• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II - Repository UNISBA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Septant (2014) tertuang dalam SA Standar Profesi Akuntan Publik Pasal 110, PSA No. Akuntan publik adalah akuntan yang mendapat izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), suatu asosiasi profesi yang diakui pemerintah.

Natawidnyana (2000) dalam Aturan Etik Kompartemen Akuntan Publik menggunakan singkatan KAP dengan dua arti: (1) Kompartemen Akuntan Publik, dan (2) Kantor Akuntan Publik. KAP yang artinya Kompartemen Akuntan Publik selalu ditulis IAI-KAP yang artinya Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. Aturan etika ini wajib diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan-Kompartemen Akuntan Publik Indonesia (IAI-KAP) dan tenaga profesional (baik anggota IAI-KAP maupun non-anggota IAI-KAP yang bekerja pada satu pekerjaan Kantor Akuntan Publik (PAF).

Kode Etik Auditor

Setiap anggota wajib memberikan pelayanan profesional dengan kehati-hatian, keahlian dan ketelitian serta wajib memelihara pengetahuan dan keterampilan. Setiap anggota wajib menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang mereka berikan. Anggota dapat mengungkapkan kerahasiaan jika ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Setiap anggota harus secara konsisten berperilaku profesional yang baik dan menghindari tindakan yang dapat mencemarkan nama baik profesinya.

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.

Jenis Auditor

Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan sehingga berstatus sebagai pegawai di perusahaan tersebut. Auditor independen atau akuntan publik menjalankan fungsi audit atas laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan. Audit ini dilakukan pada perusahaan publik yaitu perusahaan publik, perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi yang tidak mempunyai tujuan mencari keuntungan.

Tanggung jawab Karikpa adalah melakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak tertentu untuk menilai apakah mereka telah mematuhi ketentuan undang-undang perpajakan.

Pengertian Opini Audit

Jenis-jenis Opini Audit

  • Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
  • Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified Opinion)
  • Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
  • Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
  • Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of opinion)

Laporan keuangan yang telah diaudit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi umum yang berlaku di Indonesia, yang juga telah ditetapkan secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula penjelasan yang cukup dicantumkan pada catatan kaki dan bagian lain laporan keuangan. Tidak ada ketidakpastian material (tidak ada ketidakpastian material) mengenai perkembangan di masa depan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya atau diselesaikan secara memuaskan.

Adalah suatu pendapat yang diberikan apabila keadaan tertentu tidak mempengaruhi langsung pendapat yang sebenarnya. Laporan tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa di masa depan, yang hasilnya tidak dapat diprediksi pada tanggal laporan audit. Penilaian ini diberikan ketika laporan keuangan dianggap benar secara material, namun terdapat kejanggalan/ketidaklengkapan pada beberapa item tertentu sehingga harus dikecualikan.

Kurangnya bukti kompeten yang memadai atau keterbatasan ruang lingkup audit yang material namun tidak berdampak terhadap laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor yakin bahwa laporan keuangan mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum dan mempunyai dampak material, namun tidak. Pendapat ini diberikan ketika laporan secara keseluruhan mungkin terjadi jika auditor harus menambahkan paragraf tambahan untuk menjelaskan setiap ketidakberesan dalam laporan keuangan, beserta dampak akibat dari ketidakberesan tersebut, dalam laporan audit.

Merupakan opini yang diberikan ketika ruang lingkup audit terbatas, sehingga auditor tidak melakukan audit sesuai dengan standar audit yang ditetapkan IAI. Dalam menyusun laporan, auditor harus memberikan penjelasan mengenai keterbatasan ruang lingkup klien, yang mengakibatkan auditor tidak memberikan opini.

Tahap-tahap Opini Audit

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Opini Audit

  • Pengertian Independensi
  • Pengertian Kompetensi
  • Pengertian Integritas
  • Prinsip Inegritas

Hubungan dengan klien (mandat audit) dimana pemerintah Indonesia membatasi senioritas auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sedangkan untuk kantor akuntan publik (KAP) bisa sampai 5 tahun. Hal ini dilakukan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga mencegah munculnya skandal akuntansi. Mereka percaya bahwa peer review menguntungkan klien, kantor akuntan publik yang direview, dan auditor yang terlibat dalam kelompok peer review.

