• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

Oleh:

Zain Muhammad Ilham

Dosen Pembimbing:

Kristin Rosalina, SE., MSA., Ak.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya Jalan MT Haryono 165, Malang

Email: mzain_20@ymail.com

ABSTRACT

This study aims to identify accounting students’ interest of becoming public accountants. This quantitative research was conducted in four universities in East Java, namely Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Muhammadiyah University of Malang, and Surabaya University. The data was collected by distributing questionnaires asking responses about the influence of salary, gender, university of origin, family, and city of origin. This study finds that in general accounting students are still interested to become public accountants. Furthermore, this study also finds that gender does not determine the interest of accounting students to become public accountants.

Keywords: interests, public accountants, student

(2)

I. PENDAHULUAN

Setelah menyelesaikan perkuliahan setiap mahasiswa pasti menginginkan untuk mendapatkan pekerjaan atau karir yang baik serta menjanjikan di masa yang akan datang. Beberapa mahasiswa biasanya sudah memiliki impian untuk bekerja suatu instansi tertentu, namun tidak sedikit yang masih tidak mengetahui apa yang harus dilakukan setelah lulus nanti. Apabila ingin memperoleh karir yang diinginkan maka mahasiswa dituntut untuk meningkatkan kualitas dirinya sebagai pertimbangan dalam menghadapi dunia kerja yang penuh persaingan ketat.

Setiap manusia pasti menginginkan kehidupan yang layak bagi dirinya.

Keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan baik, menjadi motivasi yang besar bagi setiap orang untuk mendapatkan perjalanan karier yang baik . Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, “karier” memiliki arti perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dsb.

Karir merupakan pekerjaan yang dimiliki individu. Dalam hal ini, karir merupakan dinamika posisi atau jabatan individu dalam suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu (Danim dan Connie, 2019).

Adapun menurut Mulyadi, dkk (2018) perencanaan karir merupakan proses penuh pertimbangan, dimana setiap

individu memiliki pemahaman mengenai keahlian, pengetahuan, motivasi, dan karakteristik pribadi dirinya serta menjadikan pemahaman tersebut sebagai acuan dalam menyusun rencana karir untuk mencapai tujuan tertentu.

Di era modern seperti sekarang, tentu lapangan kerja yang disediakan pun semakin beragam untuk angkatan kerja, khususnya untuk sarjana ekonomi jurusan akuntansi. Namun tingkat kesulitan dalam mencari pekerjaan juga semakin tinggi karena para pemberi kerja tidak hanya menginginkan tenaga kerja dengan keahlian akademik saja, akan tetapi juga memiliki pengetahuan luar yang bagus serta soft skill yang tidak didapat dari pendidikan formal.

Secara umum, sarjana akuntansi memiliki beberapa pilihan karir yang dapat mereka tempuh setelah lulus.

Pertama, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu pendidikan akademik jenjang strata-2.

Kedua, melanjutkan pendidikan profesi untuk mendapatkan gelar akuntansi yang lebih tinggi. Ketiga, terjun langsung ke dunia kerja, bisa menjadi wiraswasta dengan berdasarkan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan atau bekerja sebagai akuntan (akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan perusahaan dan akuntan pendidik).

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Karir

Karir atau Carriere merupakan kosakata yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Karir sendiri tidak dapat dilepaskan dari kata pekerjaan.

Menurut Rivai dalam Kamido (2017:11), konsep yang berkaitan dengan perencanaan karir terdiri atas:

1. Karir, merupakan posisi kerja yang dijabat selama siklus kehidupan seseorang.

2. Jenjang karir, merupakan model posisi pekerjaan berurutan yang membentuk karir seseorang.

2.2 Teori Kebutuhan

Setiap manusia memiliki motivasi untuk memilih karier atau pekerjaan.

Motivasi adalah keinginan yang timbul dalam diri seseorang karena adanya inspirasi, semangat, dan terdorong melakukan aktivitas dengan penuh keikhlasan, senang hati dan sungguh- sungguh sehingga hasil yang dicapai akan maksimal (Afandi, 2016:12).

Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Maslow dalam Supriyono (2018:33), mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hierarkis. Kebutuhan hierarkis tersebut terdiri dari setiap individu ada 5 (lima) kebutuhan yaitu fisiologis,

Keamanan, Sosial, Penghargaan, dan Aktualisasi diri.

2.3 Teori Pengharapan

Teori pengharapan merupakan dasar yang digunakan dalam pemilihan karir. Definisi teori pengharapan menurut Robbins (2011) ialah kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu tergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hal tertentu bagi setiap individu.

Pengarapan akan sesuatu akan mempengaruhi perilaku atau sikap dari seseorang, menurut Robbins (2011:70) sikap seseorang terbentuk dari tiga aspek, yaitu cognitive component, emotional component and behavioral component.

2.4 Theory of Planned Behavior (TPB)

Theory of Planned Behavior (TPB) sangat sesuai untuk menjelaskan perilaku pengambilan keputusan bisnis pada UKM (Made, 2016: 707). Theory of Planned Behavior (TPB) mengacu pada teori yang menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari informasi atau keyakinan yang menonjol mengenai perilaku tersebut.

