• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Locus Of Control

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Locus Of Control"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Locus Of Control

1. Pengertian Locus Of Control

Rotter menyatakan bahwa locus of control merupakan tingkatan seorang individu berharap bahwa reinfocement atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka. Mereka yang yakin dapat mengendalikan tujuan mereka dikatakan memiliki internal locus of control, sedangkan yang memandang hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan pihak luar disebut memiliki external locus of control.20

Dufty at all dalam Patricia, dkk memberikan definisi locus of control adalah sumber keyakinan yang dimiliki oleh individu.

Keyakinan tersebut digunakan dalam mengendalikan peristiwa yang terjadi baik itu dari diri sendiri maupun dari luar dirinya.

locus of control berkaitan dengan perilaku seorang individu. Hal tersebut dihubungkan dengan peristiwa kehidupan pribadi. locus of

20 Komang Adi Kurniawan Saputra, Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja Internal Auditor Dengan Kultur Lokal Tri Hita Karana Sebagai Variabel Moderasi, Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, ( April 2012 ), 88.

(2)

control mempunyai dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.21

2. Pembagian locus of control

Menurut Robbins, internal locus of control adalah individu yang percaya bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apapun yang terjadi pada diri mereka. Individu dengan internal locus of control mempunyai persepsi bahwa lingkungan dapat dikontrol oleh dirinya sehingga mampu melakukan perubahan sesuai dengan keinginannya. Bandura menjelaskan bahwa locus of control merupakan suatu konsep yang menunju pada keyakinan individu mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukan (action) dengan akibat/hasil (outcome), serta sikap kerja dan citra diri seseorang.22

Menurut Aube et al, individu yang memiliki internal locus of control menganggap bahwa keberhasilan atau kegagalan tergantung pada dirinya,sedangkan individu yang memiliki exsternal locus of control menganggap bahwasetiap kejadian berada di luar kontrol dirinya. locus of control terdiri dari duakonstruk yaitu internal dan eksternal, di mana apabila seseorang

21 Amali Mutamimah, Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kinerja Pegawai Struktural Di Balai Diklat Surabaya ( Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2019), 16.

22 Weni Hastuti, M. Farid, Motivasi Kerja, Internal Locus Of Control Dan Kepuasan Kerja Pada Karyawan Bagian Marketing Dan Supporting Di Pt X Cabang Surabaya, Persona, Jurnal Psikologi Indonesia,Vol. 4, No. 02, ( Mei 2015 ), 199.

(3)

yang meyakinibahwa apa yang terjadi selalu berada dalam kontrolnya dan selalu mengambil peran serta bertanggung jawab pada setiap pengambilan keputusan termasukdalam internal locus of control, sedangkan seseorang yang meyakini bahwakejadian pada hidupnya berada di luar kontrolnya termasuk dalam external locus of control.23

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa locus of control adalah keyakinan untuk mengendalikan peristiwa pada dirinya baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Locus of control dibagi menjadi dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal.

a. Locus of control internal, Individu meyakini, bahwa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan (keberhasilan maupun kegagalan) ditentukan oleh kemampuann dan usaha yang dilakukan secara mandiri. Sikap individu termanisfestasi dengan usaha yang aktif untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab terhadap kegagalan. Individu tersebut cenderung gigih, percaya diri, berpikir optimis, berusaha keras, berprestasi, penuhkekuatan, dan pribadi yang tidak tergantung dan efektif.

b. Locus of control eksternal, Individu meyakini, bahwa peristiwa yang dialaminya telah ditentukan oleh nasib, takdir, dan

23 Akbar Riza, Pengaruh Locus Of Control Dan Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, (Skripsi, Universitas Lampung, 2017 ), 11.

(4)

kesuksesan atau kegagalan yang diraih karena faktor kesempatan ataupun keberuntungan. Sikap individu tercermin dengan pasrah terhadap keadaan, tidak berdaya, dan tertekan.

