• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. REMAJA 1. Pengertian Remaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. REMAJA 1. Pengertian Remaja"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Apabila seseorang dihadapkan pada suatu pendapat yang disetujui oleh anggota lain, maka tekanan dari kelompok mayoritas akan mampu menciptakan konformitas.Semakin besar kepercayaan seseorang terhadap kelompoknya, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk beradaptasi dengan kelompoknya. Semakin besar simpati yang dimiliki seseorang terhadap anggota lain, dan semakin besar pula harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok dan semakin besar pula loyalitasnya, maka kelompok tersebut akan semakin bersatu. Faktor utamanya adalah apakah individu mempercayai informasi kelompok sebagai sumber informasi yang benar, maka semakin besar kemungkinan untuk beradaptasi dengan kelompoknya.

Semakin besar preferensi suatu anggota terhadap anggota lainnya, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok dan semakin besar loyalitas mereka, maka kelompok tersebut akan semakin bersatu. Artinya kemungkinan untuk beradaptasi atau tidak beradaptasi akan semakin besar jika kita mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi anggota kelompok tersebut. Jika seseorang merasa nyaman dengan anggota kelompok yang lain, maka akan lebih menyenangkan jika dapat mengenali dirinya sendiri dan kemungkinan untuk beradaptasi akan semakin besar.

Dalam hal ini diharapkan individu-individu dalam kelompoknya mampu beradaptasi dan menaati aturan-aturan yang berlaku dalam kelompoknya. Jika seseorang berbeda pendapat dengan orang lain, maka ia akan dikucilkan dan dianggap menyimpang. Dan individu juga diharapkan mampu bekerja sama dalam kelompok dan menjaga kepercayaan individu terhadap anggota kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa aspek konformitas dapat berupa kekompakan, kesepakatan dan juga ketaatan terhadap aturan-aturan yang ada dalam kelompok.

DUKUNGAN SOSIAL

  • Pengertian Dukungan Sosial
  • Sumber dukungan sosial
  • Jenis-jenis dukungan sosial
  • Aspek-Aspek Dukungan Sosial
  • Faktor-faktor dukungan sosial
  • Bentuk dukungan sosial
  • Dampak dukungan sosial

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Cohen (1985) yang mengatakan bahwa dukungan sosial adalah kehadiran, kemauan, kepedulian, orang-orang yang dapat kita andalkan, hormati dan sayangi kita. Menurut Gunarsa (1984), dukungan sosial juga berkaitan dengan berkurangnya kecemasan, gangguan umum, gejala pada tubuh orang yang mengalami hambatan dalam proses berpikir dan hal ini diperoleh dari lingkungan dimana individu tersebut berada. Dukungan sosial merupakan suatu bentuk kebutuhan individu yang berhubungan dengan orang lain, interaksi yang dilakukan dengan baik melalui dukungan yang diterima akan menimbulkan rasa percaya diri, motivasi dan perasaan dihargai.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang lain dalam kehidupan dan lingkungan sosial yang membuat penerimanya merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Sumber daya informal merupakan dukungan sosial yang tercipta dalam hubungan utama seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai donasi sosial. Sumber daya alam merupakan dukungan sosial alami yang diterima seseorang melalui interaksi sosial spontan dalam hidupnya dengan orang-orang disekitarnya, misalnya anggota keluarga, anak, istri, suami dan sahabat atau kerabat dekat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber dukungan sosial adalah sumber buatan dan sumber alami serta dukungan dari orang tua. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis dukungan sosial yang diperlukan tergantung pada keadaan orang yang memerlukannya, seperti dukungan emosional, dukungan instrumental, dan dukungan material. Hubungan positif yang terbentuk dalam kelompok dapat memobilisasi sumber-sumber dukungan sosial yang ada ketika diperlukan berbagai jenis dukungan yang dapat diperoleh oleh individu dan lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa aspek dukungan sosial berupa kedekatan sosial dan dukungan motivasi. Berdasarkan uraian di atas maka aspek dukungan sosial yang digunakan adalah perhatian emosional, dukungan instrumental dan juga evaluasi. Mengingat kedekatan hubungan tersebut, maka dukungan sosial dalam hal ini didasarkan pada kualitas hubungan yang terjalin antara pemberi dan penerima dukungan, bukan pada kuantitas pertemuan.

Dengan bentuk dukungan ini, individu merasa nyaman, percaya diri, diperhatikan, dan dicintai oleh sumber dukungan sosial, sehingga individu dapat mengatasi permasalahan dengan lebih baik.Dukungan ini sangat penting ketika menghadapi situasi yang dianggap tidak dapat dikendalikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu dukungan emosional, dukungan rasa syukur, dukungan informasional dan juga dukungan persahabatan dalam kelompok. Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa bentuk-bentuk dukungan sosial adalah: dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan harga diri dan dukungan kelompok sosial.

Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan antara respons individu terhadap peristiwa yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dukungan sosial adalah dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada individu sehingga mempengaruhi strategi coping stres.

Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Konformitas Pada Komunitas Motor

Lebih lanjut Zebua dan Nurdjayadi (2001) berpendapat bahwa konformitas merupakan tuntutan tidak tertulis dari kelompok teman sebaya terhadap anggotanya, namun mempunyai pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku tertentu di kalangan remaja anggota kelompok tersebut. Kalaupun kelompoknya melakukan penyimpangan, remaja juga akan menyesuaikan diri dengan norma kelompok. Remaja tidak keberatan dianggap nakal, karena bagi mereka penerimaan kelompok lebih penting, karena mereka tidak ingin kehilangan dukungan kelompok dan tidak ingin dikucilkan secara sosial.

1994) mengungkapkan bahwa alasan seseorang beradaptasi adalah karena perilaku orang lain memberikan informasi yang berguna terlebih dahulu. Kedua, ketika Anda berperilaku konformis karena ingin diterima dalam kelompok sosial dan menghindari sensor, semakin seseorang mempercayai kelompok tersebut sebagai sumber informasi yang benar, semakin besar peluang untuk menyesuaikan diri dengan kelompok tersebut. Ada kecenderungan kelompok lebih mengandalkan anggotanya sendiri sebagai sumber utama dukungan sosial karena anggota kelompok tampaknya lebih memahami situasi remaja dibandingkan orang tuanya.

Siswa akan semakin terdorong untuk mengandalkan kelompok teman sebaya sebagai sumber dukungan sosial, jika sumber utama dukungan sosial adalah orang tua, keluarga dianggap tidak hadir karena orang tua. Kategori ini dikatakan sebagai komunitas VRGC yang memiliki dukungan sosial yang tinggi, hal ini terlihat dari seringnya mereka mengadakan agenda pertemuan yaitu seminggu sekali, dan dalam pertemuan tersebut mereka akan hadir dan bergabung dengan seluruh anggota komunitas ini, kecuali anggota yang tidak hadir dan tidak dapat berpartisipasi karena alasan tertentu.

Kerangka Konseptual

Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Selain perubahan fisik, kognitif, dan psikososial, remaja membutuhkan dukungan sosial dari orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar yang dapat meningkatkan kualitas hidup

Optimalisasi pendanaan Mudharahah dan Musyarakah sebagai Bisnis Inti Mengenai optimalisasi pendanaan Mudharahah dan Musyarakah sebagai bisnis inti, Ibu Tri Setyorini menjelaskan