Berdasarkan uraian di atas, independensi mempunyai empat faktor penting yaitu lamanya hubungan dengan klien (audit tenure), tekanan dari klien, penilaian sesama akuntan (peer review) dan jasa non audit. Independensi akuntan publik merupakan landasan terpenting bagi kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan dan merupakan salah satu faktor penting dalam menilai kualitas jasa audit. Independensi palsu artinya masyarakat mempunyai kesan bahwa akuntan publik bertindak independen, sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan masyarakat meragukan independensinya.

Selain independensi pikiran dan independensi penampilan, Mautz menyatakan independensi akuntan publik juga mencakup independensi praktisi dan independensi profesional. Independensi akuntan publik dapat terpengaruh jika akuntan publik tersebut mempunyai kepentingan keuangan atau hubungan bisnis dengan klien yang diaudit. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi independensi tersebut di atas, independensi dapat dipengaruhi oleh ikatan finansial dan bisnis dengan klien, jasa lain yang diberikan auditor selain audit, persaingan antar KAP dan ukuran KAP. Semua faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik dipertimbangkan dari independensi dalam penampilan.

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa auditor yang berkualitas adalah auditor yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan jelas, dapat melakukan pemeriksaan secara obyektif, hati-hati, dan menyeluruh. Hakim yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak pengetahuan dan struktur memori yang lebih baik dibandingkan hakim yang tidak berpengalaman. Auditor yang lebih berpengalaman akan memiliki skema yang lebih baik dalam mengidentifikasi kesalahan dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman.

Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanta (2002:5) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik.

Kerangka Pemikiran

Independensi merupakan syarat yang sangat penting bagi akuntan publik dalam menentukan kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen kepada pengguna informasi tersebut. Akuntan membutuhkan independensi untuk mendapatkan kepercayaan klien dan masyarakat, khususnya pengguna laporan keuangan. Apabila akuntan publik tidak independen, maka pendapat yang diberikannya tidak mempunyai arti dan nilai.

Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugas auditnya, seorang auditor diharapkan tidak hanya memiliki keahlian, namun juga harus independen. Sekalipun seorang akuntan mempunyai keahlian yang luas, ia tidak independen, sehingga pengguna laporan keuangan tidak dapat yakin bahwa informasi yang disajikan dapat dipercaya. Standar umum pertama (SA pasal 210 dalam SPAP 2001) menyatakan bahwa audit sebaiknya dilakukan oleh satu orang atau lebih yang memiliki keahlian dan.

Untuk melaksanakan tugas audit, auditor memerlukan pengetahuan audit (umum dan khusus) dan pengetahuan di bidang audit, akuntansi dan industri klien, serta diperlukan juga pengalaman dalam melakukan audit. Sebagaimana dikemukakan oleh Libby dan Frederick (1990) auditor yang berpengalaman memahami laporan keuangan dengan lebih baik sehingga keputusan dapat diambil dengan lebih baik. Dalam suatu penugasan, tim audit biasanya terdiri dari auditor junior, auditor senior, manajer, dan rekanan. Integritas menuntut auditor bersikap jujur ​​dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melakukan audit.

Keempat elemen tersebut diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar pengambilan keputusan yang dapat diandalkan (Sukriah, 2009). Wibowo (2006) kemudian menyatakan bahwa integritas auditor internal memperkuat kepercayaan dan oleh karena itu menjadi dasar untuk mengandalkan penilaian mereka.

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Zu’ammah (2009) menghasilkan kesimpulan bahwa independensi auditor mempunyai pengaruh positif terhadap hasil kesimpulan auditor, sehingga auditor yang mempunyai tingkat independensi yang tinggi akan menghasilkan opini yang baik ketika melakukan proses audit. Auditor (kompetensi auditor) mempunyai pengaruh positif terhadap hasil kesimpulan auditor. Auditor yang mempunyai tingkat kompetensi yang tinggi maka akan memberikan kesimpulan yang baik ketika melaksanakan proses audit.Independensi auditor dan kompetensi auditor mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil kesimpulan auditor sekaligus. Surfrliya (2014) mengatakan pengaruh variabel skeptisisme, situasi audit, kompetensi, etika auditor, pengalaman audit dan keahlian audit secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap opini auditor.