TPB menjelaskan bahwa tindakan manusia diarahkan oleh tiga macam kepercayaan, yaitu:

(4)

a. Kepercayaan Perilaku (behavioral beliefs), yaitu kepercayaan tentang kemungkinan terjadinya perilaku.

b. Kepercayaan Normatif (normative beliefs), yaitu kepercayaan tentang ekspektasi normatif dari orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut.

c. Kepercayaan Kontrol (control beliefs), yaitu kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang akan memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan persepsi dari faktor-faktor tersebut.

2.5 Profesi Akuntan

Profesi Akuntan menurut Ulva Aulia (2016) ialah semua bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian dibidang akuntansi, termasuk didalamnya akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, maupun akuntan pendidik. Untuk menjadi seorang akuntan maka dibutuhkan pendidikan serta keahlian secara khusus sesuai dengan bidang yang akan dijalani.

Keputusan Mendiknas No. 179/U/2011 menyatakan bahwa pendidikan profesi akuntansi ialah pendidikan tambahan setelah program ilmu sarjana ekonomi pada program studi akuntansi. Hal ini bertujuan agar menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian di bidang profesi akuntansi.

2.6 Akuntan Publik

Menurut Ari dkk (2017), akuntan publik merupakan profesi yang dipandang memiliki prospek yang cerah karena profesi ini dianggap memberikan tantangan intelektual dan tantangan belajar yang tidak ternilai.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “profesi” adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya). Profesi akuntan publik adalah pekerjaan yang dapat dijelankan oleh seorang sarjana akuntansi (Harianti, 2017). Maka profesi akuntan dapat diartikan sebagai bidang pekerjaan yang berkaitan dengan penyusunan, pembimbingan, pengawasan dan perbaikan pembukuan keuangan perusahaan dengan dilandasi pendidikan akuntansi.

2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik

Faktor yang mempengaruhi terhadap pillihan karir sebagai akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Brawijaya angkatan 2015 ialah faktor gaji, gender, asal universitas mahasiswa, pengaruh orang tua, dan asal usul daerah mahasiswa.

2.7.1 Gaji

Gaji adalah yang yang diberikan atau dibayarkan kepada seseorang atas jasa

(5)

yang diberikan selama sebulan (Mangkunegara, 2013:85). Wijayanti dalam Kamido (2017:17) menyebutkan bahwa penghargaan finansial merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian perusahaan atau Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai timbal balik serta motivasi karyawan untuk memberikan hasil kerja yang maksimal.

2.7.2 Gender

Sari (2018) menunjukkan bahwa pengembangan karir wanita ternyata berbeda secara alamiah dibandingkan pria, pada penelitiannya menggambarkan implikasi dari perbedaan ini untuk pengembangan karir wanita. Dari studi ini muncul istilah ‘perbedaan’ dalam pengembangan pria dan wanita, perbedaan tersebut terjadi baik dalam waktu dan cara bagaimana mereka mencoba memecahkan konflik dari tugas-tugas dan peran yang harus mereka alami pada masing-masing tahap pengembangan atau sepanjang siklus hidup mereka. Kesimpulannya, jalur karir yang didisain untuk pria ternyata tidak sepenuhnya cocok untuk wanita.

2.7.3 Asal Universitas

Asal universitas mahasiswa mampu memberikan dampak terhadap pilihan karir seorang mahasiswa. Pada umumnya standar penerimaan suatu perusahaan sangat berpengaruh pada

minat mahasiswa karena pada setiap proses rekrutmen terdapat perbedaan minimal Index Prestasi Kumulatif 2,75 untuk PTN dan 3,00 untuk PTS Skala 4 (Hasibuan, 2013). Bussiness insider (2018) mengatakan bahwa asal universitas mahasiswa berpengaruh terhadap minat mahasiswa karena mahasiswa sudah melihat terlebih dahulu perbedaan persyaratan antara universitas swasta dan negeri yang membuat mahasiswa berpikir kembali ketika ingin melamar kerja di perusahaan tersebut.

2.7.4 Keluarga

Dalam penelitian yang dilakukan Febriyanti (2019), diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan minat mahasiswa menjadi akuntan publik. Artinya pemilihan profesi seseorang tidak akan terlepas dari peran orang-orang disekitarnya terutama keluarga. Secara tidak langsung orang tua akan mengarahkan anak-anaknya untuk memiliki suatu profesi atau pekerjaan yang dianggap lebih baik dan cocok.

2.7.5 Asal Daerah

Lingkungan hidup dan wilayah geografis di mana satu kehidupan juga dapat berdampak pada karir pilihan (Chen, CP 1997; Kasser 2011). Di daerah pedesaan, keluarga biasanya lebih besar dengan yang lebih rendah status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua yang lebih rendah (McCracken&Barcinas 1991). Karir di

(6)

daerah pedesaan sering cenderung berada di pemerintah lokal dan industri lokal (Kristiansen& Ramli 2006;

Tambunan 2015). Sebaliknya, mereka yang tinggal di daerah perkotaan dilatih secara profesional, bekerja dalam bisnis dan berdagang.