Sehingga, ia cenderung kurang dalam menyesuaikan diri, prestasi lebih rendah, tidak dapat mengontrol emosi, dan kurang percaya diri.

3. Aspek-Aspek Locus Of Control

Menurut Rotter, dimensi locus of control terdiri atas enam hal,24 yaitu:

a. Dimensi pengakuan status, indikator locus of control mencakup kebutuhan untuk dihargai, ingin dianggap kompeten, dan kesuksesan dalam berkarya.

b. Dimensi dominasi, indikator locus of control mencakup kebutuhan untuk mengontrol aktivitas orang lain dan kebutuhan untuk berkuasa.

c. Dimensi ketidak tergantungan, indikator locus of control mencankup keyakinan diri dan menggantungkan pada diri sendiri/ usaha sendiri.

d. Dimensi perlindungan-ketergantungan, indikator locus of control mencangkup menghindari frustasi dengan mencari perlindungan dan keamanan serta menggantungkan diri pada orang lain.

24 Veronica Giuliani Eta S, Pengaruh Kultur Lungkungan Kerja Dan Locus Of Control Pada Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kualitas Pelayanan Karyawan, ( Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 ), 14.

(5)

e. Dimensi cinta dan kasih sayang, indikator locus of control mencangkup kebutuhan untuk dicintai serta kehangatan, perhatian, cinta dan kasih sayang.

f. Dimensi kenyamanan fisik, indikator locus of control kebutuhan akan kepuasan fisik (menghindari sakit, mencari kesenangan jasmani).

4. Perbedaan pada locus of control internal dan eksternal

Menurut Crider perbedaan karakteristik antara locus of control internal dan eksternal.25 sebagai berikut: yang pertama, locus of control internal mempunyai ciri-ciri: Suka bekerja keras, Memiliki insiatif yang tinggi, Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah, Selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin, Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil. Yang kedua, Locus of control external mempunyai ciri-ciri yaitu: Kurang memiliki inisiatif, Mudah menyerah, kurang suka berusaha karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol, Kurang mencari informasi, Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan, Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain.

25 Akbar Riza, Pengaruh Locus Of Control Dan Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ( Skripsi Universitas Lampung, 2017), 14.

(6)

B. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan mengenai kekhawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang, dan emosi yang dialami oleh seseorang.26 Menurut Sigmund Freud kecemasan adalah suatu pengalaman perasaan yang menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan- ketegangan dalam alat-alat intern dari tubuh. Ketegangan- ketegangan ini adalah akibat dari dorongan-dorongan dari dalam atau luar dan dikuasai oleh susunan urat syaraf yang otonom.

Misalnya kalau seseorang menghadapi keadaan yang berbahaya hatinya berdenyut lebih cepat, ia bernapas lebih pesat, mulutnya menjadi kering dan tampak tangannya berkeringat.27

Menurut Hurlock, mengatakan bahwa kecemasan merupakan suatu kekhawatiran umum mengenai suatu peristiwa yang tidak jelas atau tentang peristiwa yang akan datang. Tanda- tanda yang biasanya muncul berupa perasaan – perasaan yang kurang menyenangkan. Biasanya disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri serta tidak sanggup untuk menyelesaikan masalah. Apabila seseorang menghadapi suatu masalah atau situasi konflik ia akan meragukan kemampuan

26M. Ghufron & Rini Risnawita S, Teori – Teori Psikologi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010), 141.

27Calvin S. Hall, Naluri Kekuasaan Sigmund Freud, (Yogyakarta: Narasi, 2017), 107.

(7)

dirinya dalam mengatasi kesulitannya tersebut, karena dia akan merasa kurang mampu bila dibandingkan dengan orang lain.28

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan khawatir yang dialami seseorang ketika mengalami hal-hal yang dianggap sebagai suatu hambatan, ancaman, keinginan pribadi serta suatu peristiwa yang akan datang.