Sedangkan variabel pengalaman bernilai positif, hal ini berarti meningkatkan persepsi skeptisisme responden dapat mengakibatkan peningkatan keakuratan opini auditor. Adrian (2013) menyatakan skeptisisme profesional berpengaruh positif signifikan terhadap keakuratan pemberian opini auditor BPK-RI perwakilan Provinsi Riau. Etika berpengaruh positif signifikan terhadap keakuratan opini yang diberikan oleh auditor BPK-RI perwakilan Provinsi Riau.

Pengalaman berpengaruh positif signifikan terhadap keakuratan pemberian opini oleh auditor BPK-RI perwakilan Provinsi Riau. Keahlian berpengaruh positif signifikan terhadap keakuratan pemberian nasihat oleh auditor BPK-RI perwakilan Provinsi Riau. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang dilakukan Nafisa (2014) menunjukkan bahwa pengalaman akuntan dan independensi akuntan mempunyai pengaruh besar terhadap keputusan penerbitan laporan akuntan.

Independensi berpengaruh terhadap pertimbangan dikeluarkannya opini audit, keahlian audit tidak berpengaruh terhadap pertimbangan dikeluarkannya opini audit, tujuan audit tidak berpengaruh terhadap pertimbangan dikeluarkannya opini audit, pertimbangan audit berpengaruh terhadap pertimbangan dikeluarkannya opini audit . Sedangkan variabel pengalaman bernilai positif, sedangkan situasi audit, kompetensi, etika auditor, pengalaman dan keahlian audit tidak positif.

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  Peneliti  N
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti N

Hipotesis

Pengaruh Independensi Terhadap Pemberian Opini Audit

Independensi merupakan standar umum kedua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang menyatakan bahwa dalam segala hal yang berkaitan dengan penunjukan, independensi dan sikap mental harus dijaga oleh auditor. 04 (SA Pasal 220), standar ini mengharuskan auditor bersikap independen artinya tidak mudah terpengaruh, karena mereka melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum, dalam hal ini dibedakan dengan auditor yang berpraktik sebagai auditor internal. Akuntan publik wajib jujur ​​tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, tetapi juga kepada kreditur dan pihak lain yang menaruh kepercayaannya terhadap pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002).

Auditor yang mempunyai tingkat independensi yang tinggi akan menghasilkan opini yang baik ketika melakukan proses audit. Konsep diri dan nilai-nilai; mengacu pada sikap, nilai, dan citra diri seseorang, seperti keyakinan seseorang bahwa dia dapat berhasil dalam suatu situasi. Karakteristik pribadi; mengacu pada karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi, seperti pengendalian diri dan kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan.

Kompetensi diartikan sebagai aspek pribadi yang memungkinkan penilai mencapai kinerja unggul (LOMA Competency Dictionary, 1998 dalam Alim et al., 2007). Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan non-rutin. Kusharyanti (2002) menyatakan bahwa auditor adalah badan yang langsung melaksanakan audit dan terlibat langsung dalam proses audit, oleh karena itu diperlukan kompetensi yang baik untuk menghasilkan audit yang baik.

Penelitian Zu’ammah (2009) menunjukkan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerbitan opini audit, sedangkan penelitian Surfrliya (2014) menunjukkan bahwa kompetensi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerbitan opini audit. Integritas adalah kepatuhan tanpa kompromi terhadap kode nilai moral, dan menghindari penipuan, oportunisme, kepalsuan, atau kedangkalan dalam bentuk apa pun.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  Peneliti  N

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pelaksanaan kegiatan kampanye budaya literasi pada warga binaan Lapas Jantho menunjukkan bahwa mereka suka untuk membaca buku, hanya saja perlu

Menyetujui pemberian kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan hal-hal yang dipandang perlu sehubungan dengan penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik, termasuk akan