2.8 Perbedaan Dengan Peneltian Terdahulu

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penulis disini menekankan pada faktor gender, asal unniversitas mahasiswa, dan asal daerah mahasiswa. Faktor-faktor tersebut sangat sedikit ditemui di penelitian-penelitian sebelumnya, penulis disini meneliti hal tersebut karena merasa faktor-faktor yang sedikit di temui pada penelitian sebelumnya, penulis merasa perlu untuk dibahas karena banyak penelitian yang hanya membahas penghasilan yang didapat hingga pasar kerja yang menurut penulis kurang mengupas tuntas minat mahasiswa terhadap karir sebagai akuntan publik. Selanjutnya, penulis ingin meneliti apakah pengaruh asal universitas dan pengaruh asal daerah mahasiswa sebagai faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa berkarir sebagai akuntan publik.

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis ialah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris (Sugiyono, 2020).

Hipotesis dikembangkan dengan berdasarkan pada telaah teoritis atau literatur. Berdasarkan kerangka pikiran diatas, maka hipotesis penelitian ini ialah sebagai berikut:

1.Gaji

Teori pengharapan (Robbins, 2013:224) mengatakan bahwa karyawan akan berupaya lebih baik dan lebih keras jika karyawan tersebut meyakini upaya itu menghasilkan penilaian kinerja yang baik. Penilaian kinerja yang baik akan mendorong imbalan organisasi seperti bonus, kenaikan penghargaan finansial/gaji atau promosi dan imbalan tersebut akan memenuhi sasaran pribadi karyawan tersebut. Teori ini berfokus kepada tiga hubungan, yaitu: Hubungan upaya- kinerja, hubungan kinerja imbalan, dan hubungan imbalan-sasaran pribadi.

Hubungan kinerja–imbalan yaitu hubungan yang beranggapan sampai sejauh mana individu itu meyakini bahwa bekerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya kinerja yang diinginkan.

H1 = Gaji (X1) bepengaruh terhadap pillihan karir sebagai akuntan publik (Y).

2. Gender

Menurut Maslow dalam Supriyono (2018:33), setelah seseorang dapat memenuhi kebutuhan terendahnya, kebutuhan yang lebih tinggi menjadi penting dalam mengarahkan perilaku.

Seseorang juga mengganggap tidak

(7)

penting kebutuhan dengan urutan yang lebih rendah benar-benar terpenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi berada didepan mata. Teori ini juga mengatakan bahwa sekali kebutuhan terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak dapat menjadi motivator lagi.

Teori ini menegaskan bahwa meskipun kebutuhan seseorang tidak dapat terpenuhi secara sempurna, namun suatu kebutuhan yang sudah terpuaskan maka tidak akan lagi memotivasi seseorang untuk melakukan hal tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan Dary dan Ilyas (2017), diperoleh hasil bahwa gender mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi berkarir menjadi akuntan publik.

Adanya perbedaan gender dapat menjadi penghambat bagi seseorang dalam menemukan profesi dan juga karir. Mahasiswa laki-laki cenderung memiliki profesi sebagai akuntan publik, dibandingkan dengan perempuan. Karena profesi sebagai akuntan publik dinilai dapat menyita waktu perempuan dalam mengurus keluarganya.

H2 = Gender (X2) berpengaruh terhadap pillihan karir sebagai akuntan publik (Y)

3. Asal Universitas Mahasiswa Menurut Assael dalam Manda dan Iskandarsyah (2012) sikap dalam Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan kecenderungan yang

dipelajari untuk memberikan respon kepada obyek atau kelas obyek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Sebagai contoh apabila seseorang menganggap sesuatu bermanfaat bagi dirinya maka dia akan memberikan respon positif terhadapnya, sebaliknya jika sesuatu tersebut tidak bermanfaat maka dia akan memberikan respon negatif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ani (2017) bahwa asal universitas negeri atau swasta mempengaruhi pilihan karir mahasiswa menjadi akuntan publik setelah lulus dari masa perkuliahan Pada penelitian ini, penulis menguji apakah faktor asal universitas mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi akuntan publik. Serta dari hasil survey yang dilakukan Bussiness insider (2018) mengatakan bahwa penerimaan karyawan perusahaan melihat asal tempat calon karyawannya berkuliah. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3 = Asal Universits Mahasiswa (X3) berpengaruh terhadap pillihan karir sebagai akuntan publik (Y) 4. Pengaruh Keluarga

Seperti yang sudah dipaparkan, Teori Pengharapan menurut Robbins (2013) berpendapat bahwa sikap seseorang terbentuk dari tiga aspek, yaitu cognitive component, emotional component and behavioral component.

