Media Age, yang menandai periode baru yang mana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khusunya dunia maya akan merubah masyarakat. Era medi baru dapat digambarkan sebagai: 1) desentralisasi; 2) dua arah; 3) diluar kendali situasi; 4) demokratisasi; 5) mengangkat kesadaran individu; 6) orientasi individu. ( Little Jhon, 2018 ).
Bentuk media penyaran yang lama lebih menekankan pada penyebaran informasi yang mengurangi peluang adanya interaksi. Sebaliknya, media baru lebih interaktif dan menciptakan sebuah pemahaman baru tentang komunikasi pribadi. Media baru tidak seperti bertatap muka, tetapi memberikan bentuk
interaksi baru yang membawa kita kembali pada hubungan pribadi dalam cara yang tidak bisa dilakukan oleh media sebelumnya.
Media baru juga mengandung kekuasaan dan batasan, kerugian dan keuntungan dan kebimbangan. Sebagai contoh, media baru mungkin memberikan penggunaan yang terbuka dan fleksibel ttapi juga dapat menyebabkan terjadinya kebingunangan dan kekacauan. ( Little Jhon, 2018 )
Media bukan hanya sebuah instrumen informasi atau cara untuk mencapai ketertarikan diri, tetapi menyatukan kita dalam beberapa bentuk msyarakat dan memberi kita rasa saling memliki.
Media yang baru menciptakan sesuatu yang terlihat seperti interaksi, tetapi tidak mirip seperti interaksi tatap muka yang sebenarnya. Media baru lebih menciptakan interaksi dengan simulasi komputer. Ada tingkat interaksi yang tinggi, tetapi dengan komputer tidak dengan individu langsung. Gagasan ini didukung oleh teori persamaan media yang menyatakan bahwa kita memperlakukan media seperti manusia dan berinteraksi dengan media seolah- olah mereka nyata.
2.4 Kerangka Pemikiran
Pemanfaatan Media Komunikasi Audio Visual Area Traffic Control System Dinas Perhubungan
kota Bandung sebagai Media Informasi Pada Masyarakat
Analisis Deskriptrif
Bagaimana peran Area Traffic Control System dalam
meberikan informasi pada masyarakat melalui media audio visual ?
Bagaimana menentukan isi pesan media audio visual Area Traffic Control System agar menarik masyarakat dalam memberikan informasi imbauan pada masyarakat ?
Teori Public Information Teori Media Baru
Proses dan hasil dalam pemanfaatan menggunakan media audio visual oleh Area Traffic Control System Dinas Perhubungan kota Bandung dalam
memberikan Informasi pada masyarakat.
Peneliti akan menjelaskan mengenai kerangka peikiran yang dibuat. Alur penelitian berawal dari konteks penelitian mengenai pemanfaatan media audio visual Area Traffic Control System sebagai media informasi pada masyarakat. Dan peneliti berfokus pada penelitian untuk Proses dan Hasil dari penggunaan media audio visual Area Traffic Control System sebagai media informasi kepada amsyarakat. Selanjutnya peneliti kaitkan dengan metode analisis deskriptif yang didalamnya terdapat pertanyaan 1) Bagaimana peran Area Traffic Control System dalam meberikan informasi pada masyarakat melalui media audio visual ?; 2) Bagaimana menentukan isi pesan media audio visual Area Traffic Control System agar menarik masyarakat dalam memberikan informasi imbauan pada masyarakat ?.
Dari kedua pertanyaan penelitian peneliti kaji dengan mengunakan dua teori yaitu teori Public Information dan Teori Media Baru untuk mengetahui relevansi antara jawaban dengan teori.