nBAB II
GAMBARAN UMUM DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI 2.1 Sejarah Berdirinya Kantor Urusan Agama (KUA)
Jadi Kantor Urusan Agama (KUA) lahir atau di dirikan pada tahun 1943 pada masa Kolonial Jepeng. Sejarah Kantor Urusan Agama (KUA) membentang sejak zaman sebelum kemerdekaan. Menaq Yaqut Qoumas bahkan menyebutkan bahwa KUA menjadi bagian yang tidak terpisah dari Sejarah Kolonial Jepang.
Sejarah KUA diawali dengan adanya Lembaga kepenghuluan. Kesultanan Mataram, kata menag, telah mengangkat seseorang yang diberi tugas dan wewenang khusus di bidang kepenghuluan. Hadrotussyeikh KH Hasyim Asy’ari juga pernah tercatat sebaggai penghulu sebelum Indonesia Merdeka.
Lembaga pemghulu ini yang kemudian bertrasformasi menjadi Kementrian Agama. Dalam perkembangan selanjutnya peran dan tugas Lembaga banyak dilakukan oleh KUA.
KUA sebenarnya dahulu didirikan hanya untuk pelayanan pernikahan KUA secara tidak langsung menjadi bagian yang begitu penting dalam perjalanan hidup Masyarakat. Meskidemikian tugas KUA dahulub terbilang cukup sederhana baik fisik maupun pengelolaannya. Menag mengharap KUA akan memaksimalkan pelaksanaan funsi KUA. Kedepanya kedepanya KUA tidak hanya dikenal kantor layanan pernikahan tapi juga pusat layanan untuk fungsi keagamaan lainya .
Namun sejak tahu 2016, telah dirumuskan bahwa ada Sembilan fungsi KUA, yaitu terkait nikah dan rujuk yaitu pelayanan, pemgawasan, pencatatan serta penulisan laporan nikah. Adapun fungsi yang lainya adalah layanan bimingan keluarga, bimbingan kemasjidan, hisab rukyat dan pembinaan syahriah, bimbingan dan penerangan agama dan bimbingan zakat dan wakaf.
2.2 Bidang Usaha Kerja
KUA Kec Munjungan melayani beberapa kebutuhan Masyarakat sekitar contohnya seperti:
a) menyelenggarakan statsistik dan dokumentasi,
b) menyelenggarakan surat menyurat, kearsipan, pengetikan, dan rumah tangga KUA Kecamatan; dan
c) melaksanakan pencatatan nikah, rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat, wakaf, baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan dan pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Dirjen Bimas Islam berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
2.3 Struktur Organisasi
Struktur KUA Kec Munjunga meliput
KEPALA KUA SUBHANI, S.Ag.
PENGAWAS PAI 1. AHMAD SYAHRIR, MPd.I 2. ARI WIYANTO, MPd.I
TATA USAHA
OPRATOR SIMKAH AHMAD ANAM W.
PRAMUBAKTI ANI MASRUROH.
PENYULUH NON PNS 1. IMAM MASYHUDIN 2. MAHMUDIN
3. TASI’ SOBARI 4. ARIF BUDIONO 5. ASRORI
6. AHMAD MUTHOHHAR 7. SODIKIN, S.Pd.I
8. AGUS RIANTO PENYULUH
ATIK LUM’ATUL HAURA, SHI PENGHULU
ASRORI, SHI
2.4 Visi, Misi, Tujuan KUA Kec Munjungan
Visi Misi Motto dan Tujuan Kantor Urusan Agama (KUA) Kec Munjungan di antaranya adalah sebagai berikut:
VISI
“Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh khusunya masyarakat sekitar. Dan mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong”
MISI
Meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama.
Memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama.
Meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah dan merata.
Meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu.
Meningkatkan produktivitas dan daya saing Pendidikan.
Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik.
MOTTO
“Bangga melayani bangsa”
TUJUAN
Tujuan pertama yaitu, untuk meningkatkan kualitas umat beragama Masyarakat sekitar.
Tujuan kedua yaitu, memperkuat peran KUA dalam mengelola kehidupan beragama Masyarakat sekitar.
Tujujuan ketiga yaitu, untuk memperkuat progam dan layanan keagamaan.
Tujuan keempat yaitu, untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan KUA sebagai pusat layanan keagamaan.