Cognitive component yang berarti keyakinan atas informasi yang dimiliki

(8)

oleh seseorang yang nantinya akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap karir yang dijalani. Informasi yang dimiliki oleh keluarga nantinya dapat menjadi dasar seseorang dalam menentukan karir mahasiswa akuntansi. Dwinanda (2016) menyatakan bahwa Pengaruh orang tua biasanya berperan besar dalam menentukan pilihan mahasiswa.

Banyak ditemukan adanya campur tangan atau pengaruh orang tua pada saat mahasiswa mulai memikirkan profesi yang akan dijalani oleh mereka.

Pengaruh orang tua dalam penelusuran minat mahasiswa akuntansi bisa sangat membantu dalam pemilihan karir dan bisa juga menjadi hambatan mahasiswa akuntansi dalam menentukan profesinya.

H4 = Pengaruh keluarga (X4) berpengaruh terhadap pillihan karir sebagai akuntan publik (Y).

5. Asal Daerah Mahasiswa

Pada Theory of Planned Behavior (TPB) salah satunya adalah Control belief yang memengaruhi perceived behavior control. Control belief adalah pengalaman pribadi, atau orang disekitar akan mempengaruhi pengambilan keputusan individu.

Perceived behavioral control adalah keyakinan bahwa individu pernah melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu.

Percieved behavior control juga diartikan persepsi individu mengenai

kontrol yang dimiliki individu tersebut sehubungan dengan tingkah laku tertentu (Ismail dan Zain: 2008). Ani (2018) mengatakan bahwa asal daerah seseorang mempengaruhi pilihan profesi yang akan dijalani, orang yang tinggal di perkotaan memilih bekerja sebagai akuntan publik karena di pengaruhi lingkungan sekitarnya yang bekerja sebagai akuntan publik.

Sebaliknya, orang yang tinggal di daerah perdesaan akan cenderung memillih pekerjaan non akuntan publik dikarenakan lingkungan sekitarnya tidak banyak yang bekerja sebagai akuntan publik. Serta Kristiansen &

Ramli (2006) memberikan hasil penelitiannya bahwa orang yang berasal dari perdesaan lebih cenderung berada di pemerintah lokal dan industri lokal. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H5 = Asal Daerah Mahasiswa (X5) berpengaruh terhadap pillihan karir sebagai akuntan publik (Y).

III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi empiris dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian menggunakan data berupa angka dan bertujuan untuk menguji hipotesa dengan analisis statistik dan regresi logistik. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat atau instrument

(9)

perolehan data untuk pengumpulan data yang dibutuhkan.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi penelitian kali ini ialah mahasiswa strata satu Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Malang yang berada pada semester 7 (tujuh) yakni angkatan 2015. Alasan pemilihan mahasiswa angkatan 2015 karena mahasiswa pada semester tersebut sudah masuk dalam dunia akhir perkuliahan, sehingga mereka pasti sudah memiliki bayangan seperti apa yang akan dilakukan setelah lulus nanti.

3.2.2 Sampel

Dalam penelitian ini peneliti tidak dapat mengetahui jumlah spesifikasi responden karena jumlah Mahasiswa akuntansi angkatan 2015 di Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang tidak dapat diketahui dengan pasti, sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah convenience sampling (teknik pengambilan sampel yang mudah). Convenience sampling digunakan di dalam penelitian ini karena peneliti kesulitan dalam

memperoleh jumlah pasti mahasiswa akuntansi angkatan 2015 dari empat universitas tersebut. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 Mahasiswa angkatan 2015 dari empat universitas tersebut. Menurut Sekaran dan Bougie, (2013: 269) menjelaskan bahwa ukuran sampel yang tepat untuk kebanyakan penelitian adalah lebih dari 30 dan kurang dari 500 serta ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel di dalam penelitian.

Oleh karena itu, peneliti menetapkan jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 200 mahasiswa.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Menurut Sekaran dan Bougie (2013:113) data primer merupakan data yang mengacu pada informasi yang diperoleh langsung dari pihak pertama, dalam hal ini data yang diberikan sesuai dengan tujuan penelitan. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari responden individu yaitu Mahasiswa akuntansi angkatan 2015 di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dan Universitas Airlangga, Universitas Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Malang.

3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah

(10)

kuesioner secara personal karena letak dari responden yang mudah dijangkau langsung oleh peneliti dengan mendatangi langsung respon. Selain memberikan kuesioner secara personal, peneliti juga menggunakan kuesioner online (googleform) untuk menjangkau responden yang letaknya sulit dijangkau oleh peneliti. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yang bertujuan untuk mengukur komitmen organisasi auditor, independensi auditor, etika auditor, kompetensi auditor, budaya etis organisasi, skeptisisme professional auditor dan kualitas auditor dengan menggunakan skala likert lima poin dimulai dari skala sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), Netral (N), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS).