2. Tingkat Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar. Kartini Kartono, membagi kecemasan menjadi dua jenis kecemasan, yaitu:29

a. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seseorang, karena kecemasan ini dapat menjadi suatu tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya. Kecemasan ringan yang muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar terjadi pada individu akibat situasi-situasi yang mengancam dan individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul kecemasan. Kecemasan

28 Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2011),

29Ivanti Andriana Nurvaeni, Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kesiapan Menghadapi Pensiun Pada Guru Sd Di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015- 2016 (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), 20.

(8)

ini akan bermanfaat bagi individu untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di kemudian hari.

Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segera mengatasi penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebut akan mengendap lama dalam diri individu.

b. Kecemasan Berat

Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar secara mendalam dalam diri seseorang. Apabila seseorang mengalami kecemasan semacam ini maka biasanya ia tidak dapat mengatasinya. Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat atau merugikan perkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasan berat yang sebentar dan lama. Kecemasan yang berat. tetapi munculnya sebentar dapat menimbulkan traumatis pada individu jika menghadapi situasi yang sama dengan situasi penyebab munculnya kecemasan. Sedangakan kecemasan yang berat tetapi munculnya lama akan merusak kepribadian individu. Hal ini akan berlangsung terus menerus bertahun- tahun dan dapat meruak proses kognisi individu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti darah tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited (heboh, gempar).

(9)

3. Aspek-Aspek Kecemasan

Deffenbacher dan Hazaleus mengemukakan bahwa sumber penyebab kecemasan, meliputi hal-hal di bawah ini:30

a. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negatif tentang dirinya sendiri, seperti perasaan negatif bahwa ia lebih jelek dibandingkan dengan teman-temannya.

b. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri terhadap rangsangan saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, dan tegang.

c. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (taskgenerated interference) merupakan kecenderungan yang dialami seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas.

Spielberger, Liebert, dan Morris31 telah mengadakan percobaan konseptual untuk mengukur kecemasan yang dialami individu dan kecemasan tersebut didefinisikan sebagai konsep yang terdiri dari dua dimensi utama, yaitu kekhawatiran dan emosionalitas. Dimensi emosi merujuk pada reaksi fisiologis dan sistem saraf otonomik yang timbul akibat situasi atau objek tertentu.Juga merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi emosi terhadap hal buruk yang dirasakan, seperti ketegangan bertambah, jantung berdebar keras, tubuh berkeringan, dan badan

30 M. Ghufron & Rini Risnawita S, Teori – Teori Psikologi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2017),143.

31 Ibid.

(10)

bergetar saat mengerjakan sesuaitu. Khawatir merupakan aspek kognitif dari kecemasan yang dialami berupa pikiran negatif tentang diri dan lingkungannya dan perasaan negatif terhadap kemungkinan kegagalan serta konsekuensinya seperti tidak adanya harapan mendapat sesuaitu sesuai yang diharapkan, krisis terhadap diri sendiri, menyerah terhadap situasi yang ada, dan merasa khawatir berlebihan tentang kemungkinan apa yang dilakukan.

4. Dinamika Kecemasan

Individu yang mengalami kecemasan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya karena adanya pengalaman negatif perilaku yang telah dilakukan, seperti kekhawatiran akan adanya kegagalan. Merasa frustasi dalam situasi tertentu dan ketidakpastian melakukan sesuatu.32

Dinamika kecemasan, ditinjau dari teori psikoanalisis dapat disebabkan oleh adanya tekanan buruk perilaku masa lalu serta adanya gangguan mental.Ditinjau dari teori kognitif, kecemasan terjadi karena adanya evaluasi diri yang negatif. Perasaan negatif tentang kemampuan yang dimilikinya dan orientasi diri yang negatif. Berdasarkan pandangan teori humanistik, maka kecemasan merupakan kekhawatiran tentang masa depan, yaitu khawatir pada apa yang dilakukan.