3.5 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Ghozali (2013:333) menyebutkan bahwa regresi logistik ialah salah satu teknik yang digunakan untuk memprediksi hubungan antara variabel dependen dan variabel independen, dimana variabel dependen bersifat dikotomi. Analisis dengan regresi logistik ini tidak diperlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya kerena merupaka campuran antara variabel kontinyu (metric) dan kategorikal (non- metric). Model

persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah:

Y= α + b1X1+ b2X2+ b3X3 + b4X4 +b5X5 +e

Keterangan:

Y = Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik

X1 = Gaji X2 = Gender

X3 = Asal Universitas X4 = Keluarga

X5 = Asal Daerah α = konstanta

βn = koefisien variabel independen Xn e = Error

Secara statistik, ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir realitas dapat diukur dengan melihat nilai statistik t dan nilai statistik F. Suatu perhitungan statistik tersebut signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah H0 ditolak dan H1 diterima). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima dan H1 ditolak (Kamido, 2017:37). Langkah – langkah pengujian hipotesisnya sebagai berikut:

(11)

1.Uji Kelayakan Model (Goodnes of Fit Test)

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan adanya kecocokan model pengamatan dengan data hasil prediksi.

Untuk menguji kelayakan model, penelitian ini menggunakan uji Hosmer and Lemeshow dengan pendekatan metode chi-square. Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodnes of Fit Test sama atau kurang dari 0,05, maka hipotesis 0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya. Begitupun sebaliknya, apabila nilai lebih dari 0,05 maka hipotesis 0 diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan (Ghozali, 2013:341).

2. Menilai Model Fit (Overall Fit Test)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji fit atau tidaknya model dengan data yang menggunakan fungsi Likelihood.

Nilai statistik -2 Log Likelihood berguna untuk menentukan suatu variabel bebas yang ditambahkan ke dalam model apakah memperbaiki model fit atau tidak. Apabila nilai Statistik -2 Log Likelihood sama atau lebih besar dari nilai beginning block, maka hipotesis 0 ditolak. Sebaliknya, jika nilai kurang dari beginning block maka hipotesis 0 diterima (Ghozali, 2013:340).

3. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar presentase dari variabel independen secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2). Dimana R2 atau R square pada regresi logistik dapat dilihat dalam nilai Nagelkerke R Square (Ghozali, 2013:341).

IV. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Pengumpulan Data

Setelah peneliti mengumpulkan data, tahap berikutnya ialah melakukan pengolahan data. Hasil pada tahap pengumpulan data ini akan dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut.

4.1.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini ialah mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Surabaya yang telah melewati semester 7. Peneliti menggunakan metode survei dengan melakukan penyebaran kuesioner secara online kepada responden yang menjadi sampel penelitian. Dari hasil penyebaran 200 kuesioner, peneliti mengharapkan tingkat pengembalian sebesar > 70% sesuai dengan standar pengembalian kuesioner yang dianggap

(12)

sangat baik biasanya sekitar antara 70%

- 80% (Sivo et al., 2006).

Oleh karena itu, jumlah minimal kuesioner yang diharapkan kembali 140 kuesioner. Berdasarkan pernyataan diatas, kuesioner yang kembali telah melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan yaitu sebesar 177 kuesioner. Data karakteristik responden berdasarkan Pemilihan Karir sebagai akuntan publik bisa dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 diatas menjelaskan bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah 177 orang. Komposisinya terbagi menjadi 68 responden yang memilih menjadi Akuntan Publik atau sebanyak 38,42% responden, sedangkan untuk Akuntan Non Publik (Akuntan Perusahaan, Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik, dll) sebanyak 109 responden atau setara dengan 61,58% responden yang memilih karir tersebut. Dapat disimpulkan bahwa responden yang memilih karir sebagai Akuntan Perusahaan, Akuntan Pemerintah, dan Akuntan Pendidik lebih banyak dibandingkan Akuntan Publik.

4.2 Hasil Uji Regresi Logistik Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian hipotesis disajikan pada Tabel berikut ini.

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas, hasil pengujian menghasilkan model regresi sebagai berikut:

Y= -17,122 + 0,243 X1 – 0,221 X2 + 3,160 X3 + 0,418 X4 + 2,296 X5 Berdasarkan model regresi yang terbentuk, hasil pengujian terhadap hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. H1 : Gaji berpengaruh terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

Variabel Gaji menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,243 dengan signifikansi (p) sebesar 0,014. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α=5% maka hipotesis H0 ditolak.

Artinya variabel Gaji memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

2. H2 : Gender berpengaruh terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

Variabel Gender menghasilkan koefisien regresi negatif sebesar 0,221 dengan signifikansi (p) sebesar 0,725.

Karena tingkat signifikansi (p) lebih

(13)

besar dari α=5% maka hipotesis H0 diterima. Artinya variabel Gender memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

3. H3 : Asal Universitas berpengaruh terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik .

Variabel Asal Universitas menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 3,160 dengan signifikansi (p) sebesar 0,001. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α=5%

maka hipotesis Ho ditolak. Artinya variabel Asal Universitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

4. H4: Pengaruh Keluarga berpengaruh terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

Variabel Pengaruh Keluarga menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,418 dengan signifikansi (p) sebesar 0,001. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α=5%

maka hipotesis Ho ditolak. Artinya variabel Pengaruh Keluarga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

5. H5 : Asal Daerah berpengaruh terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

Variabel Asal Daerah menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 2,296 dengan signifikansi (p) sebesar 0,001.

Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α=5% maka hipotesis Ho ditolak. Artinya variabel Asal Daerah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Pengaruh Gaji (X1) terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik (Y)

Dalam penelitian kali ini, variabel gaji memberikan hasil bahwa variabel ini berpengaruh siginifkan terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi.

Dapat disimpulkan bahwa variabel gaji merupakan tolak ukur yang dapat dijadikan para mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2003), Ramdani (2013), Dwinanda (2016), Aulia (2016) dan Kamido (2017), gaji masih menjadi salah satu tolak ukur yang sangat berpengaruh dalam memutuskan memilih karir khususnya akuntan publik. Karena gaji yang diberikan cukup besar, mahasiswa lebih tertarik untuk memilih karir sebagai akuntan publik dibandingkan profesi lainnya. Maka dari itu bahwa semakin tinggi atau semakin besar gaji yang didapat, maka akan meningkatkan pemilihan karir sebagai akuntan publik.

4.3.2 Pengaruh Gender (X2) terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik (Y)

(14)

Dalam penelitian kali ini, variabel pengaruh gender memberikan hasil bahwa variabel ini berpengaruh tidak siginifkan terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi. Dapat disimpulkan bahwa variabel ini bukan merupakan tolak ukur yang dijadikan para mahasiswa dalam pemilihan karir karir sebagai akuntan publik. Hasil tersebut didukung oleh penelitian terdahulu yaitu oleh Muartanto dan Marini (2003) yang mengatakan tidak ada perbedaan signifikan dalam pemilihan karir akuntan publik.

Financial System Council dalam Sugahara, Hiramatsu dan Boland (2009) berpendapat bahwa profesi mempertimbangkan bahwa dengan mengembangkan keseimbangan gender dimasa yang akan datang, dimana kesetaraan gender akan diutamakan.

Namun, Hal ini bertolak belakang oleh penelitian Sari (2018) yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara minat laki- laki dan perempuan, laki-laki dinilai lebih memiliki minat pada suatu bidang karena beberapa hal yang mempengaruhinya dalam memilih karir sebagai akuntan publik.

4.3.3 Pengaruh Asal Universitas (X3) terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik (Y)

Dalam penelitian ini, variabel pengaruh asal universitas memberikan hasil bahwa variabel ini berpengaruh siginifkan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik. Dapat

disimpulkan bahwa variabel ini merupakan tolak ukur yang dijadikan para mahasiswa dalam pemilihan karir karir sebagai akuntan publik.

Hal tersebut didukung oleh penelitian Ani (2018) dan penelitian oleh bussiness insider (2018) yang mengatakan bahwa asal universitas dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa untuk menjadi akuntan publik. Salah satu contohnya ketika melamar suatu pekerjaan, beberapa perusahaan menyantumkan persyaratan yang cukup berbeda untuk keduanya dari mulai minimal IPK mahasiswa hingga persyaratan lainnya yang membuat beberapa mahasiswa akan mempertimbangkan asal universitasnya untuk memilih karir khususnya sebagai akuntan publik. Maka dari itu, bisa ditarik kesimpulan bahwa asal universitas mahasiswa dapat memberikan pengaruh untuk mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik.

4.3.4 Pengaruh Pengaruh Keluarga (X4) terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik (Y)

Dalam penelitian kali ini, variabel pengaruh keluarga memberikan hasil bahwa variabel ini berpengaruh siginifkan terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi. Dapat disimpulkan bahwa variabel ini merupakan tolak ukur yang dijadikan para mahasiswa dalam pemilihan karir

(15)

karir sebagai akuntan publik. Hal ini didukung oleh penelitian Dwinanda (2016) dan Hashim (2015) yang menyatakan bahwa mahasiswa dapat terpengaruhi oleh keluarganya dalam memilih karirnya sebagai akuntan publik khususnya orang tua, dari kondisi keluarga, saran orang tua, dan saran dari anggota keluarga lainnya.

Namun, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Gunawan dan Widuri (2014) yang mengatakan bahwa pengaruh keluarga khususnya orang tua tidak mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan publik.

Perbedaan hasil penelitian ini bisa disebabkkan oleh kondisi keluarga masing-masing mahasiswa yang berbeda yang menyebabkan pengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik.

4.3.5 Pengaruh Asal Daerah Mahasiswa (X5) terhadap Pemilihan karir sebagai Akuntan Publik (Y) Dalam penelitian kali ini, variabel asal daerah mahasiswa memberikan hasil bahwa variabel ini berpengaruh siginifkan terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi. Dapat disimpulkan bahwa variabel asal daerah mahasiswa merupakan tolak ukur yang dijadikan para mahasiswa dalam pemilihan karir karir sebagai akuntan publik. Hal tersebut didukung oleh penelitian Ani (2018) dan Ramli (2006) bahwa asal daerah mahasiswa yang berasal dari perdesaan atau perkotaan

dapat mempengaruhi pemillihan karir sebagai akuntan publik. Mahasiswa yang berasal dari perkotaan lebih banyak mengetahui profesi sebagai akuntan publik karena Kantor Akuntan Publik lebih banyak terdapat di perkotaan sehingga informasi mengenai profesi akuntan publik lebih banyak diterima oleh mahasiswa yang berasal dari perkotaan. Tidak menutup kemungkinan mahasiswa yang berasal dari perdesaan memilih karir sebagai akuntan publik karena sudah mendapat informasi yanng cukup mengenai profesi tersebut ketika berkuliah yang lokasinya di perkotaan. Maka dari itu, bisa ditarik kesimpulan bahwa pemilihan karir sebagai akuntan publik dapat dipengaruhi oleh asal daerah mahasiswa tersebut.

V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel mana saja yang memiliki pengaruh pada pemilihan karir sebagai akuntan publik. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan ialah variabel Gaji, Gender, Asal Universitas, Pengaruh Keluarga dan Asal Daerah Mahasiswa terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Gaji, Asal Universitas, Pengaruh Keluarga dan Asal Daerah Mahasiswa mampu memberikan pengaruh terhadap pemilihan karir sebagai

(16)

akuntan publik. Sedangkan variabel Gender tidak dapat memberikan pengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian Ani (2018) dengan menggabungkan beberapa variabel dari peneliti lain yang dirasa sesuai dengan penelitian ini dan mengganti populasi menjadi mahasiswa yang berada di Jawa Timur.

Keterbatasan penelitian yang dialami peneliti yaitu, Jumlah pasti terkait mahasiswa akuntansi di 4 universitas yang peneliti tentukan tidak dapat diketahui dengan pasti sehingga peneliti menggunakan metode populasi tidak diketahui.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa maupun bagi pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan, antara lain:

1. Mahasiswa harus lebih aktif dalam mencari informasi tentang kesempatan kerja sebagai Akuntan Publik atau Akuntan Non Publik. Terlebih karir akuntan publik karena prospek karir ini sebenarnya sangat besar kedepannya.

Selain prospek yang besar, kesempatan mahasiswa akuntansi untuk menjadi akuntan publik juga lebih besar dibandingkan jurusan lain, sehingga kesempatan ini seharusnya tidak di sia

– siakan. Mahasiswa juga harus lebih pandai dalam mencari apa saja manfaat yang akan didapatkan jika bekerja sebagai Akuntan Publik atau Akuntan Non Publik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa variabel yang menunjang pemilihan karir mahasiswa ialah keinginan untuk mempunyai penghasilan yang baik atas karir mereka, yang berarti dalam mencari pekerjaan mahasiwa melihat dari seberapa besar penghasilan yang akan diterima saat bekerja di suatu karir.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel – variabel lain yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi selain yang digunakan pada penelitian ini karena pada penelitian ini variabel-variabel yang digunakan tidak dapat menggambarkan sepenuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Apriliyan, Lara Absara. (2011). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Karir Menjadi Akuntan Publik. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Astami, Emita Wahyu. (2001) “Faktor- faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Profesi

(17)

Akuntansi Publik dan Non Akuntansi Publik Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi”, KOMPAK No. 1

Amin, Z. N. (2015). Pengaruh Identitas Etnis Terhadap Orientasi Karir Siswa Keturunan Jawa Dan Siswa Keturunan Tionghoa.

Seminar Nasional Konseling Berbasis Multikultural Unnes Bimbingan Dan Konseling FIP UNNES.

Ari, dkk. (2017). Pengaruh Faktor Gender, Pertmbangan Pasar Kerja, Lingkungan Kerja, Penghargaan Financial dan Pelatihan Profesional Terhadap Minal Mahasiswa Dalam Berkarir Sebagai Akuntan Publik (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha). e- Journal S1 AK Pendidikan Ganesha Volume 8 Nomor 2.

Hal 1-12.

Badan Pusat Statistik. (2018). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2018. Jakarta; Badan Pusat Statistik.

Bahtiar, Arif. (2002). Akuntansi Pemerintahan, Edisi I.

Salemba Empat: Jakarta.

Budhisantoso, S. (2002). Pembangunan Nasional Indonesia Dengan Berbagai Persoalan Budaya dan Ekonomi Dalam Masyarakat Majemuk. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 1 - 6.

Coppel, Charles. (2002). Kendala- Kendala Sejarah dalam Penerimaan Etnis Cina di Indonesia yang Multikultural.

Jurnal Antropologi, th.

XXVII, No. 7, hlm. 13 – 20.