32 M. Ghufron & Rini Risnawita S, Teori – Teori Psikologi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2017),145

(11)

Jadi, dapat diketahui bahwa kecemasan dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya kekhawatiran akan kegagalan, frustasi pada hasil tindakan yang lalu, evaluasi diri yang negatif, perasaan diri yang negatif tentang kemampuan yang dimilikinya, dan orientasi diri yang negatif.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan adalah faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal meliputi tingkat religiusitas yang rendah, rasa pesimis, takut gagal, pengalaman negatif masa lalu, dan pikiran yang tidak rasional.Sementara faktor eksternal seperti kurangnya dukungan sosial.33

C. Hubungan Locus of control dengan Kecemasan

Dimana dalam perjalanan seorang pengemudi gojek yang pekerjaannya dijalan yang penuh resiko sangat besar dan pendapatan yang tidak pasti, kekhawatiran dan kecemasan pasti ada dalam diri mereka. Adler dan Rodman menyatakan terdapat dua faktor yang menyebabkan adanya kecemasan yaitu pengalaman yang negatif pada masalalu dan pikiran yang tidak rasional.34

Secara umum faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan adalah faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi tingkat

33M. Ghufron & Rini Risnawita S, Teori – Teori Psikologi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010),147.

34M. Ghufron & Rini Risnawita S, Teori – Teori Psikologi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2017),145.

(12)

religiusitas yang rendah, rasa pesimis, takut gagal, pengalaman masalalu, dan pikiran yang tidak rasional. Sementara faktor eksternal seperti kurangnya dukungan sosial. Didalam faktor yang mempengaruhi kecemasan terjadinya locus of control, apabila locus of control tidak dapat dikendalikan maka munculah perasaan, cemas, khawatir, pikiran negatif terhadap keadaan pengemudi yang di alaminya.

Locus of control merupakan karakteristik kepribadian yang dimiliki oleh individu yang menjadi pusat kendali dari tindakan dan perilaku mereka, segala sesuatu yang ingin dicapainya tergantung dari pusat kendali mereka miliki. locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukan (action) dengan akibat/hasil (outcome), serta sikap kerja dan citra diri seseorang.35

Seorang pengemudi gojek yang memiliki pusat kendali internal akan menghubungkan seluruh kejadian dalam hidupnya dikarenakan kemampuan, minat, dan usahanya. seorang pengemudi gojek yang memiliki pusat kendali eksternal selalu berkeyakinan bahwa hasil dan perilakunya dipengaruhi oleh nasib, keberuntungan, sosial emosi, dan pengaruh orang lain.

Dari penjelasan di atas mengambarkan pengemudi gojek yang bisa mengendalikan locus of control dengan baik maka kecemasan yang

35 Weni Hastuti, M. Farid, Motivasi Kerja, Internal Locus Of Control Dan Kepuasan Kerja Pada Karyawan Bagian Marketing Dan Supporting Di Pt X Cabang Surabaya, Persona, Jurnal Psikologi Indonesia,Vol. 4, No. 02, ( Mei 2015 ), 199.

(13)

dialaminya rendah tetapi jika pengemudi gojek itu tidak bisa mengendalikan locus of control dengan baik maka kecemasan yang di alaminya akan tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa individu dengan locus of control internal mempunyai perasaan kuat, asertif, mandiri, ulet dan

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa orientasi pusat kendali yang internal ( internal locus of control ), ternyata lebih banyak menimbulkan akibat-akibat yang

Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

Seseorang dapat dikatakan memiliki Locus of Control Internal bila orang tersebut memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya dapat dikatakan memiliki Locus of

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa orientasi pusat kendali yang internal ( internal locus of control ), ternyata lebih banyak menimbulkan akibat-akibat yang

terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. 2)

a. Tacit use, yaitu jenis pemikiran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tanpa berpikir tentang keputusan tersebut. Dalam hal ini, siswa menerapkan strategi

Apa yang tidak diketahui, adalah utilitas dalam setiap AHP untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang melibatkan evaluasi dan pengukuran Dalam proses