Crossman, HA. (2017). Awareness Of The Public Versus Private Accounting Divide, And Its Impact On The Career Path Preference Of Accounting Students. Accounting

(18)

Education, Vol. 26, No. 4, hlm. 1-18.

Danim, S., & Connie, C. (2019).

Pengembangan Profesi Dan Karir Guru Di Smp Negeri 1 Muara Pinang. Manajer Pendidikan, Vol. 13 No. 1.

Dary, A. & Ilyas, F. (2017). Pengaruh Gender, penghargaan Financial dan Pertimbangan Pasar kerja Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berkarir menjadi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi Volume 7 Nomor 1, hal 51-60.

Effendi, L. R., Hidayati, N., &

Mawardi, M. C. (2018).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Karir Mahasiswa Akuntansi Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Islam

Malang. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, Vol. 7 No. 08.

Effendi, S. N. (2018). Kinerja Pegawai Berdasarkan Kesetaraan

Gender Di Kantor Kecamatan Batu Sopang Kabupaten Paser. Jurnal Pemerintah Integratif, Vol. 6 No. 1, hlm.

95-104.

Ernawati dan Edi Wibowo. (2004).

Pengaruh Gender Terhadap Keinginan Mahasiswa Akuntansi dalam Memilih Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan.

Vol. 4 No. I, hlm. 56-65.

Febriyanti, F. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Sebagai Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi, Volume 6 Nomor 1, hlm 88-98.

Fitrah, M. & Luthfiyah. (2017).

Metodologi Penelitian;

Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: CV. Jejak.

Fitriyani, dkk. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam

(19)

Memilih Karir Sebagai Akuntan Publik. E-JRA Volume 07 Nomor 01, hlm 59- 72.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harianti, S. (2017). Pengaruh penghargaan Finansial, Pertimbangan Pasar Kerja dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Menjadi Akuntan Publik (Studi Empiris Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Negeri dan Swasta Kota padang).

Artikel Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, hlm 1-31.

Ifa & Afm. (2016). Meramal Indonesia Menjadi Adidaya. Akuntan Indonesia, hlm. 46-47.

Januarti, I., & Chariri, A. (2019).

Career Selection Of Professional Public

Accountants With Expectancy Theory. Jurnal Reviu

Akuntansi dan

Keuangan, Vol. 9 No. 2, hlm.

162-176.

Jui, L & Wong, J. (2013). Roles and Importance of Professional Accountants in Business, IFAC, viewed 30 October 2017,

<https://www.ifac.org/news- events/2013-10/roles- andimportance-professional- accountants-business>.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2017). Penilaian Risiko Sektoral Akuntan Dan Akuntan Publik Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Di Indonesia Tahun 2017. Jakarta; Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Law, Philip K. (2010) A theory of reasoned action model of accounting students’ career choice in public accounting

(20)

practices in the post-Enron.

Journal of Applied Accounting Research. 11 (1):

58-73

Mantra, Ida Bagus. (2003). Demografi Umum Edisi ke-2. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Mulyadi, R., Hidayati, T., & Maria, S.

(2018). Pengaruh Perencanaan Karir Pelatihan Dan Pengembangan Karir

Terhadap Kinerja

Karyawan. KINERJA, Vol. 15 No. 1, hlm. 29-37

N.A.Sari. (2018). Jurnal Manajemen Bisnis Dan Inovasi Vol.5 No.1.Maret 2018, Hal.64-74 Purnomo, R,A. (2017). Analisis

Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS. Ponorogo: CV.

Wade Group.

Rahmawati, A. (2004). Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan Feminim Dilihat dari Beberapa Latar Belakangnya. Skripsi pada

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Sugahara, Satoshi., Hiramatsu, Kazuo dan Boland, Greg. (2009) The factors influencing accounting school students’ career intention to become a Certified Public Accountant in Japan.

Asian Review of Accounting.

17 (1): 5-22

Sawarjuwono, T. (2013). 'Escalating Interest To Be Professional Accountants: Indonesia Case'.

World Journal of Social Sciences, Vol. 3, No. 3, hlm.

46-60.

Sujadmoko. (2015). Leader Transformasional. Sukoharjo:

Penerbit Panembahan Senopati.

Supriyono, R A. (2018). Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta:

Anggota IKAPI.

Wajdi, Nashrul, Sri Moertaningsih Adioetomo & Clara. H

(21)

Mulder. (2017). Gravity Models of Interregional Migration In Indonesia.

Bulletin of Indonesian Economic Studies Journal, Hlm. 1-40.

Warrick, CS, Daniels, B & Scott, C.

(2010). Accounting Students' Perceptions On Employment Opportunities. Research in Higher Education Journal, Vol. 7, hlm. 1-10.

Wicaksono, Y., & Aisyah, M. N.

(2018). Pengaruh

Penghargaan Finansial, Lingkungan Kerja, Dan Tipe Kepribadian Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berkarier Menjadi Akuntan Publik. Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi, Vol. 6 No. 3.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh pengakuan profesional tetap mempengaruhi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik, namun dengan asumsi bahwa tidak harus selalu signifikan karena